Langit gelap berawan pertanda sebentar lagi hujan akan turun. Padahal waktu masih menunjukkan pukul empat sore, tetapi keadaan sudah seperti pukul enam sore. Banyak orang yang berlalu lalang bahkan agak sedikit mempercepat langkahnya atau malah berlari demi menghindari hujan yang sebentar lagi akan turun. Tetapi disebuah pelataran toko souvenir, seorang gadis berdiri dengan gelisah, sesekali ia melirik jam tangan biru mudanya dan juga melirik handphone yang sedang dipegangnya. Raut kesal tergambar jelas diwajahnya yang cantik. Gadis itu bernama Lee Chunsa, matanya yang besar serta rambut ikalnya yang selalu dikuncir kebelakang sukses membuat setiap orang yang lewat melirik selama beberapa detik kagum akan kesempurnaan ciptaan Tuhan ini.
"Chunsa-ya Mian," kata suara seorang lelaki yang agak sedikit terengah yang sudah dipastikan akibat berlari.
"Oppa, aku sudah menunggu lebih dari setengah jam disini dan coba kau lihat langitnya sudah mendung. Apa kau tega melihatku menunggu disini sendirian dan kedinginan. Apa kau tega Oppa?"
"Kau terlalu berlebihan," kata lelaki itu sambil mencubit hidung Chunsa.
CHUNSA POV
"Oppa, aku sudah menunggu lebih dari setengah jam disini dan coba kau lihat langitnya sudah mendung. Apa kau tega melihatku menunggu disini sendirian dan kedinginan. Apa kau tega Oppa?"
"Kau terlalu berlebihan," kata Seungho Oppa sambil mencubit hidungku.
Namanya adalah Yang Seungho, umurnya sudah 28 tahun, jarak umur kami 3 tahun. Wajahnya tampan dan dia mempunyai mata yang bisa membuat wanita-wanita tidak berkutik. Sepanjang hidupnya bersekolah, dia menjadi ketua kelas makanya sampai sekarang dia dipercaya menjadi pimpinan dikantor Ayahnya. Dulu dia dikenal sebagai devil karena tatapan membunuhnya dan dia dikenal jago berkelahi. Makanya, tidak satupun orang yang berani atau menantangnya berkelahi. Kelebihannya adalah bermain piano, aku senang sekali melihat Seungho Oppa bermain piano dan sudah banyak penghargaan dari kompetisi-kompetisi yang diikutinya.
Aku mengerucutkan bibirku, aku tidak pernah suka kebiasaannya mencubit hidungku, membuat aku seperti anak kecil.
"Hajima.. Kenapa sih kau senang senang sekali mencubit hidungku?" kataku sebal yang hanya dibalas dengan tawa kecil yang membuat beberapa perempuan menoleh kearah kami, terpesona dengan Seungho Oppa mungkin.
"Sudahlah Chunsa-ya, Oppa minta maaf ya."
"Araseo Oppa araseo. Ngomong-ngomong dimana Kyuhyun Oppa? Kau tidak bersamanya?"
"Rapat dadakan. Memangnya dia tidak memberitahumu," katanya yang kujawab dengan gelengan kepala. "Sudah kupastikan dia takut kau marahi, evil satu itu tidak pernah berkutik dengan kemarahanmu. Hahaha."
Pria yang kusebut namanya tadi adalah Cho Kyuhyun, umurnya saat ini 27 tahun, tingginya lebih diatas Seungho Oppa, tetapi wajahnya tidak kalah tampan dari Seungho Oppa, tatapan matanya tajam apalagi kalau sedang melihat hal yang tidak disukainya. Hobbynya hanya bermain game, mungkin dia adalah Master Game saat ini, suaranya bagus dan meneduhkan saat dia bernyanyi, aku paling suka kalau Kyuhyun Oppa bernyanyi sambil diiringi alunan piano dari Seungho Oppa. Saat ini dia bekerja di kantor ayahnya, membantu Cho Ahjussi mengelola proyek-proyeknya. Perusahaan Kyuhyun Oppa bergerak di bidang kontraktor dan Kyuhyun Oppa adalah salah satu insinyur muda yang berbakat dan kemampuannya sudah diakui di seluruh Korea Selatan. Julukannya adalah Evil karena dia terkenal sekali sering menjahili semua orang, apalagi kalau dia sudah berbicara, tidak ada orang yang bisa melawannya. Tetapi entah kenapa dia tidak pernah melawanku kalau aku marah, kata Seungho Oppa kalau aku marah sudah melebihi setan manapun. Dia adalah orang yang sampai saat ini aku kagumi, mungkin aku cintai. Sudah lama aku memendam perasaan ini kepadanya, aku masih berpikir kalau dia tidak akan menyukaiku karena dia sudah menganggapku sebagai adiknya sendiri.
”Sudahlah, ayo kita jalan. Kau mau aku traktir apa?” katanya sambil merangkulku dan mengajakku berjalan.
“Hmmmm... Samgyupsal. Boleh?”
“Tentu saja. Kajja!”
SEUNGHO POV
Gadis didepanku makan dengan lahap, tidak peduli image kecantikannya akan rusak dengan cara makannya yang seperti ini. Gadis yang sudah kukenal sejak 10 tahun yang lalu, tepatnya sejak aku masuk ke SMA yang sama dengan kakaknya. Lee Jongsuk.
Aku yang waktu itu adalah murid pindahan di salah satu SMA di daerah Nowon. Aku pindah ke daerah Nowon karena ayahku mendapatkan pekerjaan disini dan alasan lainnya aku ingin menjauh dari cinta pertamaku yang tidak bisa aku dapatkan. Jongsuk terkenal sebagai anak yang bermasalah, sering membolos dan sering berantem dengan anak-anak sekolah lainnya. Tetapi meskipun sikapnya yang seperti itu, ia tidak pernah sekalipun mem-bully teman-temannya ataupun berkelahi dengan teman satu sekolahnya. Dan anehnya, teman-teman satu sekolahnya tidak ada yang berani mencari masalah dengannya. Awalnya sewaktu aku masuk, orang-orang akan mengira kalau aku adalah anak pembawa onar ataupun anak yang akan mencari masalah disini. Aku tahu mengapa mereka berpikiran seperi itu, kalau kau lihat tatapan mataku ataupun wajahku yang dingin kau pun akan berfikiran kalau aku adalah anak pembuat masalah.
Singkat kata, aku dekat dengannya ketika aku dikeroyok oleh salah satu sekolah yang ternyata adalah musuh dari Jongsuk. Mereka pikir, aku adalah mata-mata dari sekolahku. Ya mungkin karena wajah dinginku, aku jadi dikira salah satu anak buah Jongsuk. Untung saja aku pernah belajar taekwondo, jadi aku sedikit tenang walau menghadapi banyak orang yang siap menyerangku. Tanpa kusadari, ternyata Jongsuk dan teman-temannya datang membantuku. Mulai dari kejadian itu, aku dan Jongsuk berteman baik, aku bahkan sering bermain kerumahnya dan bertemu dengan Chunsa yang waktu itu masih duduk di bangku SMP. Gadis manis yang sangat disayangi oleh Jongsuk, mungkin karena Chunsa adalah adik satu-satunya. Karena aku sering bermain dan menginap dirumah Jongsuk, aku pun mulai mengenal Kyuhyun yang kebetulan rumahnya bersebelahan dengan rumah Jongsuk. Chunsa dan Kyuhyun juga sangat dekat, tapi mungkin lebih tepatnya sering berkelahi karena kejahilan Kyuhyun.
Kami berkuliah ditempat yang sama, di Korea University. Aku dan Jongsuk sama-sama mengambil jurusan bisnis karena kami yang akan menjadi penerus perusahaan orang tua kami. Orang tuaku memulai bisnis dibidang telekomunikasi dengan memproduksi telepon seluler dan orang tua Jongsuk adalah pemilik mal-mal serta beberapa hotel bintang lima yang tersebar di Korea Selatan bahkan ada beberapa hotel yang sedang dibangun di Jepang dan Singapura. Sedangkan Kyuhyun yang masuk ditahun berikutnya masuk di jurusan Arsitektur karena ayahnya adalah pemilik perusahaan kontraktor yang ternama di Korea Selatan. Saat ini, dia telah berhasil menjadi insinyur muda berbakat dan dipercaya untuk membangun hotel di perusahaan ayahnya Jongsuk.
Kami bertiga terkenal di kampus karena ketampanan dan kepintaran kami, bukannya aku menyombongkan diri, tapi memang begitulah kenyataannya. Diantara kami bertiga, Jongsuklah yang lebih terkenal dikalangan para wanita. Tetapi meskipun begitu, Jongsuk bukanlah tipe pria yang akan mencari kesempatan dengan wanita-wanita yang mendekatinya. Padahal kalau dia mau, banyak wanita yang akan mengantri untuk bisa sekedar pergi makan atau menonton dengannya. Dari sekian banyak wanita cantik yang mengantri, ada satu wanita yang berhasil mencuri pandangan dan hatinya. Seorang wanita cantik yang tidak ikut mengantri seperti yang lainnya. Dia adalah Kim Yujin, anak pendiam jurusan sastra inggris. Banyak cara yang digunakan oleh Jongsuk untuk mengambil simpatinya, dengan mendekatinya setiap Yujin dikantin sampai membawakan bunga mawar untuknya. Aku dan Kyuhyun hanya tertawa saat Yujin tidak menanggapi Jongsuk sama sekali. Tanpa kami sadari, dengan mengenal Yujin adalah satu kesalahan yang mengubah semuanya.
AUTHOR POV
Ponsel Seungho berbunyi, Chunsa yang sedang asik memakan samgyupsal menghentikan sejenak aktivitasnya itu. Sengho langsung menjawab panggilan yang ternyata dari Kyuhyun.
"Yeoboseyo?"
"Hyung, oddi? Aku sudah selesai meetingnya, ternyata semua bisa kuatasi dengan cepat."
"Kami di restoran samgyupsal yang sering kita datangi, kau kemarilah cepat kalau tidak mau dimakan setan didepanku ini."
"Sini aku mau bicara dengan evil ini," kata Chunsa sambil merebut ponsel Seungho. "Yak. Cho Kyuhyun. Kau sudah berjanji akan bertemu hari ini. Oddi?"
Kyuhyun agak menjauhkan ponselnya karena suara Chunsa yang bisa membelah Sungai Han. "Ini aku sedang dalam perjalanan Tuan Putri, tunggu aku sebentar lagi. Ara."
"Ne. Ara Oppa. Ppalli," kata Chunsa lalu mengakhiri pembicaraannya.
"Kau mau nambah apalagi?"
Chunsa berpikir sambil melihat menu diatas meja. "Sepertinya aku hanya ingin nambah minum. Aku kenyang Oppa," katanya sambil merenggangkan tanganku.
"Chunsa-ya, apa kabar pacarmu itu?"
"Jungshin Oppa sedang ada job di Jepang, pemotretan dengan salah satu majalah fashion terkenal kalau katanya."
"Oh. Akhir-akhir ini aku jarang melihatnya dan yang terpenting, aku dan Kyuhyun tidak terlalu menyukainya. Entah mengapa," kata Sengho sambil memotong-motong daging diatas pemanggang.
CHUNSA POV
"Oh. Akhir-akhir ini aku jarang melihatnya dan yang terpenting, aku dan Kyuhyun tidak terlalu menyukainya. Entah mengapa," kata Sengho Oppa sambil memotong-motong daging diatas pemanggang.
"Kau tahu Oppa, Jungshin Oppa sebenarnya takut jika menghadapi kalian. Yah, Evil dan Devil seperti kalian kan hanya malaikat sepertiku yang mampu menghadapi," kataku santai sambil mengambil daging yang dipotong-potong oleh Seungho Oppa.
"Tsk. Kau ini selalu mengatakan dirimu malaikat hanya karena arti dari namamu, padahal kelakuanmu beda sekali dari malaikat," kata Seungho Oppa sambil mencubit hidungku dengan gemas.
"Oppa, sampai kapan kau akan berhenti mencubit hidungku yang tidak bersalah ini?" tanyaku kesal sambil mengelus-elus hidungku.
"Mungkin sampai kau tidak mempunyai hidung," jawabnya santai sambil menyuap samgyupsal kedalam mulutnya.
"Besok aku dan Kyuhyun akan datang ke acara pernikahan teman kampus kami. Kau ikutlah mewakili Jongsuk."
"Nugu? Apa aku mengenalnya?" tanyaku santai.
"Haeri. Kau pernah beberapa kali bertemu dengannya dan dia memintaku untuk mengajakmu."
"Haeri eonni? Wuah, padahal aku berharap dia yang akan menjadi kakak iparku," kataku sambil menghela napas.
"Annyeong," kata suara seseorang dibelakangku yang sudah kukenal baik.
"Kau telat Cho Kyuhyun," kataku memasang wajah kesal.
"Mian Lee Chunsa, aku terlalu sibuk akhir-akhir ini. Aku lapar, sepertinya aku ingin jajangmyeon," katanya lalu melambaikan tangan ke arah pelayan dan menyebutkan pesanannya.
Kyuhyun Oppa hari ini terlihat mempesona dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna putih dipadu dengan dasi berwarna biru muda. Meskipun Seungho Oppa juga mempesona dengan penampilannya hari ini, tapi Kyuhyun Oppalah yang telah berhasil mencuri perhatianku. Teman masa kecilku yang sampai saat ini setia disampingku.
"Hyung, apa kau sudah memberitahu Chunsa tentang pernikahan Haeri?" tanya Kyuhyun Oppa disela ia menikmati jajangmyeon kesukaannya.
"Sudah. Bagaimana Chunsa, apa kau mau ikut dengan kami?"
"Baiklah. Besok kalian jemput aku dirumah dan tenang, aku akan berdandan dengan semestinya."
"Tapi, kenapa dia tidak memberitahu siapa pengantin prianya ya? Aku masih penasaran hyung, apakah dia orang yang kita kenal?" tanya Kyuhyun Oppa yang dijawab dengan angkatan bahu dari Seungho Oppa tanda tidak tahu.
AUTHOR POV
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi, dua orang pria dengan setelan jas yang bisa membuat semua wanita tidak bisa berfikir secara logis, duduk gelisah di sebuah ruang tamu yang besar.
"Chunsa-ya, apa kau masih lama berdandannya?" teriak Kyuhyun dari ruang tamu, padahal kamar Chunsa berada dilantai dua. Untung saja tidak ada orang tua Chunsa di rumah.
"Jamkkanman Oppa. Sebentar lagi aku turun," teriak Chunsa dari kamarnya.
"Lagipula, siapa suruh kau bangun kesiangan. Kau tonton saja terus artis-artis idolamu itu."
"Bisakah kau menutup mulutmu sebentar? Kau berisik sekali tahu!"
"Sudahlah Kyuhyun, kalau kau terus beradu mulut dengannya mau sampai kapan anak itu akan menyelesaikan dandanan hebohnya," kata Seungho sambil asyik membaca majalah yang tersedia di meja.
Tidak lama kemudian Chunsa turun dengan gaun selutut berwarna pastel yang tampak cocok dengan kulitnya yang putih, rambut panjangnya di kepang dan diberi jepit kecil di bagian atasnya. Sederhana namun cantik yang sukses membuat Seungho dan Kyuhyun diam tidak berkutik.
"Yak. Kalian berdua kenapa diam? Apakah dandananku aneh? Ah, aku memang tidak berbakat untuk berdandan sendirian."
"Ani. Kau cantik, ternyata setan kecilku bisa berdandan secantik ini," jawab Kyuhyun masih menatap lekat Chunsa.
KYUHYUN POV
"Yak. Kalian berdua kenapa diam? Apakah dandananku aneh? Ah, aku memang tidak berbakat untuk berdandan sendirian," teriak Chunsa masih dian diatas tangga
"Ani. Kau cantik, ternyata setan kecilku bisa berdandan secantik ini," jawabku masih menatap lekat Chunsa.
Chunsa memang sudah dianugerahi wajah yang cantik, tetapi dengan berdandan seperti ini menambah kecantikannya. Tanpa sepengetahuan siapapun, aku sudah mengaguminya lama sekali mungkin perasaan ini tumbuh sejak aku mengenalnya pertama kali. Aku, Chunsa, dan Jongsuk Hyung sudah bersahabat sejak kecil, makanya aku sudah menganggap keluarganya seperti keluargaku sendiri. Alasan mengapa aku sampai sekarang memendam perasaan ini mungkin karena aku tidak enak dengan Jongsuk Hyung, dia sangat protective dan sangat menyayangi Chunsa, makanya aku tidak berani mendekati Chunsa secara terang-terangan. Sampai sekarangpun aku masih tidak bisa menyampaikan perasaanku ini karena aku merasa Chunsa menganggapku sebagai kakaknya dan terlebih aku mulai menyadari bahwa perasaan Seungho Hyung lebih dari seorang kakak kepada Chunsa.
Kami bertiga terjebak macet karena ada perbaikan jalan, sedangkan acara akan dimulai pukul 11.30.
“Kau liat Lee Chunsa? Kita akan terlambat kalau begini caranya,” kataku mengetukkan jari di jendela mobil.
“Mianhae Oppa, jangan salahkan mereka lagi. Ini semua salahku, kalau saja aku menyiapkan bajuku terlebih dahulu, kalau saja aku mencuci rambutku malam sebelumnya, kalau saja aku akrab dengan segala peralatan make-up ini, aku yakin tidak akan seperti ini jadinya,” katanya dengan nada penuh penyesalan.
Seungho Hyung tertatawa keras, dia sudah tidak bisa menahan tawanya lagi meskipun dengan usaha yang keras. Selalu saja dia mengeluarkan jurus ampuhnya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
“Ahh.. Lupakanlah.”
Akhirnya kami sampai lima belas menit sesetelah acaranya dimulai, kami agak mempercepat langkah kami karena kami tidak ingin ketinggalan upacara pemberkatan pernikahan. Terlebih kami tidak enak dengan Haeri kalau kami ketahuan terlambat dipernikahannya.
“Chunsa, kau jangan jauh-jauh dari kami nanti. Aku tidak ingin kau terjebak dengan laki-laki lain disini. Araseo?” tanyaku. Tapi tidak ada jawaban dari Chunsa, padahal yang kutahu dia pasti akan menjawab cepat ketika kujahili seperti ini.
Kuhentikan langkahku dan menyadari kalau Chunsa tidak ada diantara kami. Aku dan Seungho Hyung langsung menoleh kebelakang mencari keberadaannya yang ternyata dia berdiam diri ditempat atau lebih tepatnya mematung, memandang lurus kearah depan.
“Chunsa-ya. Wae?” tanya seungho Hyung khawatir lalu menghampiri Chunsa.
“Oppa. Igo mwoya? Apa kalian menjebakku?”
“Menjebakmu? Apa maksudmu? Oppa tidak mengerti apa yang kau bicarakan.”
“Hyung wae?” tanyaku penasaran.
“Aku juga tidak tahu Kyuhyun-a. Apa sebaiknya kita pulang? Apa kau sakit Chunsa-ya?”
“Aniya Oppa,” katanya kemudian berjalan menuju pintu ballroom tempat diadakannya pemberkatan pernikahan Haeri.
Aku dan Seungho Hyung mengikuti Chunsa dari belakang secara perlahan, kami penasaran dengan semua maksud dan perubahan sikap Chunsa secara mendadak tadi. Kami mendengar tepuk tangan riuh dari dalam ruangan itu dan Chunsa yang diam mematung di depan pintu yang terbuka dan kemudian berjalan perlahan masuk kedalam. Seungho Hyung langsung mempercepat langkahnya, sepertinya ia menyadari suatu hal tapi aku langsung mengikutinya mempercepat langkahku menuju ruangan tersebut.
“Oppa. Ige mwoya?”
Kudengar samar suara Chunsa, tepatnya suara diiringi isakan lirih. Tidak pernah lagi kudengar suaranya seperti ini, terakhir kudengar sekitar empat tahun lalu. Kuperhatikan kedua mempelai yang berdiri didepan altar dan kemudian kusadari siapa yang berdiri disana berdampingan dengan Haeri, dan kuperhatikan wajah keras Seungho Hyung sudah berubah seperti ingin memakan mempelai pria hidup-hidup.
Please click love botton and leave a comment..
Gomawooooo...