home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Dance Upon A Dream

Dance Upon A Dream

Share:
Author : lenargh
Published : 09 Sep 2014, Updated : 09 Sep 2014
Cast : inara, jackson,
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |515 Views |1 Loves
Dance Upon A Dream
CHAPTER 1 : Final

Seperti sore biasanya, Inara melakukan kegiatannya di taman kota yaitu olahraga. Baginya, sore adalah waktu yang tepat untuk berolahraga karena tidak sepanas waktu pagi hari dan udaranya juga enak. Sambil mendengarkan lagu dari iPod miliknya, Inara terus berlari mengelilingi taman yang sore itu gak terlalu ramai.

Namun tiba-tiba gerakan Inara memelan. Dia ketemu dengan cowok itu lagi!

Cowok itu juga sering lari sore di taman ini dan Inara sering melihatnya. Bagi Inara, cowok itu adalah cowok idamannya. Gimana gak? Dia kelihatannya juga seorang cowok yang sehat. Terlihat dari badannya yang bagus dan kebiasaannya berolahraga, sama seperti Inara yang juga selalu mementingkan kesehatannya.

Cowok itu lari kearah Inara... dan dia melempar senyum ke Inara!

Yang tadinya hanya memelan, kini Inara berhenti berlari. Senyumnya terlalu manis! Inara terus melihat punggung cowok itu yang terus menjauh. Tapi Inara tersentak, dia harus melanjutkan olahraganya. Besok adalah hari yang spesial dan badannya harus tetap fit! Fighting!

 

---

 

“Selamat pagiiiii~~~,”

Sebuah suara memecah kesunyian kelas pagi itu. Inara dengan riangnya masuk ke dalam kelas sambil menggenggam sekotak yogurt kesukaannya dan menghampiri kedua temannya, Ines dan Erin.

“Duh, masih pagi kali. Berisiknya ntar siang aja,” keluh Erin sambil berpangku tangan.

“Justru pagi-pagi itu kita harus semangat! Jangan loyo kayak gitu dong!” jawab Inara yang lalu duduk di tempat duduknya. “Apalagi di hari yang spesial ini! Gak boleh males-males!”

“Hah? Hari spesial? Emangnya hari ini ada apa? Kamu ulang tahun?” tanya Ines yang duduk di samping Inara.

Inara menyeruput yogurtnya sebelum menjawab, “Lupa ya? Hari ini kan aku mau ikut audisi dance!”

“Kamu serius mau ikut audisi itu? Denger-denger kan seleksinya susah. Lagian ngapain sih, masuk ke sekolah dance segala? Kamu kan udah jago, Nar,”  kata Erin yang disambut anggukan Ines.

Sebelum menjawab pertanyaan berentet dari Erin, Inara mengeluarkan dua kotak yogurt Heavenly Blush dan meletakkannya tepat di meja Erin dan Inara. “Nih, daripada nanya yang gak-gak mending ikut rajin minum yogurt biar tubuh makin sehat,”

Erin dan Ines hanya saling pandang melihat kelakuan Inara. Inara memang dikenal sebagai yogurtarian alias pecinta yogurt kelas berat. Bagi Inara, yogurt adalah sumber kesehatan yang paling mudah didapat dan rasanya pun enak. Gak hanya itu, Inara juga merasa yogurt bisa menjaga kecantikan tubuhnya luar dan dalam.

 

---

 

Tepat setelah kelas selesai dan dosen keluar, Inara langsung melesat menuju aula. Di sana ia akan menjalani seleksi untuk masuk ke sebuah school dance paling terkenal. Mimpi Inara adalah menjadi seorang dancer profesional dan bisa keliling dunia dengan dance. Dari kecil ia memang sudah ikut ballet dan sekarang Inara juga mempelajari jazz dan R&B.

Saat tiba di aula, ia lebih dulu mendaftarkan diri. Setelah itu ia ikut menunggu bersama dengan peserta lainnya. Ternyata benar kata Erin, saingan yang harus ia kalahkan cukup banyak. Bahkan saat menunggu, ada peserta yang latihan dan cukup membuat Inara ciut karena kemampuan dance yang menakjubkan. Tapi Inara langsung menggeleng. Dia gak boleh nyerah gitu aja sebelum mencoba!

Saat Inara balik badan, gak sengaja dia menabrak seseorang. Baru aja Inara mau minta maaf, tapi saat dia tau siapa yang dia tabrak, tiba-tiba aja Inara langsung terdiam.

“Hei! Kamu yang suka lari di taman sore-sore itu kan?” Dan ternyata itu adalah cowok yang sering Inara lihat di taman!

Inara mengangguk kaku. “I-iya. Ka-kamu... yang suka lari itu juga, k-kan?” tanya Inara balik, tapi sayangnya dia terlalu gugup.

Cowok itu tertawa dan ternyata dia manis banget! “Namaku Jackson,” katanya sambil mengulurkan tangannya.

“I-Inara...,” jawab Inara sambil menyambut tangannya.

“Kamu jadi peserta audisi juga?”

“Iya. Kamu?”

Jackson menunjukkan nomer audisinya dan mereka berdua tertawa.

“Astaga, bener-bener gak nyangka bisa ketemu kamu di sini. Aku sering perhatiin kamu kalo lagi di taman, tapi gak nyangka aja ternyata kamu juga suka dance,” kata Jackson saat mereka berdua mencari tempat buat duduk.

Inara berpikir sebentar. “Perhatiin aku?”

Jackson terdiam sebentar dan mencoba mencari kata-kata. “Ehm... ya... m-maksudku, apa ya, ehm... yaaa kan jarang aja ada cewek yang masih memperhatikan kesehatan dan mau lari sore-sore kayak kamu. Yah, menurutku itu keren banget.”

Untuk beberapa menit ke depan selama menunggu audisi, Jackson dan Inara ngobrol banyak tentang dance. Menurut Inara, Jackson adalah orang yang menyenangkan dan humoris. Gak jarang mereka bisa tertawa keras karena selera humor Jackson. Yang jelas, Inara senang karena bisa bertemu dengan Jackson hari ini.

Inara masuk terlebih dahulu daripada Jackson. Inara gugup bukan main, tapi dia harus masuk ke dalam ruang audisi. Saat dia masuk, di hadapannya sudah ada tiga juri yang memang menjadi guru di sekolah dance tersebut.

“Inara Artasha?” ujar seorang juri sambil membaca profil Inara. Inara mengangguk. “Jadi, apa yang bisa kamu tunjukkan kepada kami?”

Inara langsung menuju speaker dan menyalakan lagu. Seperti sudah terbiasa, Inara menari dihadapan para juri. Saat menari, Inara hanya berpikir satu: mimpinya untuk menjadi seorang dancer profesional.

 

---

 

Hari ini adalah pengumuman audisinya. Nama-nama yang diterima sudah dipajang di papan pengumuman kampus. Tapi sudah 30 menit, Inara masih berdiri di depan pintu kelas. Dia takut kalau namanya gak ada di sana. Masih sambil menyeruput yogurt, Inara mengintip orang-orang yang bergerombol di depan papan pengumuman.

“Hey, kenapa masih di sini?” Seseorang menepuk pundaknya dari belakang, dan ternyata dia adalah Jackson.

“H-hei! G-gak apa-apa, a-aku lagi nunggu Erin s-sama Ines aja,” jawab Inara masih gugup.

Jackson mendorong punggung Inara menuju papan pengumuman. “Mending kita lihat hasil pengumuman aja, yuk!”

“A-aku nanti aja! Aku t-tunggu Erin s-sama Ines-,”

“Gak usah nunggu mereka. Tuh, lihat aja, nama kamu ada kan?” Jackson menunjuk ke salah satu nama di kertas. "Dan dibawah nama kamu, ada namaku,"

Sontak, Inara menjerit keras dan memeluk Jackson. Hal ini tentu saja membuat Inara senang. Akhirnya, mimpinya untuk jadi seorang dancer terwujud! 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK