Di kamar Jae Hyun
"Hahaha, dasar Baro.... dari dulu itu anak gampang banget dibikin panik" tawa Jae Hyun sambil membantingkan tubuhnya di atas kasur.
"Eh..." Jae Hyun bangun dari kasurnya dan langsung duduk bersila, "Si Bora ternyata gak terlalu berat, atau apa karena gue terlalu semangat ngangkat dia ya?" tanyanya pada diri sendiri.
Kring..... Kring.... Kring....
Ponsel Jae Hyun berdering.
"Annyonghaseyo" terdengar suara Joo Won di telinga Jae Hyun
"Annyonghaseyo" jawab Jae Hyun, "Ada apa Hyung?"
"Jae Hyun, apakah kamu sedang sibuk?"
"Emh,,,, saya rasa saya sedang bermalas-malasan"
"Jika tidak keberatan, bisakah saya meminta bantuan kamu?"
"Bantuan apa Hyung?"
Dan Joo Won pun menjelaskan permintaan tolongnya pada Jae Hyun.
"Kamu bisa kan?" tanya Joo Won memastikan.
"Oh, tentu bisa Hyung. Saya akan segera melaksanakannya." Jawab Jae Hyun.
"Jae Hyun, kamu baik sekali. Terimakasih"
"Sama-sama Hyung" dan Jae Hyun mematikan ponselnya. Turun dari kasurnya dan mengambil kacamata yang berada di atas meja kecil di samping kasurnya. Lalu mengambil jaket berwarna hitam yang menggangung di balik pintu dan langsung keluar kamar.
*****
Pasaraya, Manggarai.
Bora keluar dari mesin kasir dan membawa dua buah kantung plastik berisi penuh dengan barang belanjaan. "Ini si Oppa mau buat kue kali ya?" gumam Bora melihat isi dari kantung plastiknya di sebuah bangku di dalam Pasaraya.
Ada dua orang ibu-ibu berdiri tidak jauh dari posisi Bora duduk, mereka berdiri di dalam sebuah toko boneka tempat Joong-Ki dan Baro mencari boneka.
"Hei lihat deh, itu anak gadis pakaiannya..." ucap seorang ibu-ibu kepada seorang ibu-ibu di sebelahnya.
"Duh,,,, apa orangtuanya tidak pernah mengajarkan bagaimana cara berpakaian yang benar ya?" timpal ibu-ibu satunya.
Mendengar ibu-ibu ngerumpi, Baro menjadi penasaran dan ikut melihat siapa yang sedang mereka bicarakan.
"Ya Tuhan...." pekik Baro terkejut, dan membuat dua ibu-ibu tadi menjadi kaget dan melihat ke arah Baro. Dan Baro langsung lari keluar dari toko boneka.
Joong-Ki membawa sebuah paper bag, "Baro, ayo kita keluar" ajak Joong-Ki namun Baro tidak berada di posisi terakhir kali ia melihatnya. "Baro, kamu di mana?" gumam Joong-Ki sambil mencari Joong-Ki di dalam toko tersebut.
Baro berlari ke tempat Bora duduk.
"Loh Baro?" Bora heran.
Baro langsung mengambil jaket dari dalam tasnya, dan menutup bagian kaki Bora dan langsung duduk di sebelahnya, "Bora, kenapa sih lo keluar rumah pakai celana kaya gini? terus..." Baro mulai membuka kancing baju seragamnya.
"Yah... abis ribet, tadi gue lagi tiduran sama Oppa di suruh belanja barang-barang ini." Jawab Bora sambil menunjukkan dua kantung plastiknya.
"Lo itu cewek ya Bora, jangan males lah!" Baro kemudian menutup tubuh Bora dari belakang, "udah pakai celana kurang bahan, terus lo pakai singlet doang lagi" gerutu Baro.
Bora akhirnya memakai baju seragam Baro dan mengancingkannya, "Ini itu bukan celana kurang bahan, kan gue udah ngasih tahu lo berulang kali kalo celana ini namanya hotpants dan yang gue pakai ini namanya tank top."
"Terserahlah, untung gue pakai kaos daleman jadi seragam gue bisa menutup badan lo yang gendut itu."
"Apa? Gendut!" seru Bora langsung berdiri dari duduknya, jaket Baro terjatuh.
Baro mengambil jaketnya di bawah kaki Bora, "iya emang lo gendut, galon aja kalah gedenya dari pipi lo" ucap Baro sambil mengikatkan jaket miliknya di pinggang Bora.
"Lo ngeselin Bar"
"Udah, duduk kek lo" ucap Baro dan Bora pun duduk.
Di dalam toko boneka.
"Ih, apa itu pacarnya?" tanya ibu-ibu tadi ke ibu-ibu sebelahnya.
"Ih.... kalo saya punya anak laki-laki seumuran gadis itu, tidak mau saya punya calon mantu seperti gadis itu".
"Ya... jangan sampai lah bu, mau di kemanakan muka kita bu?".
"Iya, ibu benar".
"Tapi kok kalau diperhatikan, wajah mereka seperti ada kemiripan ya?"
Joong-Ki mendengar percakapan mereka, "Maaf ibu, apakah ibu melihat anak berseragam SMA laki-laki?"
"Oh, apa dia yang kamu cari?" salah satu ibu-ibu menunjukkan arah ke tempat duduk Bora.
"Iya, terimakasih ya bu" ucap Joong-Ki sambil tersenyum dan segera keluar dari toko boneka tersebut.
"Tadi ibu lihat senyum anak laki-laki barusan?"
"Iya bu, manis banget"
"Ganteng juga lagi" dan kedua ibu-ibu tadi tetap ngerumpi di dalam toko boneka.