home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Val In Love

Val In Love

Share:
Author : Extr0lution
Published : 19 Mar 2014, Updated : 04 Aug 2014
Cast : Yoon Doo Joon Valeria Yakob
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |2181 Views |5 Loves
Val In Love
CHAPTER 1 : Oney
Val in Love
 
Author: Nae Iyagi
 
Cast: Valeria Yakob (OC)
 
Yoon Doojoon (BEAST)
 
Pernahkah hatimu berdebar saat pertemuan pertama?
Kedua?
Ketiga?
Segalanya yang tidak mungkin menjadi mungkin saat….
JATUH CINTA.
*****eNI*****
 
Terminal kedatangan Bandara Incheon.
 
Akhirnya gadis berkulit sawo matang dan berambut hitam khas asia itu menjejakkan kakinya di negeri impiannya.
 
Di pandanginya bangunan berarsitektur modern yang bersih dan megah itu.
 
Perasaan norak, bahagia, gugup dan takut berada di negeri orang bercampur aduk dalam benaknya.
 
Di ikat asal rambut sebahunya dengan karet yang sedari tadi menjadi gelang di tangan kanannya.
 
“Huwaaa..aku merasa seperti Go Mi Nam.” Gumamnya dalam hati.
 
Go Mi Nam tokoh gadis tomboy dalam drama You’re Beautiful kesukaanya.
 
Di sinilah, di bandara Incheon gadis tomboy itu pertama kali bertemu pria tampan yang akhirnya menjadi kekasihnya, Hwang Tae Kyung.
 
Valeria Yakob, nama gadis itu.
 
Tahun ini usianya genap dua puluh lima tahun.
 
Seperempat abad yang akhirnya bisa di laluinya dengan bebas, setelah menyerahkan ijazah sarjana yang menjadi kebanggaan orang tuanya.
Berbekal buku panduan backpacker yang sedang menjadi trend, akhirnya…
 
BRUUUK!
 
Sepasang sepatu lars hitam tertabrak sneaker yang di kenakannya.
 
“Oh..sorry.” Ucap Val spontan.
 
Pemilik sepatu lars itu menoleh.
 
Skinny jeans hitam, T-Shirt putih yang tertutup jaket kulit hitam plus kacamata ray band ala pilot yang di kenakan laki-laki itu benar-benar cocok dan membuat penampilannya enak di pandang mata.
 
“Hwang Tae Kyung?” Bisik hati Val.
 
Laki-laki itu menaikkan sudut bibirnya.
 
“Hati-hati kalau berjalan, untung aku tidak terjatuh dan terluka.” Katanya dalam bahasa Korea.
 
Val hanya menanggukan kepala seperti kebiasaan orang-orang Korea yang sering di lihatnya dalam drama.
 
“Tsk..apa katanya.” cibir Val “Aku hanya tau Annyeonghaseyo, Saranghaeyo, Kamsahamnida.”
 
Di putar balik badannya sambil menyeret koper berukuran kecil yang menjadi bawaanya selain tas ransel hitam yang di sandang di bahunya.
 
Buku panduan dan peta Korea yang sempat di ambilnya di kedutaan saat membuat paspor terbuka di tangan kanannya.
 
Matanya menyusuri huruf-demi huruf dan gambar mencari rute yang harus di laluinya ketika…
 
BRUUUK!
 
“Oh..sorry.” ucap Val sambil matanya beralih dari peta ke arah orang yang di tabraknya.
 
“Sudah ku bilang hati-hati kalau berjalan, lihat ponselku terjatuh karenamu.” Lagi-lagi ternyata laki-laki yang di tabraknya tadi.
 
“Excuse me...can you speak English?” tanya Val.
 
“Mwo?” tanya laki-laki itu sambil membungkuk untuk memungut ponselnya “mengapa di Korea aku harus berbahasa inggris?”
 
“Karena...aku orang asing, aku baru saja mendarat.” jelas Val.
 
“Tapi wajahmu terlihat seperti orang Korea?” tanya laki-laki itu tak percaya dalam bahasa inggris dengan logat Korea.
 
Val menelengkan kepalanya agar dapat menangkap isi perkataan lelaki itu.
 
Val tersenyum.
 
“Thanks.” Jawabnya “aku harus ke arah mana untuk menuju hotel?”
Laki- laki itu menjelaskan arah tujuan Val berdasarkan peta yang di bawa gadis itu.
 
“Kamsahamnida.” kata Val sambil sedikit membungkukan badanya.
 
Val menyusuri koridor di depan terminal kedatangan sambil sesekali kepalanya berputar membaca arah pada papan petunjuk jalan.
 
Perbedaan udara membuatnya sedikit menyesal saat ini, dia hanya mengenakan kemeja flannel kotak-kotak merah plus jeans kesayangannya.
 
Cuaca cerah Seoul berbeda dengan Jakarta.
 
“Bodohnya aku.” Sesalnya dalam hati sambil mencengkeram kerah kemejanya menahan dingin untuk ukuran tubuhnya.
 
Tiba-tiba...
 
Sebuah sedan berhenti tepat di sampingnya.
 
“Hai...turis asing, aku akan mengantarmu ke hotel.” Suara laki-laki yang di tabraknya dalam bandara tadi dari balik kemudi.
 
Val memandang bingung dan ragu.
 
“Jangan takut, aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai warga Negara terhadap kunjungan wisata dari turis asing.” Katanya lagi seolah bisa membaca fikiran Val.
 
“Hmm...kapan lagi berpetualang dengan laki-laki tampan di negeri orang.” Bisik hati Val.
 
Tetapi otaknya ragu sehingga badannya tetap berdiri terpaku.
 
“Masuklah...jangan takut.”
 
****eNI*****
 
Val mengeliatkan badanya, pagi pertama di negeri orang dengan sisa jetlag dan sendiri pula.
 
Di remas rambut sebahunya pada puncak kepala, lalu di gelengkan kepala ke kiri dan kanan.
 
Setelah membersihkan badan dan berganti pakaian, di langkahkan kaki untuk mencari sarapan.
 
Setidaknya secangkir kopi dengan krim yang hangat bisa menghilangkan rasa tidak enak di kepalanya.
 
Di telusuri trotoar yang bersih dan nyaman.
 
Pilihannya jatuh pada toko pastry yang tak jauh dari hotel sederhana tempatnya menginap.
 
Harum roti yang baru keluar dari oven di tambah susunan etalase yang menarik semakin membuat irama keroncong di perutnya .
 
Ahjusi setengah baya pemilik toko itu melayani dengan ramah, walaupun mereka hanya menggunakan bahasa isyarat dan sesekali di selingi bahasa inggris terbata-bata.
 
Di hirup harum kopi berkrim yang sedikit pekat itu sebelum akhirnya di teguk bibir cangkir porselen putih dalam genggamannya.
 
“Hmm...selamat pagi Korea.” Desis Val.
 
Hampir setengah jam di nikmatinya sarapan dalam kesendirian.
 
Di bukanya lagi peta dan buku panduan andalannya sebelum akhirnya dia bangkit dan keluar dari toko pastry itu.
 
Val mengarahkan langkah menuju halte bis.
 
“Hi stranger...” Panggil suara laki-laki.
 
Val menghentikan langkahnya,di pandang sekelilingnya.
 
Hanya ada dirinya sendiri.
 
“Hi stranger...” Panggil suara itu dari arah mobil yang berhenti di depannya ”Kau...ya...kau.”
 
“Oh hi..” Sapa Val akhirnya saat dia mengenali orang yang memanggilnya “Ba~bagaimana bisa kita bertemu lagi?”
 
“Gampang saja...cari dan lihat orang yang berjalan membawa buku petunjuk dan peta." Jelas laki-laki itu.
 
Val tersenyum, lalu terkekeh geli mengingat dirinya yang pasti terlihat bodoh dan kebingungan di jalan.
 
“Aku bersedia menjadi guidemu.” Tawar laki-laki itu.
 
“APA???”
 
Val memandangi wajah tampan yang terlihat tetap sama dengan wajah yang kemarin di temuinya.
 
Senyum si tampan itu mengembang membuat matanya membentuk garis melengkung di wajah.
 
“No thanks.” Tolak Val.
 
“Apa jadinya kalau ternyata lelaki itu gigolo, atau mucikari yang mencari mangsa.” Batinnya.
 
Membayangkan saja sudah membuat Val bergidik merinding.
 
Apalagi kalau sampai orang tuanya tau, TAMATLAH RIWAYATNYA.
 
Val mengangguk sekilas lalu berjalan meninggalkan lelaki itu.
 
Mobil itu tetap mengikuti perlahan seiring langkah Val.
 
“Yaa...aku bukan orang jahat, lagi pula kau Cuma seminggu berada di negeriku, sayang bukan bila kau tidak mempunyai teman dalam petualanganmu.” Tutur lelaki itu lagi.
 
Val berhenti dan menoleh.
 
Menyesal kemarin telah terlalu terbuka dan banyak bercerita serta tidak sempat menanyakan nama lelaki itu.
 
“Kau~kau tidak mengenaliku?” Tanya lelaki itu dengan percaya diri.
 
Val mengamati wajah tampan itu dari trotoar.
 
Di gelengkan kepalanya.
 
Wajah itu sepertinya tidak asing lagi.
 
Tetapi…
 
Bukankah memang wajah orang Korea banyak yang hampir serupa.
 
Dengan keberanian yang di paksakan di hampiri mobil itu mendekat.
 
“Kau benar tidak mengenaliku?” Tanya lelaki itu lagi” padahal aku juga pernah mengunjungi negerimu.”
 
“Ooh..!” Seru Val sambil menutup mulutnya “Kau...kau ...Yoon...Yoon DooJoon?”
 
DooJoon menganggukan kepalanya.
 
“Bodoh...bodoh...” Rutuk Val” Bagaimana aku tidak bisa mengenalinya kemarin.”
 
Sebagai penggila K-Pop dan K-Drama sanggat mustahil bagi Val untuk tidak mengenali bintang-bintang Hallyu itu.
 
*****eNI******
 
“Be~benarkah kau Yoon...Yoon DooJoon Leader BEAST?” Tanya Val penasaran sesaat setelah duduk manis di sisi DooJoon.
 
“Kenakan Seat bealtmu.” DooJoon mengacuhkan pertanyaan Val.
 
“Jawab aku dulu, atau aku akan turun lagi.” Ancam Val.
 
“Yaaa yeoja ini memang benar-benar keras kepala, tidak sesuai dengan penampilannya.” Rutuk DooJoon dalam bahasa Korea 
 
“English please.”
 
DooJoon tersenyum.
 
“Yup..I am Yoon DooJoon.”
 
“Tidak bisa ku percaya...seorang idol Hallyu bersedia menjadi guide turis sepertiku?” olok Val.
 
“Buatku kau luar biasa, seperti ceritamu kemarin..saat pertama kita bertemu, seorang gadis berani berpetualang ke negeri orang tanpa satupun orang yang kau kenal..HEBAT..benar-benar hebat.”
 
DooJoon mengacungkan jempolnya.
 
“Tsk..kau fikir aku tokoh kartun Dora, hanya karena aku menjadi backpacker.”
 
“Anni..eh bukan maksudku, hanya akupun jadi terinspirasi untuk berpetualang juga.”
 
Val memandangi DooJoon sesaat, lalu mengangkat bahunya.
 
“Kajja..akupun ingin berpetualang melakukan penyamaran bersamamu, saat ada yang mengenaliku kau harus meyakinkan bahwa itu bukan aku, bagaimana?” tawar DooJoon.
 
Val tersenyum.
 
“Mimpi apa aku” fikirnya “seorang Idol mengajak berpetualang tanpa ragu.”
 
****eNI*****
 
“Semenjak jadi Idol aku hampir tidak bisa bebas berkeliaran di tempat umum, apalagi siang hari.” ungkap DooJoon .
 
Val menghentikan langkahnya dan memandang sejenak laki-laki itu.
 
“Hmm.. tapi semua sebanding dengan ketenaran dan materi yang kau dapat bukan?” jawab Val.
 
“Ne, no pain no gain..tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan.” angguk DooJoon setuju.
 
“Kau mau mencicipi itu?” tunjuk DooJoon di depan deretan penjaja makanan khas Korea di pinggir jalan “Aku sudah lama tidak mencobanya.”
 
DooJoon menarik tangan Val ke depansalah satu tenda yang berjejer itu.
 
DooJoon memilih fish cake, sejenis makanan yang terbuat dari ikan di campur adonan tepung seperti bakso ikan yang ditusuk hingga mirip otak-otak ala Indonesia.
Di tiup sebentar tusukan itu sebelum akhirnya di berikan pada Val.
 
“Tsk.” decak Val sambil tersenyum “Apakah semua laki-laki negeri ginseng ini memang romantis?”
 
“Heeh..ma~maksudmu?” tanya DooJoon tak mengerti.
 
“Baru saja kau memberikan fish cake panas ini padaku setelah kau tiup agar menjadi sedikit dingin.” jelas Val.
 
“Aaah itu..itu tata krama..apakah..apakah di negerimu tidak ada?” DooJoon balik bertanya.
 
Val tersentak.
 
Merasa dirinya dari negeri antah berantah.
 
Di negerinya, lelaki yang bersikap manis pada seorang wanita pasti ada maunya, dan patut di curigai.
 
“Ma~maksudku seperti di drama-drama.” Bohong Val.
 
“Aaa..industri K-drama memang hebat membius kaum wanita.” jelas DooJoon ”Tapi bukankah..bukankah memang kita harus menghormati wanita, apakah salah saat ada orang bersikap baik padamu, menawarkan duduk atau mempersilahkan wanita lebih dulu?”
 
Val menggelengkan kepalanya.
 
DooJoon ternyata bukan hanya enak di lihat tapi dia juga teman bicara yang menyenangkan.
 
Mereka berjalan kea rah tenda yang berisi ttopoki di food street itu.
 
“DooJoon Oppa?” tiga remaja wanita berseragam sekolah bertanya pada DooJoon.
 
DooJoon member isyarat pada Val.
 
“Anniyo.” Jawab Val mencoba berbahasa Korea dengan lafal yang mungkin aneh bagi orang Korea ”kami turis..kami dari..”
 
“Jinjjayo?” tanya remaja itu tidak percaya.
 
“Ya..dan kami tidak bisa berbahasa Korea. ”Val dan DooJoon mengangguk pada ketiganya lalu berlalu.
 
DooJoon masih terkekeh geli saat dia menyadari tangannya menggenggam tangan Val.
 
Mata DooJoon dan mata Val bertemu.
 
Terdiam.
 
DooJoon pun tidak berusaha melepaskan genggaman itu.
 
“Kajja..” katanya.
 
Keduanya tetap bergandengan tangan menuju area parkir.
 
“Penyamaran yang sempurna bukan? Mereka pasti mengira kita sepasang kekasih.” Kata DooJoon sambil membuka pintu untuk Val.
 
*****eNI****
 
“Mengapa kau masih belum punya pacar? di larang managemen?” tanya Val.
 
“Siapa bilang aku belum punya pacar?” DooJoon balik bertanya.
 
“Oh ya..beruntungnya gadis itu.” jawab Val getir.
 
Dua hari.
 
Dua hari terindah dalam hidup Val.
 
Rasanya hanya orang yang mati rasa yang tidak terpikat oleh pesona DooJoon.
 
Dua hari bersamanya membuat getaran aneh menjalar di seluruh pembuluh darahnya.
 
“Jinjjayo?” tanya DooJoon tak percaya “Benarkah gadis itu beruntung karena ku pacari?”
 
Val mengangguk.
 
“Kau sendiri..mengapa tidak bersama pacarmu berpetualang ke Korea?” tanya DooJoon lagi.
 
“Aku tidak punya pacar.” jawab Val “Hubunganku berakhir tiga bulan yang lalu..aah mengapa aku jadi curhat padamu.”
 
“Gwenchana.” sambar DooJoon “Lalu mengapa gadis yang ku pacari beruntung menurutmu?”
 
“Tentu saja..seorang Idol pasti mempunyai pacar yang cantik, dan menurutku kau bukan hanya tampan.” jawab Val sedikit malu “Tetapi kau..kau teman bicara yang menyenangkan, kau juga penuh perhatian.”
 
“Aku tidak menyukai perempuan cantik dalam polesan make-up, aku menyukai perempuan yang cantik hatinya.” jelas DooJoon
 
“Benarkah? Jadi..jadi pacarmu bukan artis?” tanya Val di ujung cemburunya.
 
Cemburu..
 
Val menekan perasaanya.
 
Jadi DooJoon sudah mempunyai kekasih.
 
Dan getaran serta debaran di dada itu hanya miliknya sendiri.
 
*****eNI****
 
“Are you ‘Beauty'?" tanya DooJoon
 
“Excuse me?” ulang Val.
 
“Apakah kau BEAUTY..penggemar BEAST?” DooJoon menjelaskan pertanyaanya.
 
“Oh, kau ingin jawaban jujur atau bohong?” Val menutupi degup di dadanya dengan kembali bertanya.
 
Hampir saja dirinya salah tanggap dengan maksud pertanyaan DooJoon tadi.
 
DooJoon mencondongkan wajahnya kearah Val.
 
“Wajahmu bukan wajah pembohong.” katanya sambil mencolek pipi Val.
 
DEG!
Jantung Val hampir loncat keluar, sensasi sentuhan DooJoon membuat aliran darahnya mengalir cepat.
 
Val menarik nafas dalam-dalam.
 
“Wae? Kau bukan penggemar kami.” Tebak DooJoon.
 
“Aku penggemar BEAST..biasku..biasku DongWoon-Ssi.”
 
“Mworago? Uri magnae itu memang banyak di sukai wanita.” DooJoon menggeleng-gelengkan kepalanya.
 
“My elder sister likes you.” sambar Val cepat.
 
DooJoon terbahak sambil menepuk dahinya.
 
“Jadi..jadi keluargamu mengenal kami?”
 
“Apanya yang lucu?” protes Val “Kalian adalah Idola yang terkenal di seluruh dunia jadi wajar saja bukan kalau aku dan kakakku menyukai kalian?”
 
“Ne, dan ternyata aku tidak salah menjadi guide untukmu, itu fans service dariku.”
 
Fans service..lagi-lagi kata itu yang keluar dari bibir DooJoon.
 
“Huft..ternyata dia hanya melayaniku sebagai seorang penggemar.” Batin Val penuh sesal.
 
“Besok malam kami akan rekaman mengisi acara music di stasiun tv, kau ingin melihat? Akan ku kenalkan dengan member lain.” janji DooJoon.
 
Val terpana.
 
Kedatangannya ke Negeri Ginseng tidak sia-sia walaupun harus menguras tabungannya selama tiga tahun.
 
“Tapi..bagaimana aku menghubungimu? jika menggunakan nomormu pasti sedikit rumit.”
 
DooJoon membuka laci mobilnya dan menyerahkan sebuah ponsel pada Val.
 
“Aku akan menghubungimu di nomor pribadiku, jangan takut di ponsel itu hanya ada nomor member dan managerku, kau tak perlu mengangkatnya.” jelas DooJoon.
 
Val tertegun.
 
Melayang.
 
Hilang ingatan.
 
*****eNI*****
 
Masih berjalan di atas awan Val membuka pintu dan masuk kamar hotelnya.
 
Ditepuk-tepuk pipinya untuk menyadarkan diri.
 
Benda hitam pipih itu masih ada dalam genggamannya.
 
“Ya Tuhan..jika ini mimpi..jangan biarkan aku terbangun.” do’anya dalam hati.
 
Dengan gerakan perlahan Val duduk di sisi tempat tidurnya, masih tak percaya di amati ponsel DooJoon dalam tangannya.
 
Tiba-tiba benda itu bergetar tanpa suara.
 
Dengan nafas tercekat di tenggorokanya di geser tombol hijau untuk menjawab.
 
“Hallo..?
 
“Hallo.” Suara DooJoon terdengar di ujung ponselnya “aku lupa memberi tau passwordnya..tolong kau catat dulu.”
 
“Ooh..sebentar.” sahut Val sambil menuju meja di depannya mencari kertas dan pulpen hotel.
 
“Kau bisa merubahnya atau menghapusnya okay..sampai besok.”
 
Val benar-benar membutuhkan nafas buatan.
 
Terduduk lemas di atas tempat tidur, lalu di rogoh tasnya mencari ponselnya sendiri.
 
Menghubungi kakaknya itu yang harus di lakukan.
 
“Hallo..Val..Val..kemana saja? Kenapa sudah tiga hari baru menghubungi? kau mau membuat keluarga jantungan ya..” cerocos kakaknya saat sambungan ponsel terkoneksi.
 
“Mbak..Mbak Denise..dengar..aah..aah.” suara Val terdengar tercekat di tenggorokannya.
 
“Val?,kau..kau sakit?” tanya Denise kakak Val yang terpaut jarak tiga tahun darinya.
 
“Aku..aku.. benar-benar butuh oksigen mbak..” tersengal suara Val 
 
“Kau sakit?” suara Denise semakin cemas .
 
Val menarik nafas panjang, berdiri lalu berjalan kearah kulkas kecil di sampingnya mencari sebotol air mineral.
 
Di teguknya air dingin itu untuk menenangkan degup jantungnya.
 
“Jantungku sakit, nafasku sesak Mbak.”
 
“Hey..kau bercanda ya..ada apa sebenarnya?” tanya Denise lagi.
 
Denise Yakob kakak Val satu-satunya.
 
Mereka begitu dekat bahkan hampir tidak ada rahasia diantaranya.
Kesukaannya pada K-Pop dan K-Drama pun di tularkan dari sang kakak.
Terlebih kakaknya itu aktif di hampir semua media social, hingga seorang temannya pernah menjuluki penjaga warnet.
 
“Tebak siapa yang kutemui di Korea Mbak, kau pasti tidak percaya?”
 
“Yang pasti kau bertemu orang korea kan?atau jangan-jangan kau bertemu Oska?” ledek Denise menyebut tokoh drama korea.
 
Keduanya tertawa.
 
“Aku bertemu..”
 
Tiiit ttiiitt ttiiitt
 
Sambungan itu terputus sebelum Val menjelaskan siapa orang yang di temuinya.
 
“Apa ini?” batin Val “ Apakah aku juga harus merahasiakan dari kakakku.”
 
****eNI****
 
“Kau dimana?” tanya DooJoon dari ponsel “Aku tidak bisa menjemputmu, kau naik taxi saja akan ku kirim alamatnya, jadi kau bisa minta tolong pada supir taxi.”
 
Belum lagi pintu Taxi tertutup ponsel itu bergetar kembali.
 
“Sudah dapat Taxinya..paling lambat setengah jam kau sudah sampai di stasiun tv ..araseo..”
 
“DooJoon-Ssi, jangan khawatirkan aku, aku seorang petualang pasti kutemukan alamat ini, kau konsentrasi dengan pekerjaanmu.” bujuk Val saat di sadari DooJoon begitu khawatir padanya.
 
“Eoh..hati-hati, sampai bertemu.”
 
Baru saja Val menjejakan kaki di pelataran stasiun tv kembali ponsel itu bergetar.
 
“Kau sudah sampai..tunggu saja di situ,aku akan mengirim asistenku menjemputmu.”
 
Tidak sampai setengah menit ketika seseorang yang mengaku sebagai asisten DooJoon menyapanya, dan membawa Val masuk ke dalam ruang tunggu yang merangkap ruang rias di studio tv itu.
 
“Wasseo.” Sambut DooJoon saat melihat Val di pintu masuk.
 
Terlihat jelas laki-laki itu begitu cemas menunggunya.
 
Val berusaha menyunggingkan senyum termanisnya.
 
DooJoon meraih jemari tangannya dan membimbing masuk menemui member BEAST yang lain.
 
“Hallo..” sapa Val “senang bertemu kalian.”
 
Di salami satu persatu member BEAST dan orang yang ada di ruangan itu.
 
Persis seperti adegan WGM saat pasangan idol di pertemukan dengan member lain.
 
Kelima member lain mengoda DooJoon dengan bahasa yang tidak di mengertinya.
 
Val hanya ikut tersenyum saat mereka tertawa.
 
“Apa kata mereka?” tanya Val setengah berbisik pada DooJoon yang berdiri di sisinya.
 
Tapi hal itu justru membuatnya menjadi bahan godaan mereka.
 
“Kau cantik kata mereka.” Kata DooJoon.
 
Tentu saja Val tahu itu bohong.
 
“Valeria-Ssi..kau penggemarku?” tanya DongWoon tiba-tiba “Maukah foto denganku?”
 
“Sungguh?” jawab Val sumringah sambil menyerahkan ponsel miliknya.
 
Tetapi sebelum DongWoon menerima ponsel itu tangan DooJoon lebih dahulu menyambar benda itu dan ikut berdiri di antara keduanya.
 
****eNi****
 
Berakhir sudah…
 
Semua tinggal menjadi kenangan bagi Val.
 
Saat ini dirinya kembali berada di bandara Inceon, seperti Go Mi Nam yang berpisah dengan Hwang Tae Kyung karena kesalah fahaman.
 
Seperti itu pula yang di rasakan Val..
 
Dengan langkah lunglai di seret kopernya memasuki area bandara, sendiri..
 
Seminggu yang lalu saat pertama kali kedatangannya di awali dengan semangat dan kegembiraan.
 
Sepotong hatinya tertinggal di sini.
 
Sementara potongan hati yang lain tak mengetahui dirinya terluka.
 
Selangkah lagi sebelum menyerahkan boarding pass, ketika..
 
“Valeria…”
 
Val menghentikan langkah.
 
“DooJoon-Ssi?”
 
“Aah taehaengida..aku tidak terlambat.” DooJoon menarik nafas lega “Selamat jalan..hati-hati.”
 
Val tersenyum.
 
Getir.
 
“Ini..bawalah untukmu. ”DooJoon mengangsurkan ponsel hitam miliknya yang kemarin malam di kembalikan Val “Agar..aku bisa menghubungimu suatu saat.”
 
“Sungguh?”
 
DooJoon tersenyum.
 
“Boleh..boleh..aku memelukmu?”
 
Tanpa menunggu Val berlari menghambur ke dalam pelukan DooJoon.
 
*****end*****
 
Fantasi terliar autor untuk berkencan dengan sang idola.
Jadi jangan berikan komentar..Sequel
Karena author masih menunggu telpon darinya.
 
 
POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK