"Kau tau Minwoo dan Jo Twins, kan?" tanya Eunji padaku, saat aku, Eunji dan Bambam duduk di koridor kelas, aku menangguk. Aku sedang berkonsentrasi membaca Novel penyihir yang baru saja kubeli di toko buku kemarin.
"Mereka siswa kelas 11-4.." tanya Eunji lagi
"Nan ara (aku tau).. Kan mereka sekelas denganku.. Waeirae (kenapa memang)?" kataku sedikit kesal dengan pertanyaan Eunji
"Kau tau kan kalau mereka seorang penyihir?" tanya Eunji lagi
"Kau ini.. Ngomong tuh langsung dong.. to the point.. Jangan bertele-tele.." kata Bambam
"Oke, dari yang kudengar, ada sebagian siswi bilang kalau mereka seorang penyihir, dan sebagian bilang bahwa mereka bukan penyihir" kata Eunji
"Yang kutau, Minwoo, dan Jo Twins adalah penyihir" kata Baro
"Oh ya? Aku tak pernah tau.." responku sok tidak peduli
"Minhwa-ya lihat.. Mereka datang" bisik Eunji, aku langsung menutup novelku.
"Geudeureul neomu meossisseo (mereka sangat tampan).." bisikku pada Eunji ketika mereka sudah melewati kami bertiga
"Meossisseo (tampan) apanya? Suram begitu.." protes Bambam
"Jangan menguping!" kataku sambil memukul kepala Bambam. Bambam duduk di kananku, sedangkan Eunji duduk di kiriku.
~*^.^*~
Ah pelajaran sejarah.. Sangat membosankan.. Batinku sambil menaruh kepalaku di atas meja. Aku duduk paling belakang dan di pojok kiri kelas, dekat jendela, sedangkan 3 Witch Boys, Minwoo dan Jo Twins, juga berada di pojok belakang tapi mereka di sudut kanan kelas.
"Oke anak-anak! Saya akan membagi kalian dalam kelompok, karena saya ingin kalian mempresentasikan bahan yang akan saya berikan" kata Park Seonsaengnim
"Tiap kelompok bahannya beda?" tanya salah seorang teman sekelasku yang duduk di barisan depan
"Ne, kelompok terdiri dari 4 orang, dan saya yang akan menentukan kelompoknya" kata Park Seonsaengnim, serentak kami semua bersorak protes, saat aku menoleh ke arah 3 Witch Boys, mereka hanya diam saja, bahkan Youngmin tertidur di tempatnya.
"Oke.. Kelompok pertama adalah Jieun, Chanmi, Seungyoon dan Jiyeon.. Kelompok dua adalah Minhwa, Minwoo, Youngmin dan Kwangmin.. bla bla bla.." kata Park Seonsaengnim
"Mwo (apa) ?! Ash!" gerutuku, Park Seonsaengnim terus membacakan kelompok dan tugas yang harus dikerjakan. Kelompokku dapat tugas mencari benda peninggalan.
"Geurae (baiklah), sekarang kalian kumpul dalam kelompok masing-masing" kata Park Seosaengnim, semuanya beranjak dari tempat duduk mereka kecuali 3 Witch Boys dan aku, dengan terpaksa aku berdiri dan menghampiri 3 namja menyeramkan itu.
"Annyeong.." sapaku yang berusaha ramah, Minwoo dan Kwangmin hanya melirikku
"Jadi.. Pembagian tugasnya gimana ini?" tanyaku dengan berusaha mengabaikan aura dingin dan misterius
"Terserah" kata Kwangmin dingin
"Lah.. Kan ini tugas kelompok.. Ngomong-ngomong, kapan kita akan ke musium?" tanyaku
"Terserah" kata Minwoo tanpa memalingkan pandangannya dari hpnya
Aduh.. Eotteohke (bagaimana ini)? Batinku. Tiba-tiba Park Seonsaengnim menghampiri kami
"Ayo diskusi.. Kenapa masih diam saja?" kata Park seonsaengnim. Aku, Minwoo dan Kwangmin masih diam dan tak mulai diskusi, sedangkan Youngmin masih tertidur
"Jo Youngmin!" bentak Park seonsaengnim, seisi kelas menatap ke arah Park seonsaengnim, aku dan 3 Witch Boys. Youngmin bangun dengan santai
"Kau harusnya jangan tidur saat pelajaran, nanti kau akan ketinggalan pelajaran.." kata Park seonsaengnim dengan suara melembut ketika Youngmin menatap Park seonsaengnim dengan tajam, kemudian Park Seonsaengnim pergi.
"Aku ingin meluangkan waktuku hanya hari sabtu ini, sisanya kau urus sendiri" kata Youngmin padaku, tentu dengan nada dingin
"Ya sudah, kita ke musium hari sabtu.. Tapi haruskah semuanya aku yang urus?" kataku sedikit mengeluh
"Kalau tak suka, tak usah dikerjakan" kata Minwoo
"Ash.. Iya deh aku yang urus semuanya.." kataku sambil cemberut. Beberapa menit kemudian, bel istirahat berbunyi, semua anak-anak di kelasku langsung keluar kelas setelah memberi salam pada Park seonsaengnim.
"Ya! Bawa bukumu dan rapikan bangku itu" bentak Kwangmin padaku, tanpa berkata apapun aku melakukan apa yang diperintahkan Kwangmin. Mereka bertiga pergi meninggalkanku
"Ah~ aura dingin mereka sangat kental.. Aduh.. Kalau seperti ini terus, tugas sejarah ini bagaimana? Aish! 3 namja itu membuatku pusing!" gerutuku sambil mengacak-acak rambutku
"Ya! Minhwa-ya! Neo mwohae (sedang apa kau)? Untuk apa kau mengacak-acak rambutmu?" kata Seseorang dari belakangku, aku langsung menoleh, ternyata Bambam
"Aku.. Frustasi.." kataku sambil mengacak-acak rambutku lagi
"Sudahlah.. Dari pada kau semakin frustasi.. Lebih baik kita makan di kantin.. Kajja" kata Bambam yang tiba-tiba menarikku
"Eunji mana?" tanyaku saat kami baru sampai pintu kelasku
"Sudah di kantin.." kata Bambam.
Saat di kantin, aku membeli makanan sendirian, karena Bambam dan Eunji sudah beli makanan dari tadi
Oh god! Mereka lagi.. Welcome aura dingin.. Batinku saat melihat 3 Witch Boys memasuki kantin, aku berjalan seakan tak melihat mereka, tiba-tiba ada seorang murid namja yang sedang bermain kejar-kejaran dan tak sengaja menabrakku, alhasil aku menabrak Youngmin, dan semua makananku tumpah di baju seragam Youngmin, Youngmin hanya diam dan suasana kantin langsung sunyi dan mencekram
"Mianhada Youngmin-ssi (maaf Youngmin)" kataku sambil berusaha membersihkan baju Youngmin, tiba-tiba tanganku ditebas olehnya
"Tak usah" kata Youngmin, lalu dia pergi, Minwoo dan Kwangmin berjalan melewatiku dengan menatapku sinis. Begitu mereka berlalu, aku langsung menghampiri Bambam dan Eunji.
"Aku bingung deh sama mereka.. Mereka ganteng-gateng tapi imej mereka kenapa sangat dingin dan misterius?" kata Eunji saat aku baru duduk di sampingnya
"Dan kau tau? Tugas sejarah, aku dan mereka 1 kelompok.. Park seonsaengnim ttaemune!" kataku sambil memukul meja, semua orang di kantin menatap ke arahku, Bambam dan Eunji, terutama 3 Witch Boy, tatapan mereka sangat tajam dan menusuk.
"Hwanajima (jangan marah), Minhwa-ya.. Calm down.." kata Bambam
"Hajiman (tapi).. Aku jadi pusing memikirkan tugas sejarahku.. Mereka hanya ingin pergi ke musium, hari sabtu minggu ini, dan sisanya aku yang mengerjakan.. Itu membuatku frustasi!" kataku
"Tenang saja.. Meski mereka bersikap seperti itu padamu, aku pasti selalu ada untukmu.. Kau tak perlu khawatir.. Aku akan selalu membantumu" kata Bambam
"Nado (aku juga).." kata Eunji, aku tersenyum
"Gomawo (terima kasih).." kataku.
~*^.^*~
Hari sabtu pun tiba, aku baru sampai musium dan tak lama setelah itu, 3 Witch Boys datang, aku tak begitu memperhatikan bagaimana dan dengan apa mereka datang, yang penting mereka menepati janji dan tepat waktu.
"Tumben gak telat.. Biasanya namja-namja kalau diajak janjian, pasti.." perkataanku terpotong karena 3 Witch Boys menatapku dingin
"Palli (buruan).. Kami tak punya waktu banyak" kata Minwoo
Sudah kuduga pasti akan seperti ini.. Gak leader, gak anggota sama saja.. Tapi Minwoo lebih cute dari leader 3 Witch Boys yaitu Youngmin.. Tapi Minwoo jarang sekali ngomong padaku, sekali ngomong.. Aura dingin selalu bertambah.. Batinku
"Jangan bengong" kata Kwangmin mengagetkanku dengan nada dinginnya, aku tersadar dan mengikuti 3 Witch Boys masuk musium.
Di dalam musium, terdapat banyak orang, dan juga ada study tour. Jadi aku ikut ke dalam rombongan study tour, sedangkan 3 Witch Boys ilang entah kemana.
Setelah mendapat info yang cukup, aku pergi mencari 3 Witch Boys itu
"Kau suka sekali dengan lukisan ini?" tanyaku pada Minwoo yang sedang memperhatikan sebuah lukisan yang terkesan abstrak tapi mempunyai tema seekor kupu-kupu dan seorang gadis, Minwoo hanya diam menatap lukisan itu, aku berusaha mengerti maksud dari lukisan itu, aku bingung.. Apa makna lukisan ini untuk Minwoo? Batinku
"Kau tak kan mengerti.. Dulu aku.. Salah.. Kakek buyutku maksudnya.. Pernah memberikan lukisan ini pada seorang gadis cantik.." kata Minwoo tanpa mengalihkan pandangannya
"Bukankah ini punya permaisuri di zaman itu?" tanyaku
"Memang.. Dia dan permaisuri saling mencintai, tapi tak dapat restu hingga akhirnya mereka berpisah, dan ini adalah kenang-kenangan sebelum si permaisuri meninggal" kata Minwoo, ekspresi wajah Minwoo terlihat sangat sedih, aku terpaku akan cerita Minwoo, tapi aku masih bingung akan 1 hal
Kenapa Minwoo bisa terbuka seperti ini? Sedangkan kami berdua sama sekali belum pernah berbincang sebelumnya.. Batinku
"Aku.. Maksudku kakek buyutku hanya mencintai sang permaisuri" kata Minwoo, reflek aku menepuk-nepuk bahu Minwoo untuk menenangkannya.
"Sedang apa kalian di sini?" tanya seseoang dari belakangku dan Minwoo, kami berdua langsung menoleh ke arah sumber suara, kami berdua diam menatap Jo Twins yang sudah berada di belakangku dan Minwoo
"Lukisan ini lagi.. Maka dari itu.. Aku sangat benci pergi ke musium.." gerutu Kwangmin
"Ayo pulang" kata Youngmin dengan dingin.
"Jangan kau harap, di sekolah aku akan menyapamu.. You must to stay away from me" kata Minwoo dengan dingin saat kami berempat dalam perjalanan pulang
"Kenapa kalian bertiga mempunyai aura yang sangat dingin kalau di sekolah?" tanyaku keceplosan
"Kau tak pernah mendengar kalau kami seoang penyihir?" tanya Kwangmin tiba-tiba, dan seketika itu juga aura dingin dari Minwoo dan Kwangmin berkurang drastis
"Aku pernah mendengarnya.. Apa hanya karena itu kalian mempunyai aura dingin dan misterius?" tanyaku yang mulai kepo
"Orang merasa takut ketika ada seseorang yang dipanggil 'penyihir'.. Oleh karena itu kami akhirnya menutup diri dari semua orang" kata Minwoo
"Oh~ kalian tau, kalau di sekolah kalian sangat dingin dan misterius, tapi kalau seperti ini, kalian bisa bersahabat dengan siapa saja" kataku sambil tersenyum
"Kami tetap bertiga kemanapun dan dimanapun.. Sudah kubilang, tak ada orang yang mau bersahabat dengan seorang penyihir.. Mereka takut dengan penyihir" kata Minwoo
"Kalian berisik sekali.. Minhwa-ya, naiklah bis itu dan pulang lah sendiri.. Ini sudah sore" kata Youngmin yang terdengar sok cool, aku, Kwangmin da Minwoo terdiam, dan kami menunggu bis di halte bis. Mereka menemaniku sampai aku benar-benar naik bis.
~*TBC*~