home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > I Got You

I Got You

Share:
Author : clovermoon
Published : 06 May 2015, Updated : 07 May 2015
Cast : oh sehun & jung hani
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |8854 Views |3 Loves
I Got You
CHAPTER 3 : I Got You 3

          Hani berlari kecil mengikuti langkah sehun yang besar-besar. Saat ini sedang jam istirahat dan seperti biasa mereka sedang berada diperpustakaan. Sudah beberapa menit, sehun menghidari hani, namun hani tetap bersikeras mengekori sehun.

          Sehun berhenti mendadak, membuat hani menabrak punggungnya pelan. Sehun berbalik “apa maumu?”

          “ingin berbicara” jawab hani, membuat sehun menghela nafas.

          “kau tidak tau apa yang kau katakan kemarin”

          “aku tau” hani tampak keras kepala. “aku bilang aku jatuh cinta padamu oh sehun”

          “shhhhh!” sehun mendesis. “kau itu kenapa sih?”

          “kau yang kenapa.” Hani mengerucutkan bibir. “kenapa terus menghindar?”

          Sejak mengantar pulag hani kemarin, sehun selalu menghindari hani. Sehun membasahi bibir “dengar, kau dan aku itu tidak akan pernah cocok”

          Hani menatap sehun bingung. “maksudnya?”

          “kau dan aku. Air dan api. Langit dan bumi. Mengerti?”

          Selama beberapa saat, hani hanya bisa menatap sehun. Sehun sendiri sudah berbalik badan, berusaha pergi. “apa kita begitu berbeda?” Tanya hani, membuat langkah sehun terhenti. Sehun berbalik, lalu menatap hani. Mata hani menatap sehun nanar.

          “bagaimanapun kita gak akan bisa bersatu begitu?”

          Sehun mengangguk “iya”

          “itu kata siapa? Otakmu atau hatimu?” mata sehun melebar mendengar pertanyaan hani. “aku..” sehun meneguk ludah. “aku harus focus sama pelajaran, aku tidak ada waktu untuk pacaran”

          Hani hanya menatap sehun kosong. “selama ini aku mengganggumu? Mian, aku tidak sadar, aku memang bodoh” hani mengetuk kepalanya sendiri, tangan sehun menghentikannya.

          “kau tidak mengganggu” ucap sehun pelan, masih menggengam tangan hani yang gemetar. “kalo aku tetap datang kesini tidak apakan? Aki tidak akan mengganggu, tidak akan bertanya. Oleh?” entah mengapa mendengar kata-kata hani hati sehun terasa sakit.

          “kau juga tidak perlu memperdulikanku, focus saja belajarnya” hani berusaha tersenyum dengan bibir bergetar. “aku menyukaimu dari jauh saja, bolehkan?” sehun menatap hani nanar. “jung hani” gumam sehun. “bagaimana bisa aku tidak memperdulikanmu?”

          Hani menatap sehun bingung, namun sehun malah tersenyum dan menyeka air mata di pipi hani lembut. “ini yang terakhir oke?” sambil menahan tangis, hani mengangguk. Hani bahagia, ia baru tau terlalu bahagia juga bisa membuatnya menangis.

          Sehun mengacak rambut hani penuh rasa sayang. Ia tidak tau apa keputusannya tepat, tapi untuk saat ini, inilah yang ingin ia lakukan. Kalau mau jujur hani membuatnya tersenyum diantara kepenatannya belajar. Hanya dengan melihatnya, sehun jadi bersemangat. Sehun tau perasaanya sendiri. Jadi, ia harap ini adalah keputusan yang  tepat.

-

-

-

-

          Sehun melirik kesamping, hani sedang asik menggambar pada buku sketsanya. Rambutnya yang coklat dan halus tergerai menutupi wajahnya, membuat tangan sehun terulur menyelipkan rambut itu kebelakang telinga hani, hani menoleh lalu tersenyum yang dibalas senyuman dari sehun, kemudian mereka melanjutkan kegiatan masih-masing, sehun membaca buku dan hani menggambar sketsanya.

          “sehun ayo cepat sedikit jalannya….” Hani melangkah semangat ke halte bus, hari ini ia diantar pulang sehun naik bus. Sepanjang perjalanan di bus, sehun dapat dengan bebas memperhatikan hani yang  tampak tertarik dngan apa yang dilihatnya. Harum shampoo yang masuk ke paru-paru dan sepasang mata hazel yang mebiusnya membuat sehun terdiam.

          “sehun” panggil hani.

          “kau melamun?” sehun menggeleng. “hujan..” rengek hani, sehun lalu mengalihkan pandanganya keluar jendela. “sejak kapan turun hujan?” ucap sehun bingung.

          “sejak kau terus memperhatikanku”

          “ha..? ti..tidak, kapan aku memperhatikanmu?” jelas sehun salah tingkah. Hani melongos sebal lalu melihat keluar jendela, dia tidak membawa payung.

          Sehun melepaskan jaket yang dipakainya, lalu sehun memakaikan jaket itu diatas kepala hani, sejenak hani terpaku. “nanti pas turun langsung lari ke halte jangan lelet. Oke?” jelas sehun mantap, menggengam tangan hani erat. Menyiapkan ancang-ancang berdiri, karna mereka akan turun dipemberhentian depan. Hani tersenyum senang.

-

-

-

-

          Sehun melongo melihat hani masuk kekelas, dan berjalan menuju mejanya, ia dapat mendengar bisik-bisikan murid kelasnya yang membicarakan dia dan hani.

          “kenapa dipakai? Jaket itu kotor..”

          “tidak kotor sehun, aku menyukai aromanya” hani menggeleng, kemudian memeluk lengannya sendiri. Sehun tersenyum. Anak-anak semakin ramai berbisik sementara hani duduk tenang dibangkunya.

          Disini sehun dan hani, duduk dilantai didekat pojokan rak buku. Tidak banyak murid di perpustakaan. Sehun fokus dengan bacaannya, hani yang bersender pada bahu sehun sibuk mengotak-atik ponselnya.

          “saat lulus sekolah nanti, aku ingin melanjutkan sekolah fashion diluar negri, sejak kenal denganmu aku jadi tau cita-citaku apa, kau mau ikut denganku tidak?”

          sehun menegakkan posisi duduknya, beralih menghadap hani. Tangannya menangkup wajah hani, mendekatkan wajahnya ke wajah hani. Hani memejamkan matanya begitu bibir Sehun menyentuh bibirnya. Sehun melumat lembut bibir hani. Kedua tangan hani berada di dada Sehun membalas ciuman Sehun. Sehun melepas pagutan bibir mereka. Sehun dan hani terdiam memandang wajah satu sama lain.

          Masih menangkup wajah hani sehun bicara “baru beberapa hari kau membuatku senang, sekarang membahas hal yang membuat beban fikiranku?”

          “bukan begitu..” hani melepas tangkupan tangan sehun diwajahnya.

          “aku akan ikut denganmu, aku menyusul. Aku akan belajar giat untuk mendapatkan beasiswa sekolah diluar. Fokuslah mengejar cita-citamu dan jangan berpaling pada lelaki lain disana, mengerti?” hani memangdang sehun tidak percaya, sebaik inikah sehun? Hani sangat berterima kasih telah dipertemukan dengan lelaki tampan baik hati seperti sehun, hani menghambur kepelukan sehun, menangis sesegukan, hani bahagia. Inilah kebahagiaan yang ia cari.

-

-

-

-

          “that’s it for today. I’ll see you again tomorrow.”

          Para mahasiswa Columbia university segera bangkit begitu profesor Jenkins menutup kelas hari ini.

          “professor,” panggil sehun, “about the scholarship..”

          “you’re going to get it. I’ve already written the recommendation.” Profesor Jenkins menepuk pundak sehun. “you deserve it”

          Mata sehun melebar “thankyou prof, I really do!”

 Setelah hampir setahun mengikuti program pertukaran pelajar, sehun mendapatkan jalan terang bagi masa depannya. Disini sehun sekarang, menatap gedung minimalis berdinding kaca bertulisan Parson The New School for Design. Akhirnya, ia berhasil menyusul ke tempat dimana orang yang disayanginya berada.

          Sehun menghampiri penjual hotdog, lalu memesan satu. Sambil menghela nafas ia mengendarkan pandangannya ke sekeliling mencari bangu dimana ia akan duduk. Ditengah keramaian itu, tahu-tahu matanya menangkap sosok yang sangat familier baginya. Seketika jantung sehun mencelos.

          Sepuluh meter didepannya, seperti mimpi hani tampak sedang duduk tenang dibagku, tenggelam dalam buku sketsanya. Rambut coklat panjangnya tergerai indah dan disapu lembut oleh angin.

          “is this seat taken?”

          “no, please.” Hani mempersilahkan tanpa mengangkat kepala. Desain ini sudah benar-benar menyita perhatiannya.

          Selama beberapa saat sehun memperhatikan hani, anak perempuan itu masih cantik seperti dulu. Masih sambil mengamati desain, hani menggapai, bermaksud mengambil coklat panasnya, namun ia tak kunjung menemukannya. Tahu-tahu gelas itu melayang ke tangannya.    “thanks” hani berterimakasih tanpa menoleh.

          ‘coklat panas bagus untuk menghilangkan stress.” Kata sehun kalem. “tapi the hijau jauh lebih bagus.”

          Selama beberapa saat hani membatu, merasa mengenali suara itu, hani menoleh, gelas coklat panasnya terjatuh.

          “rindukah?” sehun tersenyum lembut.

“kenapa bisa nemuin aku?”

“dari sejuta penduduk disini, kau yang paling cantik, you’re literally, one in a million” Hani membekap mulutnya sendiri, menahan tangis. Dadanya sesak karna terlalu bahagia. Selama tiga tahun ini dia mencoba untuk menahan rasa rindunya pada sehun, mereka benar-benar lost contact, hani tidak mau mengganggu belajar sehun begitu juga sehun. Mereka mati-matian menahan rasa rindu itu. Sekarang, seorang sehun disini, disampingnya. Siap untuk melindunginya.

Sehun berlutut didepan hani menggengam erat kedua tangannya “menikahlah denganku jung hani, aku akan membahagiakanmu dengan semua yang aku bisa, aku akan mencari pekerjaan, menabung dan kita akan kembali ke korea, hidup bahagia selamanya..”

Hani terdiam, dia semakin menangis, mengangguk, air matanya deras. Dia mau, dia mau menikah dengan sehun, menghabiskan sisa waktunya bersama sehun. Selamanya.

 

         

          

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK