Kenapa aku baru menyadari pesonamu sekarang?
###
Suara familiar memanggilku sehingga aku reflek menoleh ke arah sumber suara tersebut. Ternyata panggilan itu berasal dari Jung Hunchul, tetangga sekaligus teman kecilku. Aku reflek mengerutkan dahi dan bertanya-tanya apa pasal manusia di depanku berada disini sekarang.
“Kenapa kau ada disini? Ini kan bukan tempat untuk gadis sepertimu! ” Ah, aku tak sempat bertanya karena dia telah merebut timingku. Aku menunjukkan placard yang kupegang sedari tadi kepadanya. Dia lalu menganggukkan kepala pertanda mengerti dengan maksudku.
“Oh, jadi kau kesini untuk mendukung mereka. Hahaha...What a tragic luck!” ucapnya sambil tertawa ringan.
“Eh? Apa maksudmu? Ngomong-ngomong, Ada perlu apa kau kesini?” tanyaku.
“Temanmu ini salah satu peserta dan kau malah mendukung dua idol itu. Sakitnya tuh disini!” ujarnya sambil menunjuk dada. Aku bingung dengan pernyataan itu. Benarkah Hunchul peserta di acara ini?
“See you at the show!” ujarnya sambil meninggalkanku dengan pertanyaan besar menghiasi pikiranku.
###
Mataku tak lekat-lekatnya menatap Hunchul di panggung tersebut. Sungguh, aku tak mengira Hunchul yang biasanya selalu menunjukkan bahwa ia tak tertarik dengan dunia hiburan malah beraksi dengan kerennya. Para gadis di sekelilingku dengan antusias meneriakkan namanya. Aku kembali teringat dengan kata-kata yang ia lontarkan tadi siang.
“Aku akan membuat salah satu idol kesayanganmu meninggalkan panggung kehormatan itu. Asal kau tau, dia tak layak berada disana.” tukasnya dengan nada optimis.
Sekarang, aku harus menyaksikan B.I tereliminasi karena kalah dari hasil perolehan voting Hunchul. Tiba-tiba, handphoneku bergetar. Sebuah pesan singkat masuk dan itu berasal dari Hunchul.
Sudahku bilang kan bahwa idolmu itu kalah dariku. Btw, setelah acara selesai, kau jangan kemana-mana. Kita pulang bersama.
Hatiku mencelos kesal melihat pesan tersebut. Aku mengindahkan pesannya dan pulang ke rumah tanpa mengabarinya.
###
Pagi buta, aku terbangun dengan teriakan dari ibuku. Terlihat rona marah menghiasi wajahnya.
“Astaga! Apa yang kau perbuat? Hunchul mencarimu semalam dan kau tidur dengan nyenyaknya.” teriak ibu kepadaku. Mataku masih setengah terpejam dan pikiranku belum sinkron dengan apa yang ibuku katakan. Tunggu! Tadi ibu mengatakan tentang Hunchul.
“Eh? Ibu bilang apa sih? Hunchul mencariku?” tanyaku sambil menguap lebar. Ibu semakin geram melihat tingkahku. Ia mengguncang badanku hingga aku terbangun sepenuhnya.
“Aish, anak ini! Iya, tadi ibu Huncul datang kesini menanyakan kabarmu. Dia bilang Hunchul tak menemukanmu di klub semalam. Dia khawatir sesuatu terjadi padamu. Kau tak membalas pesan dan mengangkat teleponnya. Ada apa dengan dirimu, ha?” Aku menghela nafas mendengar omelan ibu sepagi ini.
“Iyaiya...nanti aku akan meminta maaf pada Hunchul dan menjelaskan kesalahpahaman ini pada ibunya.”jawabku setengah hati. Salahkan pada Hunchul karena dia membuat moodku tidak karuan tadi malam.
“Kau sekalian memberikan seloyang brownies yang ada di kulkas kepadanya. Ibu malu sekali pada ibu Hunchul.” pinta ibu.
“Tapi bu..itukan browniesku. Aku ingin memberikannya pada Bobby.” tolakku. Aku bersusah payah membuat brownies itu demi Bobby dan ibu malah menyuruhku memberikannya pada Hunchul, aku tak rela!
“Bobby? Siapa dia? Pacar barumu ya?” tanya ibu sambil melotot padaku. Aduh...ibuku ini protektif sekali! Kapan anaknya bisa punya pacar jika dia terus mengawasiku? Tapi, aku sih senang saja apabila aku disandingkan dengan Bobby.
“Bukan,bu! Bobby itu idol favoritku. Dia akan bertanding besok malam jadi aku ingin memberikan brownies padanya sebagai bentuk dukungan dariku.” jawabku sambil memajukan bibirku.
“Eh...idolmu itu takkan makan pemberian fansnya sembarangan. Daripada terbuang sia-sia, kau harus memberikannya pada Hunchul. Jika menolak, uang jajanmu dipotong tiga bulan dan kau tak boleh keluar pada malam hari! ” Perintah ibu tegas mengikat. Aku tak bisa mengelak lagi sehingga terpaksa menyetujuinya.
###
“Aku ingin mentraktirmu makan malam apabila aku lolos babak eliminasi besok. Kau bisa kan?” tanya Hunchul padaku saat aku sedang bertamu ke rumahnya.
“Duh...kau tak bisa lolos dengan gampang, Hunchul-ah. Walau kau bisa membuat B.I keluar, tetapi masih ada Bobby disana.” ujarku tanpa menoleh ke arahnya. Tiba-tiba, Hunchul berdiri dan bersiap meninggalkanku.
“Eh, kau mau kemana?” tanyaku reflek.
“Aku ingin menulis rapku. Jangan ganggu aku! Pulang sana!!” suruh Huchul dengan ekspresi wajah yang tak dapat kutebak. Ada apa sih dengan dia?
“Yasudah. Aku pulang dulu ya... “ Aku mengiyakan kemauannya dan pulang ke rumah.
###
Sekali lagi aku terpukau dengan pertunjukan yang disuguhkan Hunchul. Beruntung sekali dia bisa berkolaborasi dengan Skull! Aku memang telah lama mengetahui kalau dia senang mendengar genre musik reggae. Tapi, ini pertama kalinya aku melihatnya menggabungkan reggae, hip hop dan rock. Hunchul, kau keren sekali malam ini! Tunggu! Tadi aku bilang apa? Tidak!! Bobby lah yang paling keren malam ini dan aku akan selalu mendukungnya.
Setelah acara ini selesai dan mengetahui Hunchul kalah dari Vasco, aku menunggu Hunchul di pintu keluar untuk menembus kesalahanku. Tak lupa aku mengirim pesan bahwa aku akan pulang bersamanya. Beberapa saat kemudian Hunchul keluar dan ketika aku akan menemuinya, para gadis yang juga masih berkeliaran disana mengerubungi Hunchul. Mereka menyampaikan dukungan bahwa mereka akan setia mendukung Hunchul. Eh? Aku tak salah dengar kan?
“Kau tampaknya senang sekali malam ini.” Aku membuka percakapan setelah hampir sepuluh menit kami berjalan pulang dalam keheningan.
“Aku mengira aku akan tereliminasi malam ini. Ternyata aku beruntung walaupun rekanku harus keluar. Aku sempat berpikir akan diamuk oleh fans Giriboy hyung. Ah, justru aku malah disambut oleh fansku.” ucapnya sambil tersenyum lebar.
“Kau pasti akan senang karena mereka meneriakimu, ‘IRON oppa semangat! IRON oppa jjang! IRON oppa, kau hebat!’ “ cibirku sambil menunjukkan kekesalanku
“Hahahaha...kau cemburu ya! Bukannya kau juga selalu berteriak, ‘Bobby, kau bisa! Bobby, noona akan selalu mendukungmu!” Dia merespon ucapanku dengan tertawa keras.
“Ah, kau jangan meledekku seperti itu! Aku tak seheboh mereka-mereka tadi.” elakku sambil menepuk pundaknya dengan keras.
“Tunggulah aku! I’ll turn you as my number one fan.” ujarnya pelan.
“Eh? Kau bilang apa tadi?” tanyaku beruntun. Dia tersenyum dengan manisnya. Jantungku berdegup kencang saat itu juga. Aku jelas sekali mendengar kata-katanya tadi.
###
Babak semi final menyisakan Hunchul, C-Jamm, Bobby dan Vasco. Aku jelas mengkhawatirkan Bobby yang akan bertanding melawan Vasco. Duh, Hunchul sempat kalah melawan Vasco sebelumnya. Tapi, bagaimana keadaan Hunchul ya? Seminggu, aku tak bertemu dengannya. Sepertinya, dia fokus mempersiapkan diri untuk semi final ini.
Penampilan pertama dibuka oleh Bobby. Aku teriak dengan kerasnya karena Bobby berhasil lolos ke babak final. Sekarang adalah waktunya Hunchul. Entah kenapa, keringat dingin mengucur di dahiku. Aku cemas dengan Hunchul.
Hunchul kemudian keluar dengan setelan formal. Malam ini, Hunchul terlihat tampan sekali. Kenapa aku baru menyadari pesonamu sekarang, Hunchul-ah? Tiba-tiba, alunan keyboard mengalun dan aku mengenal lagu ini. Ini kan lagu favoritku, Poison Gas milik LeeSSang.
Perlahan aku mulai terbius dan merasakan sesak. Air mata menitik dari kedua mataku. Aku terharu dengan semua kata-kata rap yang diucapkan Hunchul. Semua penonton disini juga pasti merasakan hal yang sama. Aku lah yang merasa sakit karena mengetahui lirik itu adalah salah satu dari bagian kehidupan Hunchul. Sedih sekali membayangkan Hunchul harus mengalami banyak cobaan.
###
“Hunchul, kau semangat ya! Walaupun kau tidak menang. Kau hebat karena berhasil menjadi runner up di Show Me The Money 3. Itu bukanlah hal yang gampang. Kau telah berjuang dengan keras dan aku yakin kau bisa sukses setelah ini.” ucapku menghibur Hunchul. Aku mendapat kabar dari Hunchul melalui telepon kalau Bobby menjadi pemenang di Show Me The Money 3 dan dia malu sekali menemuiku karena dia sebelumnya meremehkan Bobby.
Aku senang mendengar bahwa Bobby berhasil membuktikan bahwa seorang idol sepertinya bisa menjadi pemenang di acara underground rapper. Tapi, aku juga sakit saat mengetahui Hunchul sedih. Ada apa dengan diriku sekarang?
“Aku turut sedih mendengar kau kalah, Hunchul-ah. Penampilanmu tadi malam keren sekali. Aku menangis lho! Hahahaha..” lanjutku. Dia terkekeh mendengar pernyataanku.
“Jadi, apakah aku sukses membuatmu menjadi penggemarku?” tanyanya lembut. Perasaanku kembali tak karuan mendengar itu. Duh...kenapa aku senang sekali mendengar pertanyaan itu?
“Hunchul-ah, eh bukan, IRON oppa. I am your number one fan.” ucapku singkat.
FIN