home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > SEE THROUGH

SEE THROUGH

Share:
Author : INDRPST23
Published : 13 Jun 2014, Updated : 13 Jun 2014
Cast : Shin Niseul (OC), Jeon Jungkook, BTS & Others
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |2256 Views |0 Loves
SEE THROUGH
CHAPTER 1 : One

“Ahjussi! Tunggu!” Ia berlari menuju gerbang sekolah yang hampir ditutup. Pengurus OSIS yang ditugaskan untuk mencatat murid yang datang terlambat memandang Niseul seperti singa menargetkan mangsanya. Gadis itu berhenti dengan terengah-engah. “Hah.. Sebentar, biarkan aku bernafas dulu.”

“Untuk apa berlari-lari seperti itu? Kau tetap saja dianggap terlambat.” ujar Yoongi, salah satu pengurus OSIS. Tangannya siap dengan daftar nama murid dan pulpen. “Kutebak ini pasti yang keempat kali.”

“Tiga!” seru Niseul. “Dan tunggu, aku bawa surat bukti kenapa aku bisa terlambat.”

“Syukurlah, kalau begitu kau boleh masuk-”

“Mana? Coba tunjukan padaku suratnya.” ujar Yoongi memotong perkataan ahjussi yang biasa menjaga pintu gerbang sekolah.

“Aish, kenapa sih orang ini. Sangat menyebalkan..” gerutu Niseul.

“Aku mendengarnya loh. Sini, berikan padaku.” Ia langsung menyambar surat beramplop yang baru saja gadis itu keluarkan dari sakunya. Alisnya bertaut saat membaca isi dari surat tersebut. Yoongi mendecak kesal dan memberikannya kembali pada Niseul. “Kau beruntung kali ini, Seul. Padahal aku bisa saja mengirimmu pulang ke rumah.”

“Kenyataannya tidak bisa kan?” Niseul tersenyum senang. “Bagaimana hubunganmu dengan Minah? Lancar?”

“Hah! Sebaiknya kau cepat pergi ke kelas sebelum aku memutuskan untuk menyita kaus kaki pendekmu itu.” sahut Yoongi ketus.

Ya, sebenarnya ia memang sengaja mengatakan hal tersebut hanya untuk membuat Yoongi jengkel. Ia pun mencibir. “Huaaaa, takut ah. Yasudah deh, annyeong!”

Yoongi membalasnya dengan dengusan dan segera menyambut murid-murid lain yang datang terlambat, siap mencatat nama mereka dan memberikan sanksi. Niseul mengerti betul kenapa lelaki itu bersikap sangat menyebalkan terhadapnya. Pasti karena hubungan Yoongi tidak berjalan mulus dengan Minah. Ya, sebenarnya bukan salah Niseul. Toh ia hanya memberi saran, dan itulah yang membuat gadis berambut kecoklatan ini bangun kesiangan hingga telat pergi ke sekolah.

“Woah, bagaimana kau bisa lolos dari cegatan Yoongi? Hari ini ia yang sedang piket kan?” ujar Yoora begitu Niseul duduk di kursi sebelahnya. Melihat earphone yang terpasang dan ponsel yang di senderkan dalam posisi landscape, ia pasti sedang streaming drama.. atau mungkin serial running man.

“Aku meminta eommaku membuatkan surat izin masuk kelas. Lagipula selain kesiangan, memang jalanan hari ini macet kok.”

“Kesiangan? Jangan bilang kau meladeni 'klien'mu lagi?”

“Koreksi, 'klien-klien'ku. Semalam aku sangat multitasking! Harus menjawab telpon, membalas ktalk, dan ba-”

“Jangan bilang kau lupa mengerjakan tugas seni rupa?” ujar Yoora. Melihat temannya tiba-tiba hanya diam dan melotot, ia segera mengetahui jawabannya. “Matilah kau.”

“YA AMPUN! AKU LUPA SAMA SEKALI!” teriaknya histeris. Niseul melihat ke sekeliling kelas, semuanya sibuk menyelesaikan sketsa wajah masing-masing. “Yoora, maukah kau-”

“Tidak.” potong Yoora. “Kau tahu sendiri aku tidak bisa menggambar. Dan aku tidak akan membantu karena alasanmu tidak mengerjakan tugas ini adalah melayani 'klien-klien' itu.”

“Tapi..” Niseul mengerucutkan bibirnya. Namun tentu saja itu tidak berpengaruh pada Yoora. Ia hanya menjulurkan lidahnya dan memberikan Niseul kertas gambar. Lalu ia kembali fokus pada drama yang sedang ia tonton.

“Hari ini Han sonsaengnim tidak masuk, lebih baik kau mulai mengerjakan sketsa wajahmu.”

“Jahat, jahat. Ahn Yoora adalah teman yang jahat.” ujar Niseul dengan nada seperti meledek. Ia tahu Yoora masih bisa mendengarnya, tapi gadis itu hanya mengangkat bahu cuek. Niseul menghela nafas dan menghitung berapa jam lagi waktu yang tersisa untuk menyelesaikan tugasnya. Seni rupa ada di jam pelajaran terakhir. Namun ia tidak yakin bisa menyelesaikannya tepat waktu.

 

“Hah..” Ia mendesah seraya menopang sisi wajahnya dengan telapak tangan. Jungkook mencoret isi kertas yang penuh dengan tulisan itu dan mengambil kertas baru yang masih kosong. Pikirannya melayang pada seseorang yang akhir-akhir ini mencuri perhatiannya. Lee Jieun, nama seorang gadis pemilik suara emas yang tak sengaja lelaki itu dengar ketika Jieun sedang latihan untuk lomba antar provinsi. Jungkook tidak bisa melupakan bagaimana suara Jieun mengalun, membuat hatinya terasa damai. Ia terlalu larut dalam lamunannya sampai tidak menyadari beberapa pasang mata dari luar kelas yang tertuju padanya.

“Aigoo, kenapa dia tidak menoleh ke arah kita?!” Hoseok melambai-lambaikan tangannya, mencoba menarik perhatian temannya itu. Bukannya Jungkook yang menoleh, malah hampir murid-murid di dalam kelas terganggu dengan gerak-geriknya. “Ya! Kenapa kalian semua memandangiku?!”

“Ssst! Jangan keras-keras nanti Choi sonsaengnim dengar!” ujar Jimin seraya menarik Hoseok agar berhenti bergerak-gerak. Ia lalu mengetuk pelan jendela dan memanggil salah satu anak di dalam kelas. “Psh! Sungjae!”

Lelaki yang sedang sibuk dengan ponselnya itu mengedarkan pandangannya dan mencari sumber suara. Ia lalu melihat ke arah jendela dan menemukan Jimin. “Mwo?”

“Tolong panggilkan Jungkook! Suruh dia pergi ke toilet!”

Sungjae mengangguk mengerti. Ia segera menepuk pundak Jungkook yang duduk di depannya. “Hoi, kata Jimin kau disuruh pergi ke toilet.”

Seketika lamunannya buyar. “Ha? Oh, Jimin tadi ke sini?” Ia melirik ke arah jendela. Tidak ada siapa-siapa. Jungkook lalu mengecek ponselnya. Ada 12 pesan baru. Pantas saja.

Setelah meminta izin pada Choi sonsaengnim, yang dengan mudah ia dapatkan namun tetap dengan sentuhan kata sindir, Jungkook pergi keluar kelas. Guru itu tahu Jungkook tidak akan kembali lagi ke kelas sampai bel berbunyi. Namun karena kepintarannya, Choi sonsaengnim tak punya alasan untuk menahan ia di dalam kelas. Toh, tanpa belajar nilai lelaki itu tetap sempurna. Bukannya pergi ke toilet, Jungkook justru melangkahkan kakinya ke arah loteng sekolah. Tempat dimana teman-temannya biasa berkumpul.

“Hoi, kemana saja kau?” tanya Namjoon begitu ia melihat Jungkook di ambang pintu. “Kata Hoseok dan Jimin kau tidak menoleh ketika mereka memanggilmu.”

“Memang begitu! Ia sibuk menulis-nulis di atas kertas.” ujar Jimin.

“Oh ya? Tumben sekali kau mengerjakan soal Choi sonsaengnim.” timpal Jin. “Apa soalnya kali ini susah? Memang matematikamu sedang bab apa?”

“Tidak, aku sedang tidak mengerjakan soal.”

“Aku hanya memberi kelonggaran pada kalian hari ini, oke? Kalau kalian terus-terusan melakukan ini yang ada aku dimarahi oleh pembinaku!”

“Ayolah hyung, santai saja.” ujar Taehyung kepada Yoongi yang sedang resah. “Kalau kau menentang kami bolos pelajaran, kenapa kau ada di sini?”

“Aku? A-aku... aku mengawasi kalian agar tidak keluar dari lingkungan sekolah!”

“Ah, itu sih bisa-bisanya kau saja.. Akh!! Haiiish!” Hoseok mengelus lengannya yang baru saja menjadi sasaran empuk pukulan Yoongi.

“Kalau begitu kenapa kau terlihat sangat serius tadi?” tanya Jimin.

Haruskah aku bercerita pada mereka? Ini adalah pertama kalinya Jungkook merasa tertarik terhadap seorang perempuan. Walaupun tak sedikit murid perempuan di sekolah ini yang menganggap dirinya manis dan tampan, namun biasanya Jungkook hanya membalas perasaan mereka dengan ucapan terima kasih dan senyuman. Kali ini rasanya.. sedikit berbeda.

Wajah teman-temannya menunggu dengan raut penasaran. Jungkook mengusap bagian belakang lehernya seraya berkata. “Sepertinya.. aku naksir seseorang.”

“MWOYAAAAAAAAAAAAAA?!”

“Aigoo! Uri magnae akhirnya tumbuh besar!” ujar Yoongi.

“Ya! Ya! Nuguya? Siapa orang yang kau taksir ini?” tanya Namjoon dengan sangat heboh.

“Oh, syukurlah! Setelah selama ini kukira kau tidak normal ternyata- eh aku hanya bercanda!” Hoseok tidak melanjutkan kata-katanya begitu Jungkook menatapnya dengan tajam.

“Hey, serius nih. Siapa orang yang kau maksud? Jiyeon? Danee?” tanya Yoongi.

“Jooyeon? Victoria? Ah, tapi mereka terlalu 'noona' untukmu.” ujar Jin.

“Siapa siapa? Hayoung? Geumhee? Bomi? Jiyoung?” Taehyung menimpali dengan nama-nama lain. “Woori? Seohyun? Jimin?”

“Ya! Kenapa jadi aku?!” sela Jimin.

“Bukan Jimin kau pabo! Jimin temannya Seolhyun!”

“Sudahlah, aku tidak akan memberitahu kalian.” ujar Jungkook.

“Eiii! Wae geurae?!” seru Hoseok. “Mungkin saja kami bisa membantu!”

“Cih, membantu apanya. Kau saja minta 'jasa' pada Niseul untuk mendekati Eunji.” ujar Jin.

“Hey! Yoongi dan Namjoon juga begitu!”

“Jangan bawa-bawa namaku dong!” timpal Namjoon.

“Jasa? Jasa apa?” tanya Jungkook.

Yoongi menepuk pundaknya. “Jangan minta pertolongan pada Niseul, hubungan kau dan perempuan itu tidak akan berhasil. Percaya padaku.”

“Aniyo hyung, jangan merusak bisnis milik orang.” timpal Taehyung. Ia lalu mendekatkan kepalanya ke sisi telinga Jungkook untuk berbisik. “Itu karena dia malah membuat Minah kesal padanya saat ada jam penyitaan ponsel di dalam kelas. Makanya hubungan dia tidak berhasil.”

“Ya! Itukan sudah seharusnya aku lakukan! Aku tidak punya pilihan lain.. hah, kenapa hidup sebagai pengurus OSIS sangat menyulitkan.”

“Sabar hyung. Makanya, lain kali lihat-lihat dulu kalau mau menyita ponsel orang.” ujar Jimin.

“Hey, hey. Jadi Niseul itu siapa? Jasa apa yang ia lakukan?” tanya Jungkook. Ia masih tidak mengerti dengan apa yang teman-temannya sedang bicarakan. Samar-samar ia mengingat seseorang bernama Niseul di kelas XX. Jungkook hanya pernah berbicara padanya sekali saat harus meminjam pulpen untuk menulis nama di blanko pemulangan siswa karena terlambat.

“Dia anak kelas XX yang membuka bisnis biro jodoh. Padahal dia sendiri tidak punya pacar, tapi saran-sarannya ampuh!!!” seru Namjoon. “Eh, ya. Begitulah, kalau tidak ampuh mungkin aku tidak akan jadian dengan Luna.”

“Sama juga denganku! Sekarang aku sudah bisa dikatakan dekat dengan Eunji.” ujar Hoseok berseri-seri. “Kami sering mengobrol di kelas dan-”

“Kami tidak tertarik dengan cerita cintamu Hoseok.” ujar Yoongi.

Hoseok mendengus. “Terang saja kau produk gagalnya Niseul.”

“Aku bukan produk gagal!” sergah Yoongi. “Dan sejak kapan aku menjadi produk perempuan itu?!”

“Seperti makanan saja ada produknya.” kata Taehyung, tiba-tiba ia merasakan getaran di bagian perutnya. “Ah, aku jadi lapar. Sudah bel belum sih?”

Jin mengecek jam tangannya. “Sepertinya sudah. Yoongi-ah, hari ini menu di kafetaria apa?”

“Seingatku tadi sih pasta.”

“Asa! Ppali kkaja! Aku tidak mau kehabisan lasagna!” Taehyung menarik Jungkook menuju pintu sedangkan yang lainnya hanya menggelengkan kepalanya. Begitulah sifat Kim Taehyung yang sangat gemar makan.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK