home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > EXO Oneshot Compilation

EXO Oneshot Compilation

Share:
Author : natadecocoo
Published : 27 Aug 2014, Updated : 16 Jan 2016
Cast : All of EXO
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |20593 Views |4 Loves
EXO Oneshot Compilation
CHAPTER 1 : Luhan {Only You}

 

Xi Luhan x Park Raena

Romance,Fluff,Slice of Life,School Life

Ficlet

Teen


Fokusku hanya padamu, Raena-a...


*liat judulnya jadi inget lagunya secret yang only you, salah satu lagu favoritku.

Kembali, Raena menilik ke belakang hanya untuk mendapatkan pemandangan yang sama.

Sunbaenya masih di sana. Mengikuti setiap langkah kecilnya dan melayangkan sebuah senyum ketika pandangan mereka bertemu.

Raena sudah jengah. Akalnya tidak dapat menemukan sudah berapa kali Sunbaenya itu melakukannya. Yang jelas, cukup untuk membuat Raena menggeretakkan gigi rapinya.

Semuanya berawal ketika ia melewati sebuah lapangan basket dan secara kebetulan, sebuah bola basket menggelinding ke arahnya. Menjadi siswa yang baik, Raena mengambil bola tersebut dan melemparnya ke seorang namja yang sepertinya sedang memainkan bola tersebut. Sejak saat itu, entah, ketenangan Raena serasa diganggu. Waktu istirahat, waktu pulang sekolah bahkan waktu pagi-pagi ketika dirinya belum sampai ke sekolah, namja yang menjadi kakak kelasnya itu tetap bersikeras meluncurkan misi pendekatannya itu.

“Aku sedang tidak ingin menjalin sebuah hubungan, Luhan sunbaenim.”

Raena berulang kali berujar seperti itu kepada sunbae yang sudah mengejarnya selama dua bulan itu.

Raena pikir..dengan mengucapkan kalimat itu berulang kali, Luhan akan jera dan mengibarkan bendera putihnya.

Tapi, nampaknya, sunbaenya itu memiliki seribu nyawa.

Atau mungkin memiliki regenerasi semangat yang luar biasa.

Pernah sekali, Luhan berhenti mengejarnya selama satu hari dan Raena sempat gembira luar biasa.

Tapi,.. kegembiraannya tak berlangsung lama karena esoknya, Luhan kembali gencar mencarinya. Mengejar-ejar cinta milik seorang yeoja bernama Park Raena.

Bukan karena Luhan tak cukup tampan baginya. Tapi, lebih karena, Raena belum berani memulai sebuah hubungan lagi. Dikhianati oleh mantan kekasihnya, Do Kyungsoo, beberapa bulan yang lalu membuat Raena takut untuk menjalani sebuah hubungan lagi.

Raena menghentikan langkahnya. Emosinya kini meluap-luap seperti air yang mendidih pada sebuah ketel.

Luhan yang berada di belakang Raena saat ini ikut mengerem langkahnya.

“Luhan sunbaenim..” panggil Raena lirih. Meskipun emosinya sudah memuncak, ia cukup sopan untuk tidak memperlihatkannya. “Saya sudah berulang kali mengatakan bukan bahwa saya sedang tidak ingin menjalin sebuah hubungan spesial dengan siapapun..” tegas Raena, kini sepenuhnya berbalik ke arah Luhan.

Luhan tetap tersenyum. “Wae? Aku hanya ingin dekat denganmu...” ia beralasan.

Alis Raena menyatu, meragukan setiap detail kata yang Luhan ucapkan.

Bukankah itu sama saja? batin Raena. Aku tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti kode yang kau luncurkan selama ini.

“Tapi..saya benar-benar tidak bisa dekat dengan namja manapun saat ini, sunbaenim. Bisakah sunbaenim mengerti?” meski samar, Raena sedikit menaikkan nadanya.

Ia sempat was-was sebentar, takut jika Luhan marah ia telah menaikkan nadanya.

“Kalau begitu...aku akan terus berusaha hingga kamu menerima keberadaanku.” Timbal Luhan santai.

Raena membentuk mulutnya dalam huruf ‘o’.

Ia tidak tahu harus mengucapkan apa lagi. Hingga sebuah ide datang ke kepalanya.

“Luhan sunbaenim..Sebenarnya apa yang sunbaenim suka dariku?” tanya Raena sambil menyilangkan kedua lengan bawahnya ke dada.

Luhan tampak memasang wajah berpikir. “Umm..karena kamu cantik..pandai..pintar bermain basket..dan keras kepala!” jawab Luhan diikuti oleh sebuah lengkungan di bibirnya.

Alis kanan Raena sempat terjungkit sebentar ketika ia mendengar kata ‘keras kepala’ namun kemudian ia tak mengindahkan bagian itu.

“Luhan sunbae..” Raena menghela nafas. Ia tidak tahu apakah keputusannya benar atau tidak tapi yang jelas, ia terlalu ingin mengucapkannya kepada Luhan.

“Jika Luhan sunbaenim menyukaiku karena aku cantik, pandai dan pintar bermain bola basket..” sejenak Raena melihat raut wajah bingung di wajah Luhan tapi ia memutuskan untuk melanjutkan kalimatnya.

“---kurasa Luhan sunbaenim seharusnya lebih memilih Jung Soojung. Ia lebih pandai dariku, lebih cantik dariku dan ia seorang kapten tim basket wanita.” Raena menarik nafasnya panjang.

“Dan dia sekarang berada di belakangmu. Jadi, tengoklah dan kejarlah dia, sunbaenim.”

Hening.

Raut wajah Luhan tidak dapat terdeskripsikan. Wajah ceria yang tadi ia tunjukkan kini luntur dan berubah menjadi raut wajah serius.

Serius menatap ke arah Raena.

Dan, Raena, ia masih berada di sana. Membeku oleh tatapan oleh Luhan yang sempat membuatnya bergidik.

Satu detik. Apakah kata-kataku terlalu kasar?

Dua detik. Apakah kata-kataku terlalu melukai Luhan sunbaenim?

Tiga detik. Mengapa ia hanya membatu di sana , melihat lurus ke arahku tanpa mengucapkan apapun? Apakah dia, mungkin, sudah menyerah?

Empat detik. Jika ia memang sudah menyerah, Aku seharusnya senang dan tertawa penuh kemenangan saat ini melihat Luhan sumbaenim tidak bereaksi apapun tapi mengapa..

Sebelum spekulasi lain muncul di kepala Raena, suara Luhan kembali terdengar oleh indra pendengarannya..

“Aku tidak akan menengok ke belakang.”

Raena masih diam di tempat, menghayati setiap suara Luhan yang memasuki rungunya.

“Aku akan tetap melihat ke depan, melihatmu!”

Mata Raena tampak melebar. Bukan hanya karena ucapan yang Luhan tuturkan melainkan juga karena senyum yang mulai kembali mengembang di wajahnya.

“Karena sejak awal, tujuanku hanyalah dirimu. Aku tidak akan melihat ke yeoja yang lain.”

Darah Raena terasa berdesir secara tiba-tiba. Wajahnya mulai memanas. Matanya hampir membulat sempurna. Raena benar-benar tak dapat berucapa saat ini. lidahnya kelu dan akalnya menjadi tiba-tiba terasa buntu.

“Fokusku...hanya padamu, Raena-a.”

Dan diakhiri sebuah senyum yang menyiratkan beribu semangat.

Senyum yang tanpa Raena sendiri sadari mulai meluruhkan hati kecil miliknya.

Seutas senyum tipis tercetak di wajah Raena. Sambil batinnya berkata “Dia tulus—Mungkin aku harus memberinya sebuah kesempatan.”

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK