home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Our World

Our World

Share:
Author : Zen
Published : 30 Jan 2015, Updated : 03 Feb 2015
Cast : Kang Seung Yoon, Heo Young Ji, Kim Hanbin aka B.I, Wang Jackson, Nam Taehyun, others
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |1035 Views |1 Loves
Our World
CHAPTER 2 : -Chapter 2: A Meeting-

Jam telah menunjukkan pukul 5 sore tepat, tak ayal banyak siswa yang sudah meninggalkan sekolah itu. Kecuali mereka yang harus menyelesaikan beberapa tugas atau mereka yang malas untuk kembali ke rumah masing-masing atau juga masih terlarut dalam kegiatan mereka. Begitu pula dengan Young Ji yang masih bertahan di ruang dance.

Alunan musik dubstep masih terdengar jelas dari ruangan itu. Young Ji tengah tenggelam di dalamnya, tenggelam dalam keasyikannya dengan gerakan-gerakan yang baru saja ia ciptakan. Bahkan kawan-kawan satu klubnya yang tengah bersiap-siap pun tak disadarinya akan meninggalkan ruang itu. Hingga satu suara menginterupsi keasyikannya.

“Young Ji-ah.” Panggil seseorang.

“Ah, ne sunbae?” Young Ji yang sedikit terkejut menghentikan gerakannya, hampir saja ia terjatuh karena ia baru saja melakukan gerakan berputar.

“Maaf mengganggumu, tapi ada sesuatu yang ingin aku sampaikan.” Kata pria berwajah sipit dan sangat oriental itu, “Jadi bisakah kalian semua berkumpul sebentar sebelum kalian pulang?” imbuhnya.

Dalam sekejap sebuah barisan terbentuk, tak terlalu panjang, hanya ada sekitar sepuluh orang di dalam klub dance itu. Jadi tak terlalu sulit untuk meminta semua anggota berkumpul.

“Seperti yang sudah kusampaikan beberapa waktu yang lalu, akan ada murid baru yang ingin bergabung dengan klub ini. Nah, kebetulan hari ini dia bersedia datang dan melihat latihan kita.” Kata Seung Hoon, ketua klub dance mereka. “Kalau begitu, Hanbin-ah, silakan masuk.”

Setelah Seung Hoon mempersilakan, seseorang dari balik pintu muncul. Anak laki-laki itu tersenyum lebar hingga menampakkan giginya dan kedua tulang pipinya yang menonjol. Ia berdiri di tepat di sebelah Seung Hoon.

“Hanbin-ah, perkenalkan dirimu.”

“Ne, annyeonghaseyo. Kim Hanbin imnida. Aku anggota baru klub ini, mohon bantuannya.” Ujarnya sopan sambil membungkuk dalam.

“Dia dari kelas 1-3. Karena dia masih siswa baru, jadi aku minta kalian membantunya. Ingat, tidak boleh ada senioritas di sini. Perlakukan dia seperti kalian memperlakukan teman kalian sendiri. Arasseo?”

“Ne, algaeseumnida.”

“Baiklah kalau begitu kalian boleh pulang sekarang.”

Setelah Seung Hoon membubarkan barisan, satu persatu dari mereka meninggalkan ruangan itu setelah saling mengucap salam. Young Ji menghampiri Seung Hoon dan Hanbin yang sedang berbincang.

“Huwaaa... Sunbae, kau hebat. Akhirnya ada juga yang ingin bergabung dengan klub ini.” Kata Young Ji sambil memukul pelan lengan Seung Hoon.

“Yaaaps... Siapa dulu kalau bukan Lee Seung Hoon.” Ujar Seung Hoon membanggakan dirinya.

“Kenalkan, Young Ji. Heo Young Ji.” Young Ji mengulurkan tangannya.

“Kim Hanbin imnida. Bangapseumnida.” Hanbin membalas uluran tangan Young Ji sambil tetap memamerkan senyumnya.

“Eoh, bangapta hoobae-ya. Semoga kau betah di sini.” Imbuh Young Ji.

“Eung, Young Ji-ah. Kau masih mau latihan lagi?” Tanya Seung Hoon.

“Yosh. Aku masih belum bisa menghapal gerakanku. Jadi kuputuskan untuk berlatih lebih lama lagi.”

“Masih belum bisa hapal gerakan atau sambil menunggu seseorang?” Goda Seung Hoon.

Young Ji hanya tersenyum simpul mendengar gurauan Seung Hoon. Diputarnya kembali lagu yang tadi dipakainya untuk berlatih.

“Mungkin bisa keduanya. Kau sendiri masih tetap di sini sunbae?” Young Ji bertanya pada Seung Hoon dengan menatap pantulan Seung Hoon di cermin ruang latihan.

“Ya begitulah. Ada beberapa hal yang harus ku bicarakan dengan anak baru ini.”

“Oh.” Jawab Young Ji singkat. Beberapa menit kemudian Young Ji kembali larut dalam dunianya sendiri. Mempertajam gerakan demi gerakan yang sudah seminggu ini diciptakan dan dilakukannya berulang-ulang.

Hanbin yang juga masih berada di ruangan itu takjub. Ia kagum  dengan perubahan Young Ji. Tadi sewaktu Young Ji menyapanya, ia tampak begitu ceria dan polos dimata Hanbin. Tapi keceriaan dan kepolosannya langsung hilang saat Young Ji menari. Tatapan matanya berubah menjadi serius dan gerakan-gerakannya begitu baik dan tajam, menyiratkan keseriusan Young Ji. Ajaib. Batin Hanbin.

“Hanbin-ah, tak usah takjub begitu. Dia memang seperti itu. Jadi tak perlu heran.”

“Ne?” Suara Seung Hoon menginterupsi observasi Hanbin terhadap Young Ji yang tengah terlarut dalam latihannya. “Maksudmu hyung?” tanya Hanbin tak mengerti.

“Kau tak perlu takjub melihat Young Ji. Jika kau pertama kali bertemu dengannya kau akan merasakan bahwa anak yang satu itu mempunyai kepribadian yang ceria, polos dan sangat lovely. Tapi saat kau melihatnya menari, kesan-kesan itu seolah menghilang, dia berubah menjadi 180⁰ dari kesan awal.”

Seung Hoon berjalan menuju Hanbin dan menyerahkan sekaleng minuman bersoda. Ia menempatkan diri di sebelah Hanbin.

“Tatapan matanya akan berubah menjadi sangat tajam, dan saat kalau melihat gerakan-gerakan dancenya, semuanya begitu tajam dan indah. Dia itu salah satu ace dari klub ini.”

“Keurae. Kau benar hyung. Gerakannya sangat tajam.”

Ya, Hanbin mengakuinya. Setiap gerakan yang dilakukan Young Ji seolah mempunyai magnet tersendiri yang memintanya untuk terus melihat gerakan-gerakan yang ditunjukkan Young Ji.

Young Ji yang kelelahan akhirnya menghentikan latihannya. Peluhnya membasahi tubuhnya, ikatan rambutnya berantakan. Ia terkapar di lantai dengan napas yang terengah-engah. Tangan kanannya menutupi kedua matanya dari silaunya lampu ruangan itu.

Ia terbangun saat ada benda dingin yang menyentuh dahinya. Disingkirkan tangannya untuk melihat apa yang tengah mengganggunya. Young Ji bangkit, mengubah posisinya menjadi duduk bersila.

Di depannya tampak Seung Yoon yang tengah membawa sebotol air dingin yang tadi digunakannya untuk membangunkan Young Ji. Diambilnya botol air yang di bawa Seung Yoon tadi dan Young Ji pun menghabiskannya dalam sekali teguk. Dia sangat kehausan rupanyan. Batin Seung Yoon.

Seung Yoon berjalan menghampiri Seung Hoon dan Hanbin yang tengah mengobrol di salah satu sudut ruangan. Sedangkan Young Ji menuju tempat tas dan barang-barangnya. Ia bersiap-siap untuk pulang.

“Hey, Yoon. Apa kabarmu?” Seung Hoon menyalami Seung Yoon yang menghampirinya.

“Seperti yang kau lihat.” Seung Yoon berhenti saat melihat seseorang yang tak ia kenal di sebelah Seung Hoon, “Nugu?” tanya Seung Yoon

“Ah, di-“

“Annyeonghaseyo, Kim Hanbin imnida.” Hanbin memotong kata-kata Seung Hoon yang belum selesai dan memperkenalkan dirinya sendiri pada Seung Yoon.

“Anggota baru klub ini.” Imbuh Seung Hoon.

“Oh.”

“Tuan Kang, ayo kita pulang. Tak tahu kah kau, cacing di perutku sepertinya ingin makan.” Young Ji mengelus-elus perutnya. Banyak latihan membuatnya kelaparan sepertinya.

“Eung.” Seung Yoon beranjak dari posisinya, sedangkan Young Ji sudah berjalan menuju pintu.

Seung Hoon merangkul bahu Seung Yoon, “Hey, Yoon-ah. Apa kau tak kasihan melihatnya selalu menunggumu seperti itu?” bisiknya.

Tak ada tanggapan dari Seung Yoon. Bukannya ia tak paham, ia bahkan sangat mengerti maksud dari perkataan Seung Hoon barusan. Ia hanya tak ingin menanggapinya. Karean ia sendiri juga tak tahu apa jawabnya.

Seung Yoon hanya bisa tersenyum tipis, “Molla.” Jawab Seung Yoon pada akhirnya sambil berjalan menyusul Young Ji. Sebelum punggung Seung Yoon menghilang dari pandangannya, Seung Hoon masih sempat melihat lambaian tangan Seung Yoon sebagai sinyal ‘sampai-jumpa-lagi’.

(•ᴥ•)

Mata Young Ji langsung berbinar begitu melihat semangkuk patbingsu berukuran sedang tersaji di depannya. Segera diambilnya sesendok lalu mencicipinya. “Eummm... Delicious~~~” Ujarnya girang.

Sedangkan Seung Yoon hanya bisa melipat tangan di depan dadanya dan memperhatikan Young Ji yang tengah asyik dengan patbingsunya.

“Hey, kau tak mau makan?” Tanya Young Ji sambil tak tetap menyuapkan sesendok demi sesendok ke mulutnya.

“Melihatmu makan pun sudah membuatku kenyang. Ck ck ck. Kau seperti babi kelaparan saja.”

“Ya! Kau mulai lagi Tuan Kang.” Ditatapannya Seung Yoon dengan tatapan mematikannya, “Asalkan kau tahu saja ya, menunggumu selesai dengan seabrek tugas OSISmu dan berlatih dance seharian membuat naga-naga di perutku ini berdemo.” Imbuhnya sewot.

“Itu kan deritamu, Nona Heo.” Seung Yoon mulai memakan patbingsu di mangkuk yang sama dengan Young Ji. Kacang merah yang sedari tadi disingkarkan Young Ji juga dilahapnya. Tampaknya kedua orang itu memang sama-sama kelaparan. Hanya saja cowok yang satu itu gengsi untuk mengakuinya.

“Kau ini, kenapa senang sekali menyingkirkan kacang merahnya?”

“Bukankah kau tahu kalau aku alergi dengan jenis kacang yang satu ini.” Ujarnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari si patbingsu di hadapannya, “Lagi pula, kusingkirkan kacang merahnya agar bisa kau makan. Kau kan menyukainya.” Young Ji menambahkan sambil tersenyum lebar. Sungguh cantik.

“Aigoo~ Keurae... Gomapseumnidaaaa.” Kata Seung Yoon, berpura-pura tersentuh akan kelakuan Young Ji.

Dicubitnya hidung Young Ji hingga membuatnya sedikit memerah. Yang dicubit pun hanya bisa mengaduh kesakitan.

“Aish, pokoknya setelah ini kau harus membelikanku sundae dan odeng.” Young Ji mengusap-usap hidungnya yang sakitnya masih terasa itu.

Seung Yoon yang merasa sudah cukup kenyang, meletakkan sendoknya. Ia membiarkan Young Ji yang menghabiskan sisanya. Kini matanya menelusuri jalanan di luar sana melalui kaca besar di selahnya.

Matanya terkunci pada sesosok gadis yang tengah menunggu gilirannya untuk menyebrang jalan. Gadis tinggi dengan rambut sebahu dan tas yang tersampir di lengannya menarik perhatian Seung Yoon. Walau hanya tampak dari belakang, Seung Yoon sangat familiar dengan gadis itu.

Tanpa disadarinya, Young Ji yang sedari tadi heran melihat Seung Yoon yang pandangannya terpaku ke luar mulai mengikuti arah pandang Seung Yoon. Jujur saja, ia juga terkejut. Segera dialihkan pandangannya dari gadis itu.

“Yosh, akhirnya habis juga.” Kata-kata Young Ji menyadarkan Seung Yoon dari lamunannya. “Ada apa?” Tanya Young Ji sambil memiringkan kepalanya melihat ekspresi Seung Yoon.

“Ah, ani. Kau sudah selesai?”

“Eung.”

“Kalau begitu kita pergi sekarang.” Seung Yoon yang lebih dulu bangkit dari tempat duduknya berjalan menuju kasir. Sedangkan Young Ji, sebelum meninggalkan tempatnya, sekali lagi melihat ke tempat lampu merah di luar sana.

Suasana di dalam mobil kini entah mengapa menjadi hening. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Awalnya tak ada yang memulai pembicaraan hingga akhirnya Young Ji memberanikan diri membuka mulut.

“Eung, bagaimana kalau kau mentraktirku sundae dan odeng lain kali saja? Sepertinya aku sudah mulai mengantuk dan ingin cepat pulang.”

“Kau melihatnya, kan?”

“Ne?”

Bukannya menjawab, Seung Yoon bertanya balik pada Young Ji hingga gadis di sebelahnya tak tahu harus berkata apa.

“Kau melihat gadis itu juga kan Ji-ah?” Seung Yoon mengulang pertanyaannya kembali, kali ini lebih jelas.

“Eum.” Hanya itu jawaban yang keluar dari bibir Young Ji, saat ini ia kehabisan kata-kata. Terlalu rumit jika harus disikapi biasa-biasa saja.

“Kuharap tadi aku salah lihat. Kalaupun memang benar, aku jamin semuanya pasti baik-baik saja.”

“Eum.”

Hening. Tak ada lagi percakapan diantara keduanya. Young Ji menopang dagunya dengan telapak tangannya, kini matanya menerawang ke luar dengan tatapan kosong. Sedangkan Seung Yoon tetap fokus pada jalanan meski pikirannya berkelana entah kemana. Keduanya berharap hal yang sama, semoga apa yang mereka lihat hanya kebetulan semata.

(•ᴥ•)

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK