Title : My Destiny (Part 1)
Author : cloudsmys
Cast : Shin Min Hyo (OC) ; Kim Jong Woon ; Henry Lau and other Super Junior members.
Genre : Love and Friendship
-------------------------------------------------------------oOo--------------------------------------------------------
"MINHYO-ah! Ireonna palli!" ibuku yang paling cantik ini mulai melakukan kegiatan rutinnya setiap pagi. Ya, membangunkan aku dari mimpi indahku.
"eghh eommaa~ aku tidak mau kuliah" aku membalikkan badanku dari hadapan eomma dan kembali menutup mata.
"yak! Kalau begitu tidak ada ung bulanan bulan depan!" eomma mengancamku membuat mataku yng mulai tertutup kembali terbuka. Bahkan lebih lebar sepertinya. Yang benar saja, masa tidak ada uang bulanan?!
"eomma, ini serius?!"
"ne! Cepat mandi! 15 menit lagi jam 7"
"mwo!!? Tuh kan, aku sudah telat.. Lebih baik aku tidak kuliah sekalian"
"shin min hyo!!!!" teriak eomma sekencang2nya
waaaaa teriakan eomaa mungkin lebih kencang dari suara bel sekolahku dulu,
"ahhh, ne ne!" kataku sambil berjalan malas ke kamar mandi.
------
benar kan!
Aku tahu pada akhirnya akan seperti ini. Telat-tidak diizinkan masuk!.
Begitulah peraturan dikampus ini.
Aku duduk dibangku taman dibawah pohon rindang kampus ini.
Aku membuang nafas beratku sebelum membuka laptop merah merona ini. Beraharap kesialanku tidak beruntun hari ini.
"mwo! Ternyata dia berpacaran?"
kataku sumringah pada diriku sendiri ketika kulihat tl twitter sahabatku.
"kau harus mentraktirku eun ri ah hhaha!!!"
aku menyesap susu panas yang kubeli saat berangkat kekampus tadi. Eits! Tanpa membeli susu ini pun ku tahu pasti akan telat. Jadi jangan salakan minuman lezat ini ;)
alis ku terangkat melihat sosok lelaki berjalan dari arah parkiran kampus. Lelaki yang memakai celana jeans hitam, kaus v neck hitam yg dibalut kemeja kotak2 biru tua,juga tas bagpack putih. Dan perlu diketahui dikampus ini tidak ada yg dibolehkan memakai jeans ya! Tapi mungkin kampus ini memberikan pengecualian buat dia. Ah mwolla.. Yang jelas aku tidak suka.
"ckck.. Berlebihan" kataku mengeleng2kan kepala. "mau kuliah atau main dengan teman2mu yang artis itu,hah?"
ishh lelaki itu memang artis. Tapi kadang gayanya suka tidak kenal tempat,menurutku.
Baru beberapa langkah aku memantaunya dari sini, dan melepaskan pandanganku untuk melegakan cup susuku, dia sudah dikerubuti perempuan2, dan sekarang dia juga sudah menggunakan kacamata hitamnya.
"1,2,3,4.. 8!" telunjukku menghitung perempuan yang mengerubuninya. "aishh! Perempuan bodoh! Apa bagusnya artis itu eoh?" cibirku
-apa bagusnya dia kjw? Dia pendek,jarang senyum, aneh, lihat saja kepalanya yg besar itu! -
begitulah tweet ku pagi ini.
_______
malam ini, aku berhasil membujuk eun ri untuk menraktirku. #evillaugh
"mashitda eunri ah!" kataku sambil melahap bullbogi darinya.
"ne, makanlah. Semoga kau bahagia!" katanya kesal masih dengan tatapannya kearah gadged kesayangannya itu. "ommmo, minhyo ah!"
aku meletakkan sumpit stelah menyelesaikan makanku. "naega wae?" kataku santai.
"kau menjadi trending topic dikampus sejak tadi siang! Memang apa yang sudah kau katakan ditwitter?" katanya lalu mulai menekan opsi profilku dari layar ponselnya.
"aku?" aku memiringkan keplaku,mencoba mengingat sesuatu ."aku.. Hanya berkata kalau dia pendek, lalu.." kataku mendikte memoryku.
"kjw itu kim jong woon ne?!!" sela eunri.
"ne.." kataku dengan nada pelan. "memangnya kenapa? Kenapa mukamu tidak enak begitu?"
"celakalah kau shin min hyo!! Fg nya jongwoon meributkan tweetmu! Mereka tidak suka padamu!"
"kenapa segala tentangnya selalu berlebihan?"
"siapa ? Kim jong woon?" eunri memastikan perkataanku
"ne! Lelaki aneh itu dengan kepala besarnya! Tidak bisakah dia seperi teman segroupnya ,henry yang neomu neomu kyeopa ?!"
"aigo minhyo ah!" euri memijit kepala, dan aku tertawa melihatnya yang seperti eomma2 yang memililiki hipertensi. " jangan tertawa dulu. Pikirkan saja nasip mu besok!"
cih.
____________
hari ini eomma tidak perlu membangunkanku sesulit kemarin. Tugas yang baru kuingat saat asyik menonton video henry sukses membuatku tidak tidur malam ini.
Aku keluar dari taxi. Lingkaran hitam mataku pasti jelas terlihat kalau aku tidak memakai kacamata hitam ini.
Kaca mata hitam? Aku jadi teringat si kjw itu. Apa bedanya aku dengannya sekarang?
Tackk...
"au" aduhku ketika merasa ada sesuatu yang membentur kepalaku, tanganku refleks memengang kepalaku.
Tack tack tack...
Benteruran itu semakin intens menghambur ke tubuhku.
Telur busuk! Fansnya yesung?!
Kataku dalam hati mulai menyadari apa yang terjadi.
Greep
seseorang menarik tanganku, membawaku mengikutinya.
Aishh!! Awas kau kim jong woon!. Umpatku dalam hati saat melempar tatapan membunuhku dari balik kacamata hitam kearah kerumunan fans jong woon.
"kau! Tidak apa-apa?" suara serak mulai terdengar ditelingku.
Omo! Aku baru menyadarinya. Orang ini telah menolongku.
"ne, gamsahamnida ... Mwo?!" aku terbelalak melihat orang yang berdiri didepanku.
"wae?!" katanya melemparkan pertanyaannya.
"h hen r ry, henry lau?" aku mengerjapkan mataku tidak percaya.
"hehe.. Ne aku henry" katanya mengelus tengkuknya.
______
"kau menungguku?" tanyaku kepada henry yang sedang duduk bersama eomma.
"ne.." jawabnya tersenyum.
Aku menggaruk2 kepalaku yang tidak gatal.
Ya tuhan lelaki ini benar2 baik sekali, sudah memgantarkan ku kerumah merelakan jok mobilnya bau busuk karena lemparan telur ditubuhku, sekarang di menungguku membersihkan badanku.
"makanya, kalau bicara didunia maya hati2, minhyo ah. " kata eomma membuyarkan pikiranku."eomma kebelakang dulu, ne" lanjutnya lalu pergi.
Aku berjalan menggantikan posisi duduk eomma. Lalu? Lalu aku tidak tahu apa yang harus dibicarakan. Aku terlalu gugup.
" kau, tidak kekampus lagi?" kata henri memulai obrolan.
"aniyo.. Aku takut. "
henry terkekeh kecil. "takut dengan clouds? Atau dengan jongwoon hyung?"
"clouds?"
"itu sebutan untuk fansnya jongwoon hyung"
"oo.." aku mengangguk tanda mengerti.
"jadi, kau takut dengan siapa minhyo-shi"
aku memiringkan kepalaku, mencoba membandingkan."sepertinya dengan clouds."
"kau tidak takut jongwoon memarahimu?"
"kenapa takut?! Kita kan tidak saling kenal" kataku mantap.
Henry tertawa. "kau tidak mengenalnya, tapi tidak suka denga.nya..?"
"itu...." aku mencoba mencari alasan. "itu karena dia terlihat sombong."
masih dengan senyumnya yang memabukan itu, henry menatap jam tangannya.
"kalau kau takut, jangan berangkat sendiri kekampus ne, nanti aku atau seseorang akan mengantarkanmu?"
mimpi apa aku semalam eoh? Telur busuk itu membuatku menjadi dekat dengan artis super cute ini. Ah, sepertinya aku harus berterima kasih pada clouds. Gomawooo... Pekikku tertahan didalam hati.
"tidak perlu.. Kau pasti sibuk. Aku bisa berangkat dengan eomma kok"
eomma? Apaapan? Dia bisa berfikir aku seperti bocah kecil nanti. Bodoh bodoh.
"itu juga belum tentu aku yang mengantarmu minhyo shi. Aku hanya tidak mau seseorang terluka karena kami" katanya. Dia mengacak2 rambutku yang setengah basah. "aku pulang dulu, ne. Anyeoong."
"ne, anyeong"
henry pergi menjauh, hingga dia benar2 tidak nampak lagi, aku masih terpaku ditempat yang sama memegang kepalaku yang disentuhnya tadi.
--------
"ne, gomawo. Aku akan mentraktiru eunri ah! Kau senang kan? Hehe"
kataku pada eunri lewat poselku.
"ne, sampai ketemu dikampus.. "
bib.
Aku mengedarkan bola mataku ketika berada di meja makan.
Eomma, eodisso? Batinku.
"minhyo ah, ada yang menunggumu." eomma datang saat aku mulai memasuki potongan roti dimeja makan.
"eoh, nugu?" tanyaku pelan sambil menebak-nebak. Henry? Ya, henrry! Dia bilang akan mengantarkan aku kuliah kan? Aigoo betapa girangnya aku. Tanpa menunggu lagi aku langsung memasukan sisa potongan roti ditanganku sehingga mulutku mengembung penuh roti. Aku bangkit ingin menghampiri henry dengan tangan kanan memegang gelas susu coklatku.
"ya! Pelan2 makannya!" teriak eomma dari belakang.
Aku menelan semua rotiku saat tiba di pintu depan. Melihat punggung lelaki yang tengah menungguku.
"henry shi, anyeong" sapaku lalu meminum susu coklatku.
Pemrrfftttt (?)
Susu coklat yang baru aku minum kembali keluar dari mulutku. Suskses menyembur wajah mulus lelaki dihadapanku.
"mi.. Mianhae... Kim jong woon shi!"
ya. Bukan henry. Tapi yesung, kim jong woon! Lelaki tengil dikampus!
"jeomal minahae... Aku tid.." aku berusaha menyeka susu coklatku yang ada wajahnya, tapi tangannya lebih dulu menepisku. Tidak tahu terimakasih eoh?
Mwo! Kepalanya besar tapi tangannya munggil. Batinku saat menyadari satu lagi tentang lelaki itu. Omo... Tawaku benar2 ingin meledak saat ini.
"dimana toiletnya?" tanyanya ketus.
--------
______
"kenapa kau yang mengantarku, bukan henrry?" tanyaku memulai obrolan.
Yesung terus fokus terhadap jalan, sepertinya dia tidak akan menjawabku.
Cih. Aku menepiskan pandanganku ke arah jendela benar2 menyesal memulai pembicaraan dengannya.
Hingga sampai kampuskupun dia tidak memjawabku. Berbanding terbalik sekali dengan henry!!
"jangan turun dulu!" sergah jongwoon saat aku ingin mulai membuka pintu mobilnya.
Jong woon turun lebih dulu, untuk.. Membukakan pintu ku!
Anehkan! Sepanjang jalan dia tidak bicara, sekarang dia membukakan pintuku!
"ikuti saja aku, kalau kejadian kemarin tidak mau terulang." bisik jongwoon.
Telur busuk? Batinku menebak.
Aissh benda berat ini mulai terasa dibahuku.
"Tanganmu berat sekali jongwoonshi!" pekikku tertahan. "semua orang memperhatikankan kita.. Ahh memperhatikanmu!"
"jalan saja!"
"Mereka bukan hanya melemparku dengan telur busuk, tapi mereka akan membunuhku kalau kau terus merangkulku!"
"tidak akan, selama kau ada didekatku!"
“anio!!”. Benar2 seenaknya anak ini. "kau menyebalkan sekali jongwoon!"
"aku tahu. Aku tahu kau tidak menyukaiku." dia melepaskan tanganku saat kami berada didepan ruangan kelasku.
“lalu kenapa seperti melindungiku!”
"Jangan percaya diri dulu. yang tadi itu utang!"
"mwo? Aku tidak memintamu melindungiku!"
"tapi nasibmu ada ditangaku, shin min hyo shi, kau harus ikuti permainanku kalau mau hidup tentram dikampus ini" dia berkata santai tapi, aku tahu dia mengancamku. Nappeun!
"anio!! Akuu tidak mauuuu!" aku berteriak tepat disamping kupingnya
tap!
Yakk. Aku langsung lari kedalam kelas saat kakinya berhasil aku injak.
--------
“EunRi ah, harus aku bilang berapa kali! Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan lelaki aneh itu!” Jelasku.
Mungkin pikiran orang-orang yang melihat aku dan Jongwoon tadi pagi sama dengan pikiran Eunri, mereka akan mengira ada sesuatu antara aku dan dia.
Aissh! Jinja! Mimpi buruk!
“Bukannya hebat kalau temanku adalah pacar seorang artis terkenal seperti Kim Jongwoon?” EunRi menggodaku dengan mencolek bahuku.
Artis? Tiba-tiba saja yang aku pikirkan justru Hennry.. membuatku senyum sendiri mengingat kejadian kemarin saat dia menolongku, tapi kenapa bukan dia yang mengantarku tadi pagi?
“cha... chaa!! Kenapa kau senyum-senyum seperti orang gila?” pekiknya seperti menemukan harta karun diwajahku. “kau berpacaran dengannya kan? Dengan Kim Jong Woon?”
“aishh, berisik sekali! Aku tidak menyukainya.” aku mengibaskan sebelah tanganku, lalu menyesap milk teaku.
“lalu, kenapa dia kesini?” tanya Eunri.
“siapa?” bola mataku mengikuti arah telunjuknya. “Sikepala besar?” tanya ku pada diri sendiri.
“anyeong” EunRi melambaikan tangannya pada Jongwoon.
Jongwoon hanya tersenyum, sedangkan orang-orang yang berada dikantin ini mulai menonton kami.
“mau apa kau?” tanyaku tidak suka.
“menjemputmu”
“ah arraseo, aku akan dijemput Seung Gi. Aku duluan ya, anyeoong?” Eunri lansung pergi begitu saja setelah mengambil tasnya.
“Kajja” Jongwoon menarik tanganku sedikit agar bangun dari dudukku, segera aku hentakan tanganku agar lepas dari tangannya.
“tidak mau! Pulang sendiri saja sana!”
“baiklah, jadi kau mau dikerjai Cloudsku?!”
“...” Aku hanya diam tidak memperdulikannya, hingga dia mengeluarkan kalimat tersirat ancaman itu.
“bukannya kau yang bilang sendiri, apa yang kita lakukan tadi pagi bisa membuat fansku berbuat lebih dari kemarin, eoh?”
---------
Aku terpaksa mengikuti kemauannya
“kenapa kesini?” tanya ku saat menyadari ini bukan arah jalan kerumahku.
“Temani aku menonton film, ne. Aku sedang bosan.”
Pintanya.
“kita kebioskop?”
“ne..”
Sepertinya untuk yang satu ini, aku tidak akan menolak. Apalagi setelah aku mengerjakan tugas2 hingga bergadang ditambah lagi kejadian telur busuk itu, aku fikir ini lumayan untuk refreshing otakku yang mungkin sudah mengebul.
“ke.. napa hanya kita berdua didalam sini?”
Kataku heran. Tidak ada orang selain jongwoon dan aku didalam theater ini.
“aku menyewanya, aku tidak suka banyak orang saat menonton”
oo.. enak ya jadi orang kaya.
Aku dan sepertinya dia juga sudah mulai fokus dengan film yang bertemakan keluarga ini.
“Henry!!” aku tak kuasa memekikan teriakanku ketika Henry muncul menjadi cameo di film ini,
Jong woon menatapku kesal.
“mian..” kataku sambil tersenyum malu.
“menyukainya?”
“nde?”
“Kau menyukai Hennry?”
Aku mengangguk sambil tersenyum lebar
Jongwoon kembalikan penglihatannya ke layar lebar.
-------
“gomawo” kata jongwoon yang berdiri didepan pintu gerbang rumahku.
“cheonma.” Kataku tersenyum.
“jangan terlalu senang dulu, kau masih punya hutang denganku Minhyo-ah!”
“bukannya tadi aku sudah menemanimu,”
“Mana bisa kau yang hutang aku yang membayarkan tiket nonton, popcron, juga kopi untuk mu, eoh?”
Benar juga. “lalu, mau aku ganti? Katakan berapa semuanya?”
“aku tidak butuh uangmu. Besok aku akan menjemputmu. Aku pulang dulu”
------
“ommo, jadi mereka anggota Super Junior?”
“ne eomma,” jawabku yang tengah memijit-mijit tombol remote tv
“Jadi kau pilih yang mana? Yang kemarin mengantarkanmu sepertinya eomma mengenalnya?”
“Kim Jong Woon? Henry lebih kyeopta eomma, tapi mana mungkin dia menyukaiku. Kenal Jong woon dimana?”
“molla, hanya firasat saja mungkin.”
“hemm”
“YA! Besok jaga rumah ne. Eomaa dan appa ada acara reuni dengan teman SMP.”
“yaah, tapi besok pagi aku juga akan pergi dengan Jongwoon eomma.”
“kalau begitu kau tidak boleh lupa bawa kunci duplikat !”
“ne~~ eommanimm~~”
-------
Bibip bibip bibip..
Tangangku meraba disekitar bantalku mencari Hp ku yang berteriak membangunkan tidur nyeyakku.
Aku mencoba membuka mata,
Jam 6.30 am
Tidak tahu kenapa, aku merasa kasurku lebih empuk dari biasanya. Benar-benar tidak rela melepas pelukanku dari guling ini.
Bib
Aku matikan alarmku, lalu kembali melanjutkan tidurku.
“Minhyo-ah! Ireona..” tangan eomma mengguncang2kan lenganku.
Aku hanya ber –ehem- tanpa menggerakan badanku sama sekali.
“sudah jam 7, bangunlah. Eomma dan appa berangkat sekarang.”
Pagi-pagi sekali?. Tapi untuk berbicara saja aku malas. Akhirnya aku kembali ber-ehem- saja.
“Jangan lupa kunci rumah kalau mau pergi. Pastikan kompor mati, kabel listrik harus..”
“ne eommaaa~~~ anyeong” selaku masih dengan mata terpejam.
“aish, anak nakal. Baiklah anyeong..”
YES! Akhirnya aku bisa meneruskan tidur cantik ini...
Sreeeettt..
“eommaa.. gordennya jangan dibuka! silau” seruku. Aku menutupi wajahku dengan bantal.
“eomma~~ jeba..”. Kataku saat bantal itu terlepas dari tanganku. Aromanya, kenapa aroma lelaki? “MWOO?! KAU?!”
Aku mengucek2 mata ku. Mencoba memperjelas penglihatanku yang kabur karena baru bangun tidur. KIM JONG WOON? Kenapa dia ada disini?!
“bangun, cepat mandi?!” perintahnya seperti eomma eomma.
“Kenapa skau disini?! Kenapa kau masuk kekamarku?”
“Saat eommamu baru akan pergi aku datang, dan beliau menyuruhku membangunkanmu. aku ingin menagih hutang.”
Aishh, rentenir!
“eomma menyuruhmu begitu?” kataku tidak percaya.
“ne, aku juga tidak mengerti. Cepat mandi!”
“aissh, kau, kenapa pagi2 sekali?” Umpatku sambil berjalan kekamar mandi dengan malas.
Jongwoon yang saat itu berpakaian berbeda seperti biasanya. Hanya memakai Hoodie dan celan pendek tanpa kacamata hitam keluar dari kamarku setelah memastikan aku beranjak dari tempat tidurku.
-------
“kau ingin aku memasak semua ini?” aku mengangkat dua kantung plastik yang berada ditanganku.
Sebelum JongWoon mengajakku keapartemennya, dia mengajakku ke supermarket membeli bahan masakan.
“ne. Kau harus membuat makanan yang enak untuk kami.”
“kami?”
“ne, sebentar lagi mereka akan datang.”
“mereka?”
“ne, Super Junior. Kau tidak tahu ini apartement kami?”
Aishh, mimpi apa aku berada di apartement lelaki-lelaki terkenal dikorea. Badanku pun hampir saja terhempas saat dia menyebutkan kata Super Junior.
“Henry juga ada disini??”
“ani, dia sedang di cina.”
Senyumkupun pudar mendengarnya.
“sudah masak saja!. Kalau ada apa apa panggil saja aku dilantai 2.”
Aku menatap punggungnya yang berlalu hingga benar-benar tidak terlihat lagi.
Kemudian, mataku kembali ke arah bahan makanan yang kini ada di meja dapur apartemen lakilaki ini.
Masak apa ya? Aku berfikir sejenak. Lalu dengan cepat menjetikan ibu jari dan telunjukku.
Kalian akan menjadi santapan lezat anak2. Kataku kepada sayuran daging dan segalanya yang ada didalam plastik itu. Kajja!!!
------
Berulang kali aku pastikan rasa masakanku tidak keasinan ataupun kurang pas.
DAEBAK! Sempurna.
Aku baru saja selasai menata piring di meja makan saat suara derap kaki seseorang menuruni tangga.
“sudah selesai?” kata jongwoon.
Aku menoleh, “ne, apa mereka masih lama datangnya?”
Jongwoon melihat jam tangannya, “sekitar satu jam lagi mungkin.” Lalu duduk dikursi meja makan.
“eoh, kau mau makan duluan?”
“ani.. aku belum lapar.”
Apa aroma masakan ku tidak menggugah seleranya eoh?
“aroma masakanmu tercium sampai kamarku. Sepertinya enak. Kau masak apa?”
Aku tersenyum mendengar pujiannya, meski dengan wajah yang datar. “aku masak topokki, pajeon, bibimbap, jug dak gang jung” kata dengan bangga.
“dak gang jung?”
“ne.” Jawabku. “wae?”
“kau yakin membenciku? Kau bahkan tahu makanan kesukaanku.”
“kau percaya diri sekali. yang mana makanan kesukaanmu? Aku tidak tahu.”
Benar juga, aku membenci lelaki ini. bahakan selalu mengutuknya kalau mataku terpaksa melihatnya dikampus. Tapi kenapa aku sekarang justru berdua dengannya sekarang?
“Ya! kau tidak capek berdiri disana? Duduk saja. Aku tidak akan memakanmu!”
“aku akan lebih dulu membunuhmu kalau kamu menyentuhku.” Umpatku.
“Min Hyo-shi! Kenapa kau begitu membenciku?”
Tanyanya to the point.
“Kau ingin tahu?”
“ne, kalau kau ingin menceritakannya.”
Lebih baik aku beberkan pandanganku padanya. Siapa tahu dia akan berubah.
“kau itu, sombong, angkuh, terlalu banyak wanita disekelilingmu. Aku tidak suka melihat lelaki yang dikelilingi wanita.”
“alasan yang klise. Kau bahkan tidak mengenalku. Bagaimana bisa menganggap aku sombong? angkuh?”
“dari wajahmu!”
“wajahku kenapa?”
“kau jarang menarik ujung bibirmu seperti ini Jongwoon..” aku mengangkat kedua unjung bibirku, mencontohkan kepadanya bagaimana cara tersenyum.
Jongwoon hanya bergumam, Pendengaranku menangkap seperti mengucapkan “yeppeo”. Mungkin perasaanku saja.
“ye? Kau bilang apa?”
“ani” Jawabnya. “lalu, kenapa kau menyukai Henry,eoh?” katanya melempar pertanyaan.
“Dia baik. Bahkan kemarin dia yang menolongku dari kemarahan fans2mu.” Kataku penuh senyum.
“Geuraeyo,” katanya memalingkan wajahnya dari wajahku, kemudian dalam sedetik sudah asyik dengan gadget ditangannya.
Aku menatapnya dengan kesal. Aku tidak suka tiba-tiba diacuhkan seperti ini. ah, geurae.. aku siapkan makanan saja.
“anyeong...!!” suara itu seperti lebih dari satu orang. Ya mereka pasti sudah pulang. Super junior datang ketika aku selesai menyiapkan semua makanan di meja makan.
“Waa! Wangi apa ini?” kata seseorang.
Suara derap kaki semakin intens mendekat. Dan... muncullah kini mereka semua. Kyuhyun, Sungmin, Kangin, Leeteuk, Shindong, Ryeowook, dan Eunhyuk. Tidak ada Donghae dan Siwon? Apalagi Henry.
“waa.. makanan makanan!” Shindong berlari ke meja makan, diikuti member yang lain.
Eunhyuk duduk disamping Jongwoon. “Hyung~ ada apa? Kenapa banyak makanan?” Dia menepuk bahu Jongwoon dengan gummy smilenya yang mengembang.
Aku yang melihat keramaian laki-laki tampan ini, hanya berdiri bersandar bersandar dimeja dapur sambil tersenyum.
“Aigo! Ada perempuan disini!” Kangin menatapku kaget.
Aish benar juga, ini apartment laki2, bukan? Kenapa tiba2 aku jadi gugup? -_-“
“Aku memintanya memasak untukku.”. kata jongwoon enteng. Terdengar seperti menyebutkan aku pembantu rumah tangga disini.
Leeteuk mengibaskan tangannya, menyuruhku menghampiri mereka. Aishh seperti pelayan akau disini!
“aku ingat! Kau yang di ceritakan Henry, kalau dia mahasiswi dikampusmu yang dikerjai clouds bukan. Namamu Shin Min hyo, ne?” Sambar Kyuhyun saat aku berdiri mendekat ke meja makan.
Aku tersenyum, “ne, naneun Shin Min Hyo imnida”
“dan dia adalah perempuan yang katanya, yesung hyung...”
“Kyuhyunie! Lebih baik kita makan! Aku lapar” sela Ryeowook ditengah ucapan kyuhyun.
“Ne! Maniduseoyo~~” seru shindong yang langsung menyumpit bulgogi ke piringnya.
“ini enak sekali, kau pintar sekali memasak!” kata Sungmin. “makan lah bersama kita, duduk lah” Sungmin menunjuk bangku kosong disebelah kyuhyun, yang jika aku menatap lurus kedepan, aku akan menemukan wajah si kepala besar itu.
“eoh, ne”
Semua menikmati yang aku masakkan untuk mereka, wahh senangnyaa~. Mereka semua sibuk dengan pekerjaannya masing2 setelah makan. Leuteuk Kangin dan Eunhyuk langsung pergi diruang latihan, Ryeowook dan Sungmin sedang menonton drama diruang tv, Shindong dan Yesung langung pergi kekamarnya. Hanya kyuhyun yang bertahan di meja makan, dengan PSPnya.
“noona, kenapa kau tidak perlu mencuci piringnya!” teriak kyuhyun saat aku baru akan mencuci piring kotor. “nanti akan ada ahjuma yang membersihkan apartment ini,kok” lanjutnya.
“Begitukah?”
“Minhyo-shi” Panggil Leuteuk yang baru keluar dari ruang latihan.
Aku membalikkan badanku padanya. “Ye?”
“besok malam, apakah ada acara?”
“Ani, wae leuteuk shi?”
“Kami akan mengadakan pesta, kau bisa datang?”
“mwo?”
“ne, kita memenangkan beberapa kategori penghargaan. Kau juga harus ikut merayakannya, noona” Kyuhyun ikut menjelaskan
“hitung-hitung ucapan terimakasih buat masakanmu yang tadi, ottokhe?”
Seperti mimpi bukan? Padahal masakan itu adalah bayaran hutangku kepada Jongwoon, tapi justru mendapatkan undangan kepesta artis-artis. Bagaimana bisa menolak?
“ne, aku ikut” kataku tersenyum.
“Joayo!” kata kyuhyun sambil mengedipkan matanya pada Leeteuk membuatku mengerutkan kening, memikirkan keanehan ini.
“sepertinya aku harus pulang,” kataku
“eoh, kenapa cepat sekali? Noona kamar Yesung hyung ada di lantai 2.”
Sepertinya aku mengerti, mereka menyuruhku meminta Yesung mengantarku pulang. Ah, baiklah..
"jong woon.. kau didalam?" aku mengetuk pintuk pintu yang menggantung nama yesung dan ryeowook.
"bukakan pintunya. aku ingin pulang!" teriakku dibalik pintu.
sedang apa sih? kenapa tidak membukakan pintu?!
kesabaranku sudah habis ya kim jong woon!. aku buka sendiri saja pintunya.
ommo! dia tidur dengan earphone di telinganya.
"jongwoon ah! aku ingin pulang, irreonna! cepat antarkan aku pulang!" kataku menguncangkan badanku.
dia hanya mengerakan sedikit badannya memalingkannya dariku,
"jongwoon.. eoh?" seeokr puppy mendatangiku naik keatas kasur jongwoon
"puppy siapa ini?!" aishhh lucu sekali..
seketika itu aku sibuk bermain dengan puppy lucu ini masih dikamar si kepala besar itu.
"aish kau lucu sekali, siapa namamu?" aku mengacak2 bulu kepala puppy hitam ini gemas.
"sepertinya dia menyukaimu," suara serak jongwoon yang baru bangun tidur itu terdengar ditelingaku lagi. "dia anjingku, kkoming sini!"
tapi puppy ini tidak beranjak dariku.. aku tersenyum puas ku.
"kenapa kau tidur? aku ingin pulang.." kataku merunvingkan bibirku kesal.
"tidak sekarang."
"wae?!"kataku sedikit kencang.
"hutangmu belum lunas,arraseo?"
"mwoya! aku kan sudah..."
"itu baru awal.. mihyo!" katanya tersenyum licik. aish.. bukannya aku tadi mengajarkankau bagaimana tersenyum manis?
"kau mau apa lagi?"
"temani aku saja hari ini samai jam 8 malam. nanati aku antarkan kau pulang"
aku memdengus kesal, "kkoming ya! kau betah tinggal dengannya?!"
jongwoon mendekat, duduk dilantai disebelahku.
"minhyo ah.."
"wae?"
"ajari aku bagaimana tersenyum lagi." pintanya
mwo?! mana bisa aku disaat kesal seperti ini!
"jebal.."
mwo? kenapa dia tiba2 begitu?
aku menyunggingkan senyumku. senyumku yang garing.
jongwoon tersenyum melihatku, bahakan ku bisa memdengar kekehan kecilnya. aigo! pasti wajahku begitu memalalukan!
"wajah merah minhyo ah, lucu sekali.hehe"
aku mnyembunyikan semburat merah pipiku dengan telapak tanganku. "Ya! lihat! kau tertawa. kau tertawa. aigooo.. ini pertama kali aku melihamu tertawa," aku menunjuknya.
dalam sedetik dia menutup bibirnya yang tengah tertawa, mananya mengerjap beberapa kali. kyaa.. seperti anak kecil. aku tidak bisa menahan tawaku.
"Ootgejima!"
"shireo! kau lucu sekali jongwoonie!" kataku disela tawaku. sepertinya salah satu alasanku membecinya mulai hilang.
setelah itu jongwoon mengajakku menonton film dikamarnya dan kali ini yang ditonton kami adalah film action. sejak kejadian tadi, jongwoon jadi lebih sering senyum ditengah film. aku rasa sangat jauh berbeda dari sifat angkuh. Dia lebih seperti anak kecil yang polos kalau tertawa.
"Ya! kenapa melihat ku seperti itu?"
"eoh,...."kibasan tangannya didepan wajahku menyadarkanku."aniya! aku hanya melihat itu!" aku menunjuk dua gelang hitam hitam ditangannya.
"ige?" katanya "kau mau satu?" jongwon melepas gelang itu
"shirreo.." kataku. tapi tangan jongwoom dengan cepat meraih tanganku, memasangkan gelang itu.
padahal ku hanya mencari alasan saja, tapi dia malah memberikan ini.
"kau tidak suka filmnya?" tanyanya
"emm.. tidak juga"
"kalau gitu kita keluar saja"
aku mndongakkan kepalaku saat jongwoon bangkit. "kajja!"
"eodisseo?"
jonwoon mengulurkan tangannya.
______
aku menghembuskan nafasku mnikmati udara segar disini. aku memejamkan sebentar mencoba menikmati kenikmatan ciptaan tuhan ini bersama orang yang sebelumnya adalah orang yang paling ku benci.
dia, jongwoon juga menutup matanya, menyelunjurkan kakinya dan juga kedua tangannya yang bertumpu dipasir putih pantai ini sejajar dengan pinggangnya.
"hei, kepala besar! dari mana kau tu tempat ini?"
"aku juga lupa. aku sering kesini kalau sedang suntuk"
pantai ini tidak banyak orang yang datang. hanya beberapa orang tua dan anaknya yang mungkin adlah warga sekitar sini aku rasa.
"omg!" pekikku menunjuk pemandangan luar biasa indah,yang sudah lama tidak kulihat. mata jongwoon mengikuti arah telunjuk, lalu tersenyum."sunset ne? omoo yeppeo..." lanjutku.
"mihyo ah.."
"hemm?" aku memutar kepalaku kearahnya.
Deg!
dia sedang menatapku. matanya menembak tepat kearahku. dengan cepat ku aku mlemparkannya dengan menatap kedepan.
"gomawo" katanya pelan.
"un-tuk apa?" sial! kenapa jadi gugup begini.
"untuk menemaniku seharian"
"itu, kan untuk membayar hutangku." kataku sambil melemparkan senyumku.
"minhyo ya"
lagi! dia pasti sedang menatapku dengan tatapan elangnya itu!
"Ye..." jawabku yang menatap lututku
"jangan membenciku lagi,jebal" katanya.
pekataannya kali membuatku harus melihat wajahnya dengan tatapan penuh tanya. "wae?"
"anio, aku hanya tidak suka dibenci seseorang" katanya menatap laut
"eoh.. arra.. kita lihat saja nnti"
"mwo? jadi kau masih membenciku?"
"sedikiiittt..." kataku memberikan perkiraan arti sedikit dengan jariku.
jongwoon menatapku kesal.
----------
Aku bangun pagi dengan suasana hatiku yang sedang senang hari ini. Eomma menatapku heran saat aku keluar dari kamarku sudah memakai pakaian yang rapi.
"Ya ya ya! tumbem sekali kau bangun pagi!" kata oppa yang kini bergabung dimeja makan.
aku menyengir kuda.
eomma dan appa saling bertatapan heran karena tingkahku tapi kemudian tatapan mereka berubah seperti menunggu kesepakatan keduanya untuk berbicara.
"kau ada acara tidak malam minggu?" tnya eomma kmudian.
"anio, wae?"
"malam minggu salah satu kluarga teman oppa dan eomma akan datang kerumah, jadi appa harap kau ada dirumah"
"ohh, tidak masalah" kataku enteng sambil tersenyum.
------
Catatanku perkuliahanku hari ini penuh. pasti ini berkat mood baik ini. kataku dalam hati. semburat senyum terukir saat aku melihat gelang hitam yang melingkar ditanganku.
"Duar!!" seseorang mengagetkanku.
"aissh jinjayo!!"
Eunrilah yang mengagetkanku, dia tertawa puas sekali berhasil membuat jantungku hampir lepas.
"sedang apa kau eoh? aigo.. kenapa pipimu merah"
"jinja?" aku menutup pipiku dengn tnganku.
eunri memincingkan sebelah matanya. "kau sedang jatuh cinta nee? nee?" dia menunjuk mukaku.
"mwoyaa!! aniyo. aku tidak jatuh cinta.." aku menepiskan tangannya.
"jinjjayoo?"
aissh. dia masih saja bertanya. "sudah kubilang tidak, ya tidak. euriah!"
"noonna!"
aku dan eunri mennengok kesumber suara secara bersamaan.
"Henry-ah.." kataku pelan
"omoo! suju M henry!!!" teriak eunri. aih memalukan saja!
henry membungkuk kepada aku dan eunry
"Minhyo noona, bisakah kita bicara berdua sebentar?" kata henrry melirik euri.
------
hennry menyesap kopinya. saat eunri pergi, henry mengajakku ke kedai kopi dekat kampus.
"mianhe, kemarin ku fikir noonna seumuran denganku." dia menyengir
aku tersenyum menyadari keterpautan 2tahun antara umurku dengan lelaki ini. "gwencanaeyo"
"ige.." dia menyodorkan box biru besar kearahku. "leeteuk hyung, menyuruhku memberikannya untukmu."
"apa ini?" aku membuka tutup box itu, "dress?"
"ne, kau akan datang dipesta kami kan? noona harus memakainya nanti."
"cantik sekali, aku pasti datang." jawabku mantap.
"geurae.. aku yang akan menjemputmu nanti malam.." katanya sambil memamerkan senyumnya.
"jinjja? kemarin kau juga bilang gitu. tapi tahu2 Jongwoon yang datang."
aku meruncingkan bibirku kesal.
henry tertawa, "ani, ani, ini serius!" katanya.
"baiklah, sepertinya aku harus pulang untuk besiap2!"
--------
Di apartment atau sering disebut dorm superjunior ini aku memasukinya melangkahkan kakiku gugup. bukan hanya aku perempuan yang ada disini. beberapa member group perempuan GG juga ada disini, juga beberapa artis yang tidak kuhapal siapa namanya hadir disini dengan pakaian mahalnya.
ruangan yang kmarin aku lihat hanya putih, terang sekarang disulap menjadi agak gelap juga dekorasi yang memberi kesan glamour.
tangan henry menggandeng tangan kananku. tangan kananku menarik ujung dressku agar bisa lebih panjang lagi. meskipun sebenarnya itu tidak mungkin.
"santai saja noona!" bisiknya.
"hehe" senyumku getir.
"yo! henry ya! kau berhasil membawanya?"
seorang namja tinggi menghampiri ku dan henry.
"ne, chullie hyung. dimana yang lain?" kata henry.
aku hanya mengerutkan keningku, Ya! aku baru ingat. dia itu Heechul yang sedang vakum karena sedang wamil kan? aish, tidak sopan sekali lelaki itu. bahkan lebih buruk dari jongwoon.
"ada di kolam renang. kau dicari ryeowook tadi. dia ada didapur?"
henry melepaskan tangannya dari tanganku. "noona, sepertinya aku harus membantu hyungku didapur, tidak apa kau aku tinggal?"
aishh, henry ya! kau mau membunuhku?meninggalkan aku dengan si heechul ini. aku tersenyum getir."e.. tidak apa2.. pergilah"
"geurae, aku pergi kedapur dulu" pamit henry kemudian pergi meninggalkanku tanpa sekalipun menengok padaku memastikan keadaanku.. aishh ngapain juga dia menghawatirkanku?
"hey! kau Shin Min Hyo kan?" heechul mulai bersuara lagi.
"ne wae?" kataku malas.
"aku ingin bicara denganmu!" katanya yang dalam sekejap menarik tanganku kesudut rungan.
"mwoya!!! kau tidak bisa sedikit sopan kah dengan wanita? bahkan kita baru kenal!" aku menghentakan tangannya.
"mian.. aku hanya ingin mengatakan sesuatu tentang..." dia menggantung perkataannya, memastikan bahwa aku juga menunggu kelanjutan perkataannya.
"tentang apa?!"
"Yesung.. dia.. " dia menggantung perkataannya lagi.
"Yesung wae?" sekali lagi dia menggantung omongannya, dia yang akan ku gantung!
"Yesung .... mencintaimu"
"MWO?" - "HYUNG!" dua suara dalam sekali hentakan. aku mencari tahu siapa pemilik suara selain aku.
"Yesong ah! dengarkan aku dulu!" heechul berlari mengerjar jongwoon yang pergi.
aku memandangi punggung kedua lelaki itu yang pergi meninggalkanku sendiri. Benarkah ini? benar yang bilang heechul ? bagaimana mungkin dia mencintaiku dalam waktu 3 hari?
atau dia hanya permainkanku saja?. begitulah isi otakku meski pandanganku tetap menatap bekas punggung mereka yang sudah dhilang dibalik pintu belakang.
------------------------------------------------------------ to be continue ----------------------------------------------------
Thankyou very very gamsa ^^
Please share some love with your comment ^^ for NEXT CHAPTER :)