First Impression
-Myungsoo’s POV-
“Siapa wanita itu aneh sekali.. badannya kecil namun tenaganya kuat sekali, seperti pria saja” gumamku sambil memiringkan kepala dan mengusap bahuku yang tadi bertubrukan dengannya. Ah sudahlah, aku harus segera bergegas ke halaman belakang, choding pasti sudah datang. Bagaimana bisa dia terlambat di hari pertamanya. Pabo.
Aku masih bergumam sampai kulihat Sungyeol sedang berdiri merapikan bajunya dari dedaunan.
-Sungyeol’s POV-
Wanita tadi.. bagaimana bisa seorang wanita memanjat tembok setinggi itu. Terlebih lagi, harusnya jika dia takut bukankah lebih baik pergi saja, tapi wanita itu malah memasang kuda-kuda. Ckckck.. aku yakin jika tadi aku tidak segera bangkit dan menunjukkan diri, dia pasti sudah menimpaku disini. Sahutku dalam hati sambil menggelengkan kepala dan membersihkan diri dari sisa-sisa dedaunan. Tapi.. dipikir-pikir wanita itu manis juga.. Tunggu sebentar.. manis? Apa yang baru saja ku pikirkan? Yaish..
“YA.. Sungyeol-ah apa kau tidak akan bergegas!” sahut sebuah suara yang tidak asing di telingaku.
“Oi? Myungsoo-yah!” sahutku sambil melambaikan tangan ke arahnya.
“YA, tadi aku melihatmu tersenyum ketika merapikan baju, apa sesuatu terjadi?” tanya myungsoo penasaran.
“Tersenyum? Benarkah? Sepertinya kepalaku benar-benar terbentur ketika mendarat tadi.” Jawabku sambil mengusap kepalaku yang sebenarnya sama sekali tidak sakit.
“Terbentur? Apa kepalamu duluan yang mendarat ke tanah? hahahaha” tanya myungsoo lagi kali ini sambil tertawa dan tepuk tangan. Tertawa terbahak-bahak sambil tepuk tangan merupakan kebiasaan anehnya. Tsk tsk =_=
Ya, walaupun aku lebih tua 7 bulan darinya, tapi aku tidak tampak seperti hyung. Kami sudah berteman sejak kecil. Kebanyakan orang melihat myungsoo sebagai ice prince, tsk yang benar saja. Dia bahkan lebih cerewet dari eomma (ibu) dan halmeoni (nenek).
“Iya benar sekali, kepalaku terbentur monyet gila.” jawabku sambil mengambil tas yang tergeletak di semak-semak.
“Sepertinya kepalamu benar-benar terbentur.” ucap myungsoo sambil menggelengkan kepalanya
”Sudahlah, ayo kita ke ruang guru, daritadi aku menunggumu disana, lagipula kenapa kau tidak lewat gerbang utama saja, bukankah lebih aman.” Ujar myungsoo lagi sambil berjalan keluar dari halaman belakang sekolah.
“Ya, apakah kau pikir guru piket akan memaklumi siswa yang terlambat? Apakah kau pikir mereka akan mentolelir murid baru jika terlambat?” jawabku sedikit menggerutu.
“Benar juga, baiklah ayo kita bergegas, ada baiknya jika kau punya alasan yang tepat untuk menghadapi walikelas yang baru.” Sahut myungsoo sambil berlari kecil menuju kantor guru.
* * *
- Bomi’s POV -
Hosh.. hosh.. nafasku agak berat ketika sampai di lantai dua ini. Ku intip kelasku dari balik tembok. Yaish... kalau saja tadi aku tidak penasaran terhadap suara aneh itu dan langsung bergegas lari menuju kelas pasti aku tidak akan terlambat. Ucapku dalam hati sambil menggerutu kesal.
“Yoon Bomi-ssi, apa yang sedang kau lakukan?” sebuah suara berat dan tegas mengagetkanku.
Mati aku..
Choi seonsaengnim menyadari kehadiranku, dan sekarang sedang berada di depan pintu kelas menatap ke arahku, menunggu jawaban dariku.
“M.. ma..afkan saya pak, saya terlambat.” Jawabku gugup sambil membungkuk.
“Saya tahu kau terlambat” sahut Choi seonsaengnim ketus
“Lalu apakah saya boleh mengikuti ulangan pak?” tanyaku sambil sedikit memohon.
“Saya tahu, kamu pasti tahu jawaban dari pertanyaanmu barusan! Kamu pasti tahu konsekuensinya jika terlambat dipelajaran saya.” Sahut Choi seonsaengnim masih dengan nada ketusnya.
“I..iya pak” jawabku sambil menunduk lemas.
“Sudah! Berdiri disitu dan acungkan kedua lenganmu ke atas sampai pelajaran saya selesai. Kehadiranmu mengganggu konsentrasi siswa yang lain!” ucap Choi seonsaengnim sambil berlalu kembali ke dalam kelas.
Yaish! Ucapku dalam hati. Kuacungkan kedua lenganku sambil menunduk. Kalau saja aku tidak bertemu pria bengal itu, pasti aku tidak akan terlambat. Gerutuku dalam hati.
Eh sebentar.. mengingat pria tadi, aku benar-benar yakin sekali pria itu mirip seseorang, tapi siapa... ugh..
* * *
“Ah kalian sudah datang, dan kau.. siapa namamu? Apa kau baru datang?” Tanya seorang pria 50tahunan itu kepada Sungyeol, terlihat di mejanya terdapat papan nama bertuliskan Kim Sooro Seonsaengnim.
“Lee Sungyeol-imnida (Saya Lee Sungyeol), tidak pak, tadi perut saya sakit, dan saya tersesat ketika mencari kamar kecil.” Sahut Sungyeol sambil melirik Myungsoo.
“Benarkah? Baiklah untuk kali ini saya maklumi, tapi lain kali, jangan harap kau bisa lepas dari hukuman. Sekarang ikuti saya.” Sahut Kim Seonsaengnim
Kim Seonsaengnim mengarahkan Sungyeol dan Myungsoo ke ruangan kelas. Namun ketika sampai di lantai 2, Sungyeol melihat sekeliling dan tanpa sengaja melihat di lantai 2 sebrang kiri tampak seorang wanita yang mengacungkan tangannya ke atas. Dia yakin wanita itu pasti sedang dihukum.
-Sungyeol’s POV-
Sepertinya aku pernah melihat wanita itu.. pikirku sambil berjalan dan mengerutkan dahi.
“Ah si monyet gila..” sahutku pelan sambil menjentikkan jari.
“Mwo.. (apa..) monyet gila?” tanya myungsoo sambil memiringkan kepalanya.
“Iya, dia, monyet gila” sahutku sambil mengarahkan jari telunjukku ke arah wanita itu.
“Eo? Wanita itu?” ujar myungsoo
“Kenapa? Kau mengenalnya?” tanyaku penasaran.
“Tidak, tadi pagi dia hampir jatuh gara-gara kami bertubrukan, bahuku sampai sakit” jawab myungsoo sambil memegang bahunya dan memutarnya. (?)
“Ya, kita sudah sampai. Ini kelas kalian. Tunggu disini sampai saya persilahkan kalian berdua masuk.” Sahut Kim seonsaengnim mengagetkan pembicaraan kami berdua.
“Ya, baik pak.” jawab kami berdua disertai anggukan kecil.
-Author’s POV-
Kim seonsaengnim masuk ke dalam kelas dan mulai memberikan pengumuman bahwa di kelas 3-3 terdapat dua murid baru pindahan. Sungyeol dan Myungsoo pun dipersilahkan masuk. Suasana kelas mendadak menjadi gaduh karena kehadiran mereka berdua. Maklum, Sungyeol dan Myungsoo memang terkenal dengan julukan ice flower boy. Mereka berdua memang sangat dekat sejak kecil. Sungyeol terkenal sebagai pemain drum, rapper, dan DJ underground handal. Sedangkan Myungsoo terkenal dengan kemampuan gitar dan vokalnya. Namun tidak ada yang tahu tentang kehidupan pribadi mereka. Menurut rumor yang beredar Sungyeol dan Myungsoo dikabarkan menjadi trainee di sebuah perusahaan entertainment.
Sungyeol dan Myungsoo mulai memperkenalkan diri mereka di depan kelas.
“Annyeong Haseyo! (Hai!) Aku Kim Myungsoo, mannaseo bangapseumnida! (senang bertemu dengan kalian! *formal*).” sahut Myungsoo sambil mengacungkan lengan kanannya dan memberikan senyuman lesung pipinya yang khas.
“Annyeong!(Hai!) Aku Lee Sungyeol! Bangapta! (senang bertemu dengan kalian *informal*). Sahut Sungyeol singkat.
“Ya, kau harus lebih ramah lagi” ujar Kim seonsangnim kepada Sungyeol.
“Sekarang silahkan pilih tempat duduk kalian dimana saja. Dan, ah.. kalian jangan lupa, jam ke 5 dan 6 siapkan diri di lapangan. Jangan sekali-kali membolos di pelajaran saya!” ujar Kim seonsaengnim tegas.
“Ne.... “ ucap siswa kelas 3-3 disertai gumaman dan beberapa saling mengeluh kecil.
* * *
Ding dong deng dong (?) Jam istirahat pun berbunyi. Yoon Bomi akhirnya terbebas dari hukuman Choi seonsaengnim.
“Ugh.. pegal sekali, badanku kaku sekali seperti robot” ucapku. Kusimpan tasku di bangku sambil meregangkan badan.
“Oi babomi (bomi babo), kenapa kau begitu babo, eish” sebuah suara mengagetkanku.
“Yaish, Dayeolie kenapa kau tidak menghadang Choi seonsaengnim?” ucapku dengan tampang cemberut.
“Ya, aku sudah menghadangnya, bahkan aku kena pukul di kepala karena dianggap mengganggunya. Bukankah kau yang bilang sendiri hanya butuh waktu 5 menit huh?” ujar Daeyeol
“Iya iya aku yang salah, sudah, ayo kita ke kantin, perutku sudah lapar sekali. Hukuman dari Choi seonsaengnim membuat lemakku ikut terkuras, hahaha” sahutku sambil keluar kelas menuju kantin sekolah.
- Di lain tempat –
“Ya Myungsoo-ya kajja (myungsoo ayo), cacing cacing di perutku sudah konser.” Sahut Sungyeol sambil merangkul leher myungsoo dan menariknya keluar menuju kantin sekolah.
“Ya Sungyeol-ah, apa kau akan menyeretku sampai kantin? Apa kau lihat anak-anak sedang melihat dan membicarakan kita. Kau ingin membuat leherku putus sesampainya di kantin sana?” Ujar myungsoo
“Apa lehermu serapuh itu? Sudahlah biarkan saja mereka. Aku yakin mereka membicarakan kita, karena kita berdua cukup tampan. Hahaha.”
Sesampainya disana, Myungsoo dan Sungyeol langsung mengantri untuk mengambil nampan berisi makanan. Sungyeol pun melihat kesekeliling dan mencari tempat.
Tsk sepertinya aku mengenal wanita berkuncir satu itu.. ucap Sungyeol dalam hati. Sungyeol pun segera melangkahkan kakinya ke tempat wanita itu berada.
“Ya eodiga? (kemana?)” tanya Myungsoo sambil mengikuti Sungyeol.
Sesampainya di tempat itu segera saja Sungyeol menaruh nampan berisi makanannya di meja dimana wanita itu sedang makan.
* * *
“Ah.. hakhanan khanhin heholah hehang haing ehak. Hahusnya ahu hehinha lehih hahi. (ah, makanan kantin sekolah memang paling enak. Harusnya aku meminta lebih tadi)” Ucapku sambil mengunyah dan memasukan makanan ke dalam mulutku.
“Sudah habiskan dulu sana. Lihat remah nasi sampai berloncatan dari mulutmu.” Sahut Daeyeol yang sudah terbiasa dengan kelakuanku ini.
Ku telan makanan dalam mulutku, kemudian ku teguk segelas air mineral.
“Bomi-yah, aku menemukan beberapa pekerjaan untukmu. Ada lowongan sebagai pengantar susu dan satu lagi sebagai penyanyi di sebuah kafe. Apakah kau berminat?” tanya Daeyeol
“Benarkah? Woaaa Daeyeol-ah, Tentu saja aku mau. Kapan aku bisa memulainya?” tanyaku antusias terhadap ucapan Daeyeol barusan.
“Kalau kau mau, nanti sore aku bisa mengantarmu untuk langsung melamar pekerjaan ke cafe cube, dan agen pengantar susu” Jawab Daeyeol sambil memasukan beberapa sayuran ke dalam mulutnya.
“Baiklah, gomawooo Daeyeolie” ucapku sambil memberikan beberapa aegyo sementara Daeyeol hanya menjawabnya dengan beberapa anggukan.
BRUG—tiba-tiba sebuah benda berisi makanan mendarat di meja dan mengagetkan kami. Kulihat orang yang melakukan perbuatan itu dan...
“Eo? Kau kan.. ?” sahutku sambil menunjukkan sumpit ke arah pria itu dan memiringkan kepala. Kalian berdua...
Daeyeol yang kebingungan melihat reaksi Bomi, segera menolah ke arah belakang untuk melihat siapa yang Bomi maksud. “H.. hyung?” ucap Daeyeol kaget sambil membelalakan matanya.
* * *
Chapter 2 Yuhuuuu~~ oiya yg belum tau siapa itu dan tampangnya gimana nih aku kasih fotonya :
Daeyeol : https://pbs.twimg.com/media/B1dAaStCEAEiLEk.jpg
Daeyeol with Sungyeol : https://pbs.twimg.com/media/B1dAaGJCcAAUm-w.jpg
makasih yang udah mau baca ples nyimak ini fanfic muehehe aku harap kesan dan saran kalian tentang fanfic ini biar jadi acuan ples lecutan semangat (?) buat bikin chapter-chapter selanjutnya *nyengir*
Please don't be a silent reader, I'll be appreaciate you if you give some advices and opinions about this fanfic ><
dan ga bosen2nya aku bakal terus ngucapin makasih buat yang udah baca ini fanfic ampe chap.2 *bow* semoga semangat bacanya masih awet ampe chap. terakhir, ngahaha *nyengir aegyo* :p