home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Little Red Riding Hood And The Twelve Wolves

Little Red Riding Hood And The Twelve Wolves

Share:
Author : natadecocoo
Published : 20 Feb 2015, Updated : 23 Feb 2015
Cast : Oh sehun, Jung Nara,Kim Myungsoo, EXO, Lee Jieun
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |1555 Views |6 Loves
Little Red Riding Hood and The Twelve Wolves
CHAPTER 1 : O N E

O N E ; AWAL SEMESTER

 

            Kupercepat langkahku, menjadi tiga kali lebih cepat dari sebelumnya. Libur akhir semester telah berlalu begitu cepat, tergantikan oleh sebuah semester baru, yang aku percaya, semuanya akan menjadi lebih tidak mudah dari sebelumnya. Waktu memang seenaknya sendiri berjalan maju sementara aku belum sepenuhnya siap.

            “Nara-a! Pelankan langkahmu! Kita tidak akan terlambat!” seru Jieun yang sedang membuntutiku dari belakang. Setelah kami meletakkan sepeda kami ke parkiran, kami berjalan kaki menuju gedung sekolah bersama. Iya, seharusnya kami berjalan bersama. Tapi...lagi-lagi...

            Aku berhenti sejenak, memandang ketertinggalan sahabatku yang sedang terengah-engah. “Ah matta. Mianhae,Jieun-a.” ujarku merasa bersalah.

            Begitulah setiap hari. Aku juga tidak tahu mengapa langkahku begitu cepat daripada manusia pada umumnya. Sehingga tanpa sadar aku selalu membuat Jieun tertinggal beberapa meter di belakangku seperti ini.

            Setelah kami sejajar, aku akhirnya kembali mulai berjalan. Kali ini kupelankan langkahku agar Jieun tidak tertinggal lagi.

            “Kamu pasti...sangat ingin bertemu dengannya. Setelah sebuah liburan yang cukup panjang...” ujar Jieun yang berlangkah beriringan denganku.

            “Well, dia namja Seoul. Jadi saat liburan ia tidak berada di sini..” Lalu aku segera menyadari kalimatku. Jieun menatapku dengan wajahnya yang seakan mengatakan tertangkap-kau! “Maksudku, tidak. Aku bukannya ingin segera bertemu dengannya. Kau tahu, ia selalu melewatkan upacara awal semester dan mendapatkan poin. Aku khawatir ia akan mendapatkan poin lagi..” Ralatku sambil terbata-bata dan sebenarnya, tak mengubah apapun karena Jieun sudah menunjukkan wajah tidak mengenakkannya. Wajah menahan tawa sambil memandang curiga ke arahku.

            “Yaa katakanlah kau merindukannya. Cerita selesai.” balas Jieun, membuatku membatu di tempat. Dan kini, akulah yang tertinggal oleh langkah Jieun karena badanku benar-benar membeku di tempat atas kalimat yang Jieun utarakan.

            “Merindukannya?” ejaku pelan sambil menunjuk ke diriku sendiri “Aku...merindukannya?”

            Kubayangkan wajah namja itu lalu dengan tidak santai kugeleng-gelengkan kepalaku. “Maldo andwae!!”

----------------{@

            Kubuka pintu geser kayu itu dengan sedikit paksaan. Setelah melangkah ke sebuah gedung kecil yang sedikit terasingkan dari gedung lainnya, aku membuka pintu itu hanya untuk melihat dirinya sedang terfokus pada anak panahnya tanpa menoleh sedikitpun ke arahku.

            “Sudah kuduga kau akan di sini..” kuhela nafasku pelan dan sesaat kulihat ia menengok ke arahku dengan wajah terkejut.

            “Ya! Jung Nara!” Segera, ia menaruh anak panahnya yang akan ia tembakkan. “Lihatlah..” Ia memandangiku dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Bukankah kau menjadi tambah cantik hanya karena satu libur akhir semester.”

            Sebuah pernyataan.. Bukan pertanyaan. Dan aku membenci mengapa sekarang aku bisa tersipu malu atas pujiannya padahal biasanya aku menolak pujian dan gombalannya itu.

            “Berhenti merayuku, bocah Seoul! Bukankah kau sudah pernah memakan tinjuanku?” Cibirku, padahal dalam hati, aku merasa sangat malu atau senang atau tersanjung tapi yeah, tentu saja aku tak bisa menunjukkannya. Jika aku menunjukkannya, sama saja aku mengibarkan bendera putihku kepadanya.

            “Omo..Seperti biasa, kegalakanmu juga bertambah setelah sebuah liburan akhir semester.” ujarnya lagi. Mencoba memasang raut wajah sedih yang membuatku terkekeh melihatnya.

            “Berlatih lagi?” Tanyaku pada Myungsoo pada akhirnya. Ia mengangguk, seraya mengambil anak panahnya lagi. Setelahnya, ia memfokuskan diri pada sebuah titik kecil di tengah banyak lingkaran yang bertumpuk-tumpuk itu. “Akan ada turnamen beberapa hari lagi.”

            Dan shoot! Anak panahnya mengenai titik hitam di tengah itu membuat mulutku menganga takjub.

            “Kamu sungguh giat, Myungsoo-a. Wajar saja kau mahir dalam memanah..” Kusilangkan tanganku ke dada dan dapat kulihat Myungsoo memalingkan wajahnya.

            “Tentu saja... Jika aku menyukainya, itu berarti aku serius terhadap sesuatu yang kusukai itu.”

            Sudah hampir 5 tahun penuh aku mengenal sosok Kim Myungsoo dan saat ini, aku mendengar keseriusan dari kalimatnya. Yeah memang benar. Jika Myungsoo sangat serius akan sesuatu, maka ia akan berjuang untuk hal itu sampai akhir.

            “Yeah, terserahmu. Asalkan jangan membolos upacara lagi..Sadarlah akan poinmu, bocah Seoul! Karena jika kau dikeluarkan karena poinmu, usaha berlatih memanahmu akan sia-sia.” ujarku padanya yang kemudian disambut oleh senyum tipis miliknya.

            “Sepertinya kebawelan Jieun menular padamu..” Ia lalu melepas semua pelindung dada yang ia kenakan dan menaruh anak panahnya ke tempatnya. Tak lupa, ia mencabut anak panah yang ia tembakkan dan mengembalikannya ke tempat semula. “Kajja. Mari buang 2 jam waktu kitadi sebuah upacara menyebalkan.”

           

            Satu hal yang aku sendiri masih belum mengerti. Aku senang ketika Myungsoo mendengarkan ucapanku.

           

            Kami lalu meninggalkan rumah yang terlihat seperti pondok kecil itu. Kututup pintu geser kayu itu dengan penuh tenaga karena memang pintu itu telah tua sehingga membutuhkan energi cukup ekstra untuk menutupnya. Saat itu pula aku mencoba menghilangkan perasaan tidak enak pada diriku. Perasaan yang mengatakan bahwa ada orang lain di tempat ini selain diriku dan Myungsoo. Namun sungguh, aku mencoba untuk positive thinking karena hal ini tidak kali pertamanya terjadi padaku dan aku tidak ingin mempercayai semua kekuatan aneh yang kumiliki ini.

----------------{@

           

            “Ada apa ini? Apa mereka bahkan sebuah boyband?” cibirku ketika di tengah upacara melihat sebelas namja berdiri di sana. Yeah, aku bahkan menghitung jumlah mereka. Sebelas. Benar-benar sebelas. “Aaah apa mungkin mereka akan bertanding sepak bola di sini? Jumlah mereka sebelas..” gerutuku tak tentu. Sudah satu setengah jam kami berdiri untuk sebuah upacara awal semester di gymansium, mendengarkan ceramah ini itu dan harus berdiri. Sesuatu yang membuatku bosan.

            Jieun tampak menunjukkan raut wajah sebaliknya. Tampak ceria dengan mata berbinar-binar. “Memangnya kenapa? Mereka tampan! Ketampanan mereka seakan menghilangkan semua lelah dan penatku..”

            Tepat setelah itu, Myungsoo memutar matanya dan menjitak kepala Jieun. “Eeeey namja seperti mereka hanya bikin sakit mata saja.”

            “Ya! Apa salahku? Mereka benar-benar tampan.”

            “A.ni.yo.” Myungsoo meledakkan permen karetnya tepat di depan Jieun.

            “Ya! Ini pasti karena kau iri akan ketampanan mereka,kan? Iya kan? Aish, bocah Seoul penuh rasa iri.”

            Jitakan kembali mendarat di kepala kecil milik Jieun.

            “Ya! Jangan lampiaskan keirianmu pada diriku. Aish..”

            Kuhela nafasku dan kumajukan tanganku untuk melerai Jieun yang sepertinya akan menendang kaki Myungsoo. “Geuman. Park Hoon seonsangnim melihat ke arah kita..”

            Aku memandang ke arah Myungsoo. “Kim Myungsoo. Ingat poinmu!”  Lalu beralih ke Jieun. “Lee Jieun. Ingat citra baikmu. Kau tidak ingin terlihat bodoh di depan Yoseob bukan?”

            Dan benar-benar ampuh. Emosi mereka mereda. Kuhembuskan nafasku dengan lega dan kembali kuarahkan perhatianku pada kesebelas namja di panggung itu yang sedang diperkenalkan oleh kepala sekolah SMA Kyungwoo.

            Saat itu juga, aku merasa terkejut ketika seseorang dari mereka melihat ke arahku. Seseorang dengan tinggi yang luar biasa dan memiliki wajah sedikit foreign. Kulihat ia menggerakkan bibirnya dan lagi-lagi, sesuatu yang tidak normal pada diriku muncul.

            Sebuah bisikan halus mengalir di kepalaku. Bisikan yang seirama dengan gerakan bibir namja tinggi yang sedang melihat ke arahku itu.

            Sebuah bisikan. “Aku menemukanmu.”

----------------{@

Hoho cukup segitu dulu yaaa..

Bisa dibilang ini teaser. Aku cuma pengen tau apa kalian pengen ff ini lanjut? Kalo iya kasih feedback yaa : )

Dan cast masih bisa berganti..Jika kalian ingin beberapa cast diganti usul aja ya. Karena jujur, aku gak tau cast siapa yang kalian suka. Heuheu pernah kepikiran Myungsoo digantiin sama Chanyeol (karena aku terlalu sering nulis Myungsoo hhe) tapi yah nanti 12 wolvesnya gak lengkap dong.. Huhu 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK