V POV
4 Desember 2013
Hari ini adalah hari memperingati kematian hyungku, Kim Seok Jin yang ke 7 sekaligus hari ulang tahunnya yang ke 22. Siang ini aku berencana untuk mengunjungi makamnya.
Aku Kim Tae Hyung. Umurku sekarang 18 tahun walaupun aku akan berulang tahun ke 19 pada tanggal 30 nanti. Yah… sekarang aku hidup sendiri. Orang tua dan kakekku sudah meninggal ketika aku masih kecil. Hyungku juga telah menyusul pada tahun 2006 karena penyakit leukemia yang dialami. Lalu pada tahun 2010, halmoniku juga menyusul semuanya.
Sekarang aku tinggal sendiri di sebuah apartemen kecil yang kusewa disekitar Apgujeong. Aku tidak tinggal di Seoul semenjak nenekku tidak ada. Soal biaya sekolahku, selama ini aku terus membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang kasir di sebuah swalayan kecil.
Bagiku itu tidak terlalu berat, karena aku mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolahku. Dan makanan disini juga bisa didapat dengan harga yang terjangkau.
Dan aku juga sudah bisa menikmati hidupku sekarang.
***
Pemakaman Konkuk University Hospital
Aku datang dengan membawa sebuah kue tart putih untuk hyungku dan seikat bunga lily putih untuk nenekku. Untung nenek dimakamkan ditempat yang sama. Jadi aku tidak repot untuk menjenguknya, bukan?
Aku letakkan kue tart tersebut didepan foto hyungku.
Oke, mungkin menurut orang disekitarku, aku seperti orang gila. Membawa kue tart untuk mendiang. Yah, mereka tidak tahu kan apa maksudnya aku membawa benda tersebut.
Lalu aku berbicara sendiri, seakan aku sedang berbicara dengan hyungku.
“hyung. Apa kabar di sana? Pasti senang dan nyaman bukan? Bagaimana dengan umma dan appa? Haraboji? Halmoni? Hh.. kau tau, aku sangat merindukan kalian. Aku merasa kesepian sekarang. Sangat kesepian. Kau tau, tahun depan aku akan masuk ke kuliah di Seoul. Bagaimana disana? Pasti sekarang kau sedang merayakan ulang tahunmu bersama mereka bukan? Hey, selamat ulang tahun untukmu. Maafkan aku jika aku hanya membawa kue tart dan itupun berwarna putih”
Aku melihat jam tangan yang melilit tangan kananku. Waktu menunjukkan pukul 3 sore.
“Hh.. sudah jam 3. Mungkin aku harus ke tempat nenek sekarang. Hey, titipkan salamku kepada ibu, ayah, dan kakek ya! Aku merindukan kalian. Oke, aku pergi dulu. Annyeong hyung! Rest in peace there!”
Kemudian aku mengunjungi makam nenekku yang berada tidak jauh dengan makam hyungku.
“Tae!”
Aku menghentikan langkahku. Sepertinya ada seseorang yang memanggilku.
Aku membalikkan tubuhku.
Ternyata Hyojin, teman sekelasku.
“hey Tae! Bagaimana kabarmu?” Tanya gadis itu.
“uhm.. baik. Bagaimana denganmu?”
“terlalu baik! Oh ya, sedang apa kau kesini?”
“aku hanya mengunjungi makam hyung dan nenekku. Bagaimana denganmu? Sedang apa kau kesini?”
“uhm.. sama. Aku mengunjungi makam orang tuaku disana” gadis itu menunjukkan ke sebuah arah.
Sepertinya arah itu seperti arah menuju makam nenekku. Berarti makam orang tuanya dekat dengan makam nenekku.
“makam nenekku disana juga”
“oh ya? Mau jalan bersama? Mungkin saja makam orangtuaku bersebelahan dengan makam nenekmu”
“ah.. ngg.. ne”
Lalu, kami berjalan bersama kesana.
“ah, disana makam orangtuaku. Hey, aku duluan ya!” ujarnya. Tiba-tiba ia berhenti. Sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu.
“oh hey, nanti kita jalan-jalan sore bersama ya ke sungai Han! Mau?”
Jalan-jalan? Sudah lama aku tidak berjalan-jalan. Mungkin nanti akan menjadi obat penyembuh kesepian setelah ini.
“geurae! Aku akan tunggu di pintu rumah sakit!”
“ne!”
***
Sore itu, aku dan Hyojin berjalan menyusuri pinggir sungai Han yang indah ini.
Entah apa yang kurasakan saat ini. Entah itu gugup, entah itu gembira.
Aku akan jelaskan soal gadis disampingku ini. Dia adalah teman sekelasku dan bahkan teman sebangkuku. Menurutku, gadis ini sangat berbeda dengan gadis lainnya. Ia sangat tomboy dan dekat dengan semua namja di sekolahku. Dia juga cantik, pintar, dan sopan. Dia tidak seperti yeoja lain yang ada di sekolahku yang notabene adalah anak konglomerat yang suka bersolek dan bertingkah seperti anak kecil. Dia berbeda. Dia begitu sederhana.
Aku mulai menyukainya pada saat aku masih kelas 1 SMA. Dan kau tau, dia tidak pernah pacaran. Lucu sekali.
“Tae, bagaimana dengan hidupmu?” tiba-tiba dia mengejutkanku dengan pertanyaannya.
“seperti biasa, aku hidup sendiri. Bagaimana denganmu?”
“yah.. aku hanya tinggal dengan bibiku. Memangnya kau… ah, tidak jadi” dia menundukkan kepalanya.
Aku hanya tersenyum melihatnya “aku tidak memiliki orang tua semenjak aku masih kecil. Kakekku juga sudah tidak ada lagi. Lalu hyung dan nenekku menyusul mereka”
Hari itu, kami bercerita soal kehidupan kami masing-masing.
“wah, aku turut prihatin denganmu”
“gwaenchana”
“orang tuaku juga tidak ada lagi ketika aku berumur 6 tahun. Nenek dan kakekku juga tidak ada lagi ketika aku belum lahir. Yah.. dan akhirnya aku tinggal bersama nenekku di Seoul”
“uhm.. aku juga turut prihatin denganmu”
“terima kasih. Hey, hobimu apa?”
Hyojin POV
Aku merasa tertarik dengan Taehyung. Dia terlihat dingin, tapi ia sangat baik.
Ia juga memiliki beberapa persamaan denganku.
Dia tidak memiliki orang tua, aku juga.
Dia menyukai musik, aku juga.
Dia sangat suka komik, aku juga.
Dia juga pintar. Wajahnya, hmm… aku tidak sanggup mengatakannya. Dia juga mampu membuat seluruh yeoja di sekolahku histeris karena tampangnya yang hh…
Aku yakin ia tidak akan menyukai tipe yeoja sepertiku. Wajahku yang biasa saja, pengetahuan yang pas-pasan, dan juga tomboy, mana mungkin seorang Kim Taehyung suka padaku.
Aku rasa, aku menyukainya.
V POV
Hari sudah gelap. Tapi hari ini terasa indah.
“wah, sudah malam ya Tae. Bagaimana kalau kita makan di warung itu?”
“uhm, boleh. Biar aku yang membayarnya”
“jinjja? Tapi tak apa-apa. Aku akan bayar makananku sendiri”
“jangan. Aku akan membayarnya”
“wah, terima kasih. Kau sungguh baik”
“memangnya aku terlihat jahat?”
“memang” ujarnya sambil menjulurkan lidahnya.
***
“sekarang sudah jam 11 malam. Apa kau tidak pulang?” tanyaku.
“tidak. Aku sudah biasa pulang tengah malam”
“tapi kau pe..”
“ne. tapi kau tahu kan kalau aku tomboy”
“tapi..”
“tidak apa” ujarnya sambil tersenyum.
“uhm.. Hyojin”
“ne?”
Sekarang mata kami saling bertemu. Aku mencoba untuk mengumpulkan nyaliku.
Malam ini, aku akan menyatakan perasaanku.
“would you be mine?”
Hyojin POV
“would you be mine?”
Hey, ini bukan mimpi kan?
Kalau ini sebuah mimpi, tolong jangan ada yang membangunkan aku dari tidurku.
Siapapun, tolong jelaskan. Kalau ini hanya sebuah lelucon.
“kau bercanda”
“tidak kok. Aku serius” sergahnya kemudian.
“ini mimpi kan?”
“tidak kok” ia mencubit pipiku.
“awwhh.. sakit” pipiku terasa sakit. Berarti ini bukan sebuah mimpi.
“yes or no?”
Aku bingung. Apa yang harus kujawab?
“yes, I want!”
“yes! Gomawo” lalu dia memelukku erat.
Aku tidak menyangka hal ini akan terjadi.
Akhirnya perasaanku terbalas.
V POV
Aku tidak tahu harus berkata apa lagi.
Ini adalah hal yang indah yang pernah aku rasakan.
“sekarang, panggil aku oppa!” titahku sambil mengedipkan mataku.
“oppa?”
“ya”
“hey Tae! Kita sebaya! Aku hanya beda sehari denganmu!”
Tanggal 4 Desember adalah tanggal yang dimana aku pernah merasakan sebuah kesedihan. Dan sekarang merupakan hari yang dapat membuatku bahagia.
END
Huwaa… akhirnya selesai juga FFnya. Ini adalah FF ke-5 dan juga sebuah sequel dari FFku sebelumnya, The Last Winter (FF ini sudah pernah kupost di blog aku). FF ini tentu memiliki kekurangan (dan aku merasa tidak ada peningkatan dengan sebelum-sebelumnya), so aku memerlukan tanggapan dan feedback kalian. Thanks for reading :D