home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Hello, Manager Kim

Hello, Manager Kim

Share:
Author : larasatityass
Published : 01 Apr 2015, Updated : 31 Mar 2016
Cast : EXO Member | EXO Manager | Kim Shin Neul (OC) | WINNER member | Park Janeul (OC) | Woo Jiho aka Zico
Tags :
Status : Complete
4 Subscribes |26282 Views |11 Loves
Hello, Manager Kim
CHAPTER 20 : Epilog

Meski tak semua pasang mata, namun kebanyakan orang-orang yang melihatku, menaruh perhatian saat aku melintas. Kuakui, jalanku memang lebih lambat dari orang-orang yang ada di sini, tapi sepertinya bukan  itu yang mereka perhatikan.

Setelah dibantu pihak panitia, akhirnya aku menemukan kursi yang tertulis di tiket. "Hah...,"aku menghela nafas pelan saat tubuhku sudah terduduk di sebuah kursi menghadap langsung ke arah panggung. 

"Shin Neul-ssi,"panggil seorang lelaki yang sudah berada di hadapanku. Kepalanya menunduk, mencoba meraih wajahku yang tengah menatap layar ponsel. "Kau benar Kim Shin Neul-ssi,"tanya ia lagi menyakini. 

Aku menangguk. "Majjayo. Waegeurae?"aku menatap lelaki tersebut, ia tersenyum ramah dan kembali ke sikap sempurna.

"Aku manager utama WINNER,"ucapnya sebagai kalimat perkenalan. "Aku diminta Seungyoon untuk membawamu ke ruang tunggu WINNER,"katanya bak perintah yang tak bisa dibantah. 

“O. Geura...,”Aku mengangguk. Tubuhku yang baru merebah, kembali berdiri dengan bantuan lelaki ini yang meraih lenganku agar aku bisa dengan mudah beranjak dari tempat duduk.

"Shin!"teriak Janeul yang terlihat akan masuk ke dalam satu ruangan. "Jinjja daebakiya...,"Janeul menggeleng kecil menatap perutku yang sudah semakin membesar. "Sudah berapa bulan?"tanya Janeul saat aku sudah berhadapan dengannya, Janeul mengelus perutku dengan senyum sumringah. 

"Tujuh bulan,"jawabku menatap gerakan tangan Janeul yang masih mengelus perutku dengan lembut. "Kukira kau tak akan datang,"aku menatap Janeul yang sudah menjauhkan tangannya dari perujut. 

"Tadinya aku memang tidak mau datang. Tapi ku dengar kau akan hadir, jadinya kusempatkan datang ke sini,"jelas Janeul masih dengan senyum merekah di wajahnya. "Aku mau bertemu dengan calon keponakanku. Hihihi,"telapak tangannya kembali mengelus singkat perut yang berisi bayi berkelamin laki-laki ini. "Ah... Ayo masuk,"Janeul membukakan pintu yang bertulisan WINNER. 

Suara pintu yang terdengar agak kasar itu berhasil membuat seisi ruangan menoleh ke arah pintu yang terbuka. Ekspresi wajah mereka terlihat senang saat sosok Janeul masuk terlebih dulu, semua yang ada di ruangan tersebut menyapa Janeul dengan hangat. Namun kemudian pandangan mereka kaku menatapku, lebih tepatnya setelah menatapku, mereka segera menoleh ke arah Seungyoon. "Anyeong Shin!"sapa Jinwoo pada akhirnya. Lelaki tertua di group beranggotakan lima orang ini tersenyum ramah dan mendekat ke arahku. 

"Perutmu sudah besar saja,"Jinwoo menggeleng tak percaya, sedangkan aku hanya membalasnya dengan senyum simpul. "Anja...,"pinta Jinwoo mengarahkan tangannnya pada sofa yang tak berpenghuni. Diikuti Janeul yang ikut duduk bersebelahan denganku. 

"Silahkan di minum nona Kim,"ledek Seunghoon sambil menyediakan sebotol air mineral di atas meja.

"Gonawo Seunghoon-ssi,"ucapku menatap Seunghoon yang kini sudah duduk sofa lainnya. 

"Ya! Jadi aku tidak dianggap di sini?"pekik Janeul kepada Seunghoon yang merasa tidak diperhatikan oleh mantan anak asuhnya. 

"Igo...,"Mino melayangkan sekaleng soda ke arah Janeul sambil merangkul lengan mantan managernya itu. "Anyeong nunna,"Mino melambai ke arahku dengan senyum yang menampilkan barisan gigi rapih miliknya. Aku pun ikut tersenyum setelah mendapatkan sapaan dari Mino.

"Ng? Seungyoon odi?"Jinwoo menelisik penjuru ruang tunggu, Seungyoon yang tadi ada di sini tiba-tiba menghilang dari pandanganku. 

"Padahal tadi dia yang menyuruhku membawa Shin Neul-ssi ke sini,"sambar Seho yang kebingungan karena kehilangan Seungyoon, padahal konser akan berlansung sebentar lagi. "Eish jinjja Kang Seungyoon,"kesal Seho yang sadar bahwa ponsel milik Seungyoon ada di dalam ruang tunggu, padahal ia sedang menelepon ke ponsel milik leader WINNER itu. "Janeul-ah, bisa bantu aku cari Seungyoon? Aku akan membawa anak-anak ke backstage sekarang. Jika Seungyoon sudah kau temukan, langsung bawa dia ke backstage, ne,"pinta Seho sambil mengayunkan tangan kepada tiga member yang duduk di sekitarku untuk mendekat dan mengikuti langkah mereka. 

"O. Oppa,"Janeul mengiyakan permintaan Seho yang kini sudah berjalan keluar menuju backstage. "Shin. Aku tinggal ya. Istirahatlah di sini,"pamit Janeul menepuk bahuku yang sudah bersandar di sofa dengan nyaman. 

Aku bergumam sambil mengangguk menanggapi Janeul. Melihat tanggapan dariku, ia pun pergi meninggalkan ruang tunggu yang kini hanya kuhuni sendiri. Getaran ponsel yang berada di dalam tas mengalihkan perhatianku pada sosok Janeul yang sudah menghilang dari balik pintu.

"Ne,"jawabku setelah menggeser tombol answer di layar ponsek berukuran 6 inchi tersebut. "Gwenchana. Aku sudah minum vitaminnya,"lanjutku mendengar pertanyaan dari seberang. "O. Arraseo. Hmmm, anyeong,"ponsel yang sempat menempel di pipi kanan itu, kujauhkan sesaat setelah menyelesaikan percakapan dengan Jiho yang berada di Korea. 

"Nunna...,"panggil lelaki saat pintu berwarna cokelat muda itu terbuka. "Neo? Kim Shin Neul? EXO manager?"ia menunjukku tak percaya, tubuhnya masih membeku di depan pintu. "Jinjja daebakkiya...,"lelaki berambut cokelat itu menggeleng tak percaya. "Kyeowo,"ia melangkah cepat ke arahku yang tengah duduk, aku pun menegapkan posisi duduknya yang sebelumnya bersandar.

Lelaki bernama Nam Taehyun itu mengelus singkat perutku, wajahnya terlihat geli merasakan perutku yang mengeras karena ada seorang bayi di dalamnya. "Wuah..,"pekik Taehyun takjub.

"Anak ini pasti bahagia punya samchun seperti kalian,"ucapku menatap Taehyun yang masih terperangah. 

"Geurom!"Taehyun mengangguk. "Aku tak sabar menunggu anak ini lahir nunna,"ia menarik tangannya menjauh. "Baiklah, aku harus bekerja dulu. Anyeong...,"ia melambai ke arah si bayi, yang kurasakan ada pergerakan pelan dari dalam perutku seakan menanggapi ucapan Taehyun. 

"Hmmm. Anyeong samchun,"ucapku berbicara sebagai bayi, suara tawa kecil pun terdengar dari mulut Taehyun yang akan membuka pintu. 

Layar televisi yang tergantung di dinding mulai menampilkan pemandangan panggung. Aku pun kembali merebahkan diri, sambil mengelus pelan perutku yang sedari tadi terasa ada pergerakan dari dalam. "Kau sepertinya lebih senang di sini, daripada dengan EXO samchun? Machi?"aku menunduk, seraya mengajak bicara jabang bayi yang setia bergerak seakan tengah menari di dalamnya. "Kau tidak bergerak selincah ini saat bertemu EXO samchun. Huh? Neo nappeun,"ledekku pada perutku sendiri.

Suara teriakan fans mulai terdengar dari dalam ruang tunggu. Tak lama, suara member WINNER mulai menggema, menyapa fasn yang berada di Main Hall Osaka Internasional Convention Center. “What’s up Osaka!"suara Seungyoon terdengar kencang menyapa fans yang semakin riuh, di saat itu juga aku menerima satu hentakan keras dari si bayi. "Appo adeul-ah...,"aku mengeluh kepadanya yang menendang perutku cukup keras.

Setelah hentakan terakhir itu, anak ini mulai diam. Aku pun merebahkan diri dengan nyaman sambil menikmati aksi panggung WINNER yang baru saja dimulai.

“Kang Seungyoon, sedang apa kau ke sini?”aku menatapnya yang masuk dengan perlahan ke dalam ruang tunggu, namun ia tak bergeming. Ia terus berjalan mendekat ke arahku, dan duduk merebahkan diri di sebelahku.

“Appa lelah, adeul. Neo Gwenchanni?,”tangan kanannya mengelus perutku perlahan. “Neo omma jinjja daebakkiya,”aku bisa mendengar suaranya bak musim semi. Tangan Seungyoon kemudian beralih, mengelus jemari kananku yang berada di atas perut. Ia menatap lurus pada sebuah cincin yang kupasang di jari manis. “Kau memakainya juga,”ucapnya pada diri sendiri.

                “Mian huh. Aku tidak bermaksud meninggalkanmu tadi,”kepala Seungyoon menunduk seraya mengobrol si bayi yang ada di dalam perutku. “Aku sedang membuatkan susu untuk omma-mu,”ia meletakkan termos berukuran sedang di atas meja yang berada di depanku. “Aku tidak yakin dia akan suka. Tapi setidaknya appa berusaha selagi ada kesempatan.”

                “Kang Seungyoon! Cepat kembali ke panggung,”panggil Byungyung dari balik pintu. Lelaki berbadan tambun itu kembali menutup pintu saat mendapat kode ‘oke’ dari Seungyoon.

                “Tunggu di sini dulu ne. Appa akan mencari uang yang banyak untukmu dan omma-mu. Jadilah anak yang baik dan menjaga omma, saat appa belum bisa berada di sisi kalian. Arra?,”Seungyoon mengecup perutku singkat. Kemudian beralih mengecup keningku singkat. “Jalja chagya,”Seungyoon mengelus rambutku pelan. Tubuhnya beranjak dari sisiku dan berjalan keluar ruang tunggu.

                Mataku terbuka perlahan, ‘Ah rupanya aku mimpi,’pekikku saat sadar bahwa aku ketiduran saat konser tengah berlangsung. Bahkan WINNER sekarang sudah menyanyikan lagu andalan mereka untuk penutupan.  Dengan setengah sadar, pandangan mataku beralih dari layara televisi berukuran 24 inchi, memandang sebuah termos yang berada di depanku dengan selembar catatan kecil menempel di atasnya.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK