CHAPTER 1 : YouTube Syndrom‘Baby Hae, you are so adorable. You are pretty dependent,’
‘Dying of donghaes adorableness!!’
‘How can you be so adorable and so hot at the same time, Lee Donghae?’
‘He is so amazingly hot here I can’t even.’
Yu-rui menggeleng samar setelah
membaca beberapa komentar di
salah satu video yang
memperlihatkan dada Donghae
tengah terekspos. Ia buru-buru
menyentuh lambang panah back di
ponselnya guna kembali ke
beranda youtube yang menyajikan
berderet video-video Lee Donghae
yang siap untuk ditontonnya lagi.
‘Donghae, you still awesome as always,’
‘Its something I can’t explain. He is like watching a really cute plushie.’
“Plushie?” Yu-rui mengerutkan
dahinya. Bagaimana bisa donghae
disamakan dengan boneka
binatang. Dilihat dari sisi
manapun, Donghae lebih cute jika
di bandingkan dengan boneka
berciri stuffed toy, soft, and cuddly
tersebut.
‘Donghae Oppa, seriously, can I get any cutter than this?’
‘I just wanted to go him and be like,
‘Oppa, I like youraegyo!’
‘Why? Why you so cute? Why you make me falling in love with you? Why you so handsome? Why, Oppa?’
Satu sudut bibir Yu-rui terangkat.
“Excessive,” ucapnya,
mengomentari tulisan yang baru
dibaca.
‘Oppa, I can’t live without you, I like everything about you, I wish I can hug and do everything with you.‘
“Oh My God!!” Yu-rui tak
menyangka jika polah Donghae
yang menceritakan bagaimana ia
mengganggu Leeteuk yang sudah
bersiap tidur dengan cara
mematikan lampu membuat
beberapa Fans se-antusias itu
meninggalkan komentar yang
pasti membuat dua bibir donghae
melebar karena tersenyum.
‘Donghae is just adorable, he might be a little childish but he makes me want to protect him and love him forever.’
“Indeed.” Sambung Yu-rui
mengamini tulisan yang ditangkap
matanya. “He was more boyish than it appears.”
“Stalking my video, huh?”
Yu-rui menoleh ke kanan, ke arah
pintu masuk kamarnya. Mendapati
Lee Donghae dengan senyum tiga
jari yang telihat semakin manis
dengan pupil mata yang menyipit
berdiri menopang tubuhnya
dengan menyandarkan bahu
kirinya di sisi pintu sementara dua
tangannya bersedekap dada.
Yu-rui yang tidak menjawab
pertanyaan Donghae dan malah
membuang muka lebih memilih
melanjutkan kesibukannya
bermain ponsel, membuat lelaki
itu mempunyai alasan untuk tidak
berlama-lama tidak mendekat ke
arahnya. Ia menyibak selimut dan
mengisut ke tengah ranjang.
Menyusup di bawah selimut lalu
membaringkan kepalanya di
pangkuan Yu-rui yang duduk
menyandar di kepala ranjang.
“Video apa yang kau lihat, yang
membuatmu sampai tak
menyadari kedatanganku, Sweetie?”
“Something that make me slightly humble.”
“What is it?”
“You and your thousands of fans.”
Donghae sedikit mendongakkan
wajahnya, bersemu muka dengan
wajah Yu-rui yang baru saja
menundukkan kepalanya. “What did they write?” Tanyanya.
“Praise, confession, and a lot of hope. As always.” Jawab gadis itu
dengan sedikit memutar mata.
Yah, seperti biasa. Pujian untuk
ketampanan Donghae yang diakui
dan menjadikannya visual number
two dalam grup-nya, pengakuan
bahwa keberadaannya menjadi
kesayangan semua orang, dan
harapan untuk menjadi pemilik
tungal seluruh hal yang berkaitan
dengan Lee Donghae, kekasihnya.
“Kau cemburu, aku bisa
merasakannya sekarang.”
“What?!” Yu-rui sedikit memekik,
tidak setuju dengan tuduhan
Donghae yang dilontarkan
untuknya.
“Apa mungkin kau juga diam-diam
meninggalkan komentar dengan
nama samaran, Sweetie?” Lanjut
Donghae. Lelaki itu menikmati
wajah Yu-rui yang tengah
digodanya. “Mungkinkah kau
menulis, ‘Donghae Oppa, you’re my everything. Would you marry me?’
seperti itu?”
“Imposibble. I never…“
Donghae mengecup kilat bibir Yu-
rui dan meninggalkan rona merah
yang mendadak muncul di kedua
pipi gadis tersebut. “Aku pasti akan
menemukan ID samaranmu, Yu.”
Yu-rui letakkan telapak tangan
kanannya di atas kepala Donghae.
Mengelus rambut Donghae dan
membiarkan helainya menyusupi
sela jari tangannya. “Sometime, I want to be the most selfish person in the earth. Imprisoned you in the house, and doesn’t allow other people staring at you.”
Donghae membuka kelopak
matanya yang sempat menutup
akibat kegiatan tangan Yu-rui.
“Maka seperti itu,” tutur Donghae
pelan, sembari menangkup tangan
kiri Yu-rui untuk digengamnya.
“Asal kau tidak telat memberiku
makan, aku pasti tidak akan
menolaknya.”
Yu-rui mendenggus. “Bukan
saatnya melucu, Hae!”
Donghae tertawa. “I can act cute more than this.”
“Really?” Balas Yu-rui sembari
menyibak poni Donghae. Ia
menunduk dalam, lalumengambil
ciuman yang sempat dicuri
Donghae tadi. “I’m more cute, isn’t it?”