Title: Lovebrary (Love in Library)
Scriptwriter: natadecocoo
Main cast: Kim Jongin & Yoo Sena
Subcast: Oh Sehun
Genre: romance,fluff,school life
Duration: Vignette
(1121 words)
Rating: PG-13
Hanya satu hal yang membuat Jongin mau menginjakkan kakinya ke perpustakaan----dia
WARNING: I only own kai the plot. The casts belong to God, their managements and their parents.
This story will be very short. Very very short. Makanya bacanya pelan-pelan sambil dihayati ya :D
Kepenatan yang beberapa jam yang lalu mewabah, kini seakan menguap hilang dan tergantikan oleh wajah sumringah para siswa. Sang guru yang mengajari kelas yang bersangkutan mulai beranjak pergi setelah mendengar bunyi bel yang menandakan bahwa para siswa membutuhkan istirahat—entah itu mengisi perut mereka atau mengisi kebutuhan rohaniah mereka.
Seperti biasa, Jongin mengangkat tinggi-tinggi tangannya ketika sang guru hendak keluar dari kelas dan menyuruh beberapa siswanya untuk mengembalikan buku paket ke perpustakaan.
“Choi seonsangnim, biarkan saya yang mengembalikannya ke perpustakaan.” Tawarnya dengan perucapan yang tegas dan mantap.
Choi seonsangnim menurunkan kacamatanya dari tulang hidungnya sejenak lalu memicingkan matanya ke arah Jongin.
“Kamu---lagi?”
Jongin mengangguk penuh hormat “Ndae!”
Tak elak, semua yang ada di dalm kelas mengeluarkan gelak tawa.
“Ya—Jongin-ah, bisakah kau tidak membawa-bawa diriku?” ucap Sehun seraya mengangkat tumpukan buku yang mungkin sepadan dengan setengah berat tubuhnya. “Buku-buku ini berat sekali..” lanjutnya sambil melirik sinis ke arah buku-buku yang kini sudah berada di tangannya.
Jongin menoleh lalu memberikan Sehun sebuah cengiran. “Seorang sahabat harus menemani sahabatnya dalam suka maupun duka, arrasso?”
Sehun memutar bola matanya. Kalimat itu lagi, batinnya. Kalimat yang selalu digunakan oleh Jongin ketika Sehun mengeluhkan nasib malangnya.
“Terserah kamu sajalah. Aku memang tidak mempunyai pilihan lain selain menurutimu.” Timbal Sehun lagi, sambil menahan berat buku di tangannya.
Kembali, ia dapatkan cengiran Jongin yang tampak sangat menyebalkan di matanya itu.
“Apa benar kau tidak ikut bermain bola denganku?” tanya Sehun setelah ia akhirnya melepaskan beban buku ke sebuah meja besar di perpustakaan.
Jongin mengangguk dan Sehun tahu ia sudah tidak bisa memaksanya lagi. Kini Sehun meninggalkan bocah berkulit agak gelap itu yang sedang menata rambutnya rapi.
Sehun sudah terlampau hafal dengan gelagat Jongin ketika berada di dalam perpustakaan. Bukan koleksi buku atau suasana menenangkan di dalam perpustakaan yang Jongin elu-elukan. Melainkan, seseorang yang menarik perhatian Jongin, yang membuat Jongin tidak bosan-bosannya menghabiskan waktu istirahatnya di sana.
Di tengah ruang besar perpustakaan telah disediakan meja besar dan kursi yang besar. Jongin mengambil posisi. Di posisi yang menurutnya strategis—di seberang posisi yeoja yang telah membuat Jongin menjadi semacam secret admirer.
Disambarnya dengan kilat buku di dekat rak. Jongin sudah tidak peduli buku apa yang ia pegang, ia hanya ingin menampakkan diri bahwa dirinya bertingkah layaknya pengunjung perpustakaan yang lain—membaca buku. Jadi akan sangat aneh bukan jika Jongin duduk di sana dan tampak sangat kentara menatap ke arah sang yeoja?
Jongin menegakkan buku bercover hitam itu di hadapannya. Tapi, matanya tidak menempel ke buku yang ia pegang. Mata beriris hitamnya kini tertuju hanya pada satu arah--mengintip perlahan dari buku yang ia gunakan sebagai semacam penutup-- ke arah yeoja di seberangnya yang sepertinya enggan untuk mengalihkan perhatiannya dari buku. Seorang yeoja yang terlahir dengan nama Yoo Sena yang senantiasa mengisi waktu istirahatnya dengan membaca buku daripada melakukan hal yang lainnya.
Dipindainya wajah sang yeoja. Wajah berbentuk oval yang menyiratkan semua kesempurnaan di mata Jongin. Hidung yang mancung, tapi tidak terlalu mancung. Manik hazel yang begitu syahdu. Pipi meronanya yang menggantung. Serta bibir warna merah muda yang merekah indah.
Bagi Jongin, semua bagian wajahnya menyatu begitu sempurna membentuk suatu keindahan.
Bukan hanya itu. Bukan hanya keindahan fisik yang memikat Jongin.
tapi juga tatapan mata meneduhkan yang hadir ketika ia menjelajahi dunianya sendiri. Seakan-akan, buku telah menjadi dunia keduanya. Perhatiannya yang begitu tenggelam dan menghayati setiap aksara dalam lembaran itu yang memikat Jongin.
Yang membuat Jongin pelan-pelan mengubah paradigmanya sendiri tentang perpustakaan. Awalnya, ia menganggap perpustakaan adalah tempat semacam neraka dunia. Tapi kini, sepertinya perpustakaan tampak seperti surga dunia baginya.
Entah berapa kali Sehun memberi nasehat kepada Jongin untuk segera menyatakan cintanya saja. Tapi, sepertinya Jongin merasa kurang percaya diri. Bukan karena wajahnya yang selalu ia elu-elukan tampan, tapi karena...ia merasa bahwa dirinya belum pantas menyanding sang yeoja.
Prestasi akademis pas-pasan sepertiku bersanding dengan seorang siswi teladan sepertinya? Itu hil yang mustahal, Oh Sehun! Teriaknya setiap kali Sehun memberinya wejangan untuk segera menyatakan perasaannya.
Ia merasa, bahwa memandangnya dari kejauhan seperti saat ini sudah cukup. Hanya melihatnya yang bahagia di balik bacaannya, bagi Jongin sudah hal yang cukup. Bahkan mungkin lebih dari cukup.
Deg! Jantung Jongin sempat seakan berhenti memompa ketika sang yeoja melepaskan perhatiannya sejenak dari buku dan mendongak.
Nafasnya seakan tercekat.
Buku yang sedari ia pegang ia kembali gunakan sebagai tameng. Ia tidak peduli berapa jarak antara buku yang ia pegang dengan sepasang matanya, ia hanya ingin usaha curi pandangnya tidak ketahuan.
Kembali, ia bersembunyi di balik buku.
Tak lama, Jongin memberanikan diri. Ia kembali mencuri pandang ke arah sang yeoja. Dan sebuah pemandangan mengejutkannya.
Sang yeoja tertawa pelan, menunjukkan sederetan rapi gigi putihnya dan pipi manis yang kini terangkat.
Tawa itu terdengar sangat magis bagi Jongin—yang mampu membuat Jongin mengembangkan seutas senyum.
Jongin bertanya-tanya, buku apa gerangan yang dibacanya hingga ia bisa tertawa seperti itu?
Apakah buku yang ia baca semacam cerita komedi?
atau mungkin isi dari buku yang ia baca ada bagian yang lucu?
Ingin sekali Jongin bertanya banyak hal tapi semua rasa penasarannya hanya akan tersingkirkan oleh benaknya.
Saat Jongin tersadar dari lamunan yang ia buat, sang yeoja melihat ke arahnya. Tersenyum manis. Lalu, ia meletakkan bukunya dan menunduk entah sedang melakukan apa.
Ketika sang yeoja menaikkan wajahnya, sebuah notebook terbuka berada di tangannya.
Sang yeoja tersebut mengangkatnya, seakan ingin orang lain membaca apa pesan yang ia tulis.
Tatapannya terpanah ke arah Jongin—membuat setiap partikel dari tubuh Jongin terasa ingin meledak.
Sejenak ragu, Jongin menunjuk ke arah dirinya sendiri sambil bergumam “Aku?”
Sang yeoja mengangguk.
Jongin menjernihkan tenggorokannya gugup lalu membaca apa yang tertulis di lembaran notebook tsb.
“Buku yang kamu baca terbalik”
Tulisan itu yang tertulis di sana.
Saat itu juga, Jongin merasa ingin menggali lubang dan mengubur hidup-hidup dirinya di dalam sana. Ia malu, sangat malu. Ia hanya bisa menunduk ke lantai sambil menggosok-gosok tengkuknya yang tidak terasa gatal sama sekali.
Jongin menyadari satu hal. Kejadian itu membuatnya setuju akan apa kata orang, cinta dapat membuatmu secara tak langsung melakukan hal-hal yang bodoh.
Tapi sesungguhnya—ada satu hal lain yang juga ia sadari. Hal yang membuat ia tak dapat berhenti tersenyum sendiri.
Ia menyadari bahwa---
----sang yeoja yang telah merajai hati Jongin,Yoo Sena, ternyata juga memperhatikannya. Meskipun yang ia perhatikan adalah kekonyolan yang Jongin buat.