home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My Mom Its So Strong

My Mom Its So Strong

Share:
Author : ShiitaaJoo
Published : 09 Sep 2014, Updated : 09 Sep 2014
Cast : younghwa and mother
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |635 Views |3 Loves
My Mom Its So Strong
CHAPTER 1 : My Mom Its So Strong

Cerita ini berawal dari seorang ibu yang mempunyai harapan besar kepada anak - anaknya      

Tak mudah bagi seorang ibu untuk bekerja, jika masih gadis bekerja merupakan salah satu gali potensi. Kita juga bisa mengatur waktu untuk bekerja baik itu pagi, siang, malam dan untuk ikut lemburpun tak menjadi masalah. Tanpa minta izin dari suami, tanpa bertanggung jawab dalam mengasuh atau mendidik anak dan mengurus rumah tangga. Tetapi ketika masih gadis, kita bekerja bukan hanya untuk diri kita sendiri, melainkan untuk ke dua orang tua dan adik – adiknya ( my family ).

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              

            Tak mudah bagi seorang ibu untuk bekerja, jika masih gadis bekerja merupakan salah satu gali potensi. Kita juga bisa mengatur waktu untuk bekerja baik itu pagi, siang, malam dan untuk ikut lemburpun tak menjadi masalah. Tanpa minta izin dari suami, tanpa bertanggung jawab dalam mengasuh atau mendidik anak dan mengurus rumah tangga. Tetapi ketika masih gadis, kita bekerja bukan hanya untuk diri kita sendiri, melainkan untuk ke dua orang tua dan adik – adiknya ( my family ).

            Ibuku anak pertama dari 4 bersaudara. Dari gadis ibuku bekerja bukan untuk penampilannya, tetapi untuk membantu ke dua orang tua dan adik - adiknya. Ibuku menjadi tulang punggung keluarga demi kehidupan mereka dan untuk sekolahnya. Disekolah ibu berjualan es dan pulang dari sekolah ibuku bekerja dengan “Oma” (saudara ibu). Ibu membantu “Oma” membuat kue dan mengayam ketupat. Dari hasil pekerjaan itu, ibu membiayai sekolahnya sendiri dan membantu keluarganya untuk kehidupan sehari – hari mereka.

            Karena tidak mempunyai biaya lagi, ibuku cuma bisa sekolah sampai tamat SD. Padahal ibuku juga mempunyai cita – cita yang mulia. Ibu bercita – cita ingin menjadi seorang Guru ( Guru Agama Islam ), tetapi tidak bisa tercapai.

*  *  * 

Setelah tamat SD ( Sekolah Dasar ), ibuku mencari pekerjaan lain.

“Seminggu Kemudian”

Ibuku mendapat pekerjaan baru. Ibu bekerja di percetakan buku. Selama 1 tahun ibu bekerja di percetakan buku itu. Di tempat itu pula, ibuku mulai mengenal yang namanya cinta. Disana awal Ibu dan Ayah bertemu. Ibu dan ayah pun berkenalan, selama 6 bulan ibu dan ayah berteman dan saling mengenal satu sama lain. Lalu ibu dan ayah  berpacaran. Ayah mengetahui bahwa sahnya ibu menjadi tulang punggung keluarga, dengan segala kekurangan  ibu, ayah pun ikut membantu ibu untuk mencukupi kebutuhan keluarga ibu. Selama 2 tahun ibu dan ayah berpacaran, lalu mereka pun bersepakat untuk menikah.

Namun setelah menikah semuanya bisa berubah. Seorang ibu tidak hanya bekerja di dalam rumah dengan mengurus suami, mengasuh atau mendidik anak, mencuci, membersihkan rumah, belanja, memasak demi keharmonisan rumah tangganya. Tetapi ibu juga tetap memilih untuk bekerja diluar rumah untuk membantu ayah menafkahi kami, untuk membeli segala keperluan rumah tangga, baik itu peralatan elektronik, pakaian, sandang pangan, dan sebagainya.

Sebelum itu, ibu meminta ijin kepada ayah, agar ibu juga ikut bekerja untuk membantu ayah membeli segala keperluan rumah tangga.

* * *

“ Yah … ”

“ Iya,, ada apa bu ?? ”

“ Ibu boleh bekerja, untuk membantu ayah ?? ” ( ibu bertanya )

“ Tidak usah, ibu di rumah saja mengurus rumah tangga kita!!

(ayah membantah, lalu ibu murung)

“ Boleh ya yah,” ibu lebih senang bisa bekerja untuk membantu ayah. Karena ibu sudah terbiasa bekerja, jadi kalau ibu di rumah saja, rasanya asing yah.. ” (ibu terus memaksa ayah untuk memberi ijin, agar ibu tetap bekerja).

“ Ya,, sudah lah kalau itu keinginan ibu. Ayah senang ibu mau membantu ayah. Tetapi ibu juga jangan lupa tugas sebagai seorang istri. (Pesan ayah kepada ibu)

“ Iya yah,, ibu akan bagi waktu untuk pekerjaan di rumah dan di luar rumah.

“ Ya sudah,, “ terima kasih ya bu sudah mau mengerti dengan keadaan kita.

“ Iya yah, ayah tidak usah bilang terima kasih karena itu semua ibu lakukan buat keluarga kita. ”

Selama menikah, ibu dan ayah tetap bekerja. Tetapi ibu dan ayah tidak bekerja di percetakan itu lagi.

( Setelah menikah, disinilah awal ibu dan ayah mencari pekerjaan baru )

Ayah bekerja membawa becak dayung dan ibu bekerja menjadi tukang cuci di rumah – rumah orang.

 * * *

 “Setelah menikah 1 tahun, ibu hamil”...

Lalu ibu melahirkan 1 anak, berjenis kelamin perempuan. Anak yang ibu lahirkan itu adalah saya. Perasaan ibu pun bertambah dilematis, karena pada saat itu saya masih berusia balita. Saya membutuhkan ASI dan pengasuhan yang ekstra. Tetapi ibu juga harus bekerja demi kehidupan kami. Karena kalau ibu mengharap dari pendapatan ayah, kehidupan kami tidak tercukupi. Dengan keyakinan, keberanian dan kegigiham ibu. Sebelum ibu membawa saya ke tempat ia bekerja, ibu terlebih dahulu meminta ijin kepada majikannya, untuk membawa saya ketempat ia bekerja.

* * *

“ Nyonya,, saya mau minta ijin . . .

“ Kamu mau minta ijin apa ?? Katakanlah . . ( Tanya nyonya ).

“ Nya,, saya masih ingin bekerja disini.

“ Mengapa kamu berkata seperti itu ?? Saya kan tidak memecat kamu. ”

“ Iya Nya, saya tau. Tetapi saya sudah mempunyai anak di rumah tidak ada yang bisa menjaga anak saya. Jadi maksud saya, saya boleh membawa anak saya kesini nya??

“ Iya sudah, kamu boleh bawa anak kesini. Tapi kamu harus bisa bagi waktu ya!! Jangan sampai pekerjaan kamu terabaikan. ( Pesan Nyonya )

“ Iya Nya, saya ngerti. ( Jawab ibu )

“ Oohh iya, kamu juga bisa menidurkan anak kamu dahulu sebelum kamu mulai bekerja, agar pekerjaan kamu tidak terganggu.

“ Baik,, Nya. Terima kasih Nyonya sudah mau mengerti dengan keadaan keluarga saya ”.

“ Tidak masalah, kamu tidak perlu sungkan. Saya senang bisa membantu kalian ”.

“ Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih Nya…”

“ Iya, sama – sama. Tapi kamu harus ingat pesan saya ya ”.

“ Iya Nya…

(Untung saja majikan tempat ibu bekerja mengerti dengan keadaan kami. Ibu pun diperbolehkan  membawa saya. Sebelum ibu mulai bekerja, ibu menidurkan saya dahulu. Agar pekerjaan ibu tidak terganggu).

* * *

“4 tahun kemudihan”…

Ibu melahirkan anak ke 2, berjenis kelamin laki – laki. Setelah melahirkan ibu pun tetap bekerja menjadi tukang cuci. Seperti biasa, ibu pun membawaku dan adikku ke tempat pekerjaanya. Ibu melakukan itu semua, karena tidak ada yang bisa menjaga atau merawat kami. Karena ayah juga bekerja, sedangkan nenek tidak bisa menjaga kami. Karena nenek kurang menyayangi kami.

Waktu saya berumur 7 tahun, ibu mendaftarkan saya sekolah. Setelah saya mulai masuk sekolah. ibu mengantar saya ke sekolah. Lalu sepulang antar saya, ibu pergi bekerja dan adikku yang sudah berumur tiga tahun tetap dibawa ibu ke tempat ia bekerja. Pulang sekolah, saya singgah ke tempat ibu bekerja. Tiba sampai  disana, saya membantu ibu menjaga adik. Majikan ibu pun terkadang mau menjaga kami. Memberi kami makanan, minuman dan jajanan. Setelah selesai mencuci, ibu mengajarkanku membaca dan mengerjakan tugas.

* * *

Sambil mengajarkanku ibu berkata :

“ Nak, ibu ingin kamu menjadi anak yang sukses, berguna bagi keluarga, bangsa dan negara ”, kamu harus bisa jadi panutan yang baik buat adik – adikmu nanti. Jangan sampai nasib kalian seperti ibu dan ayah. Ibu berusaha semampu ibu untuk bisa menyekolahkan kalian sampai derajat kalian lebih tinggi dari ibu dan ayah. Cukup ibu dan ayah saja yang merasakan susah seperti ini.

Dari pesan ibu. Saya mulai berpikir bagaimana caranya saya bisa menjadi anak yang ibu harapkan. Dengan pesan ibu, saya lebih giat lagi belajar, dan selama itu saya selalu dapat juara di sekolah.

Sewaktu saya berumur 8 tahun, ibu melahirkan anak ke 3 berjenis kelamin laki – laki. Seperti biasa, ibu juga tetap bekerja sebagai tukang cuci dan ibu pun membawa ke 2 adikku ke tempat pekerjaannya.

Tetapi semuanya berubah setelah keluarga kami di tertimpah masalah. Ibu pergi meninggalkan kami semua dengan ayah. Ibu Pergi Merantau ke Negeri Jiran Malaysia. Waktu itu saya masih berumur 10 tahun, adik ke 2 saya berumur 6 tahun dan adik ke 3 saya berumur 1,5 tahun. Adik saya yang ke 3, tidak mendapatkan ASI dari seorang ibu dan pengasuhan yang ekstra. Sebelum ibu berangkat, tanpa seijin dari kami ibu mengurus semuanya dengan teman Sepengajiannya. Setelah surat – suratnya selesai, lalu ibu meminta ijin kepada kami dan ayah untuk pergi ke Negeri Jiran Malaysia. Dengan berat hati kami terpaksa memberi ibu ijin, karena kalau ibu tidak pergi. Ibu harus membayar semua denda pengurusan surat – surat itu.

* * *

Sebelum ibu berangkat, kami mengantar ibu kepalabuhan dan disana ibu meminta maaf kepada kami lalu titip pesan kepada ayah dan saya :

“ Yah dan anak – anak ibu, maafkan ibu ya dengan keputusan ibu pergi meninggalkan kalian. Ibu pergi bukan untuk selamanya, tetapi ibu akan kembali lagi.(sambil meneteskan air mata ibu berkata).

“ Kenapa ibu tegah, pergi meninggalkan kami dan mengambil keputusan ini sendiri ?? (dengan suara berat dan sedih)

“ Ibu jangan pergi, jangan tinggalkan kami. Kami masih butuh ibu di sini …” (semuanya menangis).

“ Maafkan Ibu, ibu pergi untuk merubah nasib kita. Ayah Jaga anak – anak seperti aku menjaga mereka ya yah dan Nak,, kamu anak ibu paling besar, tolong kamu jaga adik – adikmu. Kalian baik – baik saja disini, kalian cuma bertiga jangan bertengkar – bertengkar, dan kamu juga harus sekolah yang rajin. Biar kamu bisa jadi anak yang sukses. Yang bisa ibu, ayah dan adik – adik kamu banggakan.

“ Ya sudahlah kalau itu sudah keputusan ibu, ayah tidak bisa berkata – kata lagi. Ayah cuma bisa bilang, jaga baik – baik diri ibu disana dan jangan lupa kabari kami semua. Ayah akan jaga anak – anak kita sendiri disini. ( Ayah menangis pasrah dan memberi pesan ).

“ Iya bu, saya akan jaga adik – adik. Ibu jangan lupa kabari kami ya! Jaga diri ibu baik – baik dan cepat pulang.

“ Iya Yah dan anak – anak ibu, ibu tidak akan lupa sama kalian. Ibu pergi dulu ya. Ingat Pesan – Pesan ibu.

( Pada saat itu, kami semua berpelukan dan berkata kami semua saying ibu. Lalu ibu juga berkata, ibu juga sayang kalian semua ).

Selama ibu pergi, kami di jaga oleh ayah. Ayah menjadi sosok seorang ibu. Ayah menjaga kami seperti ibu menjaga kami. Tetapi kasih sayang seorang ibu lebih terasa. Tidak ada yang bisa seperti ibu.

Selama ibu disana ibu hampir tiap hari memberi kabar dan mengirimkan uang kepada kami. Tetapi tiba disana, ibu ditipu oleh orang yang membawanya kesana. Orang itu bilang ibu pekerjaan ibu disana menjadi baby sister. Ternyata kenyataannya tidak, ibu disuruh merawat nenek – nenek jompo. Padahal ibu merawat nenek jompo itu dengan baik, tetapi ibu selalu dimaki - maki.

(Tiada henti – hentinya penderitaan kepada ibu).

* * *

“ 3 bulan kemudian ”

Kami merasakan kesedihan yang tak terhingga. Karena pada saat ibu tidak ada bersama kami, tiba pula lebaran ( hari raya idul fitri ). Tetapi kami cuma bisa meminta maaf kepada ibu melalui telepon. Ketika mendengarkan suara ibu, hatiku merasa sakit dan sedih. Karena rasa rinduku pada ibu.

* * *

“ 5 bulan kemudian ”

Adikku yang ke 3 sakit – sakitan, karena dia rindu pada ibu. Kami pun memberi kabar kepada ibu, kami suruh ibu pulang. Dari situlah ibu, meminta ijin untuk pulang, tetapi majikan ibu disana tidak mengijinkan ibu pulang, karena kontrak ibu belum habis. Ibu tidak habis pikir, ibu mencari jalan keluar. Bagaimna caranya supaya ibu bisa pulang. Ibu terus – terusan menangis sambil berkata : “ Ijinkan saya pulang, disana anak saya lagi sakit. Anak saya membutuhkan saya. Saya mohon kepada bapak/ibu, untuk tidak digaji pun tidak masalah bagi saya. Yang penting saya bisa pulang dan menjaga anak saya. Saya berharap bapak/ibu dapat mengerti. Setelah ibu berkata seperti itu, ibu diberikan ijin untuk pulang.

“ Malam harinya ”

Ibu menyiapkan semua barang – barangnya untuk kembali pulang menemui kami dan ibu pun memberi kabar kepada kami bahwa sahnya ibu akan pulang.

“ Ke esokkan harinya ”

Ibu pulang, dan kami menjemput ibu dipelabuhan. Setelah sampai disana, saya bertemu dengan ibu. Ibu mencoba mendekati saya, tetapi saya menjauh. Karena selama 8 bulan tidak bertemu dengan ibu. Seakan – akan ibu terasa asing.

( Pada saat itu, ibu menangis karena satupun kami tidak ada yang mendekati ibu )

“ Sebulan kemudian ”…

Kamipun mulai dekat, seperti layaknya anak dan ibu. Kami semua senang, bisa berkumpul kembali. Tetapi ibu juga tidak berdiam diri dirumah. Ibu berjualan sayur – sayuran di pajak – pajak. Sambil berjualan ibu juga mencari pekerjaan. Akhirnya ibu pun dapat pekerjaan di sebuah rumah makan. Disana ibu bekerja sebagai tukang cuci piring. Dari pekerjaan itulah kehidupan kami mulai tercukupi sedikit – demi sedikit. Ayah pun mulai pekerjaan baru, ayah tidak menarik becak dayung lagi. Tapi pekerjaan ayah sebagai Goni Botot ( mencari barang bekas ).

“ 8 tahun kemudian ”

Saya sudah tamat dari SMK, adik ke 2 saya masih SMK dan adik ke 3 saya masih SMP.. Yang membiayai sekolah kami adalah ibu. Ayah cuma bisa membiayai untuk kehidupan sehari – hari kami.

Tetapi penderitaan kami tidak ada henti – hentinya. Tidak lama kemudian Ibu dan jatuh sakit. Sudah dibawa berobat kemana saja, tetap ibu tak sembuh – sembuh dari penyakitnya. Pada waktu itu kami semua tidak tau harus bagaimana lagi. Karena ada saudara ibu yang bilang, coba bawa berobat kampung. Lalu kamipun mencoba bawa ibu berobat kesana. Ternyata ibu di santet oleh orang yang syirik kepada ibu. Setelah berobat dari sana ibupun sembuh.

Tiga bulan ibu sembuh dari penyakitnya, tidak disangka ibu hamil dan ayah terserang penyakit gagal ginjal. Lalu kami membawa ayah berobat ke Rumah sakit. Pada saat itu ayah di infuse dan ayah juga masuk ke ruangan ICU.

Kami semua pun tidak habis pikir, kenapa selalu saja ada cobaan untuk kami sekeluarga. Karena keuangan kamipun mulai menipis, adik saya yang ke 2 Putus Sekolah, dia tidak mau melanjutkan SMK-nya. Tetapi, kami tetap menyuruh adik saya yang ke 2 itu untuk tetap bersekolah. Dia tetap tidak mau, karena dia takut menyusahkan ibu dan rencana saya untuk kuliah pun, tidak jadi.

Selama ayah, dirawat di rumah sakit. Kata dokter ayah harus di operasi. Tetapi, harus ada persetujuan dari ibu. Ibu tidak mengijinkan, karena ibu lagi hamil besar. Ibu mengijinkan setelah ibu melahirkan. Mau tidak mau, ayah pun tidak jadi di operasi. Sebulan kemudian, penyakit ayahpun mulai membaik.

Tidak lama ayah keluar dari rumah sakit. Ibu melahirkan anak ke 4, berjenis kelamin perempuan. Pada saat proses persalinan ibu, yang menemani ibu di dalam adalah saya. Ayah tidak bisa menemani ibu, karena keadaan ayah belum stabil.

“ Beberapa bulan kemudian ”

Alhamdulillah Keadaan keluarga kamipun mulai membaik, karena pada saat itu ibu dan ayah sudah sehat seperti biasa. Ayah pun sudah bisa bekerja seperti biasa, ibu pun kembali bekerja dan saya pun mulai ikut bekerja untuk membantu ibu dan ayah.

“ Satu Tahun kemudian ”

Saya mencoba bekerja sambil kuliah, dan adik – adik saya juga bersekolah. Pada akhirnya ibu dan ayah bahagia sekali,  karena saya bisa melanjuti sekolah saya ke jenjang yang lebih tinggi dari mereka dan adik ke 3 saya masih bisa bersekolah sampai tamat. Biarpun satu orang adik saya tidak melanjuti sekolahnya sampai tamat. Tetapi ibu dan ayah tidak menyalahkan dia, karena semua itu terjadi memang sudah kehendak yang maha kuasa. Seperti itu jalan yang diberikannya buat keluarga kami.

Hari berganti hari . . .

Bulan berganti bulan . . .

Tahun berganti tahun . . .

Kami empat bersaudara dari keluarga yang sederhana dapat tumbuh besar. Akhir dari cerita ini, kami sekeluarga hidup bahagia. Karena dengan sebuah pengorbanan seorang ibu yang begitu besar tiada henti - hentinya buat anak – anaknya.

Ibu terima kasih buat pengorbananmu selama ini. Engkau merupakan pahlawan tanpa tanda jasa, engkau bagaikan pelita dengan kemuliaan hati dan ketulusanmu rela berkorban dengan bekerja dari pagi, siang hingga larut malam demi keberhasilan anak – anakmu.

Doaku pada ALLAH

Ya, Allah terima kasih

Engkau telah berikan kekuatan, kebahagiaan dan ketentraman pada kami sekeluarga.

Saya berharap semoga kebahagian ini tidak cepat berakhir, karena sudah banyak peluh yang telah ibu dan ayah cucurkan,ctapi mereka tidak pernah mengeluh.
Walaupun sudah tua, mereka tidak pernah menyerah untuk bekerja dan mencari nafkah,
semata-mata untuk beribadah kepada Engkau ya ALLAH.

Dan Saya memohon engkau berikan rezeki yang halal dan barokah buat kami sekeluarga. Hambamu berdoa semoga engkau (ALLAH SWT) memberikan jalan yang benar, lurus kepada ibu dan ayah hamba. Ampuni dosa-dosanya, dan berikan hidayah pada keduanya bila mereka dalam keadaan yang miring. Izinkan orang tua saya berjalan lurus dan beribadah sesuai dengan akidah dan syariat-Mu. Bimbinglah kedua orang tua hamba ke jalan engkau ridhoi dan jadikanlah keduanya orang-orang yang akan masuk surga.
Amin ya Rabbal Alamin….

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK