[Autohor Pov]
Setelah beberapa menit, akhirnya Minhyuk sampai di tengah kota Seoul, Cheonggyecheon. Di salah satu gedung tertinggi di Cheonggyecheon, di dekat ‘Wall Of Proposal”. Beberpa orang banyak sudah berdiri memadati gedung itu. Mereka berkerumunan untuk menonton dan menyaksikan kejadian yang tengah berlangsung disana.
Minhyuk coba untuk mendekati kerumanan manusia tersebut, menyelip kesana-kemari untuk berusaha berada di paling depan.
“Minggir! Minggir! Tolong! Minggirlah!!” Gusar Minhyuk menerobos kerumanan tersebut.
Namja itu akhirnya telah sampai di barisan paling depan. Ada mobil ambulance, pemadam kebakaran dan beberapa mobil polisi berjejer di depan gedung pencakar langit tersebut.
“Kau tidak bisa melewati batas ini, tuan. Maaf...” Seorang namja mencegah Minhyuk untuk melangkah ke depan. Namja itu berpakaian seragam berukuran besar dan berwarna merah, seperti seorang petugas pemadam kebakaran.
“Wae!! Yeoja itu pacarku!! Kau tidak bisa menghentikanku!” Hentak Minhyuk keras sampai beberapa orang disampingnya menoleh kearahnya.
Petugas pemadam kebakaran itu masih tetap menolaknya. Sedangkan Minhyuk sudah memohon-mohon agar dia bisa maju lebih dekat sambil menangis.
“Ah! Akhirnya dia datang juga!!!” Tiba-tiba terdengar teriakan cempreng dari seorang namja lain.
“Ck! Kenapa dia baru datang!”
“Biar-biarkan dia masuk! Dia itu pacarnya!!” Kata namja yang satunya.
“Yonghwa Hyung, Jonghyun, Jung Shin. Kalian.... Hiks!” Minhyuk tersenyum haru, melihat teman satu bandnya sekaligus sahabat dekatnya.
Mereka bertiga pun saling berpelukan. Melepaskan rasa rindu yang sudah lama dihati masing-masing. Minhyuk lalu, akhirnya berhasil masuk melewati batas itu.
“Tempat ini...” Kedua mata namja itu pun melihat kearah gedung pencakar langit di depannya. “Aku baru ingat, jika dulu pernah ke sini bersamanya dulu...”
Sebuah memori yang masih terekam di pikirannya kini terputar. Bagaikan sebuah klise film yang di setel untuk di putar kembali di TV besar bernama ‘kenangan’.
[Author Pov End]
[FLASHBACK]
[Minhyuk pov]
4 TAHUN YANG LALU...
“Jinja kau akan mengajakku untuk berkeliling Seoul hari ini??” Krystal saat itu sudah memekik kegirangan mendengarkan ucapanku.
Yeoja itu sudah tiba di studio, ia mengenakan blush biru mudanya yang dilapisi dengan mantel coklatnya. Ada beberapa bros beruang putih yang bertengger di mantelnya. Kemudian, sebuah rok coklat pendek diatas pahanya, kedua kakinya yang jenjang ditutupi dengan lejing berwarna hitam. Ia juga mengenakan sepatu bot coklat yang berbulu putih diatasnya. Ku akui hari ini dia sangat amat cantik dan manis. Tapi sesuatu yang dikenakan di kepalanya membuatku kesel dan meruntuhkan kesan cantiknya sekarang...
“Ya! Ige mwoyaa??” Tanyaku kesel sambil menunjuk sesuatu yang digunakan di kepala yeoja itu.
“Mwo? Waeyoo??” Krystal bertanya balik kearahku.
“Kenapa kau menggunakan stick drumku sebagai tusuk konde mu??” Kataku gregetan saat menyadari sebuah stick drum yang biasanya kugunakan untuk pentas kini bertengger di atas kepala yeoja chinguku itu. Apa begini yang dilakukan seorang fashionista? Menggunakan beberapa alat pendukung untuk bermain music sebagai gaya style rambut mereka? Ck!
“Mwo? I-ini? “ Krystal hanya bermuka polos tidak merasa bersalah sama sekalih. “Apa aku terlihat jelek dengan ini?”
“Aniyoo tentu saja tidak kau tetap terlihat cantik. Tapi kenapa kau menggunakan stick drumku untuk tusuk kondemu lagi?? Lagi pula kita ini ingin pergi berkencan kan?” Selorohku kearahnya. Aku tidak mau nanti saat berjalan berdua dengannya, dan beberapa orang langsung ketawa kecekikan melihat yeoja chingu ku dengan mata terheran-heran karena sebuah benda panjang yang mencolok menusuk di konde rambutnya.
“Ah~ oppa kau kan sudah jadi pacarku. Apa kau marah kalo aku menggunakan ini sebagai tusuk kondeku? Kau kan sudah jadi pacarku kan? “ Krystal lalu memukul-mukul pundakku dengan manja.
Aiih! Yeoja ini! Ada apa dengannya? Bagaimana jadinya kalo dia benaran jadian dengan Jonghyun? Apa dia juga akan menggunakan senar gitarnya Jonghyun sebagai penghias rambutnya itu??? Jengkelku dalam hati. Masih tidak rela melihat stick drum ku di kepalanya. Bagiku stick drum itu bagaikan separuh hidupku juga... hiks!
“Aku mendengar dari Yonghwa Hyung, kalau drum dan stick adalah separuh hidupmu, oppa. Aku ingin memakai stick ini saat berkencan. Bukankah aku juga separuh hidupmu?” Krystal bertanya kearahku sambil tersenyum manis sekalih membuatku tercekat dengan penjelasanya.
Deg! Ok! Baiklah! Kuakui hari ini aku kalah dengannya....
Maka jadilah hari itu aku berkencan dengan seorang yeoja yang menggunakan stick drumku sebagai tusuk kondenya, yang melangkah dengan bangganya di sampingku.
Di Namsan Tower Park.
“Omo~ ada banyak gembok disini!!” Heboh Krystal saat berdiri di depan ribuan gembok yang sengaja dipasang di sebuah pagar yang memanjang.
“Aku sudah membelikan Love Lock. Kau bisa menulis harapanmu disini...” Kataku menyodorkan gembok yang berbentuk hati berwarna biru kearah yeoja di depanku.
“Oppa, kalau kau, kau akan menuliskan apa di gembokmu?” Tanya Krystal penasaran sambil mendekati diriku yang sedang sibuk menulis pesan harapan di gembokku.
“Ya...ya... kau tidak boleh melihatnya. Sebelum aku selesai menulisnya...” Aku menyingkirkan kepalanya agar jauh-jauh dariku, menggunakan jari telunjukku dengan gemes.
“Aiigooo... kau pelit sekalih!” Krystal lalu memukul pundakku. “Baiklah, akan kuberitahu apa yang sudah kutulis di gembokku. Aku berharap, Kang Minhyuk bisa menikahiku suatu saat...” Lanjut Krystal membacakan dengan lantang apa yang sudah di tuliskannya di Love Lock nya. Membuat beberapa orang menoleh kearah kami berdua dan langsung bersiul-siul menggoda kami.
“Ya,, bukankah harapan itu terlalu jauh?” Ujarku mendesah kearahnya sambil menutupkan wajahku yang memerah untuk menghindar dari beberapa orang yang melihat kearah kami. Ck, yeoja ini membuatku malu saja...
“Aniyoo! Tidak ada yang salah bila kita mempunyai harapan yang terasa masih jauh. Harapan tidak akan terkenkang oleh waktu, oppa...” Krystal menjelaskan kearahku sambil kecekikan malu. Mungkin dia sudah membayangkan juga saat ia mengucapkan sumpah pernikahan di altar denganku.
“Ya! Apa hanya itu harapanmu yang ada dikepalamu itu?” Aku lalu menjitak kepalanya dengan gemes. “Kita bahkan baru lulus SMU. Berpikirlah lebih dewasa dan realita...”
Krystal di depanku hanya manyun, “Apa aku salah lagi? Kau bahkan tidak memperlihatkan harapanmu di love lock mu!” Jengkelnya kearahku sambil mengerucutkan bibir mungilnya yang mengemaskan itu.
“Oh! Kalau itu aku sudah meletakannya dan menguncinya disana tadi...” Sahutku kearahnya.
“Mwo?? Kenapa kau tidak bilang dari tadi padaku?! Gembok kita tidak boleh berpisah! Kalau tidak kita pasti akan berpisah juga! Aiish! Dimana gembokmu?” Krystal di depanku lalu segera panik. Bagaikan diriku ini akan pergi jauh saja keujung dunia sana.
Aku hanya tertawa melihat tingkahnya yang seperti anak kecil sambil berlari kearah pagar memanjang yang di gantungkan ribuan gembok disana. Ia lalu dengan cepat segera menemukan Love Lock ku yang berwarna putih yang sudah kuletakan lebih awal bersama ribuan gembok lainnya.
“Kang Minhyuk...” Tiba-tiba saja yeoja itu memanggilku dengan nama panjangku, setelah dia sudah berada di sana.
“Waeyoo? Bagaimana apa kau suka dengan harapanku?” Tanyaku kearahnya sambil merangkul pundaknya. Tidak sabar menunggu reaksinya.
Yeoja di sampingku hanya terdiam setelah membaca isi harapanku di Love Lock ku. Bisa kupastikan hatinya kini mungkin sudah meleleh bagaikan salju di musim panas saat membaca harapanku.
“Ya? Kenapa kau hanya diam saja?” Tanyaku lagi sambil mendekatkan kepalaku kearah wajahnya di sampingku. Agar memeriksa wajahnya lebih dekat. Kemana reaksinya? Pikirku.
“Apa-apaan ini!! ” Sedetik kemudian, Krystal di sampingku menjitak kepalaku secara tiba-tiba.
Aku langsung merintih kesakitan saat tangannya yang berhasil menggapai kepalaku dan melemparkan serangan jitakan di sana. “Aiisssh, kau ini kenapa?”
“Kenapa menuliskanku disini, dengan sebutan nenek lampir?! Kenapa tidak kau tuliskan saja namaku disini, ck!” Omelnya sambil mencubit-cubit lenganku.
“Ya! Ya! Aku hanya kangen saat-saat aku memanggilmu dengan sebutan itu. Hanya itu!” Aku mencoba menghindar dari pukulan maut Krytstal kearahku
“Tetap saja! Aku tidak mau di panggil nenek lampir!” Krystal masih saja tetap menyerangku. “Ya! Kau jangan tertawa-tawa saja! Hei!! Kau ini ingin kemana? Jangan lari dariku!! ” Krystal mengejarku menggunakan stick drum ku yang sudah dilepaskan dari konde kepalanya. Ia ingin memukulku bagaikan drum karena kekesalannya.
Kemudian saat itu aku berlari-larian dengan Krystal di depan pagar memanjang love lock di Namsan Tower Park. Memang kencan pertama kami tetap seperti biasanya saat aku dan Krystal belum berpacaran. Tapi setelah itu kami berdua lalu segera menghentikan tindakan kekanak-kanakan ini. Dan kembali tertawa-tawa bersama. Berjalan saling merangkul untuk melanjutkan perjalanan kami ke lokasi kencan berikutnya.
Setidaknya, kini kedua gembok telah terpasang di sana. Berharap sebuah harapan akan terkabul di suatu saat.
Aku berharap nenek lampirku yang manis tetaplah menjadi seorang nenek lampir yang manis untuk diriku sendiri.... -Minhyuk
Aku ingin, Kang Minhyuk bisa menikahiku suatu saat.... - Jung Krystal
[Minhyuk Pov - end]
[Flashback end]
TO BE CONTINUED
STICK DRUM
Gambar ini jelas-jelas adalah sepasang stick drum. Tapi, di tangan Krystal, pemukul drum ini bisa menjadi tusuk konde rambutmu yang panjang! Daeeebaaak!!
Gamb