Chapter 1
--
If this is love I’m willing to go anywhere with you....
Nara’s POV
Dia sudah pulang. Tumben sekali jam segini sudah pulang. Kulihat dia sudah sampai di kamarnya. Tempat pribadi miliknya yang tiada seorangpun yang boleh dikamarnya selain dirinya sendiri. Walaupun statusku sekarang adalah istrinya, tapi kami tidak pernah tidur bersama. Wajahnya terlihat lelah, mungkin kerjaan di kantor yang terlalu banyak. Pasti sangat lelah.
‘’Baekhyun ssi, aku sudah menyiapkan air panas’’ ucapku dari luar pintu. Ya, aku tidak berani masuk ke kamarnya. Mau cari mati kalau sampai masuk. Pernah ketika aku membereskan kamarnya untuk pertama kali, dia sangat marah kepadaku. Aku hanya melihat dia sedang merebahkan diri di kasurnya, ya.. dia sangat lelah.
‘’Makan malam juga sudah siap, aku masak kes-’’
‘’Diamlah! Lebih baik kau kembali ke kamarmu.’’
“M-mi mianhae baekhyun ssi” Aku segera pergi dari kamar Baekhyun. Seperti biasa ,dia selalu seperti ini. Tak sadar air mataku menetes... aku menangis. Baekhyun , apa salahku? Mengapa kau seperti ini? Waeyo ?
Baekhyun’s POV
Hari ini aku sungguh lelah. Sesampai dirumah kuparkirkan mobilku dengan asal. Rumah ini sangat sepi, pasti Nara kesepian. Apakah aku namja yang jahat? Aku sangat mencintainya, tapi dia.. arghhhh.. pasti hanya Luhan .. luhan dan luhan.
Bahkan 2 hari yang lalu, dia masih sempat bertemu dengan Luhan. Apa dia tidak sadar kalau dia istriku. Milikku..seenaknya sendiri pergi dengan lelaki lain,yang pernah menjadi namjachingunya. Aku sangat cemburu Nara, Park Nara. Bahkan sampai saat ini aku belum berani menyentuhnya. Aku akan menunggumu sampai kau benar-benar telah mencintaiku Park Nara. Aku akan membuatmu benar-benar menjadi Nyonya Byun, Byun Nara.
--
Hari ini dia tidak membukakan pintu lagi. Kemana dia? Saat aku membuka pintu kulihat dia ,sepertinya dia dari arah dapur. Kenapa wajahnya sangat pucat, lesu..aishh.. Apa yang ia pikirkan. Apakah dia menyesal menikah denganku.
Ku lihat dia menatapku takut, bisa kulihat dari kedua bola matanya. Kenapa kau takut Park Nara, aku ini suamimu. Dia tetap mengikutiku sampai ke kamar. Tak kupedulikan dia, hari ini aku sangat lelah. Akhir-akhir ini perusahaan ada proyek besar yang sangat menyita waktuku. Inilah resiko menjadi presiden direktur. Appa menyerahkan semuanya kepadaku, awalnya aku menolak tapi aku putra satu-satunya. Akhirnya aku mengalah. Aku menghempaskan tubuhku ke kasur yang tak ada seorangpun menidurinya selain aku.
‘’ Baekhyun ssi, aku sudah menyiapkan air panas’’ terdengar suara Nara Ia sedang berada di depan pintu kamarku ternyata. Suara yang lembut , sopan. Itulah Nara, dia selalu berhati-hati di setiap perkataannya. Itulah yang membuatku menyukainya. Jarang sekali menemukan yeoja seperti dia. Aku hanya diam tak menanggapinya, mungkin dia mengerti jika aku diam seperti ini.
‘’Makan malam juga sudah siap, aku masak kes-..’’
“Diamlah! Lebih baik kau kembali ke kamarmu.’’ Sebelum Nara menyelesaikan kata-katanya ,dengan segera kupotong dengan bentakanku. Aku sangat benci jika dia seperti ini. Aku tidak ingin melihat dia kerepotan mengurusiku. Ya, walaupun aku suaminya tapi tidak seperti ini juga. Dia membersihkan rumah, memasak, mencuci baju, semua dia lakukan.
“Mi-mianhae baekhyun ssi”kudengar suara paraunya, kurasa dia menangis. Sesaat kemudian aku sudah tidak melihatnya didepan kamarku.
Arghhh---........ shit!!!!!!
Apa yang ku lakukan, Baekhyun , kau bodoh sekali. Membuat wanita yang kau cintai menangis karenamu. Park Nara , aku sangat mencintaimu. Apakah kau juga mencintaiku?
Author’s POV
Nara kembali ke kamarnya dengan terburu-buru. Dia terlihat sangat takut, wajahnya semakin terlihat pucat. Sebenarnya dari tadi pagi dia belum sarapan sedikitpun. Rencananya malam ini dia ingin sekali makan malam bersama Baekhyun. Ia sudah membuat masakan kesukaan baekhyun. Tapi, baekhyun tidak peduli.
Setelah sampai di kamarnya, ia duduk di ranjang sambil mengambil bingkai foto yang ada di laci meja. Foto tersebut adalah foto orangtua Nara. Sekarang kedua orangtua Nara sudah meninggal. Mereka meninggal dalam kecelakaan pesawat 3 tahun yang lalu.Saat Nara masih SMA.
Setelah kedua orangtua Nara meninggal , Nara tinggal bersama Luhan. Itulah yang membuat Nara dan Luhan akrab, sebenarnya Luhan dan Nara bukan pasangan kekasih. Mereka hanya seperti kakak adik yang akrab. Walaupun sebenarnya Luhan mencintai Nara lebih dari Adik.
Nara dan Luhan berpisah dikarenakan orangtua Luhan yang tidak suka dengan kehadiran Nara. Menurut mereka 3 tahun cukup untuk mereka merawat Nara. Itu juga karena kasihan, karena Nara tidak memiliki saudara di China. .
Setelah lulus SMA ,Orangtua Luhan menyuruh Nara untuk pindah ke Korea. Mereka bilang Nara akan dititipkan ke saudara Nara yang ada di Korea. Mendengar hal itu Nara hanya mengikuti saja, walaupun Luhan tidak ingin berpisah dengan Nara. Luhan melanjutkan studinya ke Universitas China.
Sesampainya di Korea, Nara malah dijodohkan dengan Byun Baekhyun. Putra satu-satunya Byun Hanjoo ,pemilik Byun grup. Nara yang baru saja lulus dari SMA saat itu tidak menyangka jika dia akan menikah secepat itu.
Nara tidak bisa berbuat apa-apa saat itu, dia hanya pasrah. Jarak umur Nara dan Baekhyun hanya terpaut 6 tahun. Tidak terlalu jauh. Dulu sebelum Eomma dan Appa Nara meninggal, mereka telah membuat perjanjian dengan keluarga Byun. Bahwa anak mereka kelak akan dijodohkan, sehingga mereka bisa menjadi keluarga. Tapi takdir sudah berkata lain, kedua orang tua Nara telah dipanggil dulu. Sebelum mereka melihat putri mereka menikah.
Orangtua Baekhyun sangat menyukai Nara, mereka tidak menyangka keinginan mereka benar-benar terkabul. Berbeda dengan Baekhyun, dia sangat cuek dengan Nara. Walaupun sebenarnya dia sangat mencintai Nara.
Nara’s POV
Aku segera kembali ke kamarku. Aku sangat takut jika Baekhyun marah seperti ini. Kurasakan perutku sakit sekali. Oh ya, aku belum makan seharian ini. Aku segera duduk untuk mengurangi sakit perutku ini. Entah kenapa aku tidak nafsu makan. Sebenarnya malam ini aku ingin sekali makan malam dengan Baekhyun. Aku sudah masak spesial untuknya. Tapi..., ahh.. sudahlah..
Ku ambil foto yang ada di laci mejaku. Kupandangi foto itu dengan seksama. Tak terasa air mataku menetes dengan sendirinya. “Eomma.. Appa... aku sangat merindukan kalian.., apa yang yang harus aku lakukan sekarang,, hiks.. aku tidak tahu apa aku salah.. aku sudah mencoba mencintai Baekhyun,, tapi.. tapi.., kenapa dia seperti itu..aku rindu kalian” ucapku sambil menangis , selalu seperti ini jika aku mengingat kedua orangtuaku.
Karena aku merasa mengantuk, akhirnya aku memutuskan untuk tidur. Ya,benar . Lebih baik aku segera tidur. Sebelum aku mencoba memejamkan mataku tiba-tiba semuanya gelap. Apa yang terjadi? Lampu di kamarku padam. Aku terbiasa tidur dengan lampu yang menyala, karena aku takut jika berada di tempat gelap sendirian. Orang-orang mengatakan jika aku phobia gelap. Aku meringkuk diatas ranjang. Aku tidak bisa melihat apapun. Aku sangat takut.
“Luhan oppa..”ucapku dengan suara lirih.
--
Baekhyun’s POV
Kulihat jam di ponsel ku menunjukkan pukul 21.00 . Sudah malam ternyata, lebih baik aku tidur. Apakah Nara sudah tidur? Apakah dia masih menangis? Banyak sekali pertanyaan yang berada di otakku. Aku sangat menghawatirkanmu Nara,, andai kau tahu itu. Lebih baik aku mandi dulu.
Setelah aku mengganti baju dengan kaos yang biasa ku gunakan di rumah. Segera ku rebahkan tubuhku di ranjang kesayanganku. Ingin sekali aku melihat-lihat foto-foto pernikahan kami. Aku mengambil album foto pernikahan ku dengan Nara. Ku buka-buka satu persatu foto-fotonya.
Aku sangat menyukai ekspresi wajah Nara saat itu. Dia sangat manis, cantik dan perfect. Kau seperti bidadari Park Nara. Beruntung sekali aku memiliki istri sepertimu. Tiba-tiba lampu di kamarku mati. Tidak, sepertinya memang semua. Dengan segera ku ambil ponselku dan kugunakan untuk penerang.
Astaga... Nara.. ya , Nara...Dia punya phobia gelap, dengan segera aku keluar dari kamarku menuju kamarnya. Aku yakin tadi dia kembali ke kamarnya. Jarak kamarku dengan kamarnya memang cukup jauh. Kamarnya berada dibawah, sedangkan aku di lantai dua.
Kupercepat langkahku, dengan berbekal ponsel ku sebagai penerang. Walaupun ada senter, tapi aku tidak tau dimana letaknya. Aku takut dia kenapa-kenapa. Sesampai kamarnya , aku segera masuk kedalamnya. Kamarnya tidak di kunci,
“Nara, Park Nara... apakah kau didalam..?” Kuarahkan lampu ponselku kearah ruangan kamar Nara, terlihat Nara sedang meringkuk ketakutan di atas ranjangnya.
“B- baekhyun-ssi”ku dengar suaranya yang lirih. Setelah dia melihatku dia segera memelukku. Kurasakan tubuhnya bergetar ketakutan. “Aku disini , tenanglah”.