home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Two Side Of Coin

Two Side Of Coin

Share:
Author : deerdew1
Published : 04 Jul 2014, Updated : 04 Jul 2014
Cast : Kim Nam Joo (APink), Lee Jun Young (U-Kiss), Kim Taehyung (BTS)
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |705 Views |1 Loves
Two Side of Coin
Synopsis

Cast      :  
         - Jun (U-Kiss)
         - Namjoo (A Pink)
         - V (BTS)
Genre    : Fantasy, Romance

===============================  1  ================================

Gadis berambut sebahu itu berlari menyusuri lorong gelap dan lembab, ia ketakutan namun tetap berlari tanpa berhenti. Ia sampai di mulut lorong dan menemukan sebuah jalan raya yang lumayan sepi. Ia berhasil keluar dari rumah bordil yang cukup terkenal di daerah Seoul, ia melarikan diri menyusuri drainase dan berhasil keluar rumah bertingkat dengan atap tradisional Korea Selatan itu. Ia berlari tanpa menengok lagi, ia takut seseorang mengikutinya dan ia tertangkap.

Haraboji*, bisakah kau memberiku tumpangan aku ingin ke terminal terdekat” Gadis itu menemukan sebuah mobil yang melewati jalan raya itu dan menghentikannya. Seorang kakek berambut putih mengendarai mobil itu dan menatap gadis yang menghentikannya.
“Kau dari mana agassi*? Kau tampak berantakan” tanya kakek itu menatap tubuh basah Namjoo.
“Aku... aku diculik seseorang dan berhasil kabur. Tolong aku haraboji... aku ingin pulang” ucap gadis itu.
“Akan lebih aman jika kau ke kantor polisi, apa lebih baik jika aku mengantarmu kesana?” tanya kakek itu. Gadis itu hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobil.


Namanya adalah Kim Namjoo, ia seorang gadis cantik dari keluarga kaya raya. Namun nasib sial menimpanya, ayahnya tertipu oleh rekan bisnisnya dan berhutang banyak. Ayahnya yang merasa tak adil melaporkan rekan bisnisnya ke polisi namun setelah ia melaporkan hal itu, besoknya ia terbunuh. Rekan bisnisnya membunuh keluarga Namjoo di depan matanya dan menyeret Namjoo menuju rumah bordil miliknya. Namjoo gadis yang sangat menarik, siapapun yang melihat akan menyukainya dan rekan bisnis ayahnya melihat Namjoo sebagai ladang uang.

---FLASHBACK---
“Kau harus ikut denganku!!” ucap pria seusia ayahnya mungkin lebih muda beberapa tahun.
Shireo*! Lepaskan aku! Kau benar-benar licik!” ucap Namjoo.
“Kau begitu cantik dan menggiurkan, begitu sayang jika aku membunuhmu. Aku punya pekerjaan untukmu, kau masih suci pasti akan sangat mahal jika kau kutaruh di pelelangan” ucap pria itu. Namjoo bergidik mendengarnya ia sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya nanti. Orang itu membawa Namjoo menuju rumah bertingkat tiga sebagai main house dan terdapat beberapa paviliun disekitarnya. Rumah-rumah itu beratap tradisional, terdapat halaman luas yang menghampar di depan main house. Serta terdapat sebuah kolam yang mengitari main house, dimana jembatan kecil menjadi penghubung antara halaman menuju main house. Namjoo di seret menuju paviliun kanan tempat para wanita prostitusi berada.  “SHINYOUNG!” teriak pria itu. Seorang wanita tua dengan wajah tidak ramah muncul dan membungkuk dihadapannya. “Rias gadis ini dan bawa ke pelelangan segera!” ia menyerahkan Namjoo dengan kasar pada wanita itu.
“Baik tuan” ucap wanita itu menyeret Namjoo menuju sebuah ruangan. Namjoo dilulur dengan body scrub, lalu dimandikan dengan body cleanser, harum menyeruak ke hidung Namjoo. Ia melirik produk yang digunakan wanita tua itu.
"Shinzu'i" eja Namjoo pada produk yang digunakan oleh wanita tua itu.
“Kulitmu jelek sekali... Produk ini sangat baik untuk kulit wanita. Setelah kau menggunakannya, kulitmu akan bersinar dan tampak lebih putih. Karena putih itu Shinzu'i!" ucap wanita tua itu tampak tersenyum senang bak bintang iklan. "Setelah selesai jangan lupa kau gunakan body lotion-nya agar kulitmu tetap lembab dan tidak kering, mangerti?!" perintah wanita itu sebelum akhirnya ditinggalkan sendirian di dalam ruangan. Namjoo melirik beberapa botol body lotion bermerek Shinzu'i itu sebelum melirik wanita tua yang sebelumnya. “Aku akan kembali dalam 10 menit lebih baik kau segera mengganti pakaianmu!” ucap wanita itu. Ruangan yang dipakai Namjoo adalah bagian dari paviliun terbesar. Ada sebuah jendela besar yang menghadap kolam disekitar main house. Namjoo bisa melihat main house mulai ramai dan mulai beraktivitas. Ia mengecek pintu ruangannya dan menggedornya berkali kali.
“LEPASKAN AKU!!! LEPASKAN AKU SEKARANG JUGA!!” Namjoo berteriak berkali-kali, meskipun ia tahu itu hal yang sia-sia ia tetap mencoba. Namjoo membuka jendelanya dan melihat sekeliling. Jika ia keluar dari jendela, kolam besar yang mengelilingi main house langsung menantinya. Ia tidak tahu seberapa dalam kolam itu, apakah aman jika ia melompat namun ia tetap melakukannya. Namjoo memang gadis yang bisa dibilang sangat nekat.

BYURR

Kolam itu cukup dalam ternyata, namun apa jadinya jika juara olimpiade renang tenggelam di kolam. Namjoo mempunyai titel sebagai ‘The Mermaid’ bukan tanpa alasan, air dan Namjoo begitu akrab. Namjoo menyelam dan menemukan sebuah lubang yang tertutup. Dalam film jika penutupnya dibuka maka ia akan sampai di saluran air kota bawah tanah. Ia memaksa dirinya untuk menahan napas lebih lama dan membuka penutupnya sekuat tenaga. Berhasil. Ia terseret aliran kencang air dan berakhir di sluran air kota seperti pikirannya.
ARGHHHH” Namjoo meringis pelan. Air kotor yang bau membasahi tubuhnya. Ia berenang ke tepian dan menyusuri lorong gelap dalam saluran itu, entah kemana lorong itu membawanya asalkan jauh dari rumah bordil itu ia tak masalah.

----FLASHBACK END---


Namjoo diturunkan di kantor polisi terdekat, ia berterimakasih pada kakek yang mengantarnya. Namjoo tidak masuk ke dalam, ia tahu, tahu seperti apa kuasa pria yang membawanya ke rumah bordil itu. Saat ayahnya melaporkannya ke polisi, ia berakhir dengan tragis. Jika ia melapor polisi, ia khawatir akan berakhir lebih parah dari sekedar dijadikan pelacur. Namjoo berjalan tanpa arah dan kedinginan. Air yang membasahi seluruh tubuhnya membuatnya rentan terhadap angin yang berhembus. Ia melihat sekelilingnya dan berpikir.
Appa*, eomma*, maafkan anakmu kali ini saja! Aku tidak bisa mati kedinginan disini” Namjoo menatap langit sebelum mengendap ke salah satu rumah yang ia lewati. Ada pakaian yang masih menggantung di luar rumah yang ia lewati. Sudah kering, sepertinya pemilik rumah belum pulang untuk mengangkat pakaian yang ia jemur. Namjoo memanjat pagar bata yang menghalangi dirinya masuk. Pagar itu hanya setinggi bahunya, jadi ia pikir ia bisa melompat. Namjoo memang anak perempuan, ia anak orang kaya dari keluarga terpandang, namun bukan berarti ia tak bisa melakukan apapun. Namjoo mahir dalam berenang dan bela diri, ia sering melompati pagar rumahnya yang cukup tinggi hanya untuk kabur dan bersenang-senang dibandingkan harus belajar tentang manner yang sangat membosankan baginya. Ia bersyukur dia bukan anak perempuan yang menurut sebelumnya. Namjoo mencuri beberapa helai pakaian itu dan mengganti pakaian basahnya dengan pakaian kering.

BREMMM

Suara derungan mobil yang berhenti tiba-tiba mengaggetkannya. Ia tahu pemilik rumah sudah pulang. Ia bersembunyi dibalik semak sebelum mencari kesempatan untuk keluar.
“Bagaimana bisa kau menyerah terhadap Taehyung begitu saja?! Yeobo! Dia anak kita satu-satunya! Bagaimana kau bisa bilang kalau kita merelakannya? Yeobo!” kau mendengar isakan tangis seorang wanita yang masuk ke dalam rumah. Seorang laki-laki yang sepertinya adalah suaminya hanya menunduk tanpa menjawab isakan istrinya. Namjoo tak mempedulikannya, bukan karena ia tidak mau tapi ini bukan saat yang tepat untuk peduli pada orang lain.

Namjoo masih terus berjalan menuju terminal, ia lelah dan lapar namun tak memiliki uang sepeser pun. Ia agak khawatir bagaimana ia bisa bertahan hidup ke depannya. Ia tak bisa menyerah, ia tidak boleh menyerah, pikiran postifnya membawanya beranjak dari tempatnya entah kemana ia akan pergi ia tak peduli.

***

“Lee Junyoung!” panggil seseorang pada pria berambut hitam yang sedang duduk bersantai di pasir.
Oi..hyung*!” orang yang dipanggil Lee Junyoung itu menyahut pria yang memanggilnya. “Ah kau harusnya memanggilku Jun saja, jika kau memanggil nama lengkapku pasti ada hal yang tak beres” tambahnya
“Setiap hari kerjamu hanya duduk di pantai, kau tidak ingin membantuku sekali-kali?” tanya pria yang mirip dengan wajahnya.
Hyung, aku membantumu untuk menyelam mengumpulkan kepiting, gurita, dan makhluk laut lainnya untuk kau jual. Apanya yang hanya duduk?” tanya Jun pada pria itu.
“Setidaknya kali ini kau bantu aku untuk menjualnya, kita akan ke Seoul dan kau harus ikut!” ucap pria itu. Jun hanya mengerang, ia tidak suka berada jauh dari rumahnya namun ia tetap mengiyakan ucapan pria yang dipanggil hyung olehnya itu. Satu-satunya keluarga yang ia miliki, kakak laki-lakinya, Lee Kiseop.

Lee Junyoung dan Lee Kiseop, mereka adalah anak nelayan. Mereka tinggal di pesisir pantai Kota Incheon. Ayahnya meninggal di laut, dan ibunya meninggal tak lama setelah kepergian ayahnya. Mereka tak sendiri sebenarnya, mereka diasuh oleh paman dan bibinya. Pamannya adalah seorang petani garam dan rumput laut, sedangkan bibinya adalah seorang shaman*. Begitulah orang-orang di pesisir itu menyebutnya, ia merupakan ahli roh atau dengan kata lain ia seorang dukun. Namun itu hanya kemampuan yang diturunkan oleh orang tua bibinya dan tak bisa ditolak, sejatinya ia hanya seorang istri yang membantu suaminya bertani garam dan rumput laut.
Samchon* aku akan ke Seoul” ucap Kiseop pada lelaki tua berambut putih itu.
“Berhati-hatilah” ucap pamannya. Bibinya hanya diam sebelum menampakkan wajah terkejutnya. Mereka tahu, jika bibinya begitu maka ia baru saja mendapat pengelihatan.
“Apa Jun ikut?” tanya bibinya. Kiseop hanya mengangguk. “Bisakah jika Jun tidak ikut?” tanyanya lagi.
“Memang ada apa?” tanya Jun yang baru saja bergabung.
“Kau akan dapat masalah jika kau ikut” bibinya menyisir rambut Jun dengan tangannya.
“Ayolah imo*, dia akan baik-baik saja. Aku pastikan itu” Kiseop menarik tangan Jun dan memasukkannya dengan paksa ke dalam pick up. Jun sedikit mengeluh dengan tingkah Kiseop yang dianggapnya kasar.
Hyung, kau tidak dengar apa kata imo! Bagaimana jika sesuatu terjadi padaku?” tanya Jun khawatir.
“Kau terlalu banyak bergaul dengan imo, kau masih percaya pada shaman di jaman milenium ini? Oh Jun! Kita mungkin tinggal di pesisir, tapi kita harus tetap berlogika!” ucap Kiseop mengendarai mobil pick upnya.
“Tapi pengelihatan imo selalu benar hyung! Kau ingat saat ia meramal akan terjadi sesuatu pada appa? Karena appa tak percaya ia tenggelam di laut. Itu juga terjadi pada tetangga kita Tuan Park, dan juga pada...” Jun tidak melanjutkan ucapannya karena Kiseop memotongnya.
“Jun! Itu hanya kebetulan! Tak akan terjadi sesuatu padamu, percaya padaku!” Kiseop menaikkan nada suaranya hingga membuat Jun hanya diam.

***

Pria berambut coklat itu, beralis tebal itu terjebak dalam sebuah hutan. Hutan gelap, hingga tak ada seorang pun yang tinggal atau pun lewat begitu saja. Ia tidak sengaja datang ke hutan ini, tapi ia tersesat, bukan tersesat tapi memang sengaja disesatkan.
“Aku harusnya berpikir dua kali jika ingin mengencani seorang wanita! Lihat apa yang kulakukan? Berpacaran dengan seorang penyihir! Entah apa namanya dia! Wanita sialan!” dia mengumpat seraya menyusuri hutan gelap itu.

Namanya Taehyung, Kim Taehyung. Ia terjebak dalam hutan ini setelah mantan kekasihnya menyeretnya paksa menuju rumahnya. Taehyung adalah pria populer di kampusnya, wanita mana pun akan tergila-gila padanya. Ia memang berlagak keren dan dingin dihadapan semua wanita, namun ia tak akan menolak jika setiap wanita ingin berkencan dengannya. Salah satunya adalah gadis penyihir bernama Jihyun, dia bukan penyihir sebenarnya lebih tepatnya ia senang belajar ilmu gaib. Dia wanita yang baik pada dasarnya, namun tingkah Taehyung membuatnya sakit hati dan berubah haluan.
“TAEHYUNG!” gadis cantik berambut indah itu menghadang langkah Taehyung.
“Minggir kau wanita terkutuk!!” Taehyung tak mempedulikan gadis itu.
“Kau tahu kan? Jika aku tak bisa memilikimu, yang lain juga tidak! Kau pria sombong! Aku tidak akan menculikmu jika saat itu kau menurutiku untuk bertemu! Aku hanya ingin bertemu denganmu!! Aku tak masalah jika kau memutuskan diriku, tapi apa yang kau lakukan padaku? Kau menghinaku di depan murid lain dan menginjak-injak harga diriku! Kau menyetubuhiku lalu merekamnya dan memberikan rekaman itu untuk teman-temanmu! Kau membuatku menjadi wanita murahan dalam sehari kau benar-benar keterlaluan!!” ucap Jihyun.

BRAKKK

Tubuh Taehyung terhempas angin kencang. Jihyun yang marah membuat segala benda di sekelilingnya bergerak tanpa arah. Taehyung sadar ini bukan hal yang baik untuknya.
“Jihyun-ah*! Maaf, maafkan aku. Aku tahu aku salah tapi kau tak harus sejauh ini kan?” tanya Taehyung.
“Aku akan menjadikanmu satu dari banyak koleksi patung di rumahku! Kau lihat kan? Kau lihat betapa megahnya rumahku dibanding rumahmu, tapi rumahku sangat kosong dan dingin. Aku butuh teman dan sedikit kehangatan darimu. Jika kau tak ingin memberikannya secara cuma-cuma aku akan memaksamu melakukannya!!” Taehyung lari dari gadis itu. Ia tak tahu harus kemana yang pasti dia harus pergi menjauh dari gadis itu. Namun usahanya percuma, Taehyun terbang, tubuhnya melayang di udara. Jihyun ikut melayang dan menghampiri tubuh Taehyung. “Kau tahu aku mencintaimu? Kau tahu rasanya dicintai bukan? Tapi bagaimana rasanya jika tidak ada yang mengenalmu, mencintaimu atau peduli padamu? Meskipun kau berteriak tidak akan ada yang mendengarmu atau mempercayaimu. Kau tahu rasanya? Aku akan membuatmu mengetahui bagaimana rasanya!!” Jihyun membaca mantranya sebelum menekankan ujung jari telunjuknya ke dahi Taehyung. Taehyung berteriak cahaya biru menyebar keseluruh tubuhnya sebelum ia melemah dan tak sadarkan diri.

***

Setelah menyelesaikan urusan di Seoul,  Jun dan Kiseop segera pulang menuju rumah ternyaman mereka di Incheon. Kiseop mengambil jalan yang tak biasa mereka lalui.
“Hyung, kenapa melewati hutan? Kita bisa lewat jalan tol yang lebih cepat” ucap Jun.
“Lewat sini lebih dekat, dan tidak memerlukan biaya” sahut Kiseop.
“Tapi tidak ada yang lewat sini ketika hari beranjak malam” balas Jun lagi.
“Kita akan sampai bahkan sebelum gelap! Kau tidak perlu khawatir Jun” Kiseop menenangkan Jun. Jun merasakan perasaan was-was. Ia merasa tidak tenang, seperti akan ada yang terjadi pada mereka. “Hyung awas!!” Jun berteriak ketika tiba-tiba sebuah pohon tumbang jatuh dari langit. Kiseop menginjak remnya namun mobil yang ia kendarai tidak stabil.
“JUN!!”
“Hyung!!” Jun terhempas ke luar kaca depan mobil, sedangkan kepala Kiseop berhasil menabrak stir yang ia pegang.  "Hyung..." Jun melihat sosok seorang pria entah siapa ia tak mengenalnya, matanya mulai kabur dan pandangannya menjadi gelap. Jun pun kehilangan kesadarannya

 

To be continue~

*)Haraboji : Kakek
Agassi : Nona
Shireo : Tidak mau
Appa : Ayah
Eomma : Ibu
Hyung : Sebutan kakak laki-laki untuk adik laki-laki
Shaman : Ahli roh/Dukun
Samchon : Paman
Imo : Bibi
-ah : Penegas panggilan untuk orang yang dianggap dekat

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK