Last chap
Sekolah chorong kedatangan murid baru bernama Jung Taekwoon, wajahnya yang tampan dan kemisteriusannya membuat banyak siswi disana mengidolakannya. Tapi tidak bagi chorong yang cuek ia tidak memperdulikan kedatangan taekwoon. Akan tetapi kejadian di taman itu membuatnya mulai menyukai jung taekwoon.
---
Eunji pov
“tunggu kenapa kau menanyakan chorong eonni dia kah yang membuatmu menjadi seperti ini? Kau menyukainya?” tebak ku. Leo oppa pergi begitu saja tanpa menjawab tebakanku. Apa susahnya menjawab ‘iya aku menyukainya’ dasar ice prince. Leo oppa yang selalu menunjukan poker face-nya pulang dengan senyum yang sepertinya akan terus ada disana, di tambah lagi ia tiba-tiba menanyakan tentang chorong eonni, terlihat dengan jelas oppa kalau kau menyukainya. Tapi bagaimana bisa leo oppa menyukainya. Terus apa yang terjadi saat ia keluar tadi. Ah sudahlah hanya dia, chorong eonni dan tuhan yang tahu.
Cklek/? Sepertinya leo oppa keluar dari kamarnya. Aku langsung berpura-pura tidur dan sengaja meletakkan handphone ku di meja. Leo oppa berjalan kearah dapur dan saat ia ingin kembali ia berjalan kearahku, tidak, ke handphone-ku. Diam-diam ku lihat leo oppa mengotak-atik handphone-ku, sepertinya aku tahu apa yang ia lakukan. Aku kembali memejamkan mataku saat ia akan berbalik dan kembali ke kamarnya.
Setelah leo oppa pergi aku langsung mengecek handphone-ku dan binggo tebakanku benar. Ia habis melihat nomor chorong eonni. Aku semakin yakin kalau kau menyukainnya oppa. Semoga kau beruntung bisa mendapatkan ice princess di sekolah kita.
Eunji pov end
Dua hari sejak kejadian di taman chorong tak pernah bertemu dengan taekwoon lagi, saat istirahat seperti ini biasanya taekwoon sudah di kepung oleh para penggemarnya, tapi tidak untuk hari ini. Chorong kehilangan nafsu makannya saat melihat kantin sepi tanpa ada taekwoon dan penggemarnya. Ia memutuskan untuk pergi ke ruang osis meneruskan pekerjaannya yang belum rampung mengingat acara pensi tinggal hitungan hari. Saat ia melewati ruang music terdengar dentingan piano serta suara merdu seorang namja. Alangkah senangnya chorong melihat namja itu adalah orang yang ia cari-cari, jung taekwoon.
‘suara yang indah’ batin chorong sambil terus memperhatikan taekwoon bernyanyi didepan pintu.
Merasa diperhatikan taekwoon menghentikan nyanyian dan permainan pianonya.
“chorong” seru taekwoon.
“ah ne sunbae a.aku hanya ingin lewat dan tak sengaja melihatmu di dalam jadi aku a.a.aku hmm.. hmm”
“masuklah” kata taekwoon sambil tersenyum.
“nne” chorong melangkahkan kakinya memasuki ruang musik, ‘aigoo senyuman itu lagi. Tarik nafas, buang, tarik nafas, buang. Bersikap seperti biasa saja chorong-ah’ batin chorong sambil terus menetralkan kembali detak jantungnya.
“hmm sunbae kenapa kau berhenti bermain?”
“mau bernyanyi bersama?” bukannya menjawab pertanyaan chorong taekwoon malah mengajaknya bernyanyi. Tanpa jawaban dari chorong taekwoon kembali memainkan piano di hadapannya.
Anjebuteo naega byeonhangeonji
Neomu babbeun saenggwal soge jichyeo isseotnabwa
But step by step I’ve realized
Nae gyeoten nal wonhago
“eoh i.ini la.lagu bi oppa ?” tanya chorong. Taekwoon hanya mengganggukan kepalanya menjawab pertanyaan chorong.
‘Nae gyeote nal wonhago eungwonhaneun niga hangsang itdeon geol
I, I wanna say these words to you
I, I, I love you’ lanjut mereka berdua
“suaramu bagus chorong-ah” puji taekwoon setelah menyelesaikan lagu mereka.
“Suaramu juga bagus sunbae hhehe”
Hening, lagi-lagi mereka tak bersuara, mereka terlalu asik dipikiran masing-masing. TENG TENG TENG. Bel tanda masuk berbunyi, keduanya keluar bersama dalam diam dan berjalan kearah kelas masing-masing.
“chorong-ah” panggil taekwoon memecah keheningan.
“nne” jawabnya. ‘tumben sekali’ pikir chorong.
“apa sepulang sekolah kau sibuk? Mau jalan bersamaku?” tanya taekwoon to the point.
“eoh? N.ne baiklah” chorong terus menundukkan kepalanya. Ia tahu pasti saat ini mukanya seperti udang rebus.
“baiklah sampai jumpa sepulang sekolah” kata taekwoon sambil mengacak-acak rambut chorong dan langsung pergi begitu saja.
***
-sepulang sekolah-
15 menit sudah Taekwoon berdiri disamping gerbang menunggu gadis yang sepertinya sudah mencuri hatinya. Entah kenapa ia enggan untuk pergi dari tempat itu walau sudah menunggu selama itu. Gadis yang sedari tadi ia tunggu akhirnya datang.
“hah.hah.hah, mianhae sunbae-ya, aku harus bertemu kepala sekolah terlebih dahulu, apa kau sudah lama menunggu disini?” katanya sambil terus mengatur nafas.
“15 menit” jawabnya singkat. Chorong merutuki dirinya sendiri kenapa ia harus bertanya hal itu.
“mianhae” ucapnya menyesal.
Taekwoon berjalan kearah sepeda motor yang terparkir tak jauh darinya. Chorong hanya mengekor, tak berani mengeluarkan sepatah kata pun. “naiklah” perintah taekwoon, chorong hanya menurut dan naik ke motor taekwoon.
Taekwoon menghentikan motornya di sebuah taman, chorong baru menyadari kalau ini adalah taman yang beberapa hari lalu ia datangi dan bertemu dengan namja minim ekpresi di depannya -selain di sekolah-. Mereka pergi mengelilingi taman ini dan duduk di sebuah bangku taman yang menghadap ke danau. Dan lagi-lagi tak ada yang mengeluarkan suaranya.
“chorong eonni” panggil seorang gadis yang di temani seekor anjing. Chorong dan taekwoon menoleh ke sumber suara. Gadis itu melambaikan tangan padanya dan menghampiri chorong dan taekwoon. “eoh, ada leo oppa juga, annyeong” sapa gadis itu –namjoo- . dia adalah adik kelas chorong juga adik dari kim won shik -sahabat taekwoon-. GUK GUK GUK, anjing yang di bawa gadis itu menggonggong kearah chorong.
“AAAA namjoo singkirkan anjingmu” sontak chorong menaikkan kakinya dan memeluk taekwoon ketakutan.
“mianhae eonni aku lupa kalau kau takut anjing” kata namjoo menenangkan chorong.
Taekwoon mengambil anjing yang di bawa namjoo dan menggendong anjing itu “apa yang kau takutkan? Anjing ini lucu” kata taekwoon sambil mengelus anjing namjoo. “sunbae!” Chorong yang baru menyadari kalau taekwoon sedang menggendong anjing langsung menjauh dari taekwoon dan memeluk namjoo. Namjoo yang bingung harus berbuat apa hanya berdiri di samping chorong sambil menenangkannya dan meyakinkan chorong kalau anjingnya tidak akan menggigitnya. Saat namjoo terus menenangkan chorong, taekwoon malah asik bermain dengan anjing namjoo. Setelah agak tenang chorong melihat kearah taekwoon, namja itu nampak akrab dengan anjing di hadapannya, terlihat jelas di raut mukanya yang biasanya datar kini terseyum, mau tak mau ia ikut tersenyum melihat namja itu tersenyum.
“eonni kau yeojachingu leo oppa?” tanya namjoo.
Chorong mengalihkan pandangannya “bukan” jawabnya singkat dan kembali memperhatikan taekwoon.
“kau menyukainya?” tanya namjoo lagi. Chorong terdiam memikirkan apa yang harus ia jawab, bahkan sampai saat ini ia tak tahu bagaimana perasaannya terhadap taekwoon. Chorong hanya mengangkat kedua bahunya.
“walaupun dia dingin dia tidak sedingin yang kau pikirkan eonni, dia baik juga perhatian, kau beruntung bisa dekat dengannya” kata namjoo.
“kalian membicarakan ku?” tanya taekwoon datar.
“kau percaya diri sekali oppa. Hmm sepertinya aku harus pergi, tidak enak jika terus mengganggu orang yang sedang berkencan hhehe, annyeong” pamit namjoo. Setelah namjoo pulang mereka berdua memutuskan untuk pergi ke kedai es krim dan menghabiskan waktu disana,mengenal satu sama lain dan bersenda gurau bersama.
---
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, waktu terus berjalan dan hubungan mereka bukan lagi hoobae-sunbae, bukan juga teman, kini mereka sudah menjadi sepasang kekasih, orang-orang di sekolah menyebutnya ice couple menginggat keduanya memiliki sifat yang sama-sama dingin. Mungkin orang-orang heran melihat mereka, bagaimana bisa dua manusia yang sama-sama dingin bisa menjadi sepasang kekasih, tapi inilah mereka –taekwoon-chorong- ice couple. Hari ini tepat bulan kelima sejak mereka berpacaran. Tidak seperti bulan-bulan sebelumnya kali ini mereka merayakan hari jadi mereka.
“sunbae” panggil chorong.
“aish chagi ini sudah bulan ke-5 dan kau tetap memanggilku seperti itu?”
“lalu aku harus memanggilmu apa? aku sudah terbiasa memanggilmu seperti itu”
“hhh, lupakan”
“baiklah baiklah, jadi aku harus memanggilmu apa? Oppa? Taekwoon oppa? Leo oppa? Chagi?”
“oke panggilan terakhir, dan jangan pernah memanggilku sunbae lagi, atau kau akan mati ditanganku arra?”
“kau mengerikan”
“tapi kau maukan sama namja mengerikan seperti ku?” goda taekwoon.
“hhh, aku menyerah kalau kau sudah seperti ini”
Keduanya tertawa dan kembali menyantap makanan mereka, malam ini akan menjadi malam terakhir mereka di bulan ini. Taekwoon serta keluarganya harus pindah ke kampung halamannya di daegu. Sebenarnya taekwoon tak ingin pindah tapi kerena neneknya sakit keras dan salah satu permintaannya adalah agar semua anak-cucunya ada di sana, mau tak mau taekwoon ikut pindah ke daegu. Chorong terdiam membayangkan hari-hari kedepan tanpa seorang jung taekwoon di sisinya. Tak terasa air matanya mengalir begitu saja. Ia belum siap untuk menjalani LDR.
“chagi jangan menangis, kalau seperti ini aku semakin berat untuk meninggalkanmu” kata taekwoon lembut sambil menghapus air mata di pipi chorong. Taekwoon mendekatkan dirinya dengan chorong memeluk tubuh mungil yeojanya, chorong memeluk taekwoon erat dan menangis semakin keras di pelukan taekwoon.
“hey sudahlah aku terlihat seperti namja jahat sekarang” taekwoon mengangkat kepala chorong menatap mata yeoja didepannya, “dengarkan aku, aku berjanji akan selalu menghubungimu, menemuimu setiap akhir bulan, dan aku tak akan meninggalkanmu. Saranghae” taekwoon mendekatkan kepalanya memotong habis jarak di antara mereka, dan membiarkan bibirnya menempel di bibir mungil chorong. “jangan menagis lagi, kumohon” pinta taekwoon setelah melepas tautan bibirnya. “nne, nado saranghae chagi” Chorong menghapus sisa-sisa air matanya dan kembali memeluk taekwoon erat.
---
Waktu sudah menunjukan pukul 1 malam tapi chorong belum bisa untuk tertidur. Bayangan taekwoon terus ada dalam pikirannya, mengingat semua yang mereka lewati beersama, mulai dari awal mereka bertemu, kejadian di taman, kencan yang gagal karena seekor anjing, saat taekwoon menyatakan perasaannya dan semua yang mereka lewati bersama.
-flashback-
Chorong pov
Drrttdrrtdrrt, getar dari ponselku, langsung kusambar ponselku.
-namja es
Malam chorong-ah
Tumben sekali pikirku saat melihat pesan dari taekwoon sunbae.
-chorong
Malam juga sunbae
Balasku, tak butuh waktu lama ponselku kembali bergetar
-namja es
Kau sedang apa?
-chorong
Bosan
Balasku seadanya
-namja es
Bosan kenapa? Hmm mau bermain?
-chorong
Main? Main apa?
-namja es
Truth or dare
-chorong
Baiklah
Kami pun bermain truth or dare, untunglah ada taekwoon sunbae yang mengajakku bermain kalau tidak aku bisa mati kebosanan di kamar ini. Satu yang membuatku terkejut saat aku tak segaja memberikan dare untuk menyanyikan lagu untukku.
Just be my girls friend my girl friend my girl friend my girl
Be my girls friend my girl friend my girl friend my girl
Narang sagyeojullae neorang haengbokhallae
Just be my girls friend my girl friend my girl friend my girlfriend
Di sebrang sana ia bernyanyi, detak jantungku berdetak cepat. Chorong ah apa yang terjadi padamu bukankah ia hanya menjalankan tentangan yang kau berikan.
“so, wanna be my girlfriend?” tanyanya setelah selesai menyanyikan lagu itu.
“eoh, nggg.nggg. ini serius sunbae atau hanya permainan? Bahkan aku belum memilih truth or dare” jawabku polos
“aku serius rongie” katanya lembut.
Aku menggigit bibirku, ini terlalu cepat. Aish ottae? Aku mengacak rambutku frustasi, tak tahu harus menjawab apa.
“aku tahu ini terlalu cepat, dan aku tak akan memaksamu untuk menjawabnya sekarang” lanjut taekwoon sunbae.aku menghembutkan nafas lega setidaknya aku bisa memikirkan jawaban yang tepat.
-flashback end-
Truth or dare, permainan yang paling mengesankan bagiku, berbeda dengan orang lain dengan permainan ini ia menyatakan perasaannya padaku. Jung taekwoon namja es yang sangat perhatian dia memiliki cara tersendiri dalam menunjukkan rasa perhatiannya. Walaupun hubungan kami terlihat datar tapi sebenarnya tidak begitu. Diantara dua buah hati yang seperti es ada cinta yang membuat es itu meleleh dan tidak akan membiarkannya kembali membeku. Ya aku yakin itu dan dia tak akan meninggalkanku walau jarak memisahkan kita. Aku yakin itu.