home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Clossy Girl

Clossy Girl

Share:
Author : chunzhix
Published : 29 Apr 2014, Updated : 29 Apr 2014
Cast : Jung Jin Young, BARO, FIctional Character
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |811 Views |0 Loves
Clossy Girl
CHAPTER 1 : PROLOGUE – MAINTAIN MYSELF

 

Hanya bisa melihat dan memandangnya..

Aku, tak butuh cinta. Namun, aku butuh kasih sayang.

Aku, selalu berdoa, kumemohon, kuselalu.. memohon, kau akan berpaling padaku..

Kau..

Bagaikan Matahari yang menutupi bulan. Cahaya terang yang tak bisa ku gapai, kau, sungguh jauh disana. Mengapa, aku bisa seperti ini karena-mu.

“Han-Neul!!”

“Eh –?! Jangan mengagetkanku!!”

“Apa yang kau…,”

“Ssssstt!!”

                Temanku, Lyn, tak pernah jera. Ia selalu menggodaku disaat-saat seperti ini. Memandang kreatur Tuhan paling menawan di sini, adalah hal yang tak ternilai. Tidak ada harganya!

“Jadi, kau mengirim pesan ini, hanya untuk menemanimu memandanginya?”

 Protesnya sambil menunjukkan bukti pesan yang kukirim.

                “Lyn! Jangan keras-keras! Nanti mereka dengar!”

Protesku untuk hal yang tidak perlu, ya, memang, aku benar-benar seperti penguntit.

                “Han! Sadarlah, sekarang sudah zaman modern, kau harus mengungkapkan perasaanmu pada nya!”

                “Jangan berani menunjuknya!!”

                Aku tidak akan pernah berani mengungkapkannya. Aku, selalu bersugesti, ini, hanya sebatas kekagumanku terhadapnya. Tidak lebih dari itu.

                “Han-Neul, kau sudah mengaguminya 1 tahun lebih! Apakah ini hanya sebatas kekaguman biasa?”

                Aku hanya memandanginya sejenak, tidal akan lama. Aku hanya akan memandanginya jika ada kesempatan. Karena aku ingin melihatnya, ini bukan kerinduan, aku yakin.

                “Han-Neul, kau sudah di kantin selama 45 menit hanya untuk melihatnya mengobrol dengan gank nya? Kau jelas merindukannya selama liburan!”

                Aku pasti bermimpi jika kini, ia tersenyum padaku. Ia, mendekatiku, senyumannya begitu menawan. Ya Tuhan, hatiku..

                “Han-Neul!! Dengarkan aku, lebih baik kita pergi dari sini, Ia tersenyum –”

                “Ya… dia.. tersenyum pada k—“

                “Pada Ji-Na”

Seketika, hatiku hancur berkeping-keping.

                “Lyn, lebih baik kita pergi.”

                Aku coba membawa Lyn pergi bersamaku, pergi dari tempat yang semulanya seperti surga yang di kelilingi oleh sungai susu dan mata air, namun tidak ketika Ji-Na datang.

                “Kau jelas, membencinya.”

Ucap Lyn memberhentikan langkah kakiku.

                “Entahlah, yang jelas aku sungguh kesal.”

                “Han-Neul! Lihat dirimu!”

Lyn mencoba menggapai pundakku erat, melihatku dari atas ke bawah, matanya membesar dan sekarang, tangannya dengan seram tertuju padaku. Sungguh, ini membuatku begitu bosan.

                “Apa?”

                “Kau, harus berubah!”

                “Maksudmu?”

                “Lihat Ji-Na, Ia Modis, Ia lumayan pintar, mudah bergaul, cukup kaya, dan tidak ada gossip miring! Akan bagus jika kau menjadi rival nya!”

                Perkataan Lyn benar-benar tidak bisa aku cerna, Ia mengatakan oming kosong. Lihat saja diriku, tidak pernah merawat diri, jerawat disini dan disana, dekilm bau, tidak pintar, tidak modis, ataupun tidak kaya. Aku, hanya bisa menggelengkan kepalaku, dan mengjhela napas panjang. Itu seperti, tidak mungkin. Mustahil!

                “Han-Neul! Dengar, siapa bilang kau jelek? Kau cantik! Ibumu pemilik brand make up ternamam Ayahmu juga rupawan.!”

“Lyn, itu tidak ada pengaruhnya padaku.”

“Han-neul! Kau tidak pintar? Omong kosong! Kau mendapatkan 5 A dari 8 pelajaran! Mungkin ini mengapa kau menggunakan kacamata tebal seperti ini!”

 Lyn mengambil kacamataku seenaknya. Ia sudah berbicara aneh. Omong kosong apa yang Ia ucapkan. Akupun mencoba mengambil kacamataku kembali.

“Aku rasa, itu biasa saja., dan kacamata ini tidak tebal! Hanya ada min dan silinder!”

“Han-Neul! Dengar! Kau itu perfect!!”

“Lyn, there isn’t any species in this world which perfect.

Mm, apa yang coba kau katakan?”

Lebih baik aku pergi jauh-jauh darinya. Meminta dia untuk menemaniku, tidak membuahkan hasil.

Mana mungkin, aku yang seperti ini, bisa mengalahkan Ji-Na. Ia tidak sempurna, tapi, Ia memiliki segalanya!

Segalanya!

SEGALANYAA!!

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK