Aku sudah berada di parkiran. Kau dimana? Sesaat setelah memilih tulisan send pada layar ponselnya, Janeul segera mengedarkan pandangan. Mencari satu sosok yang berjanji bertemu dengannya di tempat tersebut. Mata yang terlapisi kacamata baca bulat itu terus mencari sang kekasih yang sudah lama tak dia jumpai.
Lagu Different kepunyaan WINNER terdengar, membuat Janeul segera mengecek layar ponselnya. “Yoboseyo?” jawab Janeul sesaat dia memilih warna hijau pada layar ponselnya.“Berjalanlah ke jalur sepeda. Kita bertemu disana,” jawab sosok penelpon itu. Janeul hanya dapat bergumam dan segera mematikan hubungan teleponnya dengan Sehun.
Kedua kaki yang berbalut sneakers berwarna putih dan garis merah itu mulai kembali berjalan. Jalur sepeda yang berada persis di samping sungai Han itu menjadi perhentian selanjutnya. Perempuan, berbalut jaket dengan tulisan NER di belakangnya, itu melihat dua kotak makanan yang bertumpuk di tangan kirinya.
Dengan gerutuan kecil, karena takut makanan yang dia buat dingin, Janeul kembali mengedarkan pandangan mencari sosok yang menjadi pemesan makanan di tangan kirinya. Dua buah tangan yang berbalut sweater berwarna biru gelap tiba-tiba melingkari lehernya dari belakang. Kedua iris berwarna hitam itu melebar, kaget akan pelukan tiba-tiba itu.
“Bogoshipo~,” ucap lelaki yang tengah mengeratkan pelukannya pada Janeul. Perempuan yang dipeluk menghembuskan nafas lega, karena mengenal suara si lelaki. Dengan tangan kanan yang masih menggenggam ponsel bercase mickey mouse itu, Janeul menepuk lengan si lelaki.“Lepaskan Oh Sehun. Aku sesak,” ujar Janeul sembari terus menepuk lengan tersebut.
Lelaki di belakangnya itu hanya menggeleng seperti anak kecil. Dengan perlahan Sehun mendekatkan wajahnya ke pucuk kepala Janeul dan mengecupnya. Janeul tersenyum merasakan sikap manja Sehun dan menatap aliran sungai Han yang berkilau karena silauan cahaya bulan. Tak lama, sosok lelaki dengan topi hitam itu melepaskan pelukannya.
Janeul berbalik dan menatap Sehun sengit, karena merasa dikerjai hari ini.“Eey.. arraso arraso. Mianhe karena sudah mengerjaimu,” ucap Sehun dengan senyuman bersalah. Lelaki yang lebih tinggi sekitar 20 cm dari Janeul itu menggandeng tangan kanan si perempuan untuk mendekat ke arah rerumputan.
“O? Anyeong haseyo,” sapa Janeul pada sosok yang tengah duduk di satu bentangan kain dengan sebuah sepeda terparkir disampingnya. Lelaki dengan wajah yang hanya terlihat bagian mata itu berdiri dan segera menurunkan masker yang dipakai.“Masih ingat aku? Park Chanyeol?” tanyanya dengan mata yang bulat penuh.
Perempuan yang berada di sebelah Sehun itu tersenyum bersalah, karena melupakan sosok tinggi tersebut.“Gwenchana, gwenchana. Aku bukanlah Sehun yang akan ngambek karena hal sepele seperti ini. Hehehe,” ledek Chanyeol dengan tawa kecil. Magnae EXO itu hanya mampu melihat salah satu hyungnya itu malas.“Park Chanyeol imnida. Visual EXO,” ujarnya sembari menyodorkan tangan untuk berjabatan.
“Eeey hyung! Visual EXO itu aku,” sanggah Sehun cepat. Janeul mengalihkan pandangan pada Oh Sehun yang terlihat tak menerima ucapan sosok di depannya. Tak mau peduli, Janeul menjabat uluran tangan Chanyeol sembari tersenyum lebar. “Park Janeul imnida. iKON manager,” ujar Janeul dengan suara lantang.
Kedua lelaki disekitarnya itu menoleh dan menatapnya kaget.“Mwo? iKON manager?” tanya Sehun tak percaya pada sang kekasih. Janeul melepas jabatan tangannya dengan Chanyeol yang masih menatapnya dengan kedua mata yang membulat. Perempuan yang menguncir setengah rambutnya itu menganggukkan kepala sembari menghadap sang kekasih.
“Tapi kau..” Sehun mengedikkan dagu, menunjuk jaket WINNER yang dipakai Janeul. Janeul hanya dapat terkekeh kecil dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.“Mereka belum official debut. Jadi aku belum mendapat jaketnya,” jawab Janeul terhadap pertanyaan Sehun. Lelaki itu menyipitkan matanya, menatap sang kekasih dengan pandangan selidik.
Merasa tengah diinterogasi, Janeul segera duduk di kain yang sebelumnya diduduki Chanyeol.“Aku sudah membuat pesananmu. Ppali anja geurigo mokgo,” suruh Janeul cepat. Perempuan itu membuka kedua kotak makan yang dia bawa. Kotak makan pertama berisi nasi yang sudah dibentuk kotak dan terdapat potongan gulungan telur diatasnya.
Sedang kotak kedua berisi kare yang berisi potongan-potongan ayam. Seakan lupa akan kejadian tadi, Sehun segera duduk disamping sang kekasih dan mengambil sendok yang disodorkan oleh Janeul.“Chanyeol~sshi jweosunghamnida. Aku hanya membawa satu sendok,” ucap Janeul merasa bersalah, karena tak membawa sendok lebih.
Chanyeol menggeleng dan duduk disamping magnae EXO. Dengan cepat, tangannya mengambil sendok yang sudah berisi nasi dengan kare tersebut dan memasukkan kedalam mulutnya.“Hyung!” teriak Sehun tidak suka. Sedang lelaki berambut hitam itu terkekeh sembari mengunyah makanan di dalam mulutnya.
“Karena kau menyuruh mereka memakan masakanmu, mereka semua meminta lebih. Ini semua salahmu,” rengek Sehun seperti anak kecil. Janeul mengernyitkan dahinya, mendengar rengekkan Sehun yang tak masuk akal.“Janeul~shi jeongmal mianhe. Harus mengurus anak kecil seperti dia,” ucap Chanyeol sembari menggeleng tak percaya.
Janeul hanya mampu menganggukkan kepala dan menatap Sehun yang sekarang sibuk memakan masakannya tersebut. Lelaki dengan kuping seperti alien itu tersenyum kecil menatap pasangan kekasih yang tengah bersamanya itu. Setelah memakai masker hitam yang sempat diturunkan tadi, lelaki itu berdiri dan menepuk celana bagian bokongnya.
Pasangan kekasih itu menoleh dan menatap Chanyeol bingung.“Aku akan membeli minum. Selagi aku pergi, jangan berbuat yang tidak-tidak!” ucap Chanyeol mengingatkan. Janeul hanya dapat terkekeh kecil, sedangkan Sehun memeletkan lidahnya. Sesaat setelah Chanyeol mengayuh sepedanya menjauh, Sehun segera menutup dua kotak makan tersebut dan menatap sang kekasih.
“Kau berhutang penjelasan padaku.” Ujarnya cepat dan membalik topi yang dia pakai. Janeul membenarkan letak kacamatanya dan menghela nafas pelan.“Aku diberhentikan dari tugasku sebagai manager utama WINNER, karena iKON membutuhkan manager,” jawab Janeul menatap sang kekasih. Sehun menganggukkan kepala, tanda bahwa dia mendengarkan penjelasan Janeul.
“Kontrakku dengan WINNER berakhir bulan kemarin. Dan sajangnim menempatkanku di grup iKON.” Tambah Janeul lagi. Sehun mengedipkan matanya, berusaha mendengarkan cerita sang kekasih.“Dan mulai awal bulan ini aku tak lagi mengurusi WINNER, tetapi iKON. Grup dengan 7 lelaki,” ledek Janeul sembari tersenyum.
Sehun segera duduk dengan tegap mendengar penjelasan sang kekasih.“Mwo? Tujuh? Aish jinjja micheoso,” ujar Sehun sembari menggeleng tak percaya. Janeul tersenyum dan mengangguk antusias.“Ketujuh anak ini mempunyai bakat yang berbeda-beda. Dan mereka semua lebih muda daripada aku,” jelas Janeul sembari membayangkan ketujuh anak asuh barunya.
Lelaki yang memakai snapback terbalik itu mencemberutkan bibirnya dan menarik hidung sang kekasih, agar jiwanya kembali ke tempatnya berada.“Ya! Kau tidak boleh membayangkan lelaki lain jika sedang bersamaku.” Ingat Sehun sembari menjentikkan jari di dahi Janeul. Perempuan dihadapannya itu segera meringis dan mengusap dahinya yang terasa perih.
Baru saja tangannya akan memukul Sehun sebelum bunyi notification terdengar. Keduanya menoleh dan mendapati lampu LED ponsel Janeul berkedip. Perempuan itu mengambil ponselnya dan mengecek pesan yang masuk. Melihat senyum lebar yang tertera di wajah sang kekasih, Sehun segera merebut ponsel bercase mickey mouse itu.
Matanya yang biasa terlihat sipit itu membulat kaget, membaca deretan pesan yang masuk.“Nuna, kau kapan pulang? Aku tidak bisa tidur tanpamu nuna,” Sehun membaca deretan pesan yang masuk ke dalam ponsel sang kekasih. Matanya menatap Janeul murka dan menunjukkan layar ponsel tersebut kepada pemiliknya.
“Ige mwoya? Aku harus menghadapi 7 Song Mino sekarang?” tanya Sehun tak percaya melihat grup chat tersebut. Janeul hanya terkekeh kecil dan mengalihkan pandangan.“Aku tak percaya bahwa semua lelaki di YG benar-benar terpengaruh padamu. Lebih baik pindah saja ke SM,” kesal Sehun melempar ponsel tersebut ke kaki Janeul yang bersila.
Baru saja Janeul akan mengeluarkan kekesalannya, sebelum Sehun dengan tiba-tiba memasangkan snapback ke kepalanya. Janeul mengerjapkan matanya kaget dan kali ini hanya bisa menatap kaki Sehun yang bersila di depannya.“Sehun~ah!” panggil seseorang yang tak dikenali oleh Janeul.
Sehun berdiri dan membungkukkan badan pada lelaki yang menyapanya tersebut.“Anyeong haseyo, Haha sunbaenim.” Panggil balik Sehun sembari tersenyum lebar. Lelaki dengan kacamata dan topi itu melongokkan kepala dan menatap Janeul yang tengah duduk menunduk di belakang Sehun.“Rahasiamu aman ditanganku, tapi kau harus sering-sering menghubungiku. Hahaha,” ujar lelaki itu sembari menepuk lengan Sehun pelan.
Lelaki yang lebih tinggi dari sosok tersebut hanya dapat tertawa memaksa dan menganggukkan kepala.“Aku duluan ya Sehun~ah. Anyeong~,” pamit sosok tersebut dan kembali mengayuh sepeda yang sedari tadi berada di bawahnya. Sehun berjinjit, memastikan sosok tersebut sudah hilang dari jangkauan matanya. Tak mau ketahuan lagi, lelaki itu mengambil masker hitam di saku sweaternya dan segera memakainya.
Sehun membalikkan snapback yang berada di kepala Janeul, sehingga bagian belakangnya berada di depan. Janeul mendongak dan tersenyum lega, karena dirinya hanya berdua dengan Sehun.“Hah~ berpacaran denganmu benar-benar membuatku belajar untuk menjadi Oh Sehun yang berbeda,” ujar Sehun sembari duduk dan meluruskan kaki jenjangnya.
Janeul mengerjapkan mata, tak mengerti dengan arah pembicaraan Sehun.“Aku suka dengan wanita yang suka memakai dress, rapih dan mempunyai badan yang bagus. Tapi kau.. hah~,” jelas Sehun sembari menggeleng. Perempuan disampingnya dengan cepat memukul kepalanya pelan. Lelaki itu mengelus belakang kepalanya yang terasa berdenyut dan menatap Janeul sedih.
“Hah bahkan aku ingin wanita yang bisa merawat lukaku bukan selalu melukaiku,” tambahnya dengan nada yang pasrah. Melihat sang kekasih yang tengah menunduk kesal, Sehun tersenyum kecil.“Walau kau benar-benar jauh dari tipe idealku, aku bersyukur mempunyaimu sebagai kekasih.” Ujar Sehun menatap aliran sungai Han yang terlihat tenang.
Janeul menoleh dan menatap Sehun bingung. Lelaki itu menyisir rambutnya ke belakang, karena tertiup angin musim semi.“Kau mengajarkan aku untuk bersabar dalam menunggu kabar darimu. Mengajarkan aku untuk menjadi tempat bersandarmu. Mengajarkan aku tentang banyak hal yang sebelumnya tak kuketahui,” lanjut Sehun masih tak menatap sang kekasih.
“Satu hal yang bisa kupastikan sekarang adalah aku tak akan pernah melepaskanmu, walau nantinya kau akan melepaskanku.” Tambah Sehun menoleh dan menatap Janeul. Perempuan itu tersenyum, melihat kejujuran dari mata Sehun. Kedua tangan Janeul, menahan wajah Sehun yang akan kembali mengalihkan pandangan.
Dengan cepat, Janeul menurunkan masker yang menutup sebagian wajah Sehun. Perempuan itu mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Sehun cepat. Kedua mata Sehun membulat karena kaget dengan perlakuan sang kekasih.“Oh Sehun gomawo.. geurigo mian,” ujar Janeul sesaat dia melepaskan ciumannya. Sehun tersenyum kecil dan menangkup wajah sang kekasih, melumat bibir yang sebelumnya mencium bibirnya.
- Manager Park –
Perempuan dengan rambut kuncir kuda itu mempercepat langkahnya dalam memasuki gedung YG building. Satu getaran dari saku jaket, membuatnya dengan segera mengecek pesan yang masuk. Nuna odiga? Kami menunggu nuna. Satu pesan dari Bobby, salah satu anak asuhnya yang lebih muda dua tahun dari sosoknya.
Aku sudah sampai YG, sebentar lagi aku sampai di ruang latihan. Janeul dengan cepat membuat balasan untuk satu sosok yang pasti tengah dikerubungi 6 lelaki lainnya itu. Setelah memasukkan ponsel miliknya kembali ke dalam saku jaket, Janeul kembali focus pada lorong yang berujung dengan ruang latihan iKON.
“Ya Park Janeul!” panggil satu sosok yang baru keluar dari ruang latihan iKON. Janeul menghentikan langkah dan menatap sosok lelaki tinggi dan sedikit berisi yang tengah mendekat padanya. Dia menaikkan kedua alisnya saat Seho merangkul lehernya dan membawanya mendekati, satu pintu ruang latihan yang sudah lama tak dia sambangi.
Perempuan itu menoleh dan menatap bingung Seho.“Waegure?” tanya Janeul dengan ekspresi bingung. Seho hanya dapat mengangkat bahu dan menekan klop pintu ruang latihan di depan mereka berdua. Janeul melongokkan kepalanya saat hanya ruangan gelap yang ada di kedua matanya. Sesaat setelah Seho menekan saklar lampu, kedua mata Janeul membulat melihat kelima sosok di depannya.
Seungyoon mulai memetik gitar yang berada dipangkuannya, sembari tersenyum pada mantan manager utamanya.“I’m just different, I’m just different,” Taehyun menutup matanya sembari menyanyikan bagian liriknya. Janeul tersenyum kecil dan melangkah lebih masuk ke dalam ruang latihan WINNER.
Seho yang berdiri disampingnya, mengambil kantung berisi barang-barang milik iKON yang ada di tangan kanan Janeul.“Chinjeoreul barajima nan Angel & Demon. Ohaeneun haerowo nega na ttaemune oerowodo. Ihaehaejwo Baby pyohyeonhago sipeodo geuge jal andwae,” Mino kali ini melantunkan rap yang dia tulis sendiri.
Janeul memperhatikan setiap mantan anak asuhnya yang tengah focus untuk melantunkan lagu kesukaannya tersebut. Kelima member WINNER yang secara serius membawakan lagu dari album pertama mereka itu, entah kenapa membuat Janeul menatap mereka dengan berkaca-kaca.“I’m just different, I’m just different, I’m just different.” Suara Seungyoon sukses membungkus lagu itu dengan baik.
Petikan terakhir dari gitar kesayangan Seungyoon membuat Janeul segera bertepuk tangan sembari berteriak riuh.“Janeul~ah! Gomawo untuk menjadi dongsaeng yang sangat menghawatirkanku,” ujar Jinwoo sembari tersenyum lebar. Janeul menatap member tertua itu dan menganggukkan kepala.
“Nuna! Aku masih tak percaya bahwa kita tidak bersama lagi. Maaf jika waktu kebersamaan kita hanya sebentar. Dan terima kasih untuk selalu berada disampingku, walau aku dulu tak suka denganmu.” Kali ini suara magnae yang menggema di ruang latihan itu. Janeul menatap Taehyun malas namun tak lama memberikan senyuman lebar untuknya.
Suara berdehem, membuat Janeul menatap Seunghoon yang tengah mempersiapkan kata-kata.“Park Janeul! Neo jjang!” ucap Seunghoon sembari menunjukkan jempol dengan kedua tangannya. Janeul terkekeh kecil melihat kelakuan Seunghoon yang tak menunjukkan umur aslinya.“Nuna.. gomawo karena selalu menerima semua kenakalanku. Maaf karena belum bisa menjadi leader yang bisa membanggakanmu,” lanjut Seungyoon sembari memeluk gitar kesayangannya.
Janeul menggeleng pelan dan menunjukkan kedua jempol tangannya kepada sang leader.“Ya Park Janeul!” panggil satu sosok dengan snapback di tengah kelima orang didepannya itu. Janeul menoleh dan menatap sengit Mino yang juga menatapnya sengit. Perempuan itu melipat kedua tangan di depan dada sembari menatap Mino dengan pandangan selidik.
“Sama seperti lagu kesukaanmu. Walau kami tidak seperti pacarmu yang romantic, walau kami selalu membuat masalah padamu. Tapi kenyataannya kami menyayangimu,” ujar Mino tak berani menatap Janeul. Janeul tersenyum kecil melihat kelakuan Mino yang masih tak mau menatapnya itu.“Jadi.. cepat atau lambat. Kembalilah lagi kepada kami,” lanjut Mino dengan suara yang mengecil.
“Arraso! Gomawo Kim Jinwoo, Lee Seunghoon, Song Mino, Kang Seungyoon geurigo Nam Taehyun,” ujar Janeul menundukkan badannya. Kelima member WINNER itu segera berdiri dari duduknya, karena kaget akan sikap mantan manager utama mereka itu. Janeul mengangkat kembali tubuhnya dan tersenyum lebar pada mereka.
“Kalian tak akan pernah kulupakan, karena kalian adalah grup pertama dimana aku bisa menjadi manager utama,” tambah Janeul lagi sembari menatap kelima pasang mata di depannya. Janeul menghembuskan nafas panjang dan menatap Seho yang berada di sampingnya.“Kuharap kau bisa sabar dalam menghadapi mereka, oppa.” Ledek Janeul membuat kelima orang di depannya merengut kesal.
Pintu ruang latihan terbuka, menampilkan satu sosok berbeanie ungu yang tengah melongokkan kepala.“Nuna! Aku tahu kau pasti disini,” ujar sosok dengan mata terlihat sipit tersebut. Sosok dengan kaos tanpa lengan itu tanpa permisi masuk ke dalam ruangan tersebut dan merangkul lengan kanan Janeul cepat.
“Ya Kim Jiwon! Kami masih mau berbincang dengan Janeul nuna,” keluh Taehyun cepat. Lelaki yang dipanggil Kim Jiwon itu malah memeletkan lidahnya kepada magnae WINNER tersebut.“Waktu kalian habis. Waktu nuna sekarang hanya untuk mengurus kami,” balas Bobby dengan segera menarik Janeul yang tampak kebingungan.
Janeul mengambil kantung plastic yang berada di tangan Seho cepat dan mengikuti tarikan tangan Bobby, agar dirinya segera keluar dari ruang latihan itu.“Ya Kim Jiwon! Kau punya urusan dengan kami!” teriak Mino sebelum pintu ruangan latihan itu tertutup. Perempuan yang tengah berada disamping Bobby itu hanya mampu menggeleng dengan terkekeh kecil.
Pintu ruangan latihan yang sedari tadi dituju oleh Janeul itu terbuka dan menampilkan keenam lelaki yang tengah membuat lingkaran di lantai ruang latihan.“Nuna!!” panggil mereka dengan satu suara yang terasa memekakkan telinga. Janeul memilih duduk di bangku yang menyatu dengan tembok ruang latihan. Tak tunggu lama, keenam lelaki itu segera mengerubungi perempuan tersebut.
“Mana titipanku?” tanya satu sosok dengan wajah yang tak sabar. Janeul mengambil satu sabun cuci muka dari plastic yang dibawanya dan memberikannya kepada salah satu anak asuhnya yang bernama Koo Junhoe.“Nuna~ kau membelikan apa yang aku titipkan kan?” tanya satu sosok dengan wajah yang terlihat menawan.
Janeul menganggukkan kepalanya dan mengambil satu lipgloss nivea dari dalam plastic tersebut. Setelah mendapatkan lipgloss itu member tertua kedua, Song Yunhyeong, segera memakainya di bibirnya yang semakin terlihat lembab.“Nuna untukku mana?” kali ini suara Kim Donghyuk terdengar di sampingnya.
Perempuan itu mengambil sebuah minuman soda dari dalam plastic dan memberikannya kepada sang eternal magnae.“Bobby! Bobby! Mana titipan Bobby?” ujar Bobby dengan gerakan tak bisa diam di depan Janeul. Perempuan itu menggeleng tak percaya dan mengambil sebuah bungkusan berisi keripik kentang dan memberikannya kepada lelaki di depannya.
“Mianhe nuna. Kau harus membeli barang-barang yang kami mau,” ujar satu sosok yang menatap Janeul dengan pandangan bersalah. Janeul menoleh dan tersenyum kecil pada sosok member tertua itu, Kim Jinhwan.“Gwenchana Jinhwan~ah. Ini titipan eskrimmu dan Chanwoo,” ucap Janeul sembari memberikan dua buah eskrim untuk member tertua dan si magnae.
Baru saja Janeul akan membuang plastic yang dia pikir sudah kosong itu sebelum, dia menyadari masih ada satu benda di dalamnya. Satu buah Pringles rasa cream & sour itu membuat Janeul menoleh, mendapati sang leader yang tengah tersenyum dan menadahkan kedua tangan. Janeul tersenyum kecil dan menaruh benda tabung berwarna hijau muda itu di tangan Kim Hanbin.
“Gomawo nuna!” ucap Hanbin dengan nada riang. Janeul hanya dapat menganggukkan kepalanya dan mengedarkan pandangan. Ketujuh member tersebut langsung sibuk pada benda yang baru saja dibelikan oleh Janeul. Perempuan itu menghela nafas panjang dan menyenderkan tubuhnya ke tembok ruang latihan.“Nuna,” panggil lelaki yang memakai baju dengan gambar mickey mouse tersebut.
Janeul menoleh dan mengangkat kedua alisnya kepada Hanbin yang tengah sibuk membuka makanan kesukaannya.“Maafkan kami karena terus merepotkanmu, tapi kami benar-benar merasa nyaman bersamamu.” Ucapnya masih tak menatap Janeul. Lelaki dengan snapback itu menoleh dan tersenyum lebar pada sang manager utama.“Gomawo nuna… geurigo saranghae!” tambahnya dan membuat tanda love dengan kedua tangannya diatas kepala.
- Manager Park -