Aku bergegas mencari taksi. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 4 lewat 20 menit.Tanpa kusadari, saat sedang menunggu taksi rupanya banyak orang-orang yang mengikutiku dan mengambil foto. Mereka adalah fans-fans yang berkerumunan tadi di dalam.
“Ya tuhan, aku sangat tidak suka kondisi seperti ini. Memangnya aku artis. Taksiiii.... cepatlah datang."gerutuku dalam hati.
Lama-kelamaan gerak-gerik fans semakin tak ku suka. Ada yang berani-beraninya memfotoku tepat didepan wajahku, memaju-majukan handphone nya sampai ke hidungku.Mataku melotot memandangi apa yang dilakukan orang itu tanpa bisa berkata-kata seperti orang yang tak sadar. Begitu juga yang lainnya. Kesabaranku mulai habis, mereka sungguh keterlaluan. Tanganku mengepal dan..
“YAAAAAKKKKK! KALIAN INI APA-APAAN SIH? AKU INI BUKAN ARTIS!” ucapku kesal membuka kacamata hitamku.
Seorang perempuan tepat dihadapanku memasang wajah aneh, dan dia mengeluarkan kaca pembesar dari dalam tasnya dan mengarahkan kaca pembesar itu ke mukaku.
“Kau ini... Choi kimyoo ra kan?” ujarnya “Benar kau ini Choi Kimyoo ra adik dari Choi Siwon?”sambungnya lagi.
Tak Lama Taksi datang dan berhenti tepat di sampingku.
” Dengarkan baik-baik ya! Jangan menguntitku! Kalau ada yang mengikutiku, AWAS KAU YA!” ucapku kesal dan langsung pergi meninggalkan tempat itu.
Aku tahu mungkin aku pasti akan telat. Setibanya ku disana mungkin pria itu sudah tidak ada, tapi..... tak apalah apa salahnya mencoba memastikan. Setidaknya aku hari ini memang pergi ke Myeongdong. Sayangnya aku tidak tahu nomor telepon pria itu. Pikiranku langsung nge-blank ketika melihat handphoneku. Ah ya, aku kan tidak tahu nomornya. Bagaimana aku bisa mengabarinya? ucapku dalam hati.
Pandanganku mengarah ke luar dari kaca jendela mobil. Tak lama, handphone ku berdering. Rupanya panggilan masuk dari Onew.
“Ada apa orang ini?” gumamku menghela nafas.
“Ne?"
“Yoora, eodi?”tanyanya tiba-tiba
“Wae?” jawabku singkat.
“Oppa, bogoshipoyo.”ucapnya lirih.
“Jeongmal Bogoshipoyo Yoora-ssi,”lanjutnya dan aku hanya diam, lalu..
“Mian Oppa, saat ini aku sedang sibuk. Kita lanjut nanti saja,” jawabku kemudian langsung menutup handphone dan menggenggam handphone itu erat-erat.
Kasihan Onew! Kalau dipikir-pikir dia kan tidak salah, karna dia kan tidak tahu kenapa aku bersikap acuh kepadanya selama ini. Salahku yang tidak memberikan kesempatan berbicara kepadanya. Lalu, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus menyudahi hubungan ini? ucapku dengan wajah semrawut.
“Kenapa ka kok wajahnya kusut banget? tanya supir taksi tiba-tiba. Rupanya dia memperhatikanku dari kaca spion -_- aduh...
“Memangnya wajah saya ini seperti jemuran apa pak?Kusut!?” ujarku tersenyum sinis.
“Biar tidak bosan, lebih baik mendengarkan berita yang sedang panas-panasnya soal Shinee.” ujar taksi itu menyetel radio.
Alisku langsung mengernyit ketika mendengar kata Shinee.
“Shinee?” ucapku kemudian.
“Iya, shinee. Kakak kudet ya?Kurang update niiiii...,” jawab supir taksi itu.
Sialan, aku dikatain Kudet (Kurang Update), gumamku
“Sekarang di Televisi, di internet lagi heboh ngebicarain soal Shinee yang salah satu personilnya ketahuan sedang mabuk-mabukan di salah satu Bar daerah Gangnam,” supir taksi itu menjelaskan. “Reputasi mereka sedang buruk-buruknya sekarang. Banyak fans-fans mereka yang bertanya apakah orang yang tertangkap kamera itu di Bar memang benar adalah Onew Shinee. Kalau iya, banyak dari mereka yang sangat kecewa akan hal itu. Bukan hanya itu saja, di foto itu ada seorang wanita yang di duga adalah Soyoung After School.Mengingat bahwa mereka berdua memang sedang dibicarakan." sambungnya/
“Memang ya dunia selebritis itu tidak ada yang benar.”
Aku hanya terdiam mendengarkan apa yang di katakan supir taksi itu. Entah kenapa, ketika mendengar kabar itu, badanku langsung lemas. Cobaan apa lagi ini? belum pulih rasa sakit hatiku, di tambah lagi dengan kabar bahwa Onew dengan perempuan lain. Mungkin ini cara yang tepat buat mengakhiri hubungan ini,ucapku dalam hati disambut dengan tetesan air mata.
“Jangan Nangis,Yoora.”gumamku menghapus air mata.
***
Aku berlari tergesa-gesa setibanya tiba di Myeongdong. Rambutku berantakan dan aku tidak mempedulikannya. Saat itu hari jumat, jadi banyak orang-orang yang datang ke Myeongdong mengawali weekend mereka.
“BRAAAAAKKK!” aku menjatuhkan barang belanjaan seorang Ahjumma.
“Jhwesonghamnida.” ujarku merapihkan barang belanjaan ahjumma itu.
“Jhwesonghamnida.” ujarku lagi sambil menunduk memberikan rasa hormat , memberikan barang belanjaan kepadanya dan langsung pergi.
“Seperti aku kenal. Tapi.. siapa ya?” ujar Ahjumma itu garuk-garuk kepala dan pergi.
***
“Aiiiissshhhh.. kau ini lama sekali! Sudah 1 jam lebih aku menunggumu!” semprot Yoon Seung ketika aku baru tiba di hadapannya. Huft!
“Mian,” entah kenapa aku mengeluarkan kata itu dari mulutku padahal memangnya siapa dia berani-beraninya membentakku.
“Karena kau terlambat, hari ini kau harus mengikuti semua perintahku. Aku punya satu permintaan.” ujarnya memasang mata tajam ke arahku.
“Mwo?”
***
“Kenapa aku harus berpakaian seperti ini?” ucapku ketika keluar dari sebuah butik di daerah myeongdong.
“Yak! Kau ini kan perempuan jadi berpakaianlah layaknya seperti seorang perempuan.” Ujar Yoon Seung.
Saat itu Gaya fashion Yoon Seung sangatlah santai. Dia memakai T-shirt Biru, Celana Jeans Bredel, Sepatu Kets, Topi Hitam dan Kacamata yang selalu melekat di kedua matanya.
“Lagipula kan kau aku sewa untuk jadi Gadisku sehari. Jadi aku tidak mau jalan dengan perempuan kumel dan berantakan sepertimu. Datang dengan penampilan rambut acak-acakan, penampilan berantakan. Cih,”Yoon Seung tertawa kecil.
“Dengan begini kan cantik. Nih! Bajumu itu lebih baik dibuang saja, sudah bau badan dan tidak layak pakai!” ujarnya lagi melempar paper bag berisi bajuku.
Aiiisshhhh... pria ini sombong sekali. Enak saja tidak layak pakai.Kau tak tahu siapa aku Hah?! Kau tak tahu berapa won yang aku harus habiskan untuk beli baju ini >< Jangankan beli baju yang aku pakai sekarang, Butik-butiknya pun aku sanggup untuk bayar! Dasar kurang ajar! Kesalku dalam hati.
Aku mencoba menahan emosi.Kalau ini tidak karena kesalahanku yang telat datang, sudah ku maki-maki dia. Ya, ini karena satu permintaan Yoon Seung yaitu...
“Kau harus menjadi Gadisku seharian. Bersikaplah seperti kekasihku.Tidak Marah-marah, selalu mengikuti perintahku dan selalu tersenyum.”ujar Yoon Seung membentuk tanda senyum ke wajahku.
Aku tersenyum maksa.
“KAJA!” Yoon Seung menggandengku.
***
Kami berdua jalan-jalan mengelilingi daerah Myeongdong. Entah kenapa banyak sepasang mata yang melihat kami di sepanjang jalan. Apakah karena aku? Tapi entahlah, selama tidak ada yang memanggil namaku Choi Kimyoora itu tidak menjadi masalah buatku. HAHAHHA mau banget sih aku dikenal, mungkin karena aku ke-GR an ;D kkkkkkk......
Setiap Stand makanan kita hampiri. Rupanya Yoon Seung suka makan juga. Perutku tidak henti-hentinya diisi oleh makanan dan minuman sampai ketika kita ingin makan ice cream.
“Ini,”Yoon Seung memberikan ice cream cookies banana kepadaku.
“Gomawo,” jawabku langsung menjilat ice cream. Huuwaaaaaaaaa enak :9
“Ice cream disini selain enak, harganya juga murah dibanding yang lain,” ujar Yoon Seung tersenyum manis ditambah tahi lalat yang ada di lesung pipinya.Makin manis saja senyumnya. Memang lesung pipinya masih kalah dengan punya oppa ku, Siwon Choi hihi..
Hanya 2 menit aku menghabiskan ice creamku dan ku tatap Yoon Seung yang masih saja menjilat ice cream itu dengan pelan-pelan. Yoon Seung menoleh, dan aku memberikan kode bahwa ada ice cream di atas bibirnya. Sungguh, belepotan sekali pria ini makan ice cream -_-
“Yak! Kau kan hari ini jadi Gadisku Sehari jadi kau yang harus mengelap ini,” ujarnya kemudian.
“HAH?!”
“Ayo! Ambil Tissue itu dan bersihkan ini,”tunjuk Yoon Seung ke ice cream yang diatas bibirnya.
“Kau ini seperti anak kecil saja?!” gerutuku mencoba tidak marah.
“Yoora-sshi kau tidak boleh marah!Huh?!
Aku ambil tissue yang ada di hadapanku dan mengelap ice cream yang ada di antara bibir dan hidungnya. Yoon Seung memegang tanganku. Kita saling bertatapan. Jarak wajahku dengannya hanya 10cm.
“Kalau mau perhatiin orang, perhatiin dulu diri-sendiri,” ucap Yoon Seung yang rupanya membersihkan ice cream diwajahku dan dia melepaskan tanganku.
Aku ternganga dan terdiam beberapa detik.
“Yak! Kenapa kau tidak duduk?” ujar Yoon Seung melihatku yang masih diam tak berkata. Aku langsung duduk dengan wajahku mulai memerah. Ya tuhan, malunya diriku.
***
Aku mengunjungi pusat perbelanjaan di Myeongdong yang sedang mengadakan diskon besar-besaran. Ku tarik Yoon Seung. Aisshh... ramai sekali.
“Kau mau masuk kesitu?”tanya Yoon Seung.
“Ne! WAE?” jawabku.
“Ramai Sekali.”
“Kalau sepi,kuburan.” ucapku nyeleneh lalu menarik Yoon Seung masuk ke dalam store.
“Chankaman,”ujar Yoon Seung.
Aku menoleh ke belakang.
“Wae? Apa lagi?” ujarku melipat kedua tanganku.
“Aku tunggu sini saja.”Yoon Seung menawarkan diri untuk menungguku di luar.
“Baiklah,”
“Tapi ini tidak adil.” ujarku.
“Tidak Adil kenapa?” tanya Yoon Seung.
“Hari ini kan aku jadi kekasihmu sehari. Masa kau tidak mau menemani kekasihmu ini,” ujarku memasang wajah aegyo.
“Aku juga menjadi wanita yang baik buatmu hari ini, masa kau tidak mau menjadi priaku yang baik.” ujarku sambil berakting kecewa.
Yoon Seung memutar mata dan..
“Baiklah,” Yoon Seung menarik tanganku ke dalam store dan aku tersenyum cengingisan.
Di dalam, aku berebutan pakaian dengan yang lain. Aku serbu apa saja yang dijual dengan harga yang rendah. Yoon Seung dengan santainya mengikutiku kemanapun aku berada. Entah kenapa tingkah lakunya sedikit aneh ketika masuk kedalam store yang notabennya kebanyakan kaum hawa. Tapi Wajar la^^
“Kau mau membeli semua ini?” ujar Yoon Seung melihat tumpukan-tumpukan baju yang aku bawa.
“Kalau cocok semua, ya ini aku beli. Aku kan belum mencobanya. Lagian, ini trik cara belanja yang bagus. Dapatkan dulu baju yang murah, cocok atau tidaknya itu urusan belakangan. Yang penting dapat baju bagus dengan harga yang murah.” ujarku dengan suara pelan ke Yoon Seung.
Yoon mengangguk-angguk.
“Ini tolong pegang bajuku. Aku ingin mencoba yang ini dulu,” ujarku menunjukkan dress yang ingin aku coba terlebih dahulu kepada Yoon Seung.
Dengan setia Yoon Seung menunggu ku di depan fitting room, memberikan pendapat baju mana yang pantas dipakai olehku sampai akhirnya terpilihlah 12 stel pakaian yang hendak aku beli dari 25 stel pakaian.
Saat hendak di kasir, tiba-tiba Yoon Seung menggeser tubuhku dan dia memberikan kartu debitnya ke kasir. Spontan aku langsung ingin mengambil kartu itu, menolak untuk dibayar olehnya tapi Yoon Seung menangkis tanganku.
“SSsssst,” Yoon Seung memberi tanda aku untuk diam. Huft! Memangnya aku anak kecil di Sssttt-SSssstt in ><
“Kau lupa, hari ini kan aku jadi kekasihmu. Jadi aku saja yang bayar,” ujarnya ketika selesai pembayaran dan menyerahkan 3 kantung belanjaan kepadaku, lalu menggandengku pergi meninggalkan store. Aku memasang wajah bingung. Aku jadi merasa tidak enak >< lagi-lagi semua orang melihati kami berdua.
“Yoon Seung,Gomawo.” ucapku tak enak.
Yoon Seung menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang, ke arahku dengan tidak melepaskan genggamannya.
“Lagi-lagi kau mengucapkan terima kasih. Sudahlah, tidak perlu mengucapkan terima kasih.” ujarnya menatapku lembut.
“Bagaimana aku tidak mengucapkan terima kasih. Dari Awal sampai dengan yang ini, kau yang membayar. Aku sama sekali tidak mengeluarkan uang se-won pun. Bagaimana bisa aku tidak mengucapkan terima kasih?” ujarku menjelaskan dari awal sampai akhir.
“SSssst!” tiba-tiba Jari telunjuk Yoon Seung ke mulutku. Dia menghentakkan ibu jari dengan telunjuknya 2 kali.
“Yak! Hari ini aku kekasihmu dan kau kekasihku. Jadi ikutin saja perintahku,Huh?!” ujar Yoon Seung mengedipkan mata kanannya sambil tersenyum.
“KAJA!” Yoon Seung menyelipkan tanganku di sela-sela lengannya. Aku melihati pria ini. Rupanya dia benar-benar baik.
Hari sudah semakin sore, aku dan Yoon Seung lagi-lagi makan. Kali ini telor goreng dipinggiran jalan.
“Oia, kau pasti suka mengkoleksi kacamata?!” ujar Yoon Seung tiba-tiba.
“Bagaimana kau tahu?” tanyaku sambil menikmati jalan-jalan sore di Myeongdong bersama Yoon Seung.
“Soalnya kau suka sekali memakai kacamata hitam.” ujar Yoon Seung menjelaskan.
“Ah~ haha..” jawabku hanya tersenyum cengengesan. Itu karena aku tidak mau ada orang yang mengenaliku disaat kondisi ramai seperti ini,gumamku dalam hati.
“Kau juga! Sepertinya kau suka sekali dengan topi dan kacamata ya?” tanyaku kemudian.
“Kalau ini kan kacamata bening. Memang mataku minus. Kalau topi, ya.. aku suka mengkoleksi topi,” ujar Yoon Seung tertawa sumringah.
Aduuuuhh... bodoh sekali pertanyaanku. Tung! Tung!
“Kebetulan mumpung kita lagi di Myeongdong. Temani aku ke WhyStyle yuk! Ada kacamata baru yang ingin aku beli,” ajak Yoon Seung lalu menarik tanganku.
“WhyStyle?” ucapku.
“Iya, WhyStyle ! Kau tahu kan Toko Kacamata milik Yesung Super Junior?” Aku menggangguk pelan.
“KAJA!!!”Yoon Seung menggandengku ke tempat yang dia maksud.
APA?! Yoon Seung akan mengajakku ke WhyStyle? Disana kan ada Appa nya Yesung! Bagaimana ini??? Jikalau dia melihatku jalan dengan pria lain. MATI AKUUU ?! Aduhhhh... apalagi ini hari jumat. Bagaimana kalau Yesung ada di WhyStyle?Apa aku harus sms yesung oppa? Dia ada dimana?ARRRRGGGGHHHH.... AKU HARUS BAGAIMAAANNNAAAA?? ETTEOKEEEEEEEEE??
***