natadecoco presents...
I’M NOT AFRAID
fluff, romance
Teen
Ficlet (800 words)
Casts: Go Yurin (OC) x Kris Wu
Here we go buat Vivie Luhan Elsharaawy yang kemarin request Kris!
Suho sama Xiumin on the progress.Sabar yaa : )
Seperti biasa, karena singkat bacanya gausah keburu nanti cepet abis : D #apasihthor
Bukankah sudah jelas...Kau akan selalu berada di urutan nomor 1 dalam list orang yang kurindukan
Sekali lagi, Yurin mengeratkan jaket fleece tebal hijau selututnya yang ia satukan dengan celana jeans khaki. Syal hangat warna cokelat yang terlihat sedikit melorot ia kembali lingkarkan. Meski ia tahu bahwa musim dingin telah tergantikan oleh musim semi, ia masih merasa membutuhkan baju tebal dikarenakan angin dingin yang masih terasa berhembus ke arahnya, memainkan rambutnya yang ia biarkan terjatuh searah gravitasi tanpa ikatan apapun. Apalagi saat ini kondisi tubuhnya sedang tidak baik. Pekerjaan lembur tiada ujung membuat staminanya sedikit down dan ia jatuh sakit, meski hanya sebuah flu. Tak heran apabila Yurin terlihat menggunakan sebuah masker saat ini.
Ia terus mengecek, apakah detik telah bertambah menit dan apakah menit telah berganti jam. Menunggu memang bukanlah hal yang ia sukai akan tetapi kali ini ia merasa menunggu adalah hal yang menyenangkan baginya. Well, siapa yang tidak antusias untuk bertemu dengan seseorang berharga yang telah terpisah setengah tahun lamanya?
Apakah kau akan baik-baik saja? Apakah kau bertambah kurus? Atau malah sebaliknya, bertambah tambun? Apakah kau bisa tidur dengan nyenyak selama ini?Apa saja yang kau lakukan selama ini?
Yurin telah menyusun banyak pertanyaan dalam kepalanya. Memang, China dan Korea adalah dua negara yang dekat. Namun jadwal yang padat telah membuat mereka tak bisa saling mengunjungi setengah tahun silam ini.
“Yurin-a!” seseorang dari jauh tampak melambaikan tangan ke arahnya. Seutas senyum langsung tercetak di wajah Yurin. Ia kembali melambaikan tangan. “Ah Kris!” Namja yang ia tunggu pun mempercepat larinya.
Jantungnya seakan melompat ketika ia melihat Kris kini sudah berada di depannya dengan penampilan seperti akan berjalan di atas catwalk saja.
Sangat tampan. Apalagi saat ini Kris terlihat berbeda dengan rambutnya yang disibakkan ke atas, menunjukkan dahi indahnya.
“Ya apa kau telah menunggu lama?” tanya Kris—khawatir jika Yurin mungkin saja telah membeku kedinginan saat ini karenanya. Pada faktanya, Yurin memang telah menunggu lama—jika 40 menit bisa dikatakan lama. Bukan salah siapa-siapa, Yurin sendiri memang terlalu antusias sehingga ia berangkat jauh lebih awal dari yang seharusnya.
“Ani. Aku juga baru saja datang.”
“Lies.” sahut Kris segera menyahut. “Bibirmu tampak pucat, hidungmu terlihat merah.” Kris memeriksa wajah Yurin dengan seksama. “Kau tak pernah berubah. Selalu datang lebih awal dan tak ingin membuat orang lain menunggu. Aigoo..” Kris menghela nafasnya panjang.
“Aaa..Apakah aku seperti itu?”
Kris mengangguk.
“Mian. Aku juga seharusnya datang lebih awal tapi aku mampir ke dorm EXO dulu tadi. Aah..Sepertinya aku merindukan semuanya yang ada di sini.”
“Termasuk diriku?” Yurin memasang wajah seimut mungkin dengan jari telunjuknya menunjuk ke dirinya sendiri.
Terdengar Kris terkekeh dengan nyaring “Bukankah sudah jelas...Kau akan selalu berada di urutan nomor 1 dalam list orang yang kurindukan.”
Kini giliran Yurin yang terkekeh. “Daebak. Keahlian merayumu tak pernah luntur, eoh?”
“Wae? Bukankah kau senang mendengarnya?”
“Apakah aku harus senang?” Ledek Yurin, menjulurkan lidahnya ke arah Kris.
“Ya.Tentu saja. Sudah menjadi tugasku untuk membuatmu senang.” jawab Kris—tangannya meraih tangan milik Yurin dan mengusapnya pelan, mengusapnya buku-buku jarinya dengan lembut.
Yurin lalu menengok ke arah Kris dengan memasang senyumnya “Kau telah bisa hadir di depanku saja aku sudah senang, Kris-a.”
Kris kini ganti melihat ke arah Yurin “Oh. Kau sekarang yang ganti merayuku.”
“Wae? Bukankah kau senang mendengarnya?” Yurin mengembalikan kalimat milik Kris.
Hening. Sepasang netra milik mereka saling bertukar pandang—Yurin mengeksplorasi iris cokelat milik Kris dan Kris menghayati indahnya manik hitam milik Yurin. Hangatnya pegangan tangan yang mereka buat membuat mereka terasa nyaman meski angin sisa musim dingin masih berhembus di taman Yeouido Cherry Blossom. Tapi mereka kini berada di bagian agak dalam taman yang sudah Kris reservasi khusus untuk mereka berdua. Yeah...agar suasananya mendukung, agar tidak terganggu akan ramainya pejalan kaki.
Mereka saling memandang dalam syahdu—namun ada hal yang membuat Kris tak bisa bebas memandang yeoja tersayangnya itu. Sebuah masker motif bunga-bunga menutupi separuh wajah jelita Yurin.
“Apakah kau sakit?” tanya Kris—tertulis raut khawatir di seluruh wajahnya.
Yurin mengangguk. “Well..hanya flu. Tidak lebih.”
“Hanya flu? Ya. Bukankah sudah kubilang kau harus makan cukup, minum air putih yang banyak dan—“
“—istirahat yang cukup.” Yurin melanjutkan kalimat Kris meskipun Kris masih belum ingin berhenti berbicara. Yurin sudah terlampau hafal dengan apa yang akan dikatakan Kris.
“Kau bahkan sampai hafal...”
“Mian.” lontar Yurin seraya mengacungkan sebuah tanda peace. Kris yang terlihat marah dan kesal kini mulai surut dilanjutkan dengan menghela nafasnya panjang.
Melepaskan sejenak cengkeraman tangannya pada tangan Yurin, Kris meraih masker Yurin dan berusaha melepasnya. Melepas masker bukanlah hal yang sulit namun Yurin membuatnya menjadi semakin sulit. Ia menahan masker itu membuat Kris kebingungan.
“Wae?”
“Kris-a. Aku tak ingin kau..tertular virusku jadi biarkan aku menggunakan masker ini selama bertemu denganmu, eoh?”
Helaan nafas panjang kembali terdengar dari mulut Kris.
Ia kian mengencangkan tautan tangannya ke jemari Yurin. Mungkin Yurin tidak tahu, akan tetapi rasa rindu Kris padanya seperti air mendidih yang tak segera dimatikan nyala apinya. Ia rindu pada Yurin--teramat rindu.
“Lalu? Jika aku harus tertular virus darimu, apakah aku harus peduli? I’m not afraid. Melihat wajahmu adalah hal yang terpenting daripada harus mengkhawatirkan apakah nanti aku tertular atau tidak”Menyingkirkan tangan kiri milik Yurin yang menahan masker, Kris kembali meluncurkan aksinya yang sempat tertunda, melepas masker yang Yurin kenakan.
Kali ini Yurin menurut—karena ia masih terdiam akan kata-kata menghipnotis yang Kris ucapkan.
“Lihat kan. Kamu bertambah cantik, Yurin-a.”
Mereka berdua lalu bertukar senyum diiringi oleh semakin eratnya tangan mereka berdua bertaut.
Kurang sweet? Maafin. Mungkin kalian bisa tambah gula sendiri ke pc/hp/tab anda. haha
Feedbacknya ya. Bisa kasih feedback lewat bbm juga. Pin author: 7EAB3AAA. Insyaallah kuacc kok
Thanks for reading!
Oiya request masih diterima ; )
Numpang promosi yaa buku bbmgg di beberapa kota masih tersedia. Yang suka main Gramedia dan kebetulan liat boleh kok beli. Murah juga. hehe
Sekian trmksih : )