Sebuah bus terlihat berhenti disebuah halte. Hujan turun sangat deras. Beberapa orang bergegas keluar dari bus dengan payung mereka dan yang lainya berusaha masuk kedalam bus karena udara sangat dingin. Musim gugur kali ini sungguh diluar dugaan. Bahkan udaranya terasa seperti musim dingin saja. Sementara itu seorang namja terlihat duduk tenang dihalte tersebut. Tidak seperti beberapa orang yang sekarang berada dihadapanya. Sepertinya ia memang tak berniat untuk naik bus. Mungkin ia hanya berteduh. Sesekali ia melihat ponselnya dan lalu kembali menatap jalanan dengan tatapan kosong. Ia menarik napasnya dalam dan lalu memutar snapback yang ada dikepalanya ke belakang. Ia merapihkan rambutnya sedikit dan lalu memasukan ponselnya kedalam backpack bertuliskan MCM Munchen. Sebuah mobil berwarna putih berhenti dihalte tersebut. Sekarang seorang yeoja berusia sekitar 26 tahun dengan kacamata hitamnya keluar dari mobil dengan payungnya. Ia berlari kecil menghampiri namja yang sedari tadi duduk disana.
“Lu Han-a , kajja” ia menarik lengan baju seorang namja yang ia panggil Lu Han itu. namja yang sedari tadi duduk di halte bus.
“kenapa memakai kacamata? Bukanya sedang hujan?” Lu Han sedikit menaikan alisnya.
“sudah baik aku menjemputmu ,masih banyak bicara” yeoja itu sedikit merapihkan rambutnya yang agak basah karna hujan.
“aigooo , aku hanya bercanda kenapa noona begitu sensitif”
Gadis yang dipanggil noona itu pun tak berkomentar dan memberikan payung lain yang berada ditangan kirinya pada Lu Han. Ia membuka payung tersebut dan lalu mengikuti gadis didepanya yang berjalan menuju mobil tadi. Sebenarnya gadis itu bukan kakaknya,saudara,atau pun seseorang yang memiliki hubungan keluarga dengan namja bernama Lu Han itu. Namanya Jia. Dia seseorang yang Lu Han kenal beberapa tahun lalu di restoran tempat ia bekerja.
Usia Lu Han baru 22 tahun. Ia baru saja menyelesaikan kuliahnya dan sekarang ia berniat untuk mencari pekerjaan baru. Bukan pekerjaan part time lagi. Bukan pekerjaan mencuci piring , menjadi pelayan , menjadi bill boy , menjadi bartender , dan pekerjaan paruh waktu lainya yang biasa ia lakukan dulu semasa sekolah dan kuliah. Ini bukan kali pertama ia bekerja,ia sudah bekerja sejak duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar. Kenapa ? ia harus membantu ibunya. Kenapa ? karena tak ada yang menafkahi mereka. Ayah ? Lu Han tak punya ayah. Ia bahkan tak pernah tahu seperti apa sosok pria yang seharusnya ia panggil ayah itu.
Jika ia bertanya pada ibunya,jawaban yang keluar selalu sama dan tak pernah berubah. “ayah mu sudah meninggal”. Lu Han tak pernah percaya lagi dengan perkataan itu sejak 3 tahun lalu. Ya , tepat seminggu setelah Shin Na Yoon – ibu Lu Han – wafat karena kanker otak yang dideritanya. Ia menemukan sebuah foto yang membuatnya tak pernah percaya perkataan ibunya dulu. Foto itu menunjukan Na Yoon dan seorang pria sedang berpegangan tangan disebuah taman. Lu Han sangat yakin pria itu tidak lain dan tidak bukan adalah ayahnya. Seseorang yang telah menelantarkan ia dan ibunya.
Meskipun ia tak tahu seperti apa rupa ayahnya , tapi Lu Han sangat yakin dengan foto itu. Karena sejak Lu Han kecil sampai sebelum meninggal,Na Yoon tak pernah dekat dengan pria manapun. Selain itu , Lu han sempat bertanya kepada beberapa tetangganya dan mereka membenarkan jika Na Yoon dulu dekat dengan pria yang ada dalam foto itu. Na Yoon seorang yatim piatu ia menafkahi Lu Han seorang diri. Ia bekerja sebagai pelayan disebuah kedai dikawasan Itaewon. Namun , sejak Lu Han duduk di kelas 4 sekolah dasar ,dengan tekad kuatnya ia mulai mencoba membantu menstabilkan ekonomi keluarganya. Mulai dari menjual koran,mengantarkan susu dari rumah ke rumah , dan banyak lagi. semuanya ia lakukan sepulang sekolah.
Lu Han bukanya tak pernah mengeluh. Ia tentu merasa hidup ini tak adil untuknya. Disaat semua anak menikmati liburan musim panasnya , maka Lu Han akan mengambil part time job disana sini. Semuanya ia lakukan untuk biaya pengobatan ibunya,sekolah dan juga kelangsungan hidupnya,ironis. Sebenarnya , dulu Na Yoon sangat sehat. Tapi sepertinya karena kelelahan dan tertekan ,ia mengidap penyakit ini.
Lu Han marah , kesal , kecewa . tapi ia tak tahu harus marah pada siapa. Kesal pada siapa. Semuanya karena Choi Joon. Ya , pria yang ada di foto itu bersama Na Yoon bernama Choi Joon. Orang yang Lu Han asumsikan sebagai ayahnya. Lu Han telah menyelidikinya selama 6 bulan terakhir. Choi Joon adalah konglomerat nomor 3 di Seoul. Ia memiliki sebuah perusahaan bernama CJ Group yang menaungi LOU Hotel ,ratusan restoran serta coffeshop di seluruh penjuru Seoul. Ia diketahui memiliki seorang istri bernama Moon Se Yeon. Bisa Lu Han simpulkan bahwa ibunya mungkin hanya simpanan Choi Joon. Atau mungkin .... entahlah. Lu Han tak terlalu peduli akan status ibunya. Yang jelas baginya Choi Joon sudah keterlaluan menelantarkan ia dan ibunya seperti itu. Choi Joon memiliki dua orang anak. Anak pertama Choi Joon bernama Choi Myung Soo. Dia seusia dengan Lu Han. Sudah 1 tahun terakhir ia mengelola bisnis coffeshop keluarganya. Sedangkan anak kedua Choi Joon bernama Choi Jin Ri. Dia seorang siswi kelas 12 menengah atas.
Bukan tanpa alasan Lu Han menyelidiki Choi Joon. Ia akan balas dendam. Ya , ia akan membalas apa yang menurutnya tak adil dalam hidupnya. Ia tak menginginkan Choi Joon mati. Ia hanya ingin orang itu menderita lebih dari apa yang ia rasakan.
Lu Han sendiri bukan pengangguran sekarang. Setahun terakhir ini ia bekerja setiap sabtu dan minggu sebagai DJ disebuah stasiun radio dan juga mengelola restoran milik Jia di kawasan myeongdong. Pada saat weekend Lu Han hanya datang ke restoran setelah menyelesaikan siaranya. Ya , Jia adalah orang yang ia kenal 3 tahun lalu saat ia bekerja direstoran. Gadis itu sudah seperti kakak baginya. Jia sendiri adalah seorang investor muda. Usianya baru menginjak 26 tahun tapi ia sudah menginvestasikan uangnya diberbagai sektor bisnis di Seoul. Ia seorang yatim piatu. Ibunya meninggal saat melahirkanya dan ayahnya meninggal 5 tahun lalu. ia bukan dari keluarga kaya. Tapi ia bisa mengelola warisan dari ayahnya yang tidak banyak itu menjadi seperti sekarang. Didalam dunia bisnis , nama Jia sudah cukup terkenal. Ia masih muda tetapi sudah sangat pintar dalam berbisnis.
Jia sudah mengenal Lu Han dengan baik. Termasuk apa yang Lu Han ingin lakukan pada Choi Joon , Jia pun mengetahuinya. Sudah 4 bulan terakhir ini Jia memegang 25% saham CJ Coffee. Sebuah coffeshop milik Choi Joon yang tersebar diseluruh penjuru Seoul . Bukan tanpa alasan. Semua ini untuk membantu Lu Han.
“malam ini kau datang?” Suara Jia tiba-tiba saja mengejutkan Lu Han yang sedang asyik dengan ponselnya.
“keurom , ini akan jadi pertemuan pertama ku dengan Choi Joon. Aku tak akan melewatkanya”
“baguslah “ gadis itu sedikit menghela napasnya.
“ah ,aku sudah merekomendasikan mu untuk mengelola CJ Coffee yang baru dibuka di kawasan hongdae” lanjut Jia. Perkataan gadis itu tiba-tiba saja mebuat Lu Han hampir saja menjatuhkan ponselnya.
“aku?” ia menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi heran yang berlebihan.
“bukankah lebih cepat lebih baik? Mau sampai kapan kau berada dibelakang layar mengawasi Choi Joon? Tinggalkan restoran ku dan fokuslah disana. Aku bisa menyuruh orang lain untuk mengelolanya”
“noona...”
“wae? Shireo?”
“gomawo” namja itu tersenyum lebar. Baginya Jia sudah terlalu baik mau membantunya sejauh ini. Tapi ,ia cukup bersyukur karena dengan begini ia akan semakin mudah balas dendam pada Choi Joon. Mobil Jia akhirnya berhenti disebuah bangunan berukuran sedang berlantai tiga. Itu stasiun radio tempat Lu Han bekerja. Ia hampir saja terlambat. Mobilnya berada dibengkel karena kemarin ia menabrak trotoar. Untung saja Jia menyempatkan diri untuk menjemputnya.
“mobil ku sore ini selesai. Aku akan menjemput mu nanti malam” ujar Lu Han sambil keluar dari mobil Jia. Gadis itu mengangguk-anggukan kepalanya dan lalu melaju dengan mobilnya meninggalkan Lu Han. Namja itu berlari kecil memasuki gedung bertuliskan KBS Radio. Ia memberi salam kepada beberapa orang yang ia lewati sampai akhirnya ia tiba diruang siaranya. Masih ada 10 menit tersisa. Ia duduk disebuah kursi sambil membaca script yang akan ia bahas siang ini.
“hyung ! ku kira kau tak datang” seorang namja dengan beanie berwarna merah terlihat memberi Lu Han sekaleng soda.
“mobil ku dibengkel. Menyebalkan sekali. Gomawo Se Hun-a” Lu Han menerima soda pemberian Se Hun dan lalu membukanya. Namja dengan beanie berwarna merah itu adalah partner siaran Lu Han. dia adalah anak dari pemilik KBS Radio. Usianya baru 18 tahun. Ia akan lulus dalam beberapa bulan lagi dari Kangnam Senior High School.
“apa yang terjadi dengan mobil mu? Kau mabuk ya?”
“sedikit. Hehe. Cepat siap-siap !”
***
Sementara itu seorang gadis nampak bermalas-malasan di sofa yang terletak didekat tempat tidurnya. Ia membungkus rambutnya dengan handuk sejak sehabis mandi dan belum melepasnya. Telinga kananya ia pasangkan earphone sambil mendengarkan siaran radio favoritnya pada saat weekend jam 11 siang. Choi Jin Ri tersenyum sambil menatap keluar jendela. Disampingnya terdapat beberapa camilan yang menemaninya siang itu.
“Yo Yo Yo ! apa kalian mengenali suara ku? hahah maaf karena telah absen kemarin dan membiarkan Se Hun siaran sendirian. Bagaimana akhir pekan mu kali ini? apa kalian masih setia mendengarkan kami?”
“mobil Lu Han hyung menabrak trotoar kemarin. Sepertinya dia agak mabuk haha. Kami juga menunggu partisipasi kalian seperti biasa untuk merequest lagu favorite kalian dan menceritakan hal menarik apa yang kalian lakukan setiap weekend”
“baiklah , untuk membuka acara kita siang ini aku akan memutarkan BTS – Jump untuk kalian semua . Weekend blast with Lu Han and Se Hun start !”
Suara dua orang namja yang tak asing ditelinga Jin Ri berkumandang disebrang sana dengan gaya khas mereka yang supel. Ia sedikit menggerakan tubuhnya sambil mendengar lagu yang sedang mengudara sekarang. Dan sekarang jemarinya sedang mengetik sebuah pesan untuk dikirim ke radio tersebut.
“Jin Ri-ya” seorang namja dengan t-shirt sleeveless nya memasuki kamar Jin Ri sambil membawa segelas susu.
“Ya ! Choi Jin Ri ! “ lagi , namja itu memanggil gadis dihadapanya yang sepertinya belum menyadari kehadiranya. Ia menggelengkan kepaanya lagi.
“eoh , wae?” seketika gadis itu menoleh kearah namja itu dan memalingkan wajahnya dari jendela yang sejak tadi terbuka. Ia sedikit tersenyum karena dilihatnya namja dihadapanya sedikit kesal.
“oppa wae?” Jin Ri menarik tshirt yang dikenakan namja itu.
Choi Myung Soo menghela napasnya sedikit. Namja itu tahu betul apa yang dilakukan adiknya di waktu seperti ini. tapi masalahnya hari ini adalah hari penting. Dan tidak seharusnya ia bersantai.
“kau lupa?” Myung Soo menaikan sebelah alisnya.
“ani , bukanya acaranya nanti malam?” Jin Ri mematikan saluran radio favoritnya dan fokus kepada oppanya. Sepertinya namja itu hanya beralasan menanyakan hal itu karena ia yakin jika dilihat dari wajahnya , oppa nya akan membicarakan hal serius. Myung Soo ikut bergabung duduk bersama Jin Ri disofa dan lalu meneguk habis susunya yang masih tersisa.
“sebenarnya ..aku mendengar sesuatu yang aneh” Myung Soo memulai pembicaraanya.
“tadi malam , aku mendengar percakapan sekretaris Park dengan seseorang di telpon. Dia berbicara tentang seseorang yang sedang memata-matai keluarga kita”
“hah?” Jin Ri melotot beberapa saat. Masih berusaha mencerna perkataan Myung Soo.
“aku serius. Tapi sepertinya baru rumor. Karena belum ada bukti maupun tanda-tanda berbahaya” Myung Soo meletakan gelas nya dimeja kecil dekat sofa. Ia bangun dari duduknya dan lalu membetulkan thsirt sleeveless nya.
“menurut mu itu akan membahayakan kita? Atau seseorang mengincar appa? Apa mungkin appa punya rahasia yang tidak kita ketahui ?” tanya Jin Ri penasaran.
“ opaa ! jawab !” Jin Ri menarik oppanya yang hendak pergi meninggalkan kamarnya.
“kau yang memberitahu ku duluan. Sekarang aku penasaran” Jin Ri terlihat sedikit kesal.
“YA ! jangan berisik. Ku rasa appa juga belum tahu” Myung Soo menutup mulut adiknya yang tak berhenti bicara. Ia hanya tidak ingin Jin Ri salah paham. Toh apa yang dia dengar belum tentu benar. Tapi ada baiknya juga ia memberitahu Jin Ri. kerena , tak ada orang lain yang bisa dipercaya selain saudara sendiri bukan?
“aku akan melihat CJ Coffe yang baru dibuka di hongdae , kau mau ikut?” ajak Myung Soo.
“kau tertarik dengan investor kita itu ya?” Jin Ri melirik Myung Soo. Ia tahu oppa nya akhir-akhir ini sering memperhatikan gadis bernama Jia itu.
“aishh , ku dengar dia merekomendasikan orang untuk mengelola tempat itu. namanya Lu... hmm Lu Han . ya Lu Han. mungkin saja dia ada disana. Aku akan melihatnya. Kalau dia tidak ada,terpaksa aku bertemu Jia hehe” Myung Soo menggaruk lehernya yang tidak gatal sama sekali. Jin Ri pada awalnya sama sekali tidak tertarik dengan bualan Myung Soo. Tapi sebuah nama tiba-tiba saja menarik perhatianya.
Lu Han ? Batin Jin Ri
TO BE CONTINUE ......