AUTHOR POV
Sehun masuk ke kelas dengan muka sedikit muram. 'Aku tidak tahu! Benar - benar tidak tahu harus melakukan apa!' Batin Sehun saat berjalan menuju kursinya.
"Hei! Sehun! Kenapa kau melamun?" Tanya Luhan.
"Ah. Anio..."
"Gwaenchanayo?" Tanya Kai khawatir.
"Ne, gwaenchana.." Jawab Sehun sambil tersenyum palsu.
"Jinja??" Tambah Xiumin.
"NE!! Gwaenchana!!" Teriak Sehun sebal.
"Oh, ya sudah.."
AUTHOR POV END
ALYA POV
Ini perasaanku saja, atau dia memang benar - benar memperhatikanku?
Dari tadi aku merasa Sehun menatapku. Ah, mungkin hanya perasaanku saja.
"Alya? Kenapa kau melamun?" Tanya Krystal padaku. Krystal adalah murid pindahan dari Amerika Serikat. Aku baru tahu, ternyata di SMA ini, kebanyakan isinya murid - murid dari luar negeri. Itu membuatku lebih lega.
"Iya, kenapa kau melamun saja?" Tambah Victoria.
"Ah, ani. Aku hanya memikirkan teman - temanku dulu.."
"Begitu ya? Tenang saja, dulu aku juga sepertimu. Aku sangat cemas sekali. Tapi lihatlah sekarang, aku sudah terbiasa." Ucap Krystal membuatku sadar akan sesuatu: Ternyata mukaku terlihat cemas.
"Iya, tenang saja.. Eh, ngomong - ngomong.. Seperti apa Indonesia?" Tanya Victoria.
"Indonesia itu...."
ALYA POV END
AUTHOR POV
"Kita sepertinya sudah gila..." Ucap Bella yang kedinginan pada Sofi.
"Kita? Kau saja yang gila.."
"Hei, aku serius!"
"Aku juga!"
Bella menghela nafas. "Terserah.. Lalu, kita harus bagaimana lagi sekarang?"
"Kita harus menunggu Om Danny , katanya, dia akan menjemput kita... Memang kau kira kita disini untuk bersenang - senang apa??"
Lagi - lagi Bella menghela nafas. "Baiklah... Terserah kau.."
***
Alya yang duduk di sofa ruang tamu bingung melihat ayahnya mengenakan pakaian santai.
"Ayah... Ayah mau kemana?" Alya bertanya sambil mematikan televisi yang tadi ia tonton.
"Menjemput seseorang.." Kata Ayah Alya dengan senyum jail.
"Siapa Yah?"
"Ada lah... Ini kejutan untukmu..."
Alya semakin bingung dengan perkataan Ayahnya. "Siapa Yah? Kalau tidak mau mengatakannya... Aku akan kembali ke Indonesia.." Ancam Alya sambil cemberut.
"Jangan mengancam Ayah.. Baiklah... Ayah mau menjemput Bella dan Sofi.."
Kata - kata Ayah Alya membuat Alya terlonjak kaget. "Apa??? Mereka ada disini???"
"Iya, Ayah sedih karena kau selalu berdiam diri di rumah, jadi Ayah pikir, lebih baik mereka datang kemari.. Agar kalian bertiga bisa jalan bersama seperti dulu.."
Alya berlari memeluk Ayahnya. "Terima kasih Yah... Ayah memang Ayah terbaik!!!"
Ayah Alya melepaskan pelukan Alya. "Sudah, sudah.. Lebih baik kita jemput mereka sekarang... Kau kan tahu.. Mereka itu tidak sabaran.. Kalau mereka tersesat bagaimana?"
"Iya Ayah... Aku ikut ya?"
***
Bella dan Sofi duduk dengan malas.
"Ah... Om Danny dimana sih?" Desah Sofi.
"Jangan tanya padaku... Kalau aku tahu... Sudah dari tadi aku menemuinya..."
"Aku sudah lapar!" Erang Sofi.
"Aku juga! Bagaimana kalau kita membeli sesuatu?" Usul Bella.
"Jangan gila!"
"Gila? Kita kan punya uang Won.." Kata Bella bingung.
"Kita memang punya uang Won... Tapi kita tidak bisa bahasa Korea... Lagipula... Bagaimana kalau makanannya tidak cocok dengan lidah kita?"
"Ah... Yang penting makan... Kita memang tidak bisa bahasa Korea dengan fasih... Tapi setidaknya kita bisa kata - kata dasarnya..."
"Ya sudahlah... Ayo... Cacing di perutku sudah mulai demo..."
Setelah itu. Mereka berjalan lagi dan mencari rumah makan. Tapi saat perjalanan mencari restoran, mereka melihat sekelompok preman memalaki dua orang cowok. Mereka saling menatap.
"Kau tahu apa yang harus kita lakukan?" Tanya Bella pada Sofi dengan tatapan serius.
Sofi mengangguk. "Tentu.."
Dengan cepat, mereka mencari sesuatu. Lalu melempari preman itu dengan benda - benda berat yang mereka cari tadi.
"Hei! Kalian preman bodoh! Kemarilah!" Teriak Bella dengan berani.
Sekelompok preman yang tertimpuk batu itu menoleh. "Hei! Berani - beraninya kau seorang yeoja!"
"Kami memang yeoja... Tapi kami lebih berani dari kalian! Kalian ini namja.. Tapi beraninya menindas!" Balas Sofi dengan suara lantang.
Dua orang namja yang tadi dipalaki oleh preman itu saling menatap dengan tatapan: Sedang apa yeoja - yeoja itu?
Preman - preman itu berlari mengejar Bella dan Sofi. Meninggalkan dua orang namja yang tadi mereka palaki.
"Tadi itu yeoja kan?" Tanya salah satu namja yang tidak lain adalah Xiumin.
"N-ne.. Aku juga melihat seperti itu.. Tapi... Mereka kenapa mau mencari gara - gara dengan preman - preman tadi?" Tambah namja kedua yang tak lain adalah Baekhyun.
"Mereka menolong kita?" Tanya Xiumin lagi.
"Molla... Tapi... Kalau begitu.. Kita dilecehkan.."
"Apa maksudmu?" Tanya Xiumin tidak mengerti apa yang dikatakan Baekhyun.
"Hei! Kita diselamatkan oleh yeoja dari preman! Apa kau pikir itu tidak memalukan???"
Xiumin mengerti. "Kau benar... Tapi, apakah mereka baik - baik saja??" Tanya Xiumin ngeri.
"Molla... Jangan bertanya sesuatu yang aku tidak tahu lagi..!!"
"Mian.."
Beberapa menit kemudian, Bella dan Sofi kembali menemui Xiumin dan Baekhyun. Xiumin dan Baekhyun terkejut melihat kedua yeoja itu masih selamat.
"Kalian...?? Kalian baik - baik saja???" Tanya Xiumin tidak percaya.
"Tentu... Kami... Masih baik - baik saja..." Kata Sofi sambil menarik nafas karena capek berlari - lari.
"Kalau kalian? Kalian tidak apa - apa?" Bella balik bertanya.
Baekhyun hanya mengangguk karena masih tidak percaya dengan kejadian yang baru ia alami.
"Kalian..? Bagaimana bisa selamat dari preman - preman itu??" Xiumin bertanya penasaran.
"Kami..?? Kami mengalahkan mereka.." Jawab Sofi santai.
"MWO???!?"
"Hei! Jangan berteriak seperti itu! Lebih baik kau ucapkan terima kasih saja... Jangan banyak bertanya!" Bentak Bella yang sudah kesal dengan pertanyaan - pertanyaan yang diajukan kedua namja itu.
"Kalau begitu.. Gomawo.." Kata Baekhyun pada Bella dan Sofi.
"Kalian bukan orang Korea kan?" Tanya Xiumin penasaran.
"Menurutmu?" Tanya Sofi mulai ketus. Ini adalah efek kelaparan. Sofi dan Bella memang sering marah kalau sudah kelaparan.
"Molla... Aku kan hanya bertanya, jangan marah seperti itu.." Ucap Xiumin takut - takut.
Sofi menyadari sikapnya. "Eh, mian.. Aku sedang lapar.. Jadi seperti ini.."
"Lapar?" Tanya Baekhyun bingung.
"Hei, kau tahu lapar tidak?? Butuh makanan!" Jawab Bella sewot.
Baekhyun terkejut dengan bentakan Bella. "Hei.. Maksudku kenapa kalian bisa lapar.."
"Kami berjalan dari bandara.. Menunggu Ahjussi kami yang tidak datang - datang... Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan saja dulu... Sambil mencari alamat.. Dan.. Restoran.."
"Kalau begitu-" Kata - kata Xiumin terputus saat sebuah mobil mendekati mereka berempat.
Si pengendara mobil membuka jendela mobilnya. Dan si pengendara itu adalah Om Danny. "Bella! Sofi...! Kami cari - cari kau dari tadi!"
Seseorang turun dari mobil. Bella dan Sofi sangat senang saat melihat siapa yang turun. Alya. Mereka tidak bisa menutupi perasaan senangnya. Lalu berlari memeluk Alya.
Alya yang cemas memarahi mereka berdua. "Ya! Kenapa kalian kabur dari bandara????!?!"
"Hei!! Kami bosan menunggu!! Kenapa Om Danny lama sekali??" Tanya Bella protes pada Om-nya.
Om Danny yang ikut turun dari mobil tersenyum meringis. "Itu salah Alya.. Dia menahan Om.." Ucap Om Danny tidak mau disalahkan.
Bella dan Sofi melirik tajam Alya yang segera tersenyum lebar. "Mian.."
"Ya sudah.. Ayo ajak kami kerumahmu!!" Ucap Sofi bersemangat.
Alya, Bella, Sofi, dan Om Danny masuk ke mobil meninggalkan Xiumin dan Baekhyun yang melongo karena tidak dianggap.
"Jadi, mereka saudaranya Alya?" Tanya Baekhyun yang sudah dulu sadar dari ketidak percayaannya diabaikan begitu saja oleh keempat orang tadi.
Xiumin yang masih melongo mengangguk memberi jawaban.
***
Bella dan Sofi memasuki rumah besar itu. "Wah... Suasananya menyenangkan!" Ucap Bella terkagum - kagum.
Alya tersenyum puas. "Bagus kan?" Tanyanya senang.
"Rumah di Korea bagus - bagus.." Komentar Sofi.
"Ah.. Sudahlah... Berhenti mengatakan itu, lebih baik cepat carikan aku makanan.... Cacing cacing di perutku sudah mendemo dari tadi... Apakah kau akan membiarkanku dizalimi oleh cacing - cacing ini?" Ujar Bella sembari memegangi perutnya dengan wajah layaknya orang kelaparan.
"Kalau begitu, ayo kita makan.."
***
Setelah mereka_Bella dan Sofi_kenyang, keduanya langsung menyerbu kamar Alya.
Keduanya terkagum - kagum dengan apa yang mereka lihat. "Hei, kenapa hanya poster EXO saja yang kau punya?" Protes Sofi ketika melihat koleksi poster Alya yang ada dilemari.
Alya mengernyitkan kening. "Memangnya tidak boleh? Aku kan fans mereka,"
Sofi menghela nafas. "Terserah kau..." Ujarnya sembari memutar bola matanya.
"Sampai kapan kalian akan tinggal disini?" Tanya Alya berharap kedua saudaranya itu tinggal lebih lama.
"Hanya dua hari, besok lusa kami pulang..." Jawab Bella tanpa menoleh karena masih asyik mengacak - acak kamar kakaknya itu.
Alya terdiam. "Kalau begitu, kita pergi ke Mall. Sekarang!"
***
Sudah dua jam lamanya Alya mengajak Bella dan Sofi berkeliling - keliling di Mall Jaekdong. Walaupun dia juga belum hafal seluk beluk mall itu, mereka bertiga cukup pintar menggunakan kata hati.
"Apa kau mau makan lagi?" Tanya Alya yang dikhususkan oleh Bella.
Bella menggeleng tidak mau. "Ani, aku tidak mau. Aku tidak suka makanan Korea, titik tidak pakai koma." Tolaknya mentah - mentah.
Sofi mencibir. "Ah, bilang saja kau sudah kenyang!"
"Lebih baik kita pulang saja yuk! Aku tidak terlalu suka berada disini.." Ujar Bella dengan wajah melasnya kembali.
Alya dan Sofi saling pandang. Sejak kapan Bella tidak suka berada di mall? Padahal di Indonesia, dialah cewek tomboy pertama yang mendeklarasikan fakta bahwa tempat favorit dan surganya adalah mall.
"Hei! Kau tidak sedang sakit kan?" Tanya Sofi.
Bella menoleh kearah Sofi. "Apa maksudmu??"
"Tidak biasanya kau seperti ini.."
"Iya, Sofi betul." Tambah Alya menyetujui perkataan Sofi.
"Aku.. Aku hanya tak nyaman mereka melihat kita.." Bella menunjuk kearah beberapa namja dengan dagunya.
Alya membundarkan matanya tak percaya.
***
Kai mengernyitkan kening mendengar pengakuan kedua temannya. "Apa? Kalian bertemu dua orang yeoja yang ternyata saudara Alya? Maksudmu Alya anak baru itu?"
Sehun menoleh ketika Kai mengatakan nama Alya. "Kalian thedang membicarakan apa thih?" Tanya Sehun tak ingin kelihatan ingin tahu.
"Ini, Xiumin dan Baekhyun bilang mereka diselamatkan oleh dua orang yeoja saat dihadang oleh preman. Dan katanya, yeoja - yeoja itu adalah saudara Alya dari Indonesia.
Sehun membundarkan matanya. "Apa katamu? Thaudaranya? Untuk apa mereka kethini? Membuat pathukan untuk menyerang Korea??"
"Itu tidak lucu Sehun," Cibir Baekhyun.
"Lalu, untuk apa mereka kemari?" Tanya Sehun.
Xiumin menoleh dengan malas. "Kau pikir aku cenayang?"
Ponsel Kai berdering. Dia menarik ponsel canggihnya itu dan melihat pesan singkat yang ia terima. "Wow, kita sebaiknya pulang. Aku ada urusan penting." Ujarnya sok penting.
Ketiga temannya yang lain hanya menarik alis dan menuruti apa kata Kai. Lalu mereka keluar dari caffee itu dengan cepat. Tentu saja bukan karena belum membayar.
"Hey, aku pulang dulu ya. Kalian pulang saja sendiri, oke??" Setelah mengucapkan itu, Kai berlari meninggalkan ketiga temannya yang belum sempat protes.
"Dasar! Kita kemari untuk menemaninya, dan sekarang dia menelantarkan kita?" Tanya Baekhyun tak percaya.
Xiumin menepuk bahu Baekhyun. "Hei, ini bukan pertama kalinya dia melakukan hal seperti ini. Kau belum terbiasa?"
"Yah... Aku sebetulnya sudah terbiasa. Tapi kenapa sifatnya itu tidak berubah sih?"
Tak ada yang menjawab pertanyaan Baekhyun itu. Dan suasana menjadi hening sampai mereka sampai di depan sebuah toko buku.
Xiumin menggoyang - goyangkan tangan Sehun dan Baekhyun memberi isyarat. "Apa??" Tanya Baekhyun dan Sehun bersamaan tanpa suara.
"Lihat itu, bukankah itu Alya dan kedua saudaranya?" Tanya Xiumin pada kedua temannya, terutama Baekhyun.
"Oh, kau benar. Untuk apa mereka ke mall?" Tanya Baekhyun balik.
Xiumin menatap heran Baekhyun. "Apa lagi yang bisa dilakukan di mall selain ke kamar kecil??"
AUTHOR POV END
ALYA POV
Apa - apaan ini? Bukankah itu Baekhyun, Xiumin dan Sehun?
Lalu, apa maksud Bella dengan mengatakan bahwa dia tak nyaman mereka melihat kita?
Aku berjalan mendekati ketiga namja itu disusul Bella dan Sofi, ketiganya terkejut melihatku menuju kearah mereka.
"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanyaku.
"Kami? Tentu saja kami jalan - jalan, memang apa lagi yang bisa dilakukan di mall?" Jawab Xiumin mewakili kedua temannya.
Aku menghela nafas kesal. "Lalu, bisakah kalian jelaskan apa maksud kalian dengan melihati kami?"
Mereka bertiga diam, perfect!
Aku mendengar kedua saudaraku berbisik dibelakangku.
"Kenapa?" Tanyaku dalam bahasa Indonesia.
"Kau tahu tidak? Cowok yang memakai jaket hitam dan cokelat itu pernah kami selamatkan di sekitar bandara." Kata Sofi.
"Apa? Apa maksudmu dengan menyelamatkan mereka?" Tanyaku bingung.
"Ah, ya begitulah, kau kan tahu, kami ini pemegang sabuk hitam di taekwondo..." Jawab Bella disusul seringaian aneh khasnya.
Aku kembali menatap ketiga namja itu. "Apa kalian bisu? Kenapa kalian memperhatikan kami??" Tanyaku lagi.
Kini Xiumin membuka mulutnya. "Aku... Aku hanya penasaan dengan dua yeoja di belakangmu, karena mereka sudah menyelamatkanku dan Baekhyun..."
"Menyelamatkan kalian?" Tanyaku mengulang. Jadi perkataan Bella dan Sofi itu benar. Asa - ada saja dengan kedua saudaraku itu. "Kenapa? Kalian ingin berkenalan?" Godaku.
Xiumin dan Baekhyun saling menatap. "Tidak, siapa yang bilang?"
"Sikap kalian yang bilang," Ujarku.
Xiumin tertawa aneh. "Ah, kau ini ada - ada saja... Kalau begitu, kami pergi dulu..."
Pandangan Alya tertahan sebentar di Sehun. Lalu ketiganya menghilang.
"Kenapa mereka? Jadi kau mengenal mereka ya?" Tanya Sofi.
"Yah, mereka teman baruku di sekolah baruku.."
"Yang benar, kaulah teman baru mereka," Ralat Bella.
ALYA POV END
AUTHOR POV
"Jadi, kalian menyukai thaudaranya Alya ya?" Tanya Sehun curiga.
Xiumin dan Baekhyun hanya diam.
"Jadi... Jadi benar? Iya? Benar????" Tanya Sehun tak percaya.
"Kuharap kalian bitha punya kethempatan lebih banyak.." Kata Sehun sok misterius.
"Apa maksudmu?"
Sehun menarik kedua alisnya. "Yah, kupikir, mereka tak akan lama di Korea."
***
"Kau tidak serius kan?" Tanya Alya sembari menarik sebelah alisnya ketika Xiumin dan Baekhyun memintanya melakukan sesuatu.
Xiumin membuat wajah memelas. "Aku mohon... Aku benar - benar tidak tahu apa yang aku lakukan ini... Tapi aku serius.. Ya kan Baekhyun?" Tanya Xiumin pada Baekhyun yang disambut anggukan Baekhyun.
"Tapi kau tahu kan? Mereka itu tomboy? Kalian benar - benar serius?"
Xiumin dan Baekhyun hanya mengangguk.
***
Bella menarik alisnya dan membuat wajahnya seperti orang bodoh. Sementara Sofi hanya diam seperti patung tanpa ekspresi.
"Kau sedang bercanda kan?" Tanya Bella.
Alya hanya bisa meringis ketakutan melihat ekspresi kedua saudaranya. "Aku tidak bercanda,"
"Jangan konyol!" Kata Sofi.
"Yeah, ini memang konyol... Tapi... Ehm.. Ini memang terjadi..."
Sofi menghempaskan tubuhnya ke sofa. Sedangkan Alya sangat ketakutan dengan reaksi kedua saudaranya.
"Hei, kau tau? Kami kemari untuk menemuimu, bukan untuk mencari jodoh.." Kata Bella.
Alya menghela nafas. "Aku tau.. Tapi, kumohon... Besok kalian pulang kan?"
"Oh, ini membuatku gila!" Erang Bella.
***
Alya menemui Xiumin dan Baekhyun yang sedang menunggunya.
"Ini," Kata Alya sambil memberikan Xiumin dan Baekhyun secarik kertas.
Xiumin dan Baekhyun tersenyum lebar. "Jadi ini alamat e-mail mereka?" Tanya Xiumin girang.
Anggukan Alya membuat Xiumin dan Baekhyun tersenyum lebar. "Terima kasih,"
***
"Jadi? Kalian benar - benar meminta alamat e-mail mereka?" Tanya Sehun tak percaya.
Xiumin dan Baekhyun hanya mengangguk.
Kai, Tao, Lay, Kris, Luhan, D.O, Suho, Chanyeol, dan Chen mengernyitkan kening.
"Kalian membicarakan apa sih?" Tanya Luhan yang sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.
Baekhyun hanya tersenyum. "Bukan apa - apa.."
***
Sehun termenung ketika mengetahui kedua temannya dengan berani menyuruh Alya untuk menanyakan e-mail kedua saudaranya.
Dia sedikit malu. 'Jadi, aku kalah dengan kedua orang itu? Yang benar saja...' Batin Sehun.
Sebetulnya, Sehun sangat ingin melakukan suatu hal. Tapi gengsinya yang besar tidak mengijinkan hal itu terjadi.
Tapi, untuk sekali lagi, Sehun mengingat keberanian Xiumin dan Baekhyun. 'Baiklah.. Untuk kali ini saja, aku akan merendahkan diri'
***
Sehun menarik tangan Alya yang baru saja keluar dari kelas.
Alya terkejut dengan tingkah Sehun. "Apa - apaan ini?" Tanya Alya yang tidak mengerti maksud Sehun menariknya.
Sehun menariknya ke samping kelas. "Ehm.. Aku hanya ingin mengatakan thethuatu padamu.."
Hati Alya bergedup dengan kencang. 'Apa maksud Sehun?' Kini Alya sedang memikirkan sebuah imajinasi konyol. Mungkin saja Sehun ingin memintanya menjadi yeojachingu-nya? Alya tersenyum sendiri membayangkan hal itu. "Kau ingin bicara apa padaku?"
Sehun terdiam sejenak. "Ehm.. Aku hanya ingin meminta maaf thoal thikapku yang kemarin - kemarin. Aku thudah thangat kathar padamu kan? Maafkan aku ya?"
Mendengar itu Alya hanya terdiam. 'Aku pikir akan ada sesuatu yang mengejutkan seperti yang ada di film - film... Eh, ternyata dia hanya meminta maaf saja..' Pikir Alya sedikit kecewa.
"Hei, kamu mau memaafkanku atau tidak??"
Alya tersadar dari lamunannya. "Eh, iya.. Aku memaafkanmu... Aku juga meminta maaf padamu.. Aku kan juga pernah menghinamu.."
Sehun tersenyum. "Tidak apa - apa.. Dan ngomong - ngomong.. Aku tahu rahathiamu..."
Alya mengerutkan kening. "Rahasia? Rahasia apa?"
Sehun tersenyum jail. "Kemarin, thaat Ibuku thakit, kau mengikuti teman - temanku kan? Kau menguntit mereka kan?"
Alya terpenjat. 'Ba-bagaimana...' "Bagaimana kau tahu?"
"Tentu thaja aku tahu, Ibuku yang mengatakannya kepadaku..."
"Hah? Memberitahumu??"
"Itu rahathia..." Ujar Sehun tersenyum jail. "Dengar ya... Jangan thalahkan aku kalau aku tidak thengaja mengatakannya pada teman - teman..."
"Hei, jangan berani - berani kau melakukannya!! Kalau tidak.."
"Kalau tidak apa?"
"Aku akan menghajarmu!"
"Coba saja kalau bitha.." Setelah mengatakan itu, Sehun berlari meninggalkan Alya.
AUTHOR POV END
ALYA POV
Yah, aku akui aku menyukai Sehun.
Oke, itu sangat benar.
Walaupun aku mungkin membuat Sehun membalas cintaku agak susah, dan tidak semudah di film - film, aku akan mencobanya.
Setidaknya, kini hubungan kami lebih baik dari kemarin - kemarin.
Sehun... I LOVE YOU!!!
ALYA POV END
-end
Hwahahaha... Ceritanya super gaje...!!!
Aduh, mau gimana lagi, aku bener - bener bingung mau bikin ending kayak gimana... Soalnya, nih ff udah sangat lama aku bikin.. Soalnya aku males banget ngelanjutinnya.. hehehe peace.. Sori kalo bikin karakternya Sehun cadel banget kayak gitu, soalnya ini idenya kakakku... (salahin dia, jangan aku...) Yah, sebetulnya awal aku bikinnya, endingnya gak gini - gini banget, pengennya sih bikin Sehun sama Alya (woy! panggil kakak!!) jadian.. Tapi kalo itu terjadi, nih ff jadi panjang banget dan pasti ngebosenin. Yah, jadi segini aja deh..
Yo dah curcol - curcolnya, buat yang gak suka... Gak sudah baca! Gak usah negbash!!
Buat yang baca dan gak sirik, boleh komen :D hehe^^
Oh ya, buat info juga, tokoh Alya, Bella, dan Sofi itu REAL!! Baru tahu kah?? Btw, Sofi itu aku.. Hehe..
Hehe, ini imajinasi terkampungan yang pernah ada-wkwkwkwk...
Eh, penasaran gak Baekhyun and Xiumin sukanya sama siapa?? Gak penasaran?? Ya udah... *minggat*
Baekhyun itu sukanya sama Bella *BB kopel*
Xiumin sama aku xD *ngarep*
Eh, tapi maaf Xiumin, aku udah punya Youngjae xD *digampar exofans*