home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > A MIRACLE BEHIND YOUR NUMBER (WHY,WHY,WHY?)

A MIRACLE BEHIND YOUR NUMBER (WHY,WHY,WHY?)

Share:
Author : nanda18
Published : 04 May 2015, Updated : 09 Dec 2015
Cast : #Jungkookbts#Taehyung#Bts#SehunExo#sujeong#lovelyz#Fc#BTOB#Minhyuk
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |15371 Views |2 Loves
A MIRACLE BEHIND YOUR NUMBER (WHY,WHY,WHY?)
CHAPTER 3 : Sehun's Heart Attack Day

Sehun dan Na Young keluar dari keramaian. Kadang hal ini membuat Na Young tidak mengerti dengan perasaan Sehun terhadap Na Young, sesaat dia melindunginya lalu sesaat dia pergi begitu saja. Ha Young? siapa dia? Dibenak Na Young hanya ada nama gadis itu. Dia menatap punggung sehun yang masih mengandeng tangannya. Mungkin gadis itu merupakan salah satu kenangan Sehun batinnya. Na Young menarik senyuman lalu berjalan didepan Sehun. “Sehun-ah, gwencanayo?” tersenyum lebar. Sehun mengernyitkan dahinya. Harusnya, sehun yang bertanya hal itu padanya. Gadis ini benar-benar--

                “Aku sudah terbiasa di olok-olok, kau pun tau hal itu.” Na Young tersenyum kembali. Senyuman Na Young membuat hati Sehun yang dingin menjadi hangat.

flashback

sesaat ingatannya kembali saat pertama kali Sehun bertemu dengan Na Young sekitar 2 tahun yang lalu. Saat itu teman-teman Na Young memukulinya, wajahnya berdarah dan bengkak dimana-mana. Sehun melerainya. Sehun mengangkat Na Young lalu membawanya ke rumah dan merawatnya bersama ibunya. Sejak hari itu Sehun tidak pernah melihat Na Young berbicara. Gadis itu hanya mengikutinya.

                “Apa orang tuamu tidak mencarimu ? pergilah jangan mengikutiku!” ucap Sehun dengan kasar pada Na Young yang memakai seragam sekolah berbeda dengannya. Saat bel sekolah berbunyi Na Young masih diluar menunggu Sehun. “Kau mengikutiku terus apa kau tidak punya orang tua?” tanya Sehun. Na Young diam “A-ku t-i-dak P-un-ya” Na Young berbicara sambil tertunduk. Itu adalah hari dimana Sehun mendengar suara Na Young pertama kalinya.

Kembali kemasa sekarang

                Na Young pulang ke apartementnya. Mata Na Young membulat ketika semua barang dari rumahnya di pindahkan. “Ahjusshi, apa yang kau lakukan ?” tanya Na Young. “Kau harus pindah!” ucap pemilik apartement. “Weo? Aku masih punya banyak uang untuk membayar sewa dan minggu kemarin aku sudah membayarnya.”

                “Ada sesorang yang menginginkan dan membutuhkan apartement ini! Jadi pergilah!”

                “Tapi ahjusshi, aku mohon aku anak yatim. Ayah dan ibuku menyuruhku menjaga apartement ini. Ada yang harus aku lindungi disini.” Na Young Mrengek.

 “Kau pikir apartement ini panti asuhan lalu jika kau ingin melindungi sesuatu angkat yg bisa kau lindungi dan keluar! Aku juga tidak tahan lagi, orang-orang membicarakan semua hal yang dilakukan oleh orang tuamu yang menjadi pembunuh. Gara-gara itu harga sewaku juga turun 20% dari biasanya.”

“Ahjusshi, aku mohon beri aku waktu.”

“Aku tidak mau, kau harus keluar besok!”

Na Young terdiam, tangisnya tak ada henti-hentinya. Dia memasukkan sebagian barang-barangnya yang sudah berada diluar. Na Young menuruni tangga bawah tana miliknya, lalu menemukan sebuah rak besar berisi buku-buku. Dia membuka salah satu buku itu yang ternyat dibalik buku itu adalah remot untuk membuka pintu dibalik rak. Dia masuk lagi kedalamnya ada brangkas kecil yang berisi foto keluarganya di balik foto itu ada sebuah cip ditulis dengan nomor 71256. Peninggalan ayahnya yang harus dia jaga sebelum ayahnya meninggal. “Aku harus bagaimana?” mengusap wajah ayahnya didalam foto. Lalu menghapus air matanya.

                Keesokan paginya. Na Youung bangun, tiba-tiba sudah ada suara sesorang mandi. Dia melihat seragam sekolah versi pria di sofa yang terbungkus kain putih. “Nugundeo?” jatungnya berdegup dengan kencang mendekati kamar mandi. Tiba-tiba seorang pria kaluar dengan sehelai kain yang terpasang menutupi area pribadinya. Keduanya saling berpandangan, Na Young merasa telah melihat sebelumya. Namja itu terlihat terkejut melihat kedetangan Na Young. “Apa yang kau lakukan disni?” ucapnya. Na Young masih saja tidak sadar dari lamunannya. Dia mendekat maju melihat wajah pria itu. Na Young masih tidak bisa melihat karena rambut namja itu menutupi sebagian matanya. Sementara Namja itu sudah salah tingka tidak karuan. “Apa? Apa yang kau inginkan? Jangan mendekat?” ucapnya. Terlambat Na Young sudah berada tepat di depan wajahnya. Hembusan nafas Na Young menyapu wajah namja bermarga Jeon tersebut. Na Young menyish kan poni rambut Jungkook. Lalu baru berteriak “AHHHHHH!” slow response -___-

                “Kau siapa ? kenapa aku merasa jika kita pernah bertemu ?” Tanya Na Young sembari menyembunyikan diri dibalik sofa. Jungkook menghela nafas kasar. Tidak bisa dipercaya gadis ini mungkin penderita alzeimer. “Aku teman sekelasmu, anak baru. Apa yang kau lakukan di rumahku?” Jawab Jungkook. Mata Na Young membulat. “Kau yang ingin mengambil bangkuku bukan? Lalu kau ingin mengambil rumahku? Tolong kau jangan serkah!”

                “Pergilah, ini sudah menjadi rumahku.”

                “Aku harus tinggal disini!”

                “Untuk apa kau tinggal disini.”

                “Karena aku harus menjaga—“ suara Na Young terputus, seakan ada sesuatu yang menyekik lehernya sehingga dia tidak bisa berbicara. “Menjaga kenangan dirumah ini.” Lanjut Na Young berbohong.

“Rumah ini bukanlah kenangan tapi orang yang didalamnya adalah kenangan. Dimanapun kau berada kau tetap mengenang orang-orang tersebut karena mereka selalu ada dihatimu. Itu adalah alasan yang mampu ditampik oleh logika.” Jelas Jungkook. “Pokoknya tidak bisa! Aku harus tinggal disini.”Jelas Na Young.

                “Aku tidak mau banyak bicara denganmu, tapi kau tetap harus pergi. Aku benci privasiku terjamah oleh orang lain.” Jungkook berlalu melewati Na Young.

***

                Sehun menunggu Na Young didepan sekolah tak biasanya dia seperti itu. Sesekali dia memandangi foto seorang yeoja yang ada di dalam heandphonenya. Oh itu dia datang, matanya membulat melihat seorang gadis yang memakai syal berwarna merah berambut kecoklatan datang. Sehun membuat senyuman terbaiknya. “Na Young-ah!” sapa Taehyungg. “Oh, Taehyungg-ah.” Na Young membaikan tangannya kebelakang melihat pria yang berlari mendekatinya. Sesaat Senyuman Sehun terhenti.

                “Aku membencimu.” Seorang yeoja berdiri diatas teras lantai atas kelas. Melihat pemadangan yang memanasi hatinya. Lalu membanting bangku yang ada di hadapannya. Sementara itu semua siswa sedang membahas tentang kenjutan hubungan Taehyungg dan juga Sujeong setelah pertengkaran dikantin. Mereka menganggap jika Sujeong telah ditinggalkan oleh Taehyungg dan memilih Na Young sebagai pengganti sujeong. “Tidak aku sangka, mungkin juga itu hanya kesalah pahaman belaka, kau tidak lihat sehun menolong Na young.” bisik mereka di loker belakang kelas. “Tapi setiap hari Sehun menjauhi Na Young.” tiba-tiba Na Young dan Taehyung datang. Semua memandangi mereka berdua. Na Young menjadi sedikit takut.

 “Kau tidak apa ? aku akan berjalan terlebih dahulu.” Taehyungg menangkap ekspresi wajah Na Young.

“Gwencana, aku tidak melakukan kesalahan.” Na Young menarik satu langkah kakinya, tapi terhenti seketika. Dia masih merasa takut. Jungkook berjalan melewati kedua orang yang sedang bingung itu dengan pedenya. Melihat disekitarnya. Ah, gosip murahan. Siswa korea pasti senang bergosip decaknya dalam hati. Taehyungg memutuskkan berjalan terlebih dahulu agar Na Young tidak ketakutan dan semua orang memandang Taehyungg saja tapi tidak semua masih memandangi Na Young. “APA YANG KALIAN LIHAT?” Tanya Sehun yang berdiri berbanding lurus dengan Na Young.

“Na Young-ah! kajja!” Sehun mengulurkan tangannya. Na Young berlari dengan cepat ke arah tangan Sehun. Memeluk lengannya dengan kuat. Sehun memandangi Na Young. Keringat dinginnya berkucuran. Taehyungg menghela nafas kasar, kesal. Kemarin Sehun berkata jika Taehyungg bisa memiliki Na Young tapi sekarang “APA?”

                Istirahat sekolah, sujeong serasa tidak punya tenang untuk kekantin setelah apa yang dia lihat tadi pagi. Ekspresi wajah Taehyung yang melihat Na Young memeluk lengan Sehun. Ekspresi yang sama saat Taehyung melihat Sujeong menjadi pusat perhatian para pria.

“Sujeong-ah, mari makan. Kau tidak mau makan?” tanya Hyerin. “Na Young dan ayahnya sama saja.” Gerutu Sujeong. Luka kati sujoeng yang sekarang membuatnya membuka luka hati yang lama terpendam dalam dirinya. “Apa? Apa yang kau katakan?”

                “Ibuku mengkhianati ayahku untuk pergi dengan ayah Na Young.”

                “Oh, ternyata ayah dan anak sama saja. Kau kasihan sekali Sujeong. Tenang, aku dan teman –teman akan membantumu.” Hyerin berlalu. Sujeong tersenyum miring. Berhasil.

                “Hai” namja tanpa permisi daatang. Mengukir senyuman lebarnya. Sujoeng anya mengernyitkan dahinya. Menyebalkan, kata pertama yang terlintas didalam benaknya. Lalu pergi sujeong pergi. Jungkook tersenyum miring menatapi punggung Sujeong yang makin lama-makin mengecil.

                “Kau bilang aku bisa memilikinya, sekarang kenapa ? apa yang terjadi padamu?” tanya Taehyung pada namja yang berdiri dihadapnnya. “Aku, harus tetap melindunginya.” Jawab sehun yang menatap keluar jendela sebelah kirinya. Mendapati seorang gadis sedang duduk ditaman sendirian. Lalu memberikan pandangannya pada Taehyungg. “Jika kau ingin memilikinya, jangan tinggalkan dia sendirian seperti tadi.” Sehun menepuk bahu Taehyung dan berlalu. Taehyung tersenyum miring.

                Na Young masuk kedalam kelas, semua mata tertujuh kepadanya kecuali Jungkook yang sedang asyik mendengarkan lagu dan menatap keluar jendela. “Apa kau mencium bau wanita perebut pacar orang?” Hyeri memulai. “Ya! Na Young-ah! Apakau tau malu? Ayahmu juga merebut ibu sujeong sementara dia masih punya suami.” Ulas Hyeri semua murid memandangi Na Young. Jungkook berbalik merasakan hawa dingin dibalik punggungnya melihat Na Young yang berdiri sementara yang lain memadanginya dengan tatapan terintimidasi.

 “Lantas sekarang kau merebut Taehyungg darinya. Memang benar kata pepatah, memang benar kata pepatah. Buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Kau dan ayahmu sama saja.” Lanjut Hyeri. Na Young mengigit bibirnya dengan kerasa mengengam tangangannya. “Apa masalahmu?” Na Young memberanikan diri untuk berbicara. “Karena ini semua kau yang mamulai, maka kau harus menerima banyak akibat! Kau tidak lihat jika Sujeong cukup terluka ? Ayahmu merebut istri orang! Sekarang kau?” Cerca Hyeri. “Istri?” Jungkook mengulas kembali data yang dia bawah, seingatnya ayah sujeonglah yang merebut istri orang. Atau mungkin? Pandangan Sujeong beralih pada bangku gadis yang tak jauh dari tempat duduknya. Sementara itu, anak-anak lain sedang sibuk melepari tubuh Na Young dengan tepung. Bugg-bugg-bugg. Jungkook hanya diam tidak mau menolong. Akan ada dua pangeran yang datang menolong Na Young. Jungkook melanjutkan kegiatannya, manatapi luar jendela.

Sehun sedang diam diatap gedung sekolah, berbaring dan melihat langit. “Apa yang kau lihat Ha Young-ah? Kau sangat kejam meninggalkanku dengan gadis itu.” Gumamnya. “Sehun-ah, ada sesuatu yang terjadi pada Na Young.” Salah seorang murid datang dengan nafas terangah-engah. Sehun langsung berdiri dengan semangatnya.

“Hentikan!” Taehyung berada di bibir pintu. Semua murid berhenti melepari Na Young. “Kalian ini siswa apa preman ? tidak memiliki etika!” ucapannya langsung menujuh kearah Hyeri. Taehyung memandang Na Young. dia mengandeng tangan Na Young, tapi Na Young melepaskannya. Mata Taehyung membulat tidak percaya. “Mianhae, Taehyung-ah.” Ucap Na Young. lalu dia keluar. Sehun berlari dan berpapasan dengan Na Young yang menutupi wajahnya menangis sembari berjalan tapi dengan sigap dia menghapus air matanya ketika melihat Sehun.

 “Yeobo.” Tersenyum dengan lebar dengan terpaksa. “Jangan tersenyum. Kau sangat jelek.” Ucap Sehun. Jemari tangan sehun menujuh pipi lembut Na Young lalu mengusap air mata yang masih tersisa dipipi Na Young dengan lembut. Lalu membungkukkan tubuhnya sedikit, menyetarakan tubuhnya dan tubuh Na Young. Sehun mendekatkan wajahnya dan mendaratkan sebuah ciuman dipipi Na Young. Na Young terkejut setangah mati. Setelah itu mengosok kepala Na Young. “Gwenchana. Jangan tersenyum menutupi kesedihanmu lagi.” Sehun menatap dengan lembut. Hari ini adalah hari yang sangat mengejutkan untuk Na young dengan berbagai perubahan dalam diri Sehun

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK