home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Miracles In December

Miracles In December

Share:
Author : haena050797
Published : 07 Apr 2014, Updated : 07 Apr 2014
Cast : Luhan EXO, Suho EXO, Park Hyerin (OC), Jung Soojung (Krystal f(x)), Sehun EXO
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |19272 Views |0 Loves
Miracles in December
CHAPTER 3 : Disturbance

*Author POV*

            Hari demi hari berlalu, hubungan Hyerin dengan Junmyeon berjalan harmonis seperti biasanya. Tak terasa, hari ini adalah hari perayaan jadian mereka yang ke-3 tahun. Mereka sudah merencanakan untuk makan malam bersama di sebuah restoran di pinggir sungai Han. Waktu baru menunjukkan pukul 10 KST. Hyerin menjalani kegiatan perkuliahannya seperti biasa. Kebetulan hari ini ia mendapat jadwal mata kuliah yang berbeda dengan Junmyeon, yaitu kelas vokal.

*Park Hyerin’s POV*

            Aku memperhatikan Soonmi seonsaengnim dengan seksama, beliau mengajarkan bagaimana menghayati sebuah lirik lagu dalam menyanyi. Aku sangat menyukai mata kuliah ini sampai-sampai aku tidak sadar waktu telah berlalu selama 2 jam lamanya. Soonmi seonsaengnim segera menyudahi kuliah ini dan meninggalkan ruangan.

            “Annyeong haseyo, Hyerin-ah,” sapa seseorang ketika aku baru saja keluar dari ruangan kuliahku. Seorang namja tersenyum kepadaku.

Ne, Annyeong haseyo, sunbaenim.” Balasku sopan. Aku terkejut melihat Luhan sunbaenim yang berada di hadapanku.

“Hyerin, boleh aku minta bantuanmu?” tanya Luhan sunbaenim.

“Tentu saja, sunbaenim. Minta bantuan apa?”

“Hmm, begini Hyerin-ah. Adik perempuan sepupuku hari ini ulang tahun. Sebagai namja, aku bingung mau memberikan kado apa untuknya. Hyerin-ah, kau mau membantuku mencarikan kado yang pantas untuknya? Kalau kau keberatan, tidak apa-apa,” jelas Luhan sunbaenim.

“Oh, mencarikan kado. Geurae, aku akan membantumu, sunbaenim.” Jawabku.

Jeongmal? Hyerin-ah, gamsahamnida! Kajja!”

*Park Hyerin’s POV*

            Luhan sunbaenim mengajakku mencari kado untuk adik perempuan sepupunya. Aku sangat senang menerima ajakan itu. Kamipun pergi menuju Lotte Duty Free. Disana terdapat banyak barang bagus dengan merk ternama di Korea. Aku melihat-lihat koleksi kosmetik, ada Nature Republic, Etude House, TonyMoly, The Face Shop, dan masih banyak lagi.

            “Sunbaenim, berapa umur adik sepupumu?” tanyaku membuka percakapan. Luhan yang sedang melihat-lihat produk Nature Republic menatapku, “Hmm,, dia berumur 17 tahun. Ia memiliki postur tubuh yang mirip denganmu,” jelasnya. Aku menganggukkan kepala mengerti.

“Bagaimana kalau membelikan dia sebuah dress saja?”

Luhan mengerutkan kening sebentar dan akhirnya setuju. Kami menuju butik dress dan mulai memilih dress. Mataku tertuju pada sebuah dress selutut berwarna peach dengan hiasan sebuah pita dibagian pinggang.

Sunbaenim, eottae? Bukankah ini lucu?” tanyaku padanya. Luhan tersenyum, “Joah! Tapi, bisakah kau mencobanya dulu, Haena? Aku ingin melihat apakah cocok untuk sepupuku,” Aku mengangguk dan segera menganti pakaianku di kamar pas. Aku selesai mengganti bajuku, dan memperlihatkannya pada Luhan sunbaenim. Dia terlihat diam menatapku tanpa berkedip.

Sunbaenim, gwaenchanseumnida? Katakanlah sesuatu!” tanyaku bingung. Segaris lengkung tercipta dibibirnya, “Yeppeuda, Baiklah kita beli ini!”

*Kim Junmyeon’s POV*

            Aku melirik jam tanganku untuk entah keberapa kalinya. Jam sudah menunjukkan pukul 19.20. Aku mengerutkan kening, sudah 20 menit aku menunggu Hyerin di restoran ini. Tapi Hyerin belum juga datang ataupun memberiku kabar. Mungkin Hyerin terjebak macet dijalan, pikirku.

            Waktu terus berputar, 10 menit, 20 menit, 30 menit berlalu.  Orang yang kutunggu belum juga datang. Aku sudah mencoba menelponnya berkali-kali, tapi tak ada jawaban darinya. Lebih baik aku ke rumahnya sekarang. Kukemudikan mobil Audiku dengan perasaan tak baik. Tak butuh lama, untuk bisa sampai di rumahnya. Darahku berdesir kencang ketika kulihat orang yang sedari tadi kutunggu berdiri di depan rumahnya dengan seorang namja. Aku memperhatikan kedua orang itu dari dalam mobilku. Terlihat Hyerin memegang beberapa tas belanja sedang berbicara dengan namja itu. Dan tiba-tiba namja itu memberikan sesuatu kepada Hyerin, dan Hyerin tersenyum senang atas hal itu. Aku sudah mengepalkan tinjuku melihat adegan itu. Ku putuskan untuk keluar mobil dan menghampiri mereka.

            “Park Hyerin!” panggilku. Hyerin dan namja itu terkejut melihatku yang tahu-tahu datang. Aku menatap mereka bergantian, dan menarik tangan Hyerin.

“Darimana saja kau Hyerin? Aku sudah menunggumu hampir satu jam di restoran pinggir sungai Han. Apakah kau lupa dengan malam ini?” tanyaku menahan emosi. Hyerin melirik jam tangannya,

Eomeo! Jeongmal mianhae, Junmyeonie. Aku lupa dengan acara malam ini. Sungguh, aku minta maaf.” Ucap Hyerin dengan penuh penyesalan.

“Junmyeon-sshi, tadi aku yang mengajak Hyerin untuk menemaniku mencari kado. Aku tidak tahu kalau kalian sudah janjian. Mianhada

“Jangan ikut campur, sunbaenim. Aku tahu kau adalah sunbaeku. Tapi tolong jangan dekati yeojachinguku, atau aku tidak segan-segan akan menghajarmu!” ucapku dingin pada Luhan sunbaenim.

“Junmyeon, jangan bicara seperti itu! Aku yang salah, jangan kau salahkan Luhan sunbaenim. Lebih baik kita bicara baik-baik di dalam,” Hyerin meraih kepalan tinjuku dan menatapku dalam. Ia menarik tanganku untuk masuk kedalam rumahnya. Aku menerima ajakannya sambil tetap melempar death glare-ku pada Luhan sunbaenim.

*Park Hyerin’s POV*

Aku menarik tangan namjachingu-ku masuk ke rumahku setelah menyuruh Luhan sunbaenim pulang. Aku tak ingin Junmyeon semakin marah padaku dan Luhan sunbaenim. Junmyeon duduk di sofa ruang keluargaku dengan raut muka yang masih kesal. Aku duduk di sampingnya dan memberikan dia segelas air.

“Junmyeonie, neo gwaenchanha?” tanyaku membuka percakapan. Junmyeon meneguk air tersebut sebelum menjawab pertanyaanku.

Ne, gwaenchanha. Aku hanya kesal karena kau melupakan makan malam kita. Aku sudah mempersiapkan candle night dinner romantis untuk kita,” ucapnya menerawang.

Aku menggengam tangannya, “Mianhae, jeongmal mianhae. Aku benar-benar lupa dengan acara kita. Kalau kau mau, aku bisa memasakkanmu makanan kesukaaanmu sekarang,” tawarku.

Junmyeon tersenyum samar, “Dwaesseo, kau pasti capek sekarang, kau harus istirahat. Aku hanya ingin memberikanmu ini,” Junmyeon menyodorkan sesuatu yang membuat mataku berbinar. Sebuah kotak beludru berwarna biru. Aku segera membuka kotak tersebut. Terdapat dua buah cincin emas putih dengan hiasan sebuah batu permata serta ukiran nama kami.

Ige mwoya, Junmyeonie?” tanyaku tak percaya. Junmyeon tersenyum, ia mengambil salah satu cincin tersebut dan memakaikannya di jari manisku.

Happy anniversary yang ke-3, chagiya. Aku memberikanmu cincin sebagai tanda kau adalah milikku seorang,” ucapnya sambil menatapku dalam. Aku terhenyuk dengan pernyatannya Junmyeon barusan. Ternyata Junmyeon memang sangat mencintaiku, jadi wajar saja jika tadi dia marah.

Happy anniversary too, chagiya. Aku harap hubungan ini akan bertahan selama-lamanya,” Aku mengambil cincin tersebut dan menyematkannya pada Junmyeon. Sebuah kecupan hangat mendarat dipuncak kepalaku lembut.

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK