[FLASHBACK]
Apa yang sedang ku lalukan disini? Saat ini aku sedang duduk di kursi undangan tempat perikahan Kai. Mungkin seharusnya aku tidak datang, mengingat diriku sendiri sudah dicampakkan sebelah pihak olehnya. Tapi mendadak kedua lututku langsung lemas saat kutahu bahwa Yonna yang menikah dengan Kai adalah anak seorang pemilik perusahaan besar yang sudah mendunia dan aku tidak sengaja mendengar kalau Kai memang sudah dijodohkan dengannya sejak beberapa tahun yang lalu. Tanpa terasa, air mataku sudah menetes. “kedua mempelai silakan saling bertukar cincin.” Aku benar-benar menyaksikan pemandangan ini. Kai memberikan cincin pernikahan kepada mempelai wanita, wajahnya terlihat bahagia. Dia bahkan tersenyum dan mencium kening Yonna itu setelah memakaikan cincin dijari manis Yonna. Betapa tidak karuannya perasaanku saat itu.
Lay temanku yang menemaniku datang ke acara pernikahan Kai dengan Yonna perlahan mengusap-ngusap pundakku saat melihatku menangis. “Sudahlah ikhlaskan dia” Lay menguatkanku. Tapi aku menghiraukan kalimat Lay. Aku memutuskan untuk bangkit dari tempat dudukku dan berlari meninggalkan gedung itu. Kulihat beberapa pasang mata menatap kearahku saat melihat diriku berlari keluar. Tapi tidak kupedulikan mereka. Aku terus berlari hingga ke atap gedung. Sesampai disana, aku menangis sejadi-jadinya. Kutumpahkan semua airmataku disana. Kutumpahkan kekecewaan ku terhadap Kai. Semua yang indah dulu bersama Kai berubah secepat ini. *PUK!* kurasakan seseorang menepuk pundakku, aku menoleh perlahan tanpa ekspresi. Kulihat didepanku sudah berdiri seorang namja yang memiliki kulit putih, tinggi mengenakan jas yang cukup rapih sedang berdiri dihadapanku. Dia mengulurkan saputangan kepadaku. “Hapus dulu airmatamu” katanya seraya menyerahkan saputangannya kepadaku. “Terima kasih” jawabku pelan sambil meraih saputangannya. “tak ada yang perlu kau tangisi, percuma kau menangis… dia tidak akan kembali kepadamu lagi.” Kata namja itu. Lalu kurenungkan kata-kata darinya itu.
“benar juga untuk apa aku menangis” sambil menghapus airmata dengan saputangan pemberian namja itu. “ dari pada kau menangisinya, lebih baik kau buka hatimu untuk pria lain” ucapnya. “iya benar tidak seharusnya aku menangisinya. Terima kasih sudah mau peduli” kataku. Kulihat dia tersenyum. Dia sangat tanpa sekali ketika tersenyum, dan kenapa aku baru menyadarinya padahal dia sudah bersama ku sedari tadi. “ohiya siapa namamu?” Tanyaku penasaran. “Oh Se hun imnida” jawabnya. “aaah~ boleh kupanggil oppa?”. Oh Se hun “kau memang harus memanggilku begitu”. “baiklah, kenalkan namaku [YOUR NAME]”. Oh Se hun “salam kenal juga”.
[FLASHBACK END]
[POV] Dan disinilah kami sekarang. setelah akrab selama hampir 2 minggu, kami memutuskan untuk berpacaran. Aku memberinya nama panggilan Sehun, kenapa? karena dia pelindungku. Saat sebelum kami pacaran, dia berjanji untuk selalu berada disisiku dan melindungi serta menjagaku. Awalnya kupikir itu hanya bercanda, tapi ternyata dia benar-benar melakukannya. Sehun selalu menelpon tepat ketika aku membutuhkannya, dia menjemputku selesai aku kerja, dia juga akrab dengan kedua orangtuaku bahkan ketika dimalam hari aku tiba-tiba mendapat mimpi buruk dan menelponnya, dia rela datang kerumahku hanya untuk mengecek keadaanku. Sehun memberikan sebuah perasaan... yang beda saat aku masih bersama dengan Kai. saat bersamanya (Sehun), aku benar-benar merasa nyaman.
Kami sudah dua bulan berpacaran, sekarang kami sedang berada di salah satu restoran yang direkomendasikan oleh temannya Sehun. salah satu yang membuatku betah adalah. Setiap kali kami pergi kencan, aku sama sekali tidak mengeluarkan uang. Sehun selalu memaksaku agar tidak mengeluarkan uangku dan membiarkan dia yg membayar semuanya dengan alasan "membayar saat kencan adalah tugas seorang lelaki". Terkadang karena hal itu,kami sering bertengkar.seperti saat ini.. Sehun “Sudah aku saja yang bayar”. “Oppa..ini sudah yang keberapa kalinya? Sudah untuk kali ini aku yang bayar!” Ucapku.Sehun “Tidak usah..”. “Aku saja yang bayar!!” aku menegaskan kalimat terakhirku sambil melotot ke arah Sehun. Akhirnya dia menyerah, kulihat dia sedikit memanyunkan bibirnya. Benar-benar terlihat lucu ekspresinya saat itu. Sehun berkata “kau tahu? Kau menjatuhkan harga diriku.”. Aku tertawa terbahak-bahak mendengar kalimatnya. Aku berkata “justru harga diriku sebagai wanita yang jatuh kalau setiap saat ditraktir olehmu. Setelah sedikit pertengkaran di restoran dan aku sudah selesai membayar, kami memutuskan untuk berkeliling sambil berjalan kaki. Kami bergandengan tangan, tertawa bersama sambil mengamati satu-persatu etalase took yang ada dijalan. Berkali-kali Sehun menawarkan apakah ada barang yang ingin kubeli atau tidak. Berkali-kali juga aku menjawab “tidak usah, aku tidak butuh apa-apa saat ini”. Langkahku terhenti di salah satu toko, Sehun yang melihatku tiba-tiba berhenti langsung heran dengan tingkahku saat itu. “Ada apa?”Tanya Sehun. Tapi aku tidak mendengarkannya, mataku terpaku pada sosok yang berada didalam toko tempatku berdiri saat itu. Ya, aku melihat Kai sedang berada didalam toko itu bersama dengan..istrinya. Hatiku seketika mendadak terasa sakit, semua kenangan pahit yang sudah hilang tiba-tiba kembali. Sehun yang melihat perubahan ekspresi di wajahku langsung ikut melihat kearah siapa yang sedang aku tatap saat itu. Wajab Sehun juga mendadak terlihat geram, ia langsung mengencangkan genggaman tangannya. “Ayo pergi dari sini!” Katanya dengan ekspresi marah.
Akhirnya kami pergi menjauh dari toko itu. Aku tahu, Sehun marah bukan karena dia melihatku sedang menatap kembali Kai, mantan kekasihku, tapi ia pasti marah karena melihat mantan kekasihnya istri Kai sekarang sedang tertawa bahagia bersama pria lain, bukan dirinya. Saat ini kami sedang berjalan menjauh, aku berjalan dibelakang sambil ditarik oleh Sehun. Ia menggenggam tanganku sangat kuat. “Oppa lepaskan,tanganku sakit..”kataku merintih kesakitan karena genggaman tangan Sehun memang sangat kuat, tapi dia tidak mendengarkanku. “Oppa,aku bisa berjalan sendiri..lepaskan tanganku…” tapi Sehun tetap tidak mendengarku, dari jauh kulihat ekspresi wajahnya seperti ingin menangis. “Oppa!!”teriakku kesal, sekuat tenaga kucoba menghentikan langkahku. *GREP!* Sehun berbalik badan dan langsung memelukku, dia memelukku dengan sangat erat. Aku kaget lalu terdiam seketika dan bingung saat dipeluk olehnya. Ku dengar suara isakkan dari dekat bahu kananku. Samar-samar aku mendengar suara Sehun berkata “tolong…lu..pakan..dia” karena dia berbicara dengan suara terisak, aku hanya mendengar itu saja. “Oppa, bukankah kau marah karena melihat mantan kekasihmu tadi?”. Kurasa Sehun menggelengkan kepalanya. “jadi karena aku?”tanyaku penasaran. “Ya…” jawabnya. Hatiku mendadak ciut mendengar kata singkatnya itu. Oh tuhan, pria yang sedang memelukku ini benar-benar menyayangiku. Dia benar-benar tulus menyayangiku, dia bahkan menangis untukku. Bahkan dulu selama berpacaran dengan Kai, Kai tidak pernah menangis sedikitpun untukku.. masih kuingat kalimat ibuku dulu “pria yang benar-benar tulus menyayangimu adalah pria yang rela menangis untukmu”. Tiba-tiba aku teringat kalimat dari temanku, Kris "suatu saat, kau pasti akan menemukan pria yg rela berkorban untukmu,melebihi Kai..". Airmataku pun mulai menetes... Perlahan kedua tanganku kuangkat dan mulai merengkuh Sehun yang memang sedari tadi masih memelukku.
“Oppa….maafkan aku, selama ini aku tidak sepenuhnya menyayangimu..padahal kau benar-benar sudah tulus menyayangiku” kataku sambil memeluk Sehun. Sehun melepaskan pelukkannya dariku. “sekarang kau sudah mengerti”. Aku ”*mengangguk* iya..maafkan aku oppa”. “Syukurlah.. Sudah hampir sebulan aku bersabar dan menunggu kau menyadari perasaanmu dan melupakan mantanmu itu...bukan,bahkan lebih.”. “Lebih??”. “yaa, kau tahu? Saat dulu aku tau bahwa kekasihku itu akan dijodohkan,aku sama sekali tidak merasa sedih..aku justru Mengkhawatirkan perasaan wanita yg dicampakkan oleh pria yang akan dijodohkan dengan kekasihku itu, itu pasti sangat menyakitkan. Saat pernikahan. Kulihat seorang gadis tiba-tiba berlari keluar dari gedung, bisa kutebak itu adalah mantan kekasih dari mempelai pria. Ku ikuti gadis itu sampai keatas gedung. Dan benar saja, gadis itu menangis sejadi-jadinya disana. Pasti luka dihatinya sangat dalam. Sejak melihat pemandangan itu, kuputuskan di dalam hatiku kalau aku akan mengobati luka dihatinya dan membuatnya tersenyum kembali. Kurasa kau tahu siapa gadis itu..”. *aku menelan ludah* sudah selama itukah?” tanyaku. “ tidak juga.. awalnya aku hanya berniat untuk membuatmu tersenyum kembali, tapi tanpa kusadari, aku justru sudah terbawa arus terlalu jauh. Aku tidak bisa melupakanmu, perlahan-lahan aku mulai benar-benar menyayanginmu. Apalagi ketika kau member pangillan itu, aku mulai berpikir “gadis ini benar-benar membutuhkanku, akan jadi bagaimana dia jika aku meninggalkannya?. Dan jadilah seperti sekarang~ aku minta maaf karena aku tadi cemburu,aku hanya tidak mau kau kembali mengingat kenangan2 pahitmu dulu.”. “aku tidak menyangka kau memikirkanku sampai sejauh itu..”. Sehun “jeongmallyo?”. “ne, kupikir kau hanya butuh pelampiasan saja.”. “ahahaha…. Seandainya kau kujadikan pelampiasan, aku tidak akan mau merelakan uang dan waktuku demi dirimu.”. “Jangan bahas-bahas uang!! Kau sendiri yg memaksaku agar tidak mengeluarkan uangku”. “oh iya.. Tentu saja! Itu tugas seorang lelaki,apa dulu Kai tidak begitu?”. “hhmm...kalau dengan Kai, biasanya saat kencan kami akan adu suit untuk menentukan siapa yang akan mentraktir hari ini.”. Sehun “hasilnya??” . “tergantung keberuntungan,terkadang aku yang kalah.. Tapi biasanya aku memasang aegyo agar Kai saja yang mentraktir & dia akhirnya menyerah.”.“baiklah,kita jangan pernah lakukan cara itu!!” Tegas Sehun. “waeyo? Kau cemburu lagi?”. “bukan..karena aku tidak jago suit,aku pasti kalah terus.”. Kami pun tertawa bersama, siapa yang sangka kalau suasana sedih yg tadi kami rasakan sekarang sudah berganti menjadi canda tawa. Kami pun melanjutkan berjalan sambil tetap bercanda,kami bahkan sudah melupakan suasana sedih yg kami buat beberapa puluh menit yang lalu.
Hubungan kami memang dimulai dari rasa sakit karena dikhianati oleh mantan kekasih masing2, tapi itulah yg membuat kami bisa bangkit. Dan memulai lembaran kami yang baru. Berlandaskan rasa sayang yang baru dimulai,perjalanan kami masih sangat panjang. “Oppa..”. “Ne??”. “Berjanjilah satu hal padaku..”. “Apa??”. “Tetaplah seperti ini, teruslah menjadi pelindungku dan tetaplah disisiku.”. “As your wish, honey…”. *GREP*. Sehun menarik tanganku dan mencium bibirku ditempat umum. Ah sudahlah ♥
THE END