home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Dalkkoman Sonyeo (Sweet Girl)

Dalkkoman Sonyeo (Sweet Girl)

Share:
Author : eloisa98
Published : 25 Sep 2013, Updated : 20 Oct 2013
Cast : cast : Eunhyuk as himself, Victoria as you. Main Cast : Gwang Sun as Eunhyuk's younger cousin,
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |19327 Views |1 Loves
Dalkkoman Sonyeo (Sweet Girl)
CHAPTER 5 : Dalkkoman Sonyeo (Sweet Girl) Chapter 5 - End

Aku mengikuti Eunhyuk menuju meja nomor 20 di pojok kiri jauh dari meja Hyo Jin dan Gwang Sun. Aku duduk berhadapan dengannya. Aku agak sedikit tegang dan sedikit memainkan jariku karena sangking takut dan penasaran. Eunhyuk mulai berkata sedikit demi sedikit.

 

“Wae? Kau terlihat takut...”

 

“Hmmm? Ani...aniya...Gwaenchana...”

 

“Emmm...aku ingin bertanya padamu”

 

“Mwo?” aku menjawab dengan gugup sambil bergumam dalam hati.

 

“Jangan mengatakan hal aneh! Jangan katakan padaku tentang perasaanmu! Jebal!”

 

“Apa kau...pernah jatuh cinta?”

 

“Hah?! Eooh, tentu saja! Aku jatuh cinta dengan SJ” aku memantabkan jawabanku untuk merilekskan pikiranku.

 

“Aiish, kalau itu aku tahu... Maksudku, jatuh cinta dengan seorang namja biasa... Atau sahabatmu mungkin?”

 

“Hmmmm? Sahabat? Emmmm... kurasa... tidak”

 

“Emmmm... Aku sedang jatuh cinta dengan seorang sahabatku”

 

“Hmmm? Jinjja?” aku berpura-pura tidak tahu atas segalanya. Namun dia malah menjelaskannya dan melontarkan beberapa pertanyaan padaku.

 

“Dia yeoja yang manis, pintar, baik, meskipun terkadang juga menyebalkan. Hehe..” dia bercerita dengan wajah yang terlihat seperti membayangkan yeoja tersebut sambil sedikit tersenyum geli dengan bayangannya sendiri. Dia melanjutkan ceritanya dengan panjang lebar.

 

“Namun, saudaraku juga menyukainya, jadi, sangat sulit untuk mendekatinya”

 

“Mwo? Saudaranya? Nugu? Apa... Gwang Sun? Hanya dia saudara Eunhyuk yang mengenalku. Tapi, apa iya? Masa sih?”

 

“Aku juga tidak bisa mendekatinya setiap aku bertemu dengannya. Aku takut ELF akan curiga dan membencinya. Aku takut dia tertekan dengan teror-teror yang mungkin akan dilakukan ELF padanya. Aku takut jika dia menjauhiku demi menyenangkan hati ELF. Aku takut jika ELF tidak mempercayainya. Aku takut akan semua yang akan dilakukan ELF padanya. Aku tidak mau dia tersakiti karenaku dan ELF. Tapi, aku juga tidak bisa membiarkannya menjadi milik saudaraku. Sampai hari ini pun aku memperjuangkannya. Tapi, aku juga takut kalau semua ini sia-sia” dia menceritakan semua yang dia rasakan sambil menahan air mata yang hampir tumpah di kelopak matanya.

 

“Apa ELF itu... Termasuk diriku?” tanyaku untuk meyakinkan acting-ku dihadapannya.

 

“Mworago?”

 

“Emmm, maksudku, apa kau berpikiran bahwa aku juga akan melakukan hal buruk terhadap yeoja itu? Apa aku terlihat seperti itu bagimu?”

 

“Hah? Apa kau tersinggung dengan perkataanku bahwa ELF akan melakukan hal buruk pada yeoja itu, sementara kau sendiri adalah seorang ELF?”

 

“Aniya! Bukan begitu! Aku hanya bertanya saja. Apa aku terlihat seperti itu, atau sebaliknya?” aku berusaha mengalihkan pembicaraan ini dan tanpa sadar aku membuat pembicaraan ini semakin rumit.

 

“Jadi, kau bertanya pendapatku tentang dirimu?” Eunhyuk meyakinkan maksud dari perkataanku melalui pertanyaannya itu.

 

“Emmm, mungkin” aku menggaruk-garuk kepalaku meskipun tidak gatal, dan tersenyum malu untuk sekali lagi memantabkan acting-ku ini.

 

“Ooooh, begitu... Menurutku, kau itu.....”

 

“Sudahlah, lupakan!” Sebelum dia mengatakan pendapatnya tentang diriku, aku menyahutnya agar aku tidak merasa GR atas apa yang dia tulis di twitter, dan atas apa yang dia nyatakan barusan. Aku langsung meninggalkannya dan kembali ke meja yang sebelumnya aku duduki bersama Hyo Jin dan Gwang Sun. Eunhyuk hanya bisa meneriakkan namaku, berusaha untuk menahanku saat aku pergi. Tapi, aku tidak mempedulikannya dan kembali berbincang dengan Hyo Jin dan Gwang Sun tanpa ragu.

 

 

Pukul 7 malam, kami berangkat menuju Seoul N Tower. Perasaanku campur aduk antara senang, bingung, dan gugup. Aku senang karena aku bisa berkunjung ke Seoul N Tower yang sudah lama ingin kulakukan. Disamping itu, aku bingung dengan pendapat Hyo Jin dan Gwang Sun tentang perasaan Eunhyuk padaku, ditambah lagi tweet yang Eunhyuk tuliskan. Disisi lain, aku gugup dengan apa yang akan Eunhyuk lakukan padaku dalam waktu dekat ini. Pikiranku sedikit kacau. Namun aku berusaha untuk tidak memperlihatkan itu pada mereka.

 

“@Victoria_1230 : “Seoul N Tower! ^^ I hope for going to this place for a long time, and now I’m here! ^^ with @GsunLee @Hyojin211 @AllRiseSilver *Link foto*”

 

“Akhirnya bisa mengunjungi tempat ini. Sudah lama aku menginginkan untuk ini!” sahutku senang sambil menikmati udara dingin yang berhembus saat itu.

 

“Romantis bukan?” Hyo Jin menyindirku. Dia pernah bercerita padaku tentang tampat ini sebelumnya. Namun, saat itu aku tidak mempercayainya. Hahaha... setelah cukup lama berkeliling, tiba-tiba Eunhyuk mengajakku untuk naik ke puncak Seoul N Tower. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan di atas sana. Tapi, rasa gugupku kembali muncul dan semakin kuat saat aku dan Eunhyuk sampai di puncak Tower. Dia memandangku dengan cukup tajam. Dia menghela nafas panjangnya dan bersiap-siap mengatakan sesuatu. Kegugupanku semakin menjadi saat dia menggenggam kedua tanganku. Sesaat sebelum dia mengucapkan kalimatnya, aku melihat Gwang Sun dan Hyo Jin datang, namun mereka tidak mendekati kami. Mereka hanya melihat kami dari tempat mereka berdiri. Pandanganku kembali pada bola mata Eunhyuk saat dia memanggilku.

 

“Victoria-ssi”

 

“Hmmm?”

 

“Tentang pembicaraan yang kemarin...Emmm..”

 

“M-mwo?” keadaan semakin tegang saat kami memulai pembicaraan.

 

“Yeoja yang kumaksud itu...Ah, tidak! Maksudku.....saudaraku yang menyukai yeoja itu, maksudku adalah Gwang Sun!” dia melepaskan tanganku dan merubah ekspresinya menjadi kebingungan. Tapi, aku tahu kalau dia sebenarnya tidak ingin mengatakan hal itu. Itu terlihat dari matanya.

 

“Gwang Sun? Maksudmu?” aku meresponnya dengan sedikit tidak mengerti, mencoba untuk menguak apa yang sebenarnya ingin dia katakan.

 

“Aku tidak ingin mendengar tentang itu. Tapi, aku ingin mendengar tentang siapa yeoja itu sebenarnya!” Dia tidak merespon, tapi aku terus mencoba untuk memancing emosinya, agar dia mau mengatakan yang sebenarnya ingin dia katakan.

 

“Aku jadi teringat. SMS mu yang lalu, apa yang kau maksud dengan ‘alasan itu’? mengapa kau menebalkan dan menggaris bawahi tulisan itu? Lalu kenapa kau menjadi sosok ‘cheonsa’ bagiku?” Eunhyuk terlihat tidak bisa menahan emosi dan kegugupannya itu. Ia langsung melontarkan sebuah jawaban dengan mantab dan cukup lantang.

 

“Karena aku menyukaimu!” kalimat itu seketika membuatku terpaku dan tidak bisa memalingkan pandanganku dari matanya. Dia memandangku tajam, namun itu mereda saat ia mengatakan sepatah kata.

 

“Saranghae!”

 

“M-mwo?”

 

“Ne..Neol johahae. Ani! Saranghae! Neol saranghae!”

 

“Oppa. N-Neo...” aku semakin membeku dan kehabisan kata-kata. Sekarang, semua yang kutakutkan menjadi kenyataan. Eunhyuk menyatakan perasaannya padaku, tepat didepan mataku, dan di depan kedua sahabatku, yang salah satunya adalah Gwang Sun.

 

“Itu berarti...Gwang Sun...Dia.. Menyukaiku?” aku berkata gugup dan memandang ke arah Gwang Sun dan Hyo Jin secara bergantian. Kulihat Hyo Jin meneteskan air matanya dan berlari menuruni tangga tower. Aku berlari mengejarnya dan meninggalkan Eunhyuk serta Gwang Sun begitu saja.

 

-          Eunhyuk & Gwang Sun part –

 

“Hyung, akhirnya kau memberanikan dirimu untuk menyatakannya” Gwang Sun berkata sambil sedikit terkekeh.

 

“Mianhae, aku tidak bisa menahannya lebih lama” balas Eunhyuk sedikit menyesal pada Gwang Sun.

 

“Gwaenchana”

 

“Haiiish, kau selalu tersenyum seperti itu. Terlalu manis untuk menutupi rasa sakit hatimu itu!” Balas Eunhyuk dengan tertawa kecil sambil menepuk pundak Gwang Sun.

 

“Kau selalu tahu apa yang kurasakan, hyung”

 

“Hahaha..Tapi, kenapa Victoria mengejar Hyo Jin?”

 

“Molla” mereka bertatap heran dan segera menuruni tangga untu mencari tahu apa yang terjadi.

 

-          Part End -

 

“Hyo Jin-ah! Hyo Jin-ah, Cakkamhan! Hyo Jin-ah!” aku meraih lengannya saat aku dan Hyo Jin sampai di luar tower.

 

“Hyo Jin-ah! Jebal, jangan seperti ini. Aku tidak tahu kalau Gwang Sun menyukaiku. Nan jeongmal mollasseosseo. Aku juga tidak bermaksud merebut Gwang Sun darimu. Aku tidak bermaksud menghalangimu untuk mendekatinya. Jeongmal mianhae” aku berusaha menjelaskannya sambil tertatih-tatih karena mengejarnya menuruni tangga Tower. Namun, Hyo Jin berusaha menghentikan tangisannya, kemudian memelukku.

 

“Victoria. Gwaenchana. Aku tidak akan marah ataupun menjauhimu seperti yang kau pikirkan” dia melepas pelukannya sesaat setelah dia mengucapkan kalimatnya itu.

 

“Keunde, aku tidak berpikiran seperti itu. Aku hanya takut, kalau kau membenciku” aku menoleh saat mendengarkan langkah kaki dari Eunhyuk dan Gwang Sun yang mengikuti kami berdua. Hyo Jin melanjutkan kata-katanya yang belum tersampaikan.

 

“Gwaenchana, lagipula aku tidak memikirkan hal itu. Aku hanya memikirkan tentang persahabatan kita. Apa kita akan baik-baik saja dengan keadaan seprti ini?” timpalnya dengan sedikit isakan tangis.

 

“Hyo Jin-ah, bbong chijima (berhenti berbohong) Kenyataan memang menyakitkan untuk sementara waktu. Tapi, kebohongan akan selamanya menyakitkan”

 

“Gomawo Hwang-i” dia hanya tersenyum padaku. Aku tidak tahu harus berbuat apalagi. Aku merasa bersalah dengannya. Gwang Sun menghampiri kami dan berkata pada Hyo Jin.

 

“Kau tahu? Ada sesuatu pada dirimu yang kusukai”

 

“Hmmmm? Jinjja? Aku tidak yakin” dia berusaha untuk menutupi rasa sakitnya dengan tawa kecilnya itu.

 

“Ne! Sifatmu yang bersahabat. Itulah yang kusukai dari dirimu. Meskipun kau sudah mengetahui bahwa aku menyukai Victoria, tapi kau masih segan untuk memeluknya. Kau juga tidak menolak kehadirannya saat dia mengejarmu, saat dia mulai menggenggam lenganmu. Kau tidak melepaskannya begitu saja, kau tidak meninggalkannya begitu saja dengan amarahmu. Kau masih mau mendengar perkataannya. Terlebih, kau masih bisa tersenyum dalam keadaan seperti ini” kalimat panjang yang keluar dari mulut Gwang Sun membuat Hyo Jin tidak bisa berkata apapun. Hanya satu kata yang terucap darinya...

 

“Gomawo, Gwang Sun-ah” mereka saling melempar senyuman. Mungkin, tidak secepat itu hati Hyo Jin terobati dengan kenyataan pahit itu. namun, setidaknya suasana kembali normal. Seketika Eunhyuk menghampiriku dan menanyakan sesuatu yang sontak membuatku kaget.

 

“Lalu, bagaimana denganku? Apa aku pantas menjadi namjachingumu?”

 

“Mwo?!” sementara aku terkejut, Gwang Sun dan Hyojin tertawa kecil mendengar pertanyaan Eunhyuk.

 

“Aniya! You should prove it first!” aku sedikit berbisik padanya dan mengedipkan sebelah mataku. Alhasil, Gwang Sun dan Hyo Jin tertawa. Sementara aku berlari menjauhi Eunhyuk. Namun, dia tidak berhenti untuk mengejarku sampai akhirnya dia berhasil menangkapku dan memelukku erat dari  belakang.

 

 

Liburan berlalu. Sekarang akhir November. Aku memanfaatkan hari terakhir liburan bulan ini untuk mengantar Eunhyuk ke bandara untuk melakukan tur dunianya. Ya, Super Show! Tentu saja dengan member Super Junior yang lain. Aku mengantar mereka tidak sendirian, tapi bersama Hyo Jin dan Gwang Sun juga. Saat kami sampai di bandara. Banyak fans dan kamera yang tertuju pada Super Junior, dan tentu saja kami yang berada di tengah-tengah mereka. Namun, tidak kusangka Eunhyuk memberanikan diri untuk berbicara 4 mata denganku.

 

“Victoria-ssi! Gomawo sudah mengantar kami” sambutnya dengan senyuman yang terlihat tulus.

 

“Ne” aku membalasnya juga dengan senyuman.

 

“Emmm..kami akan tur selama satu tahun. Kalau begini, bagaimana caraku untuk membuktikan padamu bahwa aku layak menjadi namjachingumu?”

 

“Hahahaha...kau masih memikirkannya. Itu mudah! Kau bisa melakukan berbagai cara untuk membuktikannya”

 

“Jinjja?”

 

“Em’mmm” aku menganggukkan kepalaku dan meyakinkannya dengan kebebasan yang kuberikan padanya. Dia pun berangkat dengan lega setelah mendengar pernyataanku. Aku dan kedua sahabatku kembali ke tempat tinggal kami masing-masing. Aku juga cukup lega karena semuanya telah terungkap. Mulai dari Perasaan Eunhyuk padaku, parasaan Gwang Sun padaku, dan tentang Hyo Jin yang menyukai Gwang Sun. Tapi, kurasa ada sesuatu yang belum terungkap. Perasaanku pada Eunhyuk yang sebenarnya!

 

Satu bulan kemudian...

 

“Saengil Chukkae Victoria Hwang!!” teriak 2 sahabatku saat aku masuk dan menyalakan lampu kosanku. Kukira mereka lupa dengan hari ulang tahunku, rupanya tidak. Ya, hari ini tanggal 30 Desember, hari ulang tahunku. Sebenarnya aku berharap kami bisa merayakanya bersama Eunhyuk dan member Super Junior lainnya. Tapi, apadaya mereka disibukkan dengan kegiatan tur dunia mereka. Pulang ke Seoul pun mereka disibukkan dengan jadwal latihan, dan jadwal-jadwal lainnya. Hampir tak ada waktu bagi mereka untuk bersantai. Tak tahu kenapa, aku jadi merinduka sosok Eunhyuk. Saat aku bekerja di toko pun jadi terasa sepi tanpa adanya si Dance Mechine itu. suasana toko juga jadi sepi karena tidak ada fans yang mengerumuni Eunhyuk dan mengambil foto di dalam toko. Anchovy! Geuriwosseo! Neomu Geuriwo!

 

Hari ini malam tahun baru! Sudah lama aku menantikannya. Kuharap pesta tahun baru bersama 2 sahabatku berjalan lancar dan tidak terlupakan. Tunggu! Tadi Ibu Eunhyuk memberiku sesuatu. Aku mengambil sebuah bingkisan yang kuletakkan diatas meja kecil samping kasurku. Aku membuka bingkisan itu dan kutemukan sebuah boneka panda lucu, mengenakan baju seragam Kirin, dan memakai kalung yang terukirkan tulisan ‘Sweet Girl’. Sebuah surat terletak didasar kotak kado, aku membuka dan membaca isi surat itu.

 

“Dear Panda...

Saengil Chukkae! Sebenarnya aku ingin memberikan kado ini untukmu kemarin. Tapi, jadwal latihanku padat. Jadi, aku menitipkan ini ke eommaku. Kuharap kau suka dengan boneka ini. Terutama kalung yang ada pada lehernya. Aku sengaja membuat tulisan ‘Sweet Girl’ karena menurutku kau adalah yeoja yang manis ^^ mianhae, tidak bisa merayakan ulang tahunmu. Hwang-i, aku merindukanmu! Sangat sangat merindukanmu! Kuharap tidak terjadi apa-apa denganmu saat aku tidak ada di sampingmu. Sungguh, berat rasanya meninggalkanmu selama setahun. Aku khawatir dengan keadaanmu. Mianhae, aku tidak bisa berada disampingmu saat kau membutuhkanku. Tapi, jangan khawatir. Setelah aku pulang, aku akan berusaha untuk menjaga dan melindungimu. Terlebih jika kau menjadi yeojachinguku XD

Mian, tidak bisa menulis lebih panjang lagi. Aku harus kembali latihan ^^ saranghaeyo Victoria Hwang! ^^

 

Eunhyuk        

 

“Ada-ada saja” gumamku. Oppa! Aku juga merindukanmu! Kurasa aku menyukaimu! >.<

 

Dua bulan selanjutnya...

 

“Yaa! Panda!” Gwang Sun memanggilku untuk mengajakku bicara sepulang kerja.

 

“Mwo?”

 

“Tidak tahu kenapa, aku mulai menyukai Ho Jin”

 

“Jinjja?” mataku terbelalak saat mendengar curhatannya itu.

 

“Em’mmm”

 

“Bwahahahahaha...hahahaha...”

 

“Yaaa! Wae?!?!?!”

 

“Hahahaha..Aniya! Aniya! Gwaenchana!” aku meredakan taawaku. Aku tidak menyangka, dalam waktu sesingkat ini Hyo Jin dapat menaklukan hati Gwang Sun. Rasanya aku ikut senang dengan keberhasilan Hyo Jin mendekati Gwang Sun. Tapi juga merasa lucu, karena kukira Gwang Sun tidak menyukai type yeoja yang cerewt seperti Hyo Jin, tapi pada akhirnya hatinya diluluhkan oleh Hyo Jin.

 

“Tapi, aku masih ada sedikit rasa denganmu” timpal Gwang Sun memecah keheningan.

 

“Hmmm? Memangnya, apa yang kau suka dariku?”

 

“Kau mirip seseorang yang kucintai dulu”

 

“Jinjja? Nugu?”

 

“Dia adalah yeojachinguku, Jo Soo Min. Dia meninggal karena sebuah kecelakan” Gwang Sun menjawab dengan raut wajah sedih. Namun, dia masih bisa sedikit tersenyum pada akhir kalimatnya.

 

“Eoooh, mianhae. Kehadiranku membuatmu teringat dengan yeojachingumu yang sudah meninggal” ternyata selama ini dia menyukaiku karena aku mirip dengan yeojachingunya yang sudah meninggal. Jadi itu sebabnya, dia memandangku seakan-akan mengharapkan sesuatu yang telah hilang untuk kembali lagi padanya. Ya, aku masih ingat pandangan itu. Saat dia mengantarku pulang kerja, dan dia berhasil menghipnotisku dengan senyumannya itu. Dia menjelaskan kemiripanku dengan Soo Min. Tidak kusangka aku semirip itu dengannya. Mulai dari wajah yang hampir mirip, sifat, kelakuanku, caraku bercanda dan berbicara, hampir semuanya mirip dengan Soo Min. Gwang Sun-ah, mianhae, aku jadi mengingatkanmu dengan kenangan itu.

 

Lima bulan selanjutnya...

 

Sekarang bulan Juli. Awal musim panas setelah musim semi berakhir. Sudah 8 bulan pula Super Junior menjalani tur dunianya. 8 bulan juga Eunhyuk mengirimiku Direct Messages lewat twitternya. Hampir setiap waktu luang yang dia punya, dia mengirimiku Direct Messages, mengatakan banyak hal dan meyakinkan dirinya bahwa dia pantas menjadi namjachinguku. Tak jarang juga akunku di mention olehnya, bahkan akun twitter Gwang Sun dan Hyo Jin pun juga tak jarang di mention. Hanya untuk menyampaikan rasa rindunya pada kami, dan itu membuat banyak netizen iri. Hahaha... dasar Monkey! Kau selalu saja meramaikan suasana. Di dunia maya maupun di dunia nyata.

 

Empat bulan selanjutnya...

 

Aaah.. Sibuk! Sibuk! Sibuk! Aku dan 2 sahabatku sedang menyiapkan sebuah pesta untuk menyambut kembali Super Junior setelah tur dunia nya. Kukira ini agak berlebihan, tapi ini ide dari ke-2 sahabatku. Aku hanya bisa menuruti mereka, melihat mereka punya maksud lain dengan pesta ini. Kami bersiap-siap setelah pulang dari liburan kami. Ya, liburan musim dingin yang tidak semerriah tahun lalu tanpa adanya Duo EunHae.

Timeline mulai ramai dengan update dari para fanbase hampir di seluruh dunia. Super Junior sudah sampai di Bandara Incheon! Beberapa menit lagi akan sampai di Seoul! Panik! Panik! Persiapan belum selesai! Kue tart belum terselesaikan, makanan pun juga! Aaaargh! Hyo Jin! Gwang Sun! Kalian melibatkanku dalam kepanikan yang seharusnya tidak kalian buat!

 

“Aiiiish! Jinjja! Kalian berdua gila! Sebenarnya ada apa sih? Sampai membuat pesta seperti ini?” celotehku pada Gwang Sun dan Hyo Jin.

 

“Kami akan mengungkap sebuah rahasia antara kami berdua!” Hyo Jin menjawab dengan mantab sambil tersenyum lebar. Dia terlihat bahagia seperti orang yang menemukan segunung emas. Persiapan selesai, kami menunggu kedatangan mereka di dorm. Disela-sela kami menunggu dalam gelap, Eunhyuk mengirimku sebuah pesan.

 

“Panda!! Aku sudah sampai di dorm! Apa kau merindukanku? Kkkk~ XD”

 

“Yaaa! Mereka sudah sampai di dorm! Bersiaplah!” teriakku sedikit berbisik pada Gwang Sun dan Hyo Jin. Beberapa menit kemudian, terdengar suara pintu terbuka, dan sedikit ocehan dari beberapa namja. Saat seorang menyalakan lampunya, kami bertiga beranjak dari tempat persembunyian dan menyambut mereka semua.

“Welcome home!!!” Kami berteriak gembira dan mengagetkan semuanya, termasuk Ibu Eunhyuk yang ikut membantu kami mempersiapkan semuanya.

 

“Uwaah!! Ada apa sampai membuat pesta seperti ini?!” Kata Leeteuk oppa setengah terkejut.

 

“Molla...Ige Hyo Jin hwa Gwa...”

 

“Ini ide kita berdua!” Gwang Sun menimpal kalimatku yg belum selesai kukatakan.

 

“Mwoya? Tumben sekali kau?” sahut Eunhyuk sambil merangkul pundakku diam-diam.

 

“Lepaskan -_-” bisikku padanya sambil menyingkirkan tangannya dengan wajah polos. Aksiku mengundang tawa kecil dari semua orang yang ada di tempat ini.

 

“Wae??? Bogosipho” balasnya dengan wajah agak kecewa. Aku melirik ke arah anchovy yang terlihat semakin kurus ini.

 

“Nado bogoshipda!” sahutku sambil memeluknya erat. Aksiku yang kedua mengundang sorakan dari mereka semua.mereka mengerumuni aku dan Eunhyuk dan membuat Eunhyuk melepaskan pelukanku. Kami semua melanjutkan pesta dengan makan bersama. Kami saling melontarkan candaan dan mengundang tawa meriah dalam pesta penyambutan ini. Tiba-tiba, dua sahabatku berdiri dan mengheningkan suasana, hendak mengumumkan sesuatu.

 

“Ada sebuah rahasia yang sebenarnya sudah lama kita sembunyikan” Gwang Sun memulai dengan kalimatnya yang membuat kami bingung.

 

“Victoria, gomawo... berkatmu, aku berhasil meluluhkan hati Gwang Sun” timpal Hyo Jin sambil memegang tanganku.

 

“Mwo?”

“Ne, aku dan Hyo Jin hari ini genap 100 hari” Gwang Sun menjawab kebingunganku dengan senyumnya itu.

 

“MWO?! JINJJA?!” kami terkejut dengan kenyataan yang baru saja terdengar, terutama aku dan Eunhyuk. Tidak kusangka, dalam waktu singkat Gwang Sun dapat merubah perasaannya. Setelah beberapa penjelasan yang mereka nyatakan, suasana pun ricuh. Tanpa ragu, Ryeowook oppa menanyakan satu hal padaku dan Eunhyuk.

 

“Gwang Sun dan Hyo Jin sudah bersatu. Bagaimana dengan kalian?”

 

“Hmmm? Molla, Victoria!” Eunhyuk menyindirku.

 

“Mwo?”

 

“Urineun oddaeyo?”

 

“Nan...”

 

“Eunhyuk-ah! Nyatakan lagi perasaanmu. Supaya dia tidak bingung untuk menjawab” Donghae menyahut dan kalimatnya itu disetujui oleh yang lainnya. Tetapi aku menolak pendapatnya dengan penuh keyakinan.

 

“Tidak usah. Aku sudah punya jawaban” aku tersenyum sambil menoleh ke arah Eunhyuk.

 

“Tapi, akan kuberitahu besok” seketika aku langsung memalingkan wajahku sembari melanjutkan kalimatku.

 

“Yaa! Wae?! Aku sudah penasaran selama setahun, dan kau malah mengulur waktu” ceramahnya dengan wajah kecewa.

 

“Bersabarlah” sahut Hyo Jin disusul tawaan semua orang yang ada di sini.

 

-          Eunhyuk part –

 

“Eomma, menurut eomma, Victoria seperti apa?” tanyaku pada eomma sambil mengemudikan mobilku kembali ke rumah.

 

“Dia polos, baik, dia juga pemikir, itu membuatnya selalu berpikir dulu sebelum benar-benar bertindak. Dia juga manis, senyumnya bahkan membuat eommamu ini ingin memilikinya sebagai anak” sambut eomma dengan senyuman.

 

“Andwe! Kalau eomma mengakuinya sebagai anak, aku tidak bisa menjadi kekasihnya. Eomma tega denganku?”

 

“Hahahaha... bukan begitu. Tapi hubungan saudara akan lebih abadi daripada menjadi seorang kekasih”

 

“Hmmmm....”

 

“Bukankah kau takut kalau para ELF akan berbuat sesuatu yang buruk padanya?”

 

“Hmmm..ne, aku takut hal itu akan terjadi padanya jika mereka tahu kalau Victoria adalah kekasihku”

 

“Kalau begitu, bukankah lebih baik kalau kalian bersaudara saja? ELF mungkin tidak akan bberbuat sejauh yang kau pikirkan selama ini” eomma meyakinkanku dengan opininya. Aku berpikir sejenak. Mungkin cinta memang tidak harus sepenuhnya memiliki. Tapi, perasaanku terlalu kuat untuk Victoria. Eotteohkae??

 

-          Part End –

 

 

“HYUNG!!! VICTORIA!!!” Gwang Sun berteriak saat dia ampai di depan pintu TLJ.

“Mwoya?!”

 

“Dia sakit! Sekarang ada di rumah sakit!”

 

“Mwo?!?! Antar aku kesana!”

 

Rumah Sakit St Mary Seoul Yoido, Gangnam-gu...

 

“Victoria!” Eunhyuk membuka pintu kamar nomor 143 dengan sergapnya.

 

“Yaa! Bagaimana bisa seperti ini? Apa yang kau lakukan semalam setelah pesta itu?”

 

“Ani! Aku tidak melakukan apapun” aku menggelengkan kepalaku pelan menahan rasa pusing yang tak kala henti. Eunhyuk mendaratkan telapak tangannya di atas keningku.

 

“Kau Demam. Kau pasti terlalu capek”

 

“Em’mmm, mungkin typhusku kambuh” aku berkata sedih dan meyakinkan.

 

“Typhus? Kau tidak pernah cerita kau punya typhus” Eunhyuk heran dan merengutkan permukaan dahinya.

“Aku tidak ingin membuat semua orang terlalu memperhatikanku, mengenal penyakitku ini tidak dapat disembuhkan.

“MWO?! TIDAK DAPAT DISEMBUHKAN?!” perkataanku membuat Eunhyuk dan sepasang kekasih Gwang-Jin (Gwang Sun dan Hyo Jin) pun terkejut bukan main.

“Ne. Kalian tidak tahu? Sudah banyak orang yang meninggal karena typhus. Obatnya belum ditemukan hingga saat ini” aku memejamkan mataku dan meneteskan air mata. Tiba-tiba Eunhyuk memeluk tubuhku yang terbaring diatas kasur putih. Dengan perlahan, aku mendaratkan kedua tanganku keatas punggung lapangnya, membalas pelukan lembutnya itu. Terdengar suara isakan tangis darinya, dan dia membisikkan sesuatu padaku.

“Gajima! Gajima! Jangan tinggalkan aku!”

“Aniya! Tidak akan! Itu tidak akan terjadi” Eunhyuk melepas pelukannya setelah mendengar kalimat pendek dari mulutku.

“Bagaimana bisa tidak terjadi? Penyakitmu tidak ada obatnya dan tidak bisa disembuhkan! Kau sendiri yang mengatakannya kalau banyak orang yang meninggal karena penyakit ini!”

“Pabo!”

“Mwo?!” emosinya memuncak!

"Apa aku berkata bahwa aku juga akan mati?"

"Kau sendiri yang bilang, banyak orang yang mati karena penyakit ini! Lalu apa sebenarnya yang mau kau sampaikan?" Eunhyuk mulai kesal.

“Aku tidak sakit! Ini hanya sandiwara!” aku dan Gwang-Jin tertawa puas akan sandiwara yang sukses kami jalankan.

“Mwo?! Aiiish jinjja! Apa maksud kalian?”

“Hyung! Jangan emosi dulu. Ini ada tujuannya”

“Ne, aku ingin mengujimu. Aku ingin tahu reaksimu kalau aku punya penyakit parah seperti apa. Dan ternyata seperti ini reaksimu. Hahaha...”

“Aiiiish, jinjja” dia masih tidak percaya dengan kenyataan yang terungkap. Dia mengusap air matanya dan berjalan pelan keluar ruangan. Tapi, aku beranjak dari kasur dan menghampirinya, memeluknya lembut dari belakang, dan menghentikan langkahnya.

“Saranghae!” bisikku sambil mengeratkan pelukanku. Dia berbalik dan aku merenggangkan pelukanku secara perlahan.

“Mwo? A-apa kau serius?”

“Ne! Oppa, saranghae” aku tersenyum lembut padanya, meyakinkan Eunhyuk bahwa aku benar-benar menyukainya. Tidak! Aku mencintainya! Ya! Aku benar-benar mencintainya! Eunhyuk mendekapku erat dalam pelukaannya dan mengucapkan terima kasih padaku. Ia merenggangkan pelukannya dan secara perlahan bibirnya menyapu permukaaan bibirku.

“Wah wah wah...ada adegan romantis antara seorang artis dgn pegawai toko ibunya. Hahahaha...” Gwang Sun mengatakannya bermaksud untuk menghentikan apa yang Eunhyuk lakukan barusan.

“Hwang-i! Chukkae!” seru Hyo Jin tersenyum lega.

“Yaa! Gwang Sun-ah! Tidak bisakah kau sekali-kali memuluskan rencanaku?"

“Yaa! Mwoya?!” aku menyenggol lengannya sambil melirik sebal. Sementara Gwang-Jin dan Eunhyuk hanya tertawa geli.

"Ngomong-ngomong, atingmu tadi bagus juga" puji Eunhyuk dengan wajah datar.

"Gomawo" aku tersenyum.

Kami pulang dari rumah sakit menuju TLJ. Eunhyuk bercerita pada ibunya bahwa dia sudah resmi menjadi namjachinguku. Ibu Eunhyuk mengucapkan selamat padaku dan anaknya itu. Eunhyuk tersenyum senang seharian ini. Yah, inilah akhirnya. Aku telah menyatakan apa yang sebenarnya aku rasakan padanya. Meskipun kami menjalaninya secara diam-diam, kami selalu menemukan cara untuk menikmatinya.

Oppa, gomawo! Terima kasih sudah menjadi pendampingku. Terima kasih atas cintamu yang manis dan tulus. Aku tahu aku tidak sempurna di mata Tuhan. Tapi, aku juga tahu, bahwa aku sempurna dimatamu, oppa. Itu yang kau katakan padaku, dan aku akan selalu mengingatnya. Gomawo! Gomawo oppa! Saranghae! Jeongmal saranghae! ^^

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK