Ha Ra Pov
”Satu hal yang berada di luar kendali manusia yaitu hidup dan mati”- IlWoo,49 Days.
“Maaf, ibu. Kami para dokter memperkirakan bahwa sisa waktu untuk Hara di dunia ini hanya tinggal beberapa minggu lagi. Karena memang penyakit tersebut benar-benar membuat tubuh Hara semakin lemah” terdengar suara lelaki dewasa yang nada bicaranya terdengar bijaksana untuk menjelaskan sebuah hal.
Meski mataku tertutup, ini hanyalah pura-pura. Tak akan mereka tau bahwa sesungguhnya aku masih dapat mendengar perkataan para dokter diluar ruanganku. Entah mengapa, aku tak tau pil tidur yang mereka berikan tidak mempan padaku. Aku hanya berpura-pur tertidur.
“Tidak!, dokter bukanlah tuhan. Anda tidak bisa menentukan berapa lama putriku dapan bertahan dengan penyakitnya saat ini. Saya benar-benar akan menuntut dokter karena anda telah membuat hati saya tercabik mendengarnya !” kali ini, terdengar amarah dari seorang wanita yang ku yakini adalah ibuku.
“Maaf, itu bukan kehendak kami pula. Itu adalah perkiraan menurut ilmu kedokteran. Percaya atau tidak memang itulah hasil pemeriksaan terakhir. Maaf sekali lagi, saya meminta agar anda tegar” seorang dokter yang lain ikut menyahut. Dan tak lama terdengar bunyi langkahan kaki yang menjauh.
“Hiks, Hiks, Hiks...Sebenarnya apa salah putriku ya-Tuhan ?” dan lagi, menangis kembali.
‘Maaf ibu, aku pun tak berharap aku mendapatkan ujian dari Tuhan yang seperti ini. Maaf, jika aku hanya membuatmu menyia-nyiakan air mata berhargamu demi anakmu yang tak pantas ada di dunia ini’. Lirihku.
***
“Aku menyukaimu, walaupun kau memarahiku, mengacuhkanku, menertawakanku dan menganggap aku memalukan” - JungWoo, Cinderella Step Sister.
“Hara, ibu akan pergi ke rumah untuk mengambil beberapa novel untuk kau baca”
Mendengar ibuku berkata sesuatu hal yang dapat membuatku tak bosan di rumah sakit ini, aku mengganguk setuju. Wanita yang kusayangi di hidupku itu pun melangkah pergi meninggalkan ruanganku.
“Permisi, saya datang untuk memeriksa kondisi tubuh anda”
Tak lama, seorang lelaki muda yang sudah tidak asing bagiku masuk ke ruang rawatku, Dokter Byun Baek Hyun. Dengan jas putihnya ia melangkahkan kakinya kearahku. Dokter Byun adalah salah satu dokter muda di rumah sakit ini, sekaligus cucu dari pendiri rumah sakit terbesar di Seoul,Korea Selatan ini.
“Kau datang ?. Oh ya. jangan melupakanku . Oppa, Saranghae !” Teriakku semangat.
“Aku tau, Hara-ssi sudah berapa kali kau berkata padaku seperti itu setiap harinya. Dan kau juga tau bahwa aku mencintai Se Na, tunanganku” kata Dokter Byun sambil menjalankan aktifitasnya mengecek infusku dan hal lain yang aku tak tau sebenarnya.
“Aku pun tau. Dan apa Oppa tidak bisa melihatku sebagai perempuan yang sebenarnya, Oppa ?’
“Tak akan pernah Hara-yang. Kau adalah pasienku” aku tersenyum mendengar perkataanya.
Ya, aku merasa diriku sudah kebal dengan hal-hal seperti itu. Tak terhitung berapa kali Dokter Byun atau Baek Hyun Oppa menolaku dengan dinginya dan mengganggap aku hanya pasienya, aku tetap mencintainya. Dan selama aku ada dirumah sakit ini juga, sama dengan lamanya aku mencintainya hingga sekarang, sekitar 4 tahun lalu.
“Istirahatlah, dan cepat sembuh. Lihatlah makananmu yang belum kau habiskan, cepat habiskan !”
Baek Hyun Oppa berkata sambil memandang ke sebuah arah, aku mengikuti arah tunjukanya dan terlihatlah sebuah kotak makaan yang masih rapi dan belum terjamah. Aku tersenyum, ternyata lelaki yang ku cintai ini memperhatikanku.
“Kau mengkhawatirkan aku, Oppa ?”
“Tidak, aku hanya kasihan pada orang yang telah pegal-pegal membuatkanya. Aku pergi” Ia meninggalkanku sendiri.
***
Author Pov
“Kapanpun kamu memiliki seseorang yang kamu cintai di sisimu, kamu tidak bisa mendengar atau melihat apa pun kecuali mereka.” – Yoorin, My Girl
“Oppa !, apa gadis kecil penderita kanker itu masih mengejar-kejar cintamu dan terus berkata ia mencintaimu”
Seorang wanita bergelayut manja pada lengan seorang lelaki. Mereka adalah sepasang kekasih yang baru beberapa minggu lalu bertunangan. Lee Se Na, Byun Baek Hyun.
“Seperti itu. Setiap kali aku memeriksanya, ia akan berkata ‘Oppa, Saranghae !’ dengan ekspresi yang dibuat-buat. Dan ketika aku menjelaskan bahwa aku mencintaimu, ia hanya tersenyum. Namun, esoknya ia akan bilang padaku hal itu lagi” jawan Baek Hyun.
“Acuhkan saja, kau kan memiliki aku yang ada di sampingmu. Saranghae”
“Tentu, Saranghae” balas Baek Hyun sambil merangkul erat tunanganya, tanpa ia sadari sebuah senyum yang sulit diartikan terlukis pada bibir Se Na.
‘Tentu saja Oppa, kau bahkan tidak sadar bahwa kau sudah masuk ke dalam perangkapku. Kekeke, bahkan kau tidak bisa memilih mana cinta yang palsu dan yang benar-benar terjadi. Kini, kau hanya dapat melihatku. Kita tunggu saja waktunya’ guman perempuan tersebut sambil tersenyum penuh arti.
***
Pendek ? ,, Lanjut atau stop terserah :)