AUTHOR : Ainayah [@nhayaa_]
Mobil itu berhenti didepan sebuah apartemen. Mobil yang mengangkut beberapa perabotan rumah.
Gadis bernama Hwang Sunmi mendekat kearah mobil. Ia bertanya-tanya, apa ia mempunyai tetangga baru? Ponselnya berbunyi..
“Halo?” ucap Sunmi. Matanya belum beralih kearah lain selain kearah mobil itu.
“Halo?” ucapnya sekali lagi.
“Apa ada orang disana?” teriak Sunmi.
Orang yang memerintahkan beberapa petugas itu kaget akan teriakan Sunmi. Belum sempat melihat wajah, Sunmi tiba-tiba berbalik badan dan berjalan menjauh dari apartemen itu.
“Maaf Tuan. Semua sudah berada didalam apartemenmu. Ada lagi yang bisa kubantu?” tany petugas itu.
“Ah.. Ya..” ucap orang itu yang ternyata pria merupakan tetangga baru Sunmi di Apartemen.
“Terima Kasih” ucap pria itu membungkuk.
Setelah mobil melaju pergi. Pria itu mendengar suara kaleng yang ditendang..
Ia kembali dikagetkan dengan suara tendangan yang sangat keras itu.
“Apa ini hari yang paling menyebalkan?” ucap Sunmi meneguk kaleng yang satunya lagi.
Pria itu melihat tingkah Sunmi yang agak mabuk.
“A..” buka mulut pria itu dan kemudian ditutupnya lagi karena seorang Bibi berteriak dari arah punggung pria itu.
“Hwang Sunmi-ssi” teriak Bibi itu.
Bibi itu mendekat dan memberikan sebuah surat kepada Sunmi. Sunmi hanya tersenyum mabuk tanpa mengerti apa yang dijelaskan Bibi itu.
“Kau mabuk?” tanya Bibi itu yang tidak jadi memberikan surat kepada Sunmi.
Bibi itu ingin memanggil seseorang yang membantu Sunmi naik kelantai Tiga apartemen.
“Siswa..” panggil Bibi pada pria itu.
“Anak Baru. Tidak, Tetangga Baru” panggil bibi itu.
“Aku?” ucap pria itu menunjuk diri.
“Tetangga baru?” tanya Sunmi dengan penglihatan yang tidak jelas.
Sunmi kemudian tersenyum dan pingsan..
“Siswa. Tolonglah anak ini” ucap Bibi itu cemas.
“Baiklah” ucap pria itu mendekat kearah Bibi dan Sunmi.
Begitu tiba didepan tangga menuju lantai tiga. Bibi itu menitipkan sebuah surat yang ingin diberi Sunmi tadinya.
“Ah. Password rumahnya 2808. Dan ini.. tolong simpan ini didekatnya ketika kau tiba dirumahnya. Aku bergantung padamu. Baru kali ini dia mabuk keras. Mungkin ia kesal. Ia agak cerewet. Baiklah kalau begitu. Aku harus pulang. Kau antar dia yah” ucap Bibi meninggalkan pria itu dan Sunmi.
“Ah. Tunggu, Siapa namamu?” tanya Bibi.
“Lee Taeyong-imnida” jawabnya tersenyum.
“Ah.. Lee Taeyong. Naiklah” ucap bibi itu menyuruh Taeyong naik kelantai tiga.
Begitu tiba dilantai tiga tepatnya didepan rumah dengan nomor 0302 itu. Taeyong tanpa basa basi memasukkan password yang dibertahukan bibi”
TERBUKA !!
Pintunya terbuka. Taeyong menggendong Sunmi sampai kekamar gadis itu yang khas dengan warna merah.
“Wah... inikah kamar seorang gadis? Kenapa begitu banyak barang berwarna merah?” tanya Taeyong menaruh tas Sunmi dimeja belajar dan sebuah surat didepan bingkai foto.
Dengan penasarannya, Taeyong mengambil bingkai itu..
“Dia sangat manis” ucapnya menaruh bingkai itu dan pergi setelah membenarkan selimut untuk Sunmi.
Rumah Taeyong tepat berada didekat rumah Sunmi yang hanya berjarak lima langkah dari rumah Sunmi.
Keesokan harinya..
Sunmi bangun dengan rambut yang berantakan, mulut yang bau alkohol dan ia tidur dengan seragam sekolahnya.
“Ya Tuhan, betapa kotornya diriku” ejeknya pada dirinya sendiri begitu menatap mukanya dilayar kaca besar dan panjang.
Sunmi berjalan kearah dapur dan meminum seteguk air dari kulkasnya. Ia kemudian mengambil handuk dan berjalan kearah kamar mandi.
Lima belas menit kemudian..
“Aku sudah berada didepan apartemenku. Aku membawanya. Aku akan memberitahumu lebih jelasnya—“
Sunmi berdiri didepan pintu apartemennya dan meihat sekotak susu dan sebungkus roti dengan catatan. “Good Morning!”