“Bagaimana? Apa aku baik-baik saja?”
“Tidak” dia membaca kertas yang ia pegang “Ada yang salah dengan jantungmu”
“…”
“Kau punya penyakit jantung, sepertinya ini sudah lama, mengapa kau baru periksa sekarang?”
“Aku tidak tau”
Dia memberikan sebungkus obat “Minum setiap hari agar penyakitmu tidak kambuh”
Aku mengambil obat itu lalu memasukkannya ke dalam sakuku
“Kau bilang, besok kau akan ke Seoul?” Aku mengangguk “Jika obat itu tidak bekerja, pergilah ke dokter, penanganan disana jauh lebih baik”
***
“Bagaimana? Apa yang dia bilang?”
“…”
“Hei, Park Chanyeol!” dia menahanku
“Apa?”
“Dia bilang apa? Sepertinya kau kurang sehat”
“Aku hanya kecapekan”
“Benarkah? Aku khawatir denganmu, kemarin kau sesak napas”
“Aku tidak apa-apa”
“Itu apa? Kau juga diberi obat?”
“Hei, Sooyeol, kenapa kau begitu curiga, ini hanya vitamin”
“Sudah kubilang aku khawatir”
“Sudahlah, cepat pulang, besok kita berangkat pagi-pagi”
***
Namaku Kim Sooyeol. Hari ini aku akan ke Seoul bersama Chanyeol. Kami akan bersekolah dan tinggal di apartement yang sama, begitulah kata Chanyeol. Mungkin Seoul berbeda dengan Taejon, tapi kalau ada Chanyeol semuanya akan baik-baik saja, dulu dia pindahan dari Seoul
“Sooyeol, apa kau sudah siap? Chanyeol menunggumu” kata bibi dibalik pintu
“Sebentar lagi”
“Ini sudah jam 7, kau bisa ketinggalan kereta”
“5 menit”
Beginilah keluargaku. Sejak berumur 5 tahun aku tinggal bersama bibi dan paman bersama oppaku, Kim Minseok. Orang tuaku meninggal karena kecelakaan mobil. Hingga sekarang aku tidak bisa melupakan kejadian itu, aku menyembunyikannya dari teman-temanku tapi sejak ada tetangga baru, aku bisa menceritakan semuanya, aku merasa nyaman bercerita dengannya, kami berbagi cerita dan menyimpannya. Hah, laki-laki bertelinga peri
Aku menuruni tangga sambil membawa koperku lalu berpamitan dengan bibi dan paman
“Hati-hati dijalan, salam untuk oppamu” kata paman
“Kim Minseok itu masih sibuk di China”
“Dia bilang, dia akan berkunjung ke Seoul” kata bibi
“Itu tidak mungkin”
“Sudahlah, cepat, kau akan ketinggalan kereta” kata bibi
“Sampai jumpa bibi, paman, aku akan berkunjung”
“Hati-hati”
Taejon benar-benar dingin. Salju masih turun dengan lebat. Meskipun didalam kereta, suasana dingin masih terasa.
“Hei, Chanyeol, apartement mana yang kau pilih?”
“Kau akan tau -_-”
3 jam berlalu, masih dengan suasana yang sama akhirnya kami sampai di Seoul. Salju disini lebih lebat dari pada di Taejon. Seoul memang kota sibuk. Meskipun sekarang sudah siang, orang-orang terlihat kesana-kemari melawati kami yang sedang menunggu taksi
“Sooyeol, ayo” kata Chanyeol membuyarkan lamunanku
Kami menuju apartement menggunakan taksi. Seoul benar-benar indah, dasar orang kampung.
Drrt…drrtt. Hpku bergetar
“Oh, oppa”
“Kau sudah sampai Seoul?”
“Ya”
“Kenapa kau tidak bilang?”
“Aku bilang, kau juga tidak akan datang”
“Meskipun sibuk, akan aku usahakan datang”
“Datang kapan-kapan saja kalau punya uang”
“Kau kira aku miskin?”
“Ya! Kim Minseok, kau pulang saat banyak uang, lalu memamerkan kekayaanmu didepanku, kalau uang habis, kau hanya merengek kepadaku, oppa macam apa itu”
“Hei, Kim Sooyeol!”
“Sampai jumpa”
Dasar oppa, mencari ribut saja -_-
“Hyung kenapa?”
“Biasa”
Tak lama kami sambai disebuah kompleks apartement, ada dua gedung apartement disini, semuanya bagus. Wah, selera Chanyeol bagus juga, lalu dimana kami tinggal? Yang gedung ini atau itu? Lebih baik aku mengikuti Chanyeol saja
Kami menuju lantai 3. Chanyeol terus diam lalu berhenti didepan sebuah kamar, dia menekan tombol pintu kamar itu
“Hei, aku tinggal dimana? Apa aku satu kamar denganmu?”
“Apa? Oh ya, aku lupa, kau tinggal digedung sebelah”
“Kau bilang kita satu apartement”
“Memang”
“Ini beda gedung”
“Tapi masih dekat kan”
“Lalu aku tinggal dimana?”
Dia mencari sesuatu didalam tasnya “Ini”
“Ini dimana?”
“Cari saja sendiri” katanya lalu menutup pintu, dasar laki-laki jahat
Aku pergi ke gedung sebelah. Wah, gedung yang ini sama besarnya dengan gedung Chanyeol tapi yang ini jauh lebih rumit. Apa ini? 4-34A? Mungkin lantai 4 nomer 34A. Aku menuju ke lift dan menekan tombol lantai 4, lantai paling atas
Hei, Park Chanyeol, apa kau bercanda? Apa aku tidur ditempat jemuran dan tempat keluh-resah? Tempat ini jauh lebih cocok untuk bunuh diri. Huaaa, lagi-lagi aku terjebak dalam tipuannya
“Hei, apa yang kau lakukan?” aku menoleh kebelakang. Laki-laki imut dengan tinggi yang tidak lebih dari Chanyeol berdiri di dekat ujung gedung, sepertinya dia jauh lebih muda dariku
“Kau sendiri sedang apa?”
“Menikmati udara dingin” laki-laki itu berjalan kearahku “Kau mau tinggal disini?”
“Lebih baik aku lompat dari sini dari pada tidur disini” dia menatapku, matanya lucu :D “Aku tersesat”
“Tersesat?” aku mengangguk
“Aku mencari kamar 4-34A”
Dia tertawa “Kau kira lantai 4 nomer 34A? semua kamar memang berawalan 4”
“Aku tidak tau, berhentilah tertawa -_-“
“Maaf, mari aku antar, kamarmu tak jauh dari kamarku”
Kami kembali ke lift. Dia menekan tombol lantai 3. Dasar bodoh, ternyata kamarku lantai 3 nomer 4A. Apartement ini seperti teka-teki. Aku merasa canggung dengannya, malu
“Kau baru disini?” katanya
“Ya”
“Kau dari mana?”
“Taejon”
“Aku pernah kesana sekali, kau sendirian?”
“Tidak, bersama teman”
Tak lama kami sampai dilantai 3, dia menunjukkan kamarku
“Ini dia”
“Terima kasih”
“Oh ya, aku Byun Baekhyun, kamarku ada diujung pertigaan”
Aku mengangguk “Aku Kim Sooyeol”
“Sooyeol?”
“Ya, humm, aku harus masuk”
“Ok, kalau ada sesuatu katakan padaku” katanya sambil menunjukkan jembolnya, dasar bocah -_-
Hah, akhirnya aku bisa istirahat. Kamarnya lumayan besar, keren. Tunggu, bukannya itu Chanyeol. Aku melambaikan tangan kepadanya dan dia membalasnya. Ya, memang dekat, hanya berbeda gedung. Sudahlah, besok hari pertama sekolah. Aku tidak akan mengecewakannya
***
Jam 07.00, onnie bangun, bip
“Huaah, aku bangun, aku bangun” kataku sambil mematikan alarm hpku
Sudah pagi, rasanya kemarin itu cepat sekali. Aku harus bergegas, jam setengah delapan aku sudah harus berangkat. Sabun, mana sabun?
Kamar mandinya keren, airnya hangat semua, dasar orang kampung. Hmm, beginikah seragam SMA Seongdong?
“Bagus juga” kataku sambil menatap bayanganku kaca
Setelah siap, aku segera ke depan menunggu Chanyeol. Sepertinya dia yang menungguku
“Kau anak SMA Seongdong?”
Dasar Baekhyun, mengagetkanku saja “Ya, Kau tidak sekolah?”
“Sekolahku masuknya jam setengah Sembilan”
“Baiklah -_-, sampai jumpa!”
Pagi-pagi begini sangat dingin. Ini hari pertamaku di Seoul dan bersekolah. Sudah kuduga, Chanyeol pasti yang menungguku
“Kau lama sekali”
“Maaf, aku kesiangan” Chanyeol tidak menjawab “Sudah kau minum obatmu?”
“Obat apa?”
“Yang kemarin dokter berikan”
“Sudah”
Wah, Chanyeol terlihat keren dengan seragam itu. Apa benar itu Chanyeol? Hei, aku semakin menyukaimu kalau kau berpenampilan seperti itu >.<
“Apa?”
“Eung, tidak ada”
“Kau cantik”
“Apa?”
“Lupakan”
Barusan dia bilang cantik? Wah, baru pertama kalinya dia memujiku, biasanya dia berkomentar yang kurang-kurang
Meskipun terlihat keren tapi ada yang aneh. Sejak dia sesak napas beberapa hari yang lalu, dia terlihat pucat, dia juga jarang bicara, terkadang dia juga bersikap aneh seperti menyembunyikan sesuatu
Jalan bersamanya terasa canggung. Biasanya dia mengatakan lelucon ketika suasana sedang garing tapi kali ini dia hanya diam saja mengikuti jalan yang ia lewati
SMA Seongdong, sekolah ini bagus. Murid laki-lakinya tampan semua tapi yang perempuan juga tidak kalah cantik. Apa ini? Kenapa mereka melihat kami dengan tampang seperti itu? Setiap perempuan yang kami lewati semuanya pada tersenyum dan teriak-teriak kesenangan, seperti melihat idolanya. Sedangkan yang laki-laki pada heran. Apakah Chanyeol akan melirik para siswi itu? Atau mungkin Chanyeol akan menyukai salah satu dari mereka? Itu tidak akan kubiarkan. Chanyeol tunggu aku
“Jalannya pelan-pelan” kataku
“Kau saja yang lama”
“…-_-“
Kami pun masuk ke dalam kelas. Semua anak dikelas melihat kami berdua. Aku membungkuk kepada mereka sebagai tanda sapaan sedangkan Chanyeol tidak memperdulikan mereka, dia langsung duduk ditempat yang kosong. Sok dingin =_=
“Siapa mereka?”
“Huah, anak baru itu?”
“Lihat dia! Dia tampan >.<”
“Mereka yang kemarin tidak datang di acara penyambutan siswa baru itu?”
“Dia tampan sama seperti si dancer itu”
“Chanyeol dan Sooyeol kan?”
“Hei singkirkan kepalamu, aku ingin melihat yeoja itu”
“Waah, dia sangat cantik, pipinya XD”
“Hei noona, kau cantik, mari kita berkenalan. Siapa namamu?” kata namja didepanku
Aku tidak tau harus bilang apa. Mereka semua melihatku dan Chanyeol yang sedang memainkan hpnya. Aku langsung duduk di bangku kosong disebelah Chanyeol. Aku paling benci jika ada kelas duduknya sendiri-sendiri seperti kelas ini -_-
“Hai, aku Choi Sulli, Kau Kim Sooyeol kan?” kata yeoja yang duduk didepanku
“Iya”
“Dia Chanyeol kan?” aku mengangguk “Dia saudaramu atau dia pacarmu?”
“Bukan, dia temanku. Dari mana kau tau namaku?”
“Kemarin saat acara penyambutan siswa baru, semua kelas 1 disebutkan nama-nama muridnya lalu kami saling memperkenalkan diri saat dikelas tapi ada 2 siswa yang tidak ada, namanya Park Chanyeol dan Kim Sooyeol, katanya baru sampai kemarin sore, aku rasa itu kalian” cerita Sulli, aku mengangguk mengerti
Tiba-tiba seseorang masuk ke kelas
“Selamat pagi, Taemin” sapa beberapa murid, Taemin?
“Pagi” balasnya. Anak yang katanya bernama Taemin itu menatapku sesaat lalu berbicara dengan namja yang tadi mengajaku berkenalan. Astaga -.,-
“Oh, ya” katanya, seperti sudah mengingat sesuatu lalu menatapku lagi, aku membalas tatapannya kemudian dia duduk dibangku pojok belakang. Ada apa dengan dia?
“Kau liat dia?” kata Sulli
“Siapa?”
“Itu, loh” tangannya menuju anak tadi “Lee Taemin >.<”
` “Oh”
“Dia tampan, kan?”
“Aku kira kau menyukai Chanyeol”
“Sebelum Chanyeol, Taemin adalah siswa paling tampan disekolah ini. Dulu sewaktu kecil, dia pernah mengisi beberapa acara tv sekarang dia menjadi dancer dan mengurusi usahanya”
Aku mengangguk mengerti, seperti tadi -_-
Bel masuk berbunyi. Semua anak kembali ke tempat duduknya masing-masing. Pelajaran pertama dimulai
***
2 jam berlalu dan 15 menit lagi bel istirahat berbunyi. Rasanya lama sekali, bosan. Sekilas aku melihat Chanyeol, dia begitu memperhatikan guru, dia rajin atau sok rajin? Selama ini aku belum pernah melihatnya sefokus begitu saat guru menerangkan. Hah, sudahlah
Heh, apaan tuh? Taemin memberiku kode. 2 jari menunjuk ke depan. Apa? Aku?
“Hah?”
Dia memberiku kode lagi
“Apa, sih?”
“Lee Taemin, apa yang kau lakukan?” Tanya guru. Haha, rasakan itu :P
“Tidak ada” jawabnya, polos sekali
“Kalau kau mengganggu lagi akan aku keluarkan”
Akhirnya, bel istirahat berbunyi, bel yang paling indah diantara bel lainnya. Semua anak berhamburan keluar. Setelah ini aku harus apa?
“Sooyeol, mau ke kantin?” Tanya Sulli
“Ayo” kataku “Tunggu, Chanyeol, kau tidak ingin ke kantin?”
“Tidak, belikan aku sesuatu”
“Mana uangnya? -_-“
“Pakai punyamu, nanti aku ganti”
“…-_-“
Namja macam apa dia itu, bunglon mungkin ya? Wajahnya masih dingin meskipun aku ada diluar kelas -_-
Beli apa ya? Menunya banyak, harganya juga tak jauh mahal. Aku hanya bawa uang sedikit. Belikan cappuccino ice saja
“Hei, Sooyeol” kata Sulli
“Hmm?” kataku sambil meminum cappuccinoku
“Kalau cappucinnonya tidak cepat diberikan nanti tidak dingin, loh”
“Kau saja yang berikan, aku malas dengan anak itu”
“Aissh, kau ini -_-“ katanya “Hei, kau berapa lama dengan Chanyeol?”
“Apanya?”
“Kalian berapa lama berteman?”
“Hampir 7 tahun”
“Selama itu? O.O”
“Hmm”
“Apa kau menyukai Chanyeol?”
“Apa? Huk” aku tersedak bongkahan es -_- “Tidak”
“Tidak mungkin, kalian bersama selama 7 tahun, tidak mungkin kalian tidak saling menyukai”
“Memang begitu”
“Kau tidak cemburu kalau Chanyeol diambil orang lain?” Cemburu katanya?
“Tidak -_-“
“Kau lihat itu”
Aku melihat Chanyeol yang sedang berjalan entah kemana. Dia melewati deretan yeoja yang sedang duduk dibawah pohon, mereka teriak-teriak setelah Chanyeol melewatinya, dasar -_-. Apa-apaan itu? Seorang yeoja sengaja menjatuhkan buku-bukunya didepan Chanyeol kemudian Chanyeol membantunya, tidak bisa dibiarkan. Ternyata bukan Chanyeol saja yang jadi bunglon
“Hei, apa yang dia lakukan?!” teriakku
“Kau lihat sendiri, kan? Kau akan punya saingan”
“Aish, aku bisa gila” kataku sambil beranjak pergi
“Hei, bagaimana dengan cappuccinonya?”
“Ambil saja”
Cemburu katanya? Memang, aku cemburu melihat Chanyeol dengan yeoja-yeoja itu. Apakah aku menyukainya? Aku suka padanya hanya sebagai teman tapi aku rasa perasaan yang sekarang ini berbeda. Ini gila perasaan namanya
Tiba-tiba…
Brukk
“Aduh -_-“
“Kau tidak apa-apa?”