home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Darkness

Darkness

Share:
Author : rainyrain
Published : 24 May 2014, Updated : 05 Jun 2014
Cast : Park Shin Yeong , cho Kyuhyun, Lee Jin Ki, etc
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |1394 Views |1 Loves
Darkness
CHAPTER 1 : In The Darkness

.Annyeong!!

*tebarsenyum*

   Saya mau bawain ff . :D

 

Title      : IN THE DARKNESS

Author  : Goo ji hye (zahra)

Lenght  : Oneshot

Genre   : Romance + sad,Angst

Rating  : T

Main cast : Park Shin yeong , Lee Jin Ki (SHINee), Cho Kyuhyun (SJ).

disclaimer : ff ini hasil pemikiran author seorang. tokoh-tokoh milik tuhan. :)

 

                                                                                         *

SHIN POV

     Gelap. Satu kata yang pertama kali muncul dalam pikiranku saat aku bangun dari tidur panjangku. Aku mengalami koma selama 38 hari setelah kejadian malam itu. Tapi setelah aku sadar, mengapa tak ada yang bisa ku lihat. Semua tampak gelap gulita. Aku tak dapat melihat deretan sepatu High heels bernilai jutaan rupiah yang berjajar rapi di sudut kanan kamarku. Aku pun tak bisa melihat boneka Teddy bear besar pemberian oppa ku yang ku taruh di dekat ranjangku. Semuanya gelap.

‘Ada apa ini? ‘

"Bisa nyalakan lampunya? Aku tak bisa melihat apapun." Aku meraba ranjangku, sambil mencoba untuk bangun.

"Nona Shin,, jangan banyak bergerak dulu, tuan muda memerintahkan saya untuk menjaga nona selagi nyonya pergi." Salah satu pelayan ku menjawab.

"Berisik!" Aku berbicara ketus.

"Mm, maaf nona, se-sebenarnya.."

"Shin Yeong! Jangan terlalu banyak bergerak! Kalian keluarlah!" Potong seorang pria, pada semua pelayanku. Aroma pria ini, hff.. Ini oppa ku. Kim So Hyun.

"Oppa.." Aku memeluk tubuhnya. Ia pun membalasnya dengan lebih erat.

"Shin Yeong, kau. Kau.." Ia menggantungkan nada bicaranya. Perasaanku tak enak. Ku lepaskan tangannya dari tubuhku, dan mulai beranjak untuk mencari tombol lampu.

"Shin Yeong! Jangan!" Teriaknya dengan suara parau.

BLUUGG!

      Aku terjatuh tepat di depan meja rias ku. Meja yang bisa membuat ku berkutat berjam-jam untuk mempercantik diri. Aku mencoba berdiri, tapi sepertinya lutut ku memar.

" Shin Yeong! Dengarkan aku," oppa dengan sigap membantuku berdiri.

"Aku tak mau dengar oppa. Aku tak mau dengar semua ucapanmu!" Aku bertingkah aneh, sedetik kemudian ada butiran bening menetes di lengan ku. Oppa menangis.

"Waeyo?" Aku meraba wajahnya.

"Kau.." Lagi-lagi ia menggantungkan ucapannya.

"Ya. Aku tau oppa. Jangan kau ceritakan. Aku ingat, saat Kecelakaan kemarin kepalaku terbentur cukup keras. Justru aneh jika aku tidak mengalami apapun atas peristiwa itu.." Aku memeluk lagi tubuh oppa, kali ini lebih erat.

"Uljimaa, oppa. Gwaenchana!"

     Ya. Aku tak dapat melihat dunia yang indah ini lagi. Marah? Tentu saja. Karna kini aku bukan Park Shin Yeong yang mempunyai bola mata paling indah lagi.

 Shin Yeong POV_END.

 

                                                                                            * **

 

      Hari ini adalah hari yang paling bahagia untuk Shin Yeong . Gadis berambut coklat panjang  ini mendapatkan kabar bahwa Cho Kyuhyun kekasihnya, akan segera pulang dari Australia.

Ia sudah berdandan dari pagi hari untuk menyambut kedatangan Kyuhyun di rumahnya. Di bantu oleh pelayan-pelayan pribadinya, Shin Yeong  tampak manis mengenakan dress pink selutut. Di tambah dengan renda sebagai aksen di lehernya. Lalu bando putih dengan hiasan glitter untuk mempercantik rambutnya.

"Nona, sangat cantik.." Ujar salah satu pelayan yang mengantarkan Shin Yeong ke taman belakang.

"Jeongmal? Gomawo, ne." Shin Yeong  tersenyum manis.

"O,iya Nona, tuan Jin-ki nanti akan datang berkunjung."

"Hah? Namja pabho itu mau datang? Siapa juga yg mengundang dia. Nanti bilang saya tidak ada saja ya, hhe..."

Pelayan itu hanya tersenyum.

*

"Chagi~a..!" Suara itu membuyarkan lamunan Shin Yeong yang sedang membayangkan Kyuhyun. Dan orang yang di tunggu pun tiba. Kyuhyun. Namja chingu nya yang amat dipujanya.

"Chagi, kau tambah cantik saja." Kyuhyun memeluk Shin Yeong sambil tersenyum bahagia. Shin Yeong segera meraba wajah nya, meyakinkan bahwa dia benar-benar Kyuhyun.

"Chagi, kenapa kau meraba wajah ku? Dan tidak menatap mata ku.?" Kyuhyun mengerutkan kening.

"Mianhae, aku belum memberitahumu. 2 bulan lalu, kau tau kan aku mengalami kecelakaan? Kepalaku terbentur cukup keras dan.. Sementara ini aku tak bisa melihat. Tapi tenang saja, oppa sedang mencarikan aku pendonor kornea yang tepat."

"Kau tak bisa melihat?"

"N-ne.. Kau tidak mau berpacaran dengan gadis buta ya?"

"Mm.. Bukan begitu . Ta-tadinya aku ingin membawamu ke acara tahunan semasa SMA. Ta-tapi."

"Tapi apa? Aku bisa menemanimu oppaa. Jebal, ajak aku.." Rengek Shin Yeong .

"Tidak bisa. Kau kan tidak bisa melihat lagi. Nanti akan menjadi lelucon jika aku membawamu."

"Maksud mu?"

"Itjanhayo, apa kata teman-temanku nanti jika seorang Cho Kyuhyun calon seorang pengacara di temani oleh seseorang yang, mm. Buta.. Haha. Itu akan jadi hal yang lucu bukan? Lebih baik kau di rumah saja, itu lebih baik untukmu. Aku takut kau nanti kecewa jika kau tetap ingin ikut."

"Kyuhyun~" Shin Yeong sedikit tersinggung dengan ucapannya.

"Tolong jangan salah paham  Shin Yeong.  Aku pulang dulu. Ada yang harus aku lakukan. Jaga kesehatanmu ya." Kyuhyun pulang tanpa mencium keningnya. Padahal hal itu tidak pernah ia lupakan sejak mereka pacaran 5 tahun lalu. Tapi hari ini ia melupakannya.

 

Jin-ki POV

"Hah? Lelaki macam apa itu? Meninggalkan pacar dengan kata-kata yang begitu menyakitkan." Aku tak kuasa menahan rasa kesal melihat kelakuan Kyuhyun pada Shin Yeong yang tak sengaja ku dengar. Tapi yang lebih membuatku gemas adalah sikap Shin Yeong yang tetap tenang dengan sikap Kyuhyun yang menyebalkan itu.

                                                                                               *

 

"Heh, Shin Yeong Gwaenchana?" Aku menghampiri Shin Yeong yang masih diam pada posisinya.

"Kau? Ssshh. Kau mau apa kesini? Pergi sana!"

Aku terkejut mendengar teriakannya. Tapi saat dia kesal seperti ini membuat ku semakin menyukainya.

 'Hm aku suka padanya '   ya, sudah sangat lama aku menyukainya.

"Aku kesini untuk menengokmu. Arra! Kau ini memang gadis manja, sampai disaat kau koma pun pelayanan rumah sakit nya kau bawa kerumah,"

"sssh..” Shin Yeong mendengus pelan. “pulang sana!”

"Hha,baiklah aku pergi"

"Sudah kutunggu perkataan itu dari tadi. aku jadi tak perlu repot mengusirmu"

"Oke. Padahal tadinya aku ingin sekali memberikan sepatu High heels, limited edition ini padamu. Tapi sudahlah, kau pun akan menolaknya. Lebih baik ku berikan pada gadis yang lebih ramah darimu."

"Eits. Jankanman! Aku tadi hanya bercanda. Berikan sepatu itu padaku.."

Aku pun memberikan dengan wajah yang sedang menahan tawa. Gadis ini tak akan mau melewatkan sepatu apapun, meskipun sepatu pemberian musuh nya sekalipun.

"Apa matamu sudah baik-baik saja?" Aku memulai percakapan.

"Ne. Gelap pun tidak terlalu buruk bagiku. Aku mulai terbiasa." Shin Yeong tiba-tiba memasang wajah cemas.

"Wae?"

"Ani, hanya saja. Hm, aku takut Kyuhyun pergi lagi. Aku ingin secepatnya mendapatkan donor. Agar bisa melihat senyuman manis Kyuhyun."

"Kau benar-benar menyukainya?"

"Nomu joha." Ucapnya lepas. Senyumannya ternyata hanya untuk Kyuhyun.

Jin-ki POV_END

 

"Hm... Oke nona Cho. Sebentar lagi kau akan mendapatkan donor." Ujar Jin-ki seraya menarik nafas lalu beranjak pergi.

"Nona Cho? Hm. Manis sekali." Shin Yeong tersenyum. "Lalu apa maksudmu aku sebentar lagi mendapat donor?"

Tak ada jawaban.

"Aisshh. Dia sudah pulang rupanya. Dasar! Orang yang aneh!"

 

                                                                                           ** *

 

Drrt . Drrt

Handphone seorang namja berdering. Tanda telpon yang masuk.

Call : chagi Shin Yeong:*

Dengan malas namja bernama Kyuhyun itu mengangkat telpon.

"Yeoboseyo" sapa suara lembut di sebrang sana.

"Ada apa?" nada bicara Kyuhyun sedikit ketus.

"Apa kabarmu? Berkali-kali ku telpon mengapa tak ada jawaban?"

"Aku sibuk. Mengapa kau tak coba memberiku pesan singkat. Mungkin akan ku balas."

"Hm"

"Oh iya, aku lupa. Kau sudah tak bisa melihat, geurae? Menulis pesan pun tak bisa.." Nada bicara

Kyuhyun membuat hati Shin Yeong  goyah.

"Apa kau masih peduli padaku Kyu-nie?"

"Mianhae. Sepertinya hubungan kita makin terasa hambar."

"Jadi? Kau mau kita putus?"

"Smart girl! Baiklah kita putus saja. Bye."

Tuut tuut. Terputus.

Shin Yeong tak bermaksud mengatakan putus. Namun Kyuhyun sepertinya memang menginginkan hal itu. Padahal Shin Yeong akan mengatakan bahwa sebentar lagi ia akan di operasi.

"Kyu~ni, aku telah mendapatkan Donor. Tapi kau malah senang dengan putusnya hubungan kita." Shin Yeong menangis di sudut kamarnya. Sampai para pelayan nya pun ikut gelisah mendengar tangisan tersebut.

"Tuan muda, nona sepertinya sangat sedih." Ujar pelayan kepada So Hyun.

"Siapa yang tega melukai gadis yang amat ku sayang, hah!" So Hyun tampak marah dan segera menghampiri Shin Yeong di kamarnya.

"Biar aku saja, Hyung! Biar aku yang menenangkannya." Sebuah suara menhentikan langkah So Hyun. Ternyata itu Jin-ki.

So hyun hanya menganggukan kepala tanda ia setuju.

.....

" Shin Yeong. Ini aku Jin-ki orang yang sering kau marahi, coba sekarang kau marahi aku.." Jin-ki mencoba untuk meraih wajahnya.

 

Shin Yeong POV

     Ada apa dengan dia? Dia malah menyuruhku untuk memarahinya?  Aku hanya butuh orang yang menemaniku saja.

" Shin Yeong , kau sudah 20 tahun tak pantas kau menangis."

GREEPP

      Aku memeluk tubuhnya. Apa yang aku lakukan? Aku tak sadar. Tapi hangat sekali tubuhnya, aromanya..hff aroma bunga kinmokusei (sebuah bunga yg mekar di jepang). Nyaman sekali, tapi ia hanya mendekapku sebentar. Degup jantungnya berdetak cukup kencang. Ada apa dengan namja ini..?

"gwaenchana?"

"Ne. Aku sudah lebih tenang sekarang," aku pun melepas pelukanku. Lalu ku raba wajahnya. Basah. Ia menangis. Lelaki atlet basket ini menangis? Lelaki yang sering membuatku geram ini mengalirkan air mata..?

" Shin Yeong. Kau lusa akan operasi benar kan?" Dengan cepat Jin-ki melepaskan tangan Shin Yeong dari wajahnya.

"Ne. Kau akan menemaniku kan? Kyuhyun sudah tidak ada. Dia memutuskan hubungan ini..dan,"

"Sssstt.. sudahlah ,Kyuhyun kesayanganmu itu pasti punya alasan melepasmu. Dan Untuk lusa aku sepertinya tidak bisa menemanimu operasi, mianhae.."

“Kau tak bisa datang? Waeyo?"

"Ada pekerjaan penting. Hm. Kukira kau benci padaku."

"Ani. Aku hanya gemas kalau kau ada di dekatku. Makanya aku sering marah-marah padamu. Tapi aku tak benci padamu"

"Hha. Kau ini lucu sekali. Aku pulang sekarang ya." Ujar Jin-ki mengacak lembut rambutku. Lalu beranjak pergi, cepat sekali ia pulang. Walaupun gelap. Entahlah, dia membuat seluruh pikiranku terang untuk Sejenak melupakan kesedihan kehilangan Kyuhyun.

Shin Yeong POV_End

 

"Kalau kau berubah pikiran, datanglah untuk menemaniku operasi. O,iya kau benar, aku cepat sekali mendapatkan donor," Shin Yeong bergumam.

                                                                                                 *

 

 

3 minggu kemudian

 

Kyuhyun POV

'Aku hampir benar-benar telah menyakiti gadisku.

Gadisku? Masih pantas aku menyebut wanita itu daengan sebutan 'Gadisku'?

Setelah ku tinggalkan dia tanpa alasan yang jelas.

Chagi..

Hari-hari mu kau lewati tanpa aku tak begitu buruk kan?

Syukurlah jika kau mulai terbiasa tanpa aku.

Ku harap kau bisa hidup dengan indah seperti dahulu

Tetaplah tersenyum apapun kondisimu..

Terimakasih sudah tetap setia padaku selama 5 tahun ini.'

.....

"Tuan Kyuhyun, saatnya pemeriksaan. Bagaimana dengan matamu? Masih terasa sakit tidak?"

"Hanya sedikit suster..aku senang telah memberikan penglihatan ini untuk orang yang aku cintai."

Kyuhyun POV_end

 

                                                                                            *

 

#Flashback

Jin-ki POV

"Tolong jangan salah paham Shin Yeong. Aku pulang dulu. Ada yang harus aku lakukan. Jaga kesehatanmu ya."

Aku tak tahan dengan kelakuan lelaki itu. Buat apa dia kembali ke korea? Lebih baik dia menetap di luar negeri.

"Hey, kau! Kenapa kau bicara seperti itu pada Shin Yeong ! Sudah kubilang kan aku merelakannya padamu asal kau men-"

"Jin-ki. Ada hal penting yang ingin ku bicarakan." Kyuhyun memotong, dan mengajakku pergi dari rumah Shin Yeong.

"Mulai sekarang Shin Yeong - tanggung jawabmu." Ia memulai percakapan setelah ia memesan 2 gelas teh jahe hangat.

"Maksudmu? Kau akan meninggalkannya setelah dia buta, hah!" Aku benar-benar marah sekarang. Tega sekali dia..

"Hidupku hanya tinggal beberapa bulan saja, Jin-ki! Kanker hati, sudah lama aku mengidap penyakit ini. Kau harus mengerti, Shin Yeong begitu mencintaiku. Begitupun denganku. Aku tak ingin meninggalkan kenangan untuknya. Aku tak mau dia menderita. Aku sudah memikirkan ini dengan matang sewaktu di Australia."

"Ka-kau?"

"Aku memutuskan untuk menjauhinya. Aku ingin dia membenciku, Lucu bukan? Dua orang yang saling mencintai akhirnya saling membenci."

"Ini tidak lucu. Dia sekarang buta! Kau tau kan?"

"Aku akan mendonorkan mata ku padanya.." Kyuhyun tersenyum simpul. "Kau orang yang pantas untuk menjaganya"

Jin-ki POV_End

#Flashback End

 

"Mwo?? Mata ini milik nya? Kenapa kau baru memberi tahu?" Ujar Min-ah pada Jin-ki. Air mata Shin Yeong mengalir deras di hadapan Kyuhyun yang terbaring lemas di ruang rawat inap. Ia baru melihat wajah mantan kekasihnya itu lagi, sejak 3 bulan dimana hari berpisahnya dengan Kyuhyun, dan matanya kembali normal. Tadi pagi Shin Yeong di telpon Jin-ki untuk datang ke rumah sakit. Dia pikir Jin-ki sedang sakit. Tapi..

"Mianhae." Hanya itu yang di ucapkan Jin-ki.

 

Shin Yeong POV

"Kyu~ kau bisa dengar aku?" Aku menggoyangkan tangannya yang terbalut selang infus.

“mengapa kau ada disini..? jangan-jangan Jin Ki menceritakan semuanya padamu,”

“waeyoo?? Wae? Kau tak menceritakan nya padaku.. wae..?” aku sedikit menaikkan intonasi bicaraku.

"Chabunaera, chagi." Kyuhyun mencoba menggerakan tangannya untuk membelai rambutku. “gwaenchana.. aku akan terus berada disini, mianhae, aku sudah berkata yang membuatmu terluka waktu itu..” Kyuhyun menenangkanku.

"Berjanjilah kau akan terus hidup.. Kyu~"

Ia terdiam.

"Hm,. Bagaimana mata mu?" Ia mengalihkan.

"Lebih baik aku buta selamanya daripada kau terbaring seperti ini! Kau pun tak bisa melihat lagi karna aku." Aku menangis sejadi-jadinya. Kulihat Kyuhyun hanya diam. Begitu pula dengan Jin-ki yang tetap mematung di tempatnya.

"Uljimaa.. Aku tak apa-apa.”

Sesaat kami membisu.

 “o, iya Jin-ki? Kemarilah.. Bisa kau potret kami berdua..?" Kyuhyun memberikan kamera nya pada Jin-ki.  "Chagi, ayo mendekat lah. Kita berfoto bersama."

"Kyu~"  aku tak bisa melihat wajahnya yang putih saking pucatnya. Kyuhyun mendekap ku hangat.

"Hanna-dul-set!" Jin-ki membidikan kamera.

"Kyuhyun," ucap Jin Ki parau saat melihat hasil bidikan kameranya.  Ia mencoba untuk tidak terlihat panik, padahal aku tau betul wajahnya berubah panik lalu ia pun lagi-lagi menangis.

"Ada apa?" Aku menghampiri Jin-ki yang sedang memegang kamera. Ku lihat foto ku memang tak ada masalah, tapi.. Segera ku tengok ke arah Kyuhyun. Ia menutup matanya,padahal hidungnya mengeluarkan cairan merah segar. Tidurkah? Atau..

 

"Kyu~ gwaenchana? Kyu~ bangun..!"

"Chagi, aku tidak apa-apa. Tapi rasanya aku mengantuk sekali. Bolehkah aku tidur sekarang?" Kyuhyun membuka matanya pelan, lalu aku bantu membersihkan hidungnya.

"Andwae! Kau tak boleh tidur,"

"Aku tidur pun sama gelapnya dengan aku terbangun. Hhe, Tapi Baiklah, aku tak akan tidur. Chagi, bisakah kau berbaring di sampingku?" Kyuhyun menggeser posisi tidurnya, agar aku bisa berbaring di samping nya. Kulihat Jin-ki keluar ruangan, mungkin dia canggung.

"Chagi, ternyata gelap itu, tak terlalu buruk. Bagaimana matamu? Bisa melihat dengan jelas?"

Aku hanya menganggukkan kepala. Sesak sekali jika menahan tangis seperti ini.

"Ka-kau semakin kurus saja." Aku terbata-bata. Sambil meraba lengan nya.

"Jinjja? Hha. Tapi aku tetap tampan kan?" Kyuhyun tertawa pelan. Hening sesaat.

"Chagi, Jin-ki sangat menyayangimu. Huaam. Ngantuk sekali," Kyuhyun menguap. Rasanya semakin sesak melihatnya tidur tenang seperti itu.

"Tidurlah chagi jika kau memang benar mengantuk." Aku memeluk tubuh Kyuhyun yang tiba-tiba dingin. Air mata ku seketika tumpah.

"Mianhae kyu~ tanganmu jadi basah terkena tangisan ku.."

 

     Aku menghampiri Jin-ki yang sedang duduk di koridor rumah sakit. Dia tampak sedang menangis juga. Atlet basket itu menangis? Ya. Dia memang menangis. Aku menghampirinya. Jin-ki memelukku erat seraya menepuk punggungku seperti ingin menghentikan tangis seorang anak kecil.

Beberapa saat kemudian seorang dokter dan suster keluar dari kamar 124, membawa jasad seorang pemuda tampan. Ruang rawat, CHO KYUHYUN.

Shin Yeong POV END

                                                                                   ***

 

"Baiklah. Kyuhyun. Terimakasih atas pemberian mu yang berharga ini akan ku rawat baik-baik. Aku merelakanmu pergi, jadi kau tak perlu khawatir. Nol kuriwo hagesso (aku akan merindukanmu)

O.iya kyu~ benarkah Jin-ki menyukaiku? Nanti aku tanyakan saja langsung padanya ya."

__                             

"Heh,Kyuhyun. Terimakasih telah menjaga Shin Yeong selama ini.

Tak sia-sia aku merelakannya padamu kawan.. Hhe..

Yereo gagireo gomawoyo (terimakasih atas segalanya)

Mulai sekarang aku yang akan menggantikanmu,itu pun kalau dia mau. Hha,

Tapi apa Shin Yeong -h menyukaiku?"

__

"Chagi, jaga dirimu.

Gomawo, untuk semua kenangan indah yang kau ciptakan selama 5 tahun.

Teruslah tersenyum.

Aku sudah bilang Jin-ki itu menyukaimu.

Kau pun akan segera menyukainya. Norul arraseo ban gawo (aku bahagia bisa mengenalmu)"

Mianhae. Aku pernah membuat mu kecewa.

 

END.

 

Thanks for reading.

Special thanks for @ardyan

See you next ff. :D

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK