“Aerin, sudah dua minggu ini aku menggantung perasaan Kim Heechul padaku. Aku tidak percaya dia bisa sampai menyukaiku apalagi sampai jatuh cinta padaku. Aku ragu harus bagaimana menjawabnya. Heechul memang sangat tampan dan juga kaya. Banyak wanita yang mengejarnya. Tapi aku masih belum berani untuk menerimanya. Aku takut melukai perasaan Jung Soo oppa. Kalau aku sampai menerimanya, apakah nantinya aku hanya akan mengecewakan Heechul karena hatiku belum sepenuhnya melupakan masa laluku? Aku memang mulai menyukai Heechul karena kebaikannya dan perhatian yang ia berikan padaku dengan caranya sendiri. Aerin, aku tahu kau pasti menertawakanku saat ini! Tapi aku benar-benar dilema saat ini sekaligus merasa lucu. Aku tidak pernah membayangkan kalau suatu hari akan berpacaran dengan Kim Heechul, musuh bebuyutanku, apalagi kalau harus menikah dengannya dan memiliki anak darinya. Hoah! Rasanya duniaku berputar terbalik. Lihat ini, bahkan Heechul memberiku dress untuk kupakai malam ini. Kami akan bertemu di suatu tempat. Mungkin dia sudah tidak sabar untuk mendengar jawabanku. Hei, maaf aku banyak bicara. Kalau saja kau ada disini mungkin ada lebih banyak lagi yang ingin aku katakan. Hehe! Jaga dirimu, Aerin! Aku merindukanmu!” Yumi mengirim email itu pada Aerin.
Yumi bersiap berganti pakaian dan berdandan. Ia mengenakan dress santai yang diberikan oleh Heechul sebelumnya. Dress itu ia padankan dengan blazer yang warnanya senada.
Heechul sudah lebih dulu berangkat dan menunggu Yumi di dekat danau. Disana pria tampan itu tampak gugup dan tidak bisa diam. Sudah hampir satu jam Heechul menunggu Yumi. Ia sudah hampir kecewa kalau saja gadis itu tidak datang. “Hh, syukurlah kau datang,” ucap Heechul lega melihat Yumi berjalan mendekat menghampirinya ke sisi danau.
“Maaf, aku membuatmu menunggu lama,” ucap Yumi. “Memang sedikit menyebalkan, tapi seharusnya tadi kita pergi bersama saja,” kata Heechul seraya terkekeh.
Selama beberapa saat mereka saling diam. Yumi bingung bagaimana untuk memulai. Ia berharap Heechul bertanya lebih dulu padanya, tapi sejak tadi pria itu juga hanya diam saja. Jadilah keduanya hanya memandangi danau dibalik cahaya lampu-lampu dari kejauhan yang sedikit remang-remang.
“Aku lupa kita kesini untuk apa,” ucap Yumi salah tingkah. Ia terpaksa buka suara agar suasana tidak begitu canggung, tapi rupanya malah begitu terlihat jelas di mata Heechul kalau ia salah tingkah.
“Haha! Mana mungkin kau lupa? Ayolah, katakan sesuatu yang lain!” Heechul tertawa dan merubah posisinya menghadap Yumi. Yumi merasa kikuk, “Jangan menertawakanku, aku jadi canggung!” Yumi berterus terang. Pipinya tampak sedikit memerah karena tersipu malu. “Iya, aku juga merasakannya,” sambung Heechul.
Yumi tampak menghela nafas. Ia mulai akan berbicara serius pada Heechul, “Hh, aku... sebenarnya masih ragu untuk merencanakan masa depanku. Entah aku akan tetap disini, bekerja dan berkeluarga di negerimu ini, ataukah mungkin aku akan kembali ke negaraku,” ujar Yumi.
Heechul sangat antusias mendengarkan Yumi berbicara, tapi ia merasa sedikit kecewa tentang kemungkinan Yumi akan kembali ke Indonesia, “Baiklah, aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu,” Heechul membuang pandangannya ke tempat lain. Ia merasa patah hati. Padahal Yumi sama sekali belum memberikan jawaban sebenarnya padanya.
Yumi menoleh pada Heechul, memperhatikan Heechul yang sekarang tertunduk dan menghela nafas berkali-kali. Yumi tidak menyangka kalau Heechul akan semudah itu menyerah, “Hanya begitu? Hanya seperti itu? Ada apa denganmu? Bukankah biasanya kau memaksakan kehendakmu padaku?” seru Yumi pada Heechul. Keberanian Yumi mulai terkumpul kembali saat ini. Ia meraih tangan Heechul dan menggenggamnya.
Heechul berpaling lagi pada Yumi, “Jadi maksudmu?” Heechul terperangah. Ia sedikit bingung dengan maksud ucapan Yumi, sedangkan Yumi hanya mengangguk padanya. Heechul lantas tersenyum setelah ia berhasil menebak-nebak maksud dari ucapan Yumi tadi, “Benarkah itu? Tolong yakinkan aku kalau aku tidak sedang bermimpi!” seru Heechul gembira.
Yumi akhirnya mendekap tubuh pria tinggi itu. Ia memberikan perasaan nyaman bagi pria yang tengah dipeluknya itu. “Aku belum bisa mencintaimu, tapi aku rasa mungkin aku bisa mencobanya,” ucap Yumi dalam hati.
Setelahnya, Yumi dan Heechul berjalan-jalan di sekitar tempat itu. Mereka berjalan sampai ke taman dekat danau itu. Banyak muda-mudi yang mendatangi tempat itu untuk sekedar bermalam mingguan. Yumi duduk di sebuah bangku taman dan Heechul juga menyusulnya duduk di sebelahnya. Bunga-bunga cherry blossom berguguran menambah romantisme suasana malam ini.
Diam-diam Yumi mengamati sosok Heechul dan tersenyum sendiri, “Kau tahu tidak? Rasanya lucu kau tiba-tiba mengutarakan cinta padaku. Padahal kita tidak pernah akur. Kalau mengingat masa-masa kuliah selalu membuatku tertawa dan juga kesal padamu,” tutur Yumi seraya memandangi keindahan langit malam ini.
“Haha! Iya, aku juga selalu tertawa kalau mengingatnya. Tapi, bagaimana dengan keluarga orang itu? Apa kau akan memberitahu mereka?” kata Heechul menyinggung soal keluarga Park Jung Soo.
“Iya. Sebetulnya aku merasa seperti seorang pengkhianat, tapi akan lebih baik kalau mereka tahu,” ujar Yumi. “Kau bukan pengkhianat. Jangan pernah berpikiran seperti itu! Kau juga, kan harus bahagia dengan kehidupanmu yang sekarang. Aku yakin mereka akan mengerti,” ujar Heechul menyemangati Yumi.
Yumi menoleh dan tersenyum pada Heechul. Heechul melihat pasangan yang berjalan berpegangan tangan di depan mereka. Tiba-tiba saja mata Heechul tertuju pada lengan Yumi. Ia juga ingin bisa menggenggam tangan gadisnya seperti itu. Heechul yang gugup mencoba untuk memberanikan diri meraih tangan Yumi. Tangan yang dulu selalu ditariknya dengan paksa kemanapun ia mau. Diluar dugaan justru malah Yumi lebih dulu menyandarkan dirinya di bahu Heechul. Heechul lagi-lagi terperangah.
Yumi sedikit mengangkat wajahnya ketika menoleh pada Heechul, “Tidak apa-apa, kan? Aku merasa nyaman saat pertama kali kau melakukan ini ketika aku sakit,” ujar Yumi. Heechul menjadi salah tingkah, tapi ia akhirnya berhasil memberanikan diri meraih tangan Yumi sedangkan lengannya yang lain merangkul tubuh gadis itu.
“Kita jadi seperti orang pacaran sungguhan, ya?” Yumi terkekeh. Heechul juga tertawa mendengar kata-kata Yumi itu. Di sekitar mereka, di taman itu memang banyak pasangan yang sedang berpacaran. Tapi tiba-tiba Yumi membenarkan posisi duduknya, “Kita pulang saja. Aku merasa tidak enak badan,” kata Yumi yang langsung berdiri. Entah kenapa, tapi Yumi merasa masih belum bisa menyesuaikan diri dengan Heechul. Heechul sedikit kecewa, “Baiklah, kita pulang!” seru Heechul seraya memaksakan tersenyum.
***
“Aku kesini untuk memberitahu eonni kalau kami akan bertunangan,” Yumi penuh hati-hati menyampaikan rencana pertunangannya dengan Heechul pada In Young. Yumi tidak pernah menduga ia harus menyampaikan berita ini pada kakaknya Jung Soo.
In Young terlihat antusias, “Syukurlah, akhirnya kau sudah membuka lembaran yang baru bersama cintamu yang baru. Aku mendukung kalian. Aku tahu Heechul pria yang baik. Kau pasti akan bahagia bersamanya,” ujar In Young.
“Tadinya Yumi takut akan mengecewakan eonni kalau sampai eonni mendengar rencana pertunangan kami,” ujar Heechul yang kali ini ikut bersuara. “Apa? Kenapa bisa begitu?” In Young merasa heran.
“Aku takut eonni akan merasa aku telah mengkhianati Jung Soo oppa,” ucap Yumi seraya tertunduk. “Huh? Apa-apaan kau ini? Mana mungkin seperti itu? Aku tidak pernah berpikir seperti itu. Hei, kau ini sudah seperti adikku sendiri. Aku akan senang kalau melihatmu bahagia. Apalagi sekarang kau mendapatkan pria yang tampan seperti dia,” ujar In Young berusaha membesarkan hati Yumi yang masih saja memikirkan Jung Soo.
Yumi sedikit terbelalak, “Apa? Tampan? Tentu saja oppa lebih tampan dari Heechul. Heechul tidak tampan sama sekali, dia hanya terlihat cantik,” Yumi menahan tawanya. “Apa?” protes Heechul. Kali ini Heechul yang mempelototi Yumi karena tidak terima dibilang cantik. In Young ikut menertawakan Heechul, “Aish, kalian terlihat bahagia. Segeralah menikah!” serunya.
_____
Yumi dan Heechul meninggalkan kafe In Young. Mereka masuk ke mobil Heechul. Heechul dengan gentle-nya membukakan pintu mobilnya untuk Yumi. “Benar kata In Young nuna, kita langsung menikah saja!” seru Heechul. “Huh? Bodoh!” komentar Yumi.
“Iya, kita menikah saja dan kita buat anak yang banyak. Mm, bagaimana kalau sebelas anak? Pasti rumah kita akan ramai dengan suara anak-anak kita,” Heechul terkekeh girang seraya membayangkan ucapannya itu.
“Hei! Kau mau mengeksploitasi aku rupanya?” rutuk Yumi seraya mencubit lengan Heechul dengan gemas. Pria itu langsung berteriak kesakitan. Beberapa saat kemudian mobil itu meluncur meninggalkan tempat itu.
Di lain tempat. Kyuhyun berada di ruang kerjanya. Ponselnya berdering memperdengarkan lagu Bittersweet milik Super Junior. Setelah mendapat telepon yang entah dari siapa Kyuhyun sedikit mengernyitkan dahinya. Kyuhyun lantas pergi meninggalkan kantornya.
Sementara itu, Heechul dan Yumi baru saja tiba di kantor. Yumi sekarang sudah resmi menjadi sekertaris pribadinya Presiden Direktur Kim Heechul. “Kalau begini aku akan betah berada di kantor. Sekertarisku membawa mood yang baik untukku,” kata Heechul seraya terkekeh.
“Tapi aku tidak akan lama-lama berada di kantor. Aku tetap harus pulang ke rumah,” Yumi terkekeh. “Aish, kau ini!” Heechul kemudian masuk ke ruangan kerjanya. Beberapa menit kemudian Kyuhyun datang.
“Kyuhyun-ssi!” seru Yumi. “Hai, Yumi-ssi! Apa Heenim ada di ruangannya? Aku belum membuat janji, tapi ada yang perlu kubicarakan dengannya,” kata Kyuhyun pada Yumi. Ia terlihat sedikit serius. “Iya, dia ada di ruangannya. Ayo, aku antar kau ke dalam!” kata Yumi.
Setelah beberapa lama Kyuhyun mengobrol di dalam dengan Heechul, dua pria itu keluar meninggalkan ruangannya. Mereka pergi ke sebuah Restoran China.
“Kenapa kau seserius itu? Membuatku takut saja,” Heechul terkekeh. “Tentu saja wajahku akan seperti ini. Aku takut kalau sampai kau bertemu dengannya kau nanti akan...,” ujar Kyuhyun tanpa melanjutkan kalimatnya.
“Akan apa? Tenang saja, itu tidak mungkin. Aku sudah memiliki Yumi,” ujar Heechul mengingatkan Kyuhyun tentang pertunangannya dengan Yumi. “Aku tahu. Tapi belum tentu adikku sudah melupakanmu. Pokoknya kalian jangan sampai bertemu. Aku tidak ingin sampai terjadi masalah,” Kyuhyun benar-benar sedang khawatir rupanya. Adiknya Kyuhyun, Choi Minji adalah cinta pertamanya Kim Heechul. Sejak Heechul putus dengan Minji, ia sama sekali tidak pernah terlihat dekat dengan seorang wanita, bahkan sekedar membicarakannya juga tidak. Karena Minji harus ikut dengan orang tuanya ke Paris, makanya ia dengan Heechul putus. Itu pun karena Minji tidak ingin menjalani hubungan jarak jauh dan memaksa Heechul pindah juga ke Paris. Tapi Heechul yang memiliki sifat keras kepala dan egois tentu saja menolak permintaan kekasihnya itu dan balik meminta agar Minji saja yang mengalah dan tetap tinggal di Korea. Minji tidak bisa melawan keinginan orang tuanya, akhirnya terpaksa mereka mengakhiri hubungan mereka.
***
Sekarang sudah saatnya jam pulang kerja. Yumi bersiap-siap merapikan barang-barangnya agar bisa segera pulang. Heechul juga baru saja keluar dari ruangannya, “Kau sudah selesai? Kita mau makan malam di rumah atau di luar saja?” tanya Heechul pada Yumi. “Aku ingin langsung pulang saja,” jawab Yumi seraya tersenyum. “Kalau begitu ayo kita pulang!” ajak Heechul.
Di lain tempat. Di Jepang, tepatnya di apartmen Yesung. Aerin berkutat dengan notebooknya sambil duduk santai di sofa ruang televisi. Ia sedang membaca email dari Yumi. Karena kesibukannya membantu usaha Yesung akhir-akhir ini membuat Aerin jarang mengecek email. Saat membaca email dari sahabatnya itu Aerin sampai tertawa terpingkal-pingkal.
“Hei, kenapa kau begitu gembira? Memangnya apa yang kau lihat?” kata Yesung seraya menghampiri kekasihnya itu. Pria itu membawa sepiring buah-buahan yang sudah dipotong-potong olehnya agar memudahkan mereka pada saat memakannya. “Ini, makanlah!” Yesung mencoba untuk menyuapi sepotong buah apel pada gadis cantik yang duduk di sebelahnya itu.
Aerin langsung melahapnya dengan rakus. Setelah buah itu masuk dalam mulutnya, ia tersenyum gembira. Yesung telah benar-benar membuka hatinya untuknya. “Aku membaca email dari Ay. Lucu sekali, akhirnya mereka bertunangan. Aku kira mereka seperti kucing dan anjing yang suka cakar-cakaran. Bagaimana jadinya kalau mereka sampai berkeluarga, ya? Ckckck! Kepala kecilku ini tidak bisa untuk membayangkannya,” Aerin terkekeh lucu membayangkan perkelahian Yumi dan Heechul dalam pakaian pengantin.
“Aish! Kau ini. Syukurlah dia akhirnya berhenti terpuruk. Aku sempat cemas saat tahu kabar Jung Soo meninggal,” kata Yesung sambil terus menyuapi Aerin. “Aku juga. Mungkin memang sejak awal Kim Heechul yang ditakdirkan untuk Ay. Pertemuan mereka tidak disangka-sangka. Apa oppa cemburu?” tanya Aerin seolah menyelidik.
“Cemburu apanya? Teman kita bahagia tentu saja kita juga harus bahagia! Kalau begitu kita juga harus menyusul mereka, bagaimana? Tapi tidak usah ada pertunangan. Buang-buang uang saja. Kita langsung menikah saja, ya!” seru Yesung seraya menggoda Aerin.
“Apa itu? Oppa sedang mencoba melamarku seperti ini? Ish! Sama sekali tidak romantis!” protes Aerin. Mereka tertawa gembira, bersenda gurau dan saling menggoda satu sama lain. Kehidupan Aerin dan Yesung sudah lebih baik sejak mereka pindah ke Jepang.
“Ay, selamat atas pertunanganmu dengan Heechul. Yesung oppa juga mengucapkan selamat untukmu. Apa kau bahagia dengan Heechul disana? Tapi aku jamin kau tidak akan sebahagia seperti aku dan Yesung oppa disini. Haha! Kami selalu mendo’akan kebahagiaanmu. Maaf, kami tidak bisa datang ke acara pertunangan kalian nanti. Tapi, kami pastikan akan hadir di acara pernikahan kalian. Janji!” itulah email balasan yang dikirim oleh Aerin untuk Yumi.
_____
Di kediaman Kim Heechul. Tuan muda yang tampan itu baru saja menyelesaikan makan malamnya bersama dengan mantan pelayannya yang sekarang naik derajat menjadi tunangannya. Bagi gadis lain mungkin ini adalah impian yang sangat diidam-idamkan, bisa menikahi seorang pria tampan dan kaya raya. Tapi hati Yumi tidaklah sebahagia itu. Bagaimanapun juga ia masih belum bisa melupakan kepergian Park Jung Soo yang tiba-tiba. Dan seharusnya tahun ini ia menikah dengan Jung Soo.
“Kau sudah siap untuk tidur?” Heechul berdiri di depan pintu kamar Yumi. Lagi-lagi gadis itu lupa mengunci pintu kamarnya. “Iya, tapi rasanya mataku belum ingin terpejam. Ada apa?” jawab Yumi yang telah siap berbalut selimut sampai ke pinggangnya.
Heechul berjalan mendekat. Ia naik ke tempat tidur Yumi dan duduk di sebelah Yumi yang juga sekarang dalam posisi duduk. “Kita mengobrol dulu,” kata Heechul seraya melingkarkan sebelah tangannya melewati bahu Yumi.
“Ada apa? Kau rindu bertengkar denganku, ya?” tanya Yumi seraya menoleh pada Heechul. “Tentu saja tidak! Mana ada orang yang senang bertengkar dengan tunangannya sendiri?” sahut Heechul.
Yumi lantas manggut-manggut. “Hei, Kyuhyun saat di kantor tadi sepertinya raut wajahnya serius sekali. Ada apa memangnya? Tidak biasanya Kyuhyun seperti itu,” tanya Yumi yang tiba-tiba teringat pada Kyuhyun.
“Ah, dia sedang bermasalah dengan seorang wanita. Dia datang untuk meminta pendapatku. Sudahlah, tidak usah dipikirkan!” terang Heechul. Ia pun menoleh pada Yumi. Beberapa detik mereka saling pandang. Heechul memajukan wajah tampannya mendekati wajah Yumi dengan posisi sedikit menyilang. Yumi jadi merasa gugup, tapi ia kemudian memejamkan matanya dengan pasrah menerima sentuhan bibir Heechul di bibirnya yang berwarna merah muda.
Hanya dalam hitungan detik saja Yumi langsung mendorong wajah Heechul dan lantas ia tertawa terpingkal-pingkal. Heechul jadi garuk-garuk kepala yang padahal tidak gatal sama sekali, ia bingung kenapa Yumi tiba-tiba tertawa. “Memangnya apa yang lucu? Kenapa tertawa seperti itu?” tanya Heechul yang masih merasa heran dan bingung melihat reaksi Yumi yang diluar dugaannya.
Yumi bahkan sedikit menjauh dari posisi Heechul sekarang. “Apa yang kau lakukan tadi? Aku tahu kau tidak bisa melakukan apapun dengan benar, tapi yang membuatku tertawa adalah kau bahkan tidak bisa mencium seorang wanita dengan cara yang benar! Kau pikir tadi itu kau sedang menarik permen kapas, ya?” Yumi terkekeh meledek Heechul.
Heechul tersinggung, “Aigo, puas sekali kau menertawakanku. Iya, aku memang tidak tahu caranya berciuman meskipun aku terus berlatih dengan Kyuhyun,” timpal Heechul sedikit kesal. “Apa?!” Yumi terbelalak tiba-tiba setelah mendengar ucapan Heechul. Yumi memberikan ekspresi wajah seperti jijik ditambah ia bergidik ngeri.
“Maksudku dia memberikanku teori tentang cara berciuman, bukan praktiknya! Aish, kau ini berpikir terlalu ekstrim!” protes Heechul sekaligus menjelaskan maksud yang sebenarnya dari ucapannya tadi.
“Baiklah, aku mengerti!” timpal Yumi. “Tapi sepertinya aku bisa mengajarimu lebih baik dari itu...,” ucap Yumi tiba-tiba hingga membuat Heechul sedikit terperangah. Kali ini gantian Heechul yang dibuat gugup oleh gadis itu. Yumi langsung meraih kepala Heechul dan lantas mendaratkan bibirnya di bibir namja itu seraya melumatnya dengan lembut hingga namja itu memejamkan matanya menikmati permainan yeoja itu.
Selang beberapa waktu kemudian, Yumi perlahan-lahan melepaskan Heechul. Keduanya tampak tertegun. Yumi menelan ludah lantas mencoba mencairkan suasana canggung di antara mereka. “Sudah sana kau pergi ke kamarmu sendiri!” Yumi menarik tangan Heechul agar ia berdiri, lalu ia mendorong pria itu keluar dari kamarnya tidak peduli pria itu terus saja protes diperlakukan seperti itu.
***
Di ruangan kerja Presiden Direktur, Kim Heechul. Yumi menyerahkan berkas-berkas yang baru saja ia selesaikan untuk diperiksa oleh Heechul. Syukurlah Heechul puas dengan hasil kerja sekertarisnya itu. Tidak sia-sia Yumi merantau ke Korea Selatan untuk kuliah hingga mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama seperti milik keluarga Kim.
“Ayo, kita makan siang bersama Kyuhyun!” ajak Heechul. “Aku tidak bisa. Kalian berdua saja. Aku sudah ada janji dengan kakakmu,” jawab Yumi. “Dengan Heejin nuna? Hm..., ya sudah,”
Di sebuah restoran, tempat dimana Heejin mengajak Yumi bertemu untuk makan siang bersama, wanita itu sudah menunggu Yumi sejak tadi. Ia bahkan sudah memesan makanan lebih dulu, “Hai! Aku sudah memesankan pesananmu. Kenapa lama sekali? Nanti makanannya keburu dingin,” kata Heejin saat Yumi sampai.
Yumi tersenyum sumringah. Ia langsung duduk di kursi yang telah tersedia di meja yang sama dengan Heejin, “Iya, maaf. Aku tadi harus menyelesaikan proposal dulu. Akhir-akhir ini pekerjaan di kantor mulai banyak,” terang Yumi.
“Oh..., lain kali kalau kau jenuh cobalah sesekali cuti seperti aku, ya!” saran Heejin seraya terkekeh. Kakaknya Heechul ini memang sering melarikan diri dari pekerjaannya, terlebih lagi kalau ia sudah merasa pekerjaannya itu sudah mengganggu kebebasannya, maka ia akan langsung pesan tiket untuk berlibur ke luar kota ataupun ke luar negeri. Keluarga Kim Heechul memang aneh.
“Kalau aku cuti di saat banyak pekerjaan bisa-bisa Heechul membunuhku,” timpal Yumi yang malah membuat Heejin semakin terkekeh. “Sudahlah, kita makan dulu!” ajak Heejin yang sudah kelaparan.
Seorang wanita memasuki restoran yang sama dengan Heejin dan Yumi. Wanita muda itu berkulit putih serupa putih susu. Ia mengenakan terusan diatas lutut hingga memamerkan paha dan betisnya yang indah dan putih mulus. Ia terlihat sangat cantik dan anggun.
“Huh? Sepertinya aku mengenal orang itu,” kata Heejin dengan mulut yang terisi oleh makanan. Sejenak kakak perempuan dari Kim Heechul itu menghentikan kegiatan mengisi perutnya. Ia merasa tertarik pada sosok yang tengah dilihatnya. Wanita itu berjalan menaiki tangga ke lantai dua.
Yumi langsung menoleh ke belakang karena penasaran pada apa yang dilihat Heejin. Tapi sepertinya tidak ada yang aneh. “Eonni, apa yang eonni lihat?” tanya Yumi penasaran. Heejin kembali fokus pada makan siangnya, “Tidak ada. Hanya saja tadi sepertinya aku melihat seseorang yang aku kenal,” jelas Heejin pada Yumi.
“Benarkah?” tanya Yumi. “Ah, sepertinya mataku ini yang salah lihat. Sudahlah, lupakan saja. Kita habiskan saja makan siang kita. Kau juga harus segera kembali ke kantor, kan?” ujar Heejin yang dibalas anggukan oleh Yumi.
Sementara itu, di lantai dua restoran. Wanita muda yang tadi dilihat oleh Heejin ia ternyata sudah ditunggu oleh seorang wanita di salah satu meja. Wanita itu mengenakan kaca mata besar berwarna cokelat juga setelan pakaian yang bermerk.
“Jessi eonni!” sapa wanita itu. “Hai, Minji! Lama tidak bertemu. Ayo, duduklah!” sapa Jessi pada wanita cantik yang bernama Minji itu. Seperti yang kita tahu, Cho Minji adalah adik perempuan dari Cho Kyuhyun. Dia baru saja tiba di Seoul pagi ini.
“Gomawoyo, eonni. Aku dari Paris langsung kemari untuk bertemu dengan eonni. Bagaimana kabar eonni? Aku dengar eonni sekarang bekerja sama dengan perusahaan keluarga Kim. Uh, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan Heechul Oppa. Apa eonni sering bertemu dengannya? Seperti apa dia sekarang?” tanya Minji begitu antusias.
Jessi memasang wajah sebal, “Kau belum mendengarnya? Orang itu sudah gila!” sahut Jessi. Minji mengernyitkan dahinya, “Maksud eonni? Aku tidak mengerti,” kata Minji. Jessi kali ini tampak berapi-api, ”Bagaimana bisa dia membohongi semua orang? Demi wanita itu Heechul berbohong pada semua orang kalau dia telah bertunangan dengan wanita aneh itu. Padahal sudah jelas kalau wanita itu hanya menginginkan kekayaan keluarga Kim. Aku yakin Heechul sudah diguna-gunai oleh wanita Indonesia itu. Wanita itu sangat mengerikan,” Jessi mencoba menghasut Minji.
Minji meresapi setiap ucapan Jessi, “Eonni, di zaman seperti ini mana ada yang seperti itu? Apa benar Heechul oppa melakukan itu?” Minji mencoba untuk tidak percaya, tapi sebenarnya ia juga mulai masuk dalam jebakan Jessi.
“Untuk apa aku berbohong? Kau seharusnya melihatnya! Saat di pesta peresmian perusahaan baru malam itu mereka berciuman di depan orang-orang. Apa itu tidak memalukan? Bagaimana bisa seorang Kim Heechul melakukan hal rendahan seperti itu? Kita semua tahu orang seperti apa Heechul itu. Sudah pasti wanita itu yang sudah membawa pengaruh buruk pada Heechul,” Jessi terus-terusan mencoba agar Minji berada dipihaknya.
Minji tampak menghela nafas, “Aku tidak percaya ia sampai berbuat begitu,” Minji tampak tertegun. Jessi tersenyum menyeringai, “Kau seharusnya tidak usah pergi ke Paris. Tapi aku rasa ini belum terlambat. Aku yakin kalau Heechul bertemu denganmu pengaruh buruk wanita itu pasti akan hilang,” Jessi berusaha meyakinkan Minji.
“Tapi... aku tidak yakin,” ucap Minji tidak percaya diri. “Minji-ssi, sejak kepergianmu dulu Heechul sama sekali tidak pernah terlihat dekat dengan wanita. Aku yakin dia masih sangat mencintaimu. Hh, kalau saja wanita itu tidak usah ada. Dia terus-terusan menjebak Heechul dengan skandal-skandal memalukan. Memalukan sekali, demi bisa menggaet orang kaya sampai harus membuat skandal seperti itu,” ucap Jessi seolah tidak puas mencela Yumi.
“Skandal?” tanya Minji seolah tidak mengerti.
***
Yumi terlihat berdiri di depan sebuah kafe. Ia memperhatikan papan nama kafe itu untuk memastikan kalau benar tempat itulah yang dikatakan oleh Heechul. Heechul mengajak Yumi bertemu di tempat itu. Heechul sudah tiba lebih dulu disana dengan Kyuhyun. Yumi putuskan untuk masuk, tapi ia tidak sengaja menabrak seorang wanita.
“Eh, maaf! Aku tidak sengaja,” seru Yumi pada wanita itu. Wanita itu tersenyum, “Tidak apa-apa,” kata wanita itu.
Sementara itu di dalam...
“Kenapa dia belum datang juga?” Heechul bertanya-tanya sendiri. “Kau yakin Yumi mau datang? Apa mungkin dia nyasar? Atau mungkin di jalan dia diculik oleh Yesung,” tanya Kyuhyun seraya menggoda Heechul.
Heechul menoleh pada Kyuhyun dengan posisi tangan hendak memukul namja putih itu, “Awas kau!” ancam Heechul seraya bergurau dengan Kyuhyun. Kyuhyun berusaha menepis lengan Heechul, tapi “Hei, itu Yumi! Tapi dia dengan...,” seru Kyuhyun yang kemudian amat terkejut melihat wanita di sebelah Yumi. Heechul langsung refleks menoleh pada arah yang ditunjuk oleh Kyuhyun.
Yumi tersenyum setelah melihat Kyuhyun dan Heechul. Sementara wanita di sebelahnya juga melambaikan tangan ke arah Kyuhyun dan Heechul. Padahal Yumi dan wanita itu hanya kebetulan saja terlihat bersama.
“Heechul Oppa!” panggil wanita itu penuh semangat pada Heechul. Yumi langsung menoleh pada wanita itu, wanita yang sempat ditabraknya tadi saat di depan kafe. Wanita itu lebih dulu menghampiri Heechul dan Kyuhyun sementara Yumi terlihat bingung disana. Yumi makin terbelalak saat melihat wanita itu memeluk Heechul dengan gemas.
Heechul dan Kyuhyun tampak bingung, bagaimana bisa Minji berada disini. Kyuhyun menyadari Yumi yang terlihat bingung dan sepertinya sedikit syok. Kyuhyun memanggil Yumi, “Kenapa diam saja disana? Ayo, kemari!” seru Kyuhyun menyadarkan Yumi dari lamunannya.
Yumi mendekat dengan sedikit kikuk. Ia merasa kalau sedang berada di tempat dan waktu yang salah, tetapi matanya tidak lepas dari Heechul dan Minji. Kyuhyun merasa tidak enak pada Yumi karena kelakuan Minji. Kali ini Heechul sudah melepaskan paksa pelukan gadis itu.
“Apa yang kau lakukan, huh?” omel Heechul pada Minji. Heechul melihat Yumi hendak duduk di sebelah Kyuhyun, ”Yumi-ssi, kenapa kau kesana? Seharusnya kau duduk disini!” seru Heechul pada Yumi.
“Huh? Oh, iya!” Yumi terlihat salah tingkah. Ia lalu bergerak mengahampiri Heechul sedangkan Minji masih di sisi Heechul. “Apa yang kau tunggu? Sana pindah ke dekat kakakmu! Ini tempat pacarku!” seru Heechul pada Minji.
Minji tampak cemberut, “Aku tidak mau!” sahut Minji. “Inikah wanita yang dimaksud oleh Jessi eonni? Sepertinya dia biasa saja, tidak seperti yang diceritakan oleh Jessi eonni. Huh, tapi siapa yang tahu kalau aslinya wanita ini seperti apa,” batin Minji seraya memperhatikan Yumi lekat-lekat.
“Sudahlah, aku duduk dekat Kyuhyun juga sama saja,” Yumi akhirnya kembali ke posisi awalnya, ke sebelah Kyuhyun. “Aish!” Heechul tampak sebal pada Minji yang telah membuat Yumi duduk jauh darinya.
“Oppa, aku rindu pada oppa!” tangan Minji merangsek masuk ke sela lengan dalam Heechul mencoba untuk menggandeng lengan Heechul dengan gaya manjanya.
Kyuhyun seperti komat-kamit tidak percaya pada tingkah adiknya yang seperti seorang anak kecil itu, “Hei, Cho Minji! Hentikan kelakuan kekanak-kanakanmu itu! Kau tidak lihat ada siapa disini? Seharusnya kau menjaga perasaan kekasihnya Heechul!” omel Kyuhyun pada adik manisnya itu.
Minji terpaksa melepaskan lengannya dari Heechul sementara Heechul juga sejak tadi sudah sangat risih dengan kelakuan Minji, ”Baiklah. Tapi aku ingin tahu. Benarkah kalian berpacaran? Sejak kapan?” tanya Minji seraya matanya tertuju pada Yumi.
“Bukan urusanmu. Tentu saja mereka berpacaran sejak masih sama-sama kuliah. Heechul bahkan sampai pindah kelas ke kelas Yumi agar bisa mendekati Yumi,” terang Kyuhyun. Ia sengaja ingin membuat adiknya mengerti siapa posisinya sekarang di mata Heechul.
Minji tertegun sejenak, “Benarkah, oppa?” tanya Minji pada Heechul. Ia tidak percaya pada ucapan kakaknya sendiri. “Memang begitu ceritanya,” timpal Heechul.
Minji berpikir sejenak, “Orang seperti apa wanita ini sampai-sampai Heechul oppa bisa begitu menyukainya? Sikap oppa padaku bahkan sudah sangat jauh berbeda dibandingkan dengan saat sebelum aku pergi,” batin Minji seraya memperhatikan Yumi yang tengah bercengkrama akrab dengan Heechul dan Kyuhyun.
***
Yumi dan Heechul sudah kembali dari kafe.
Yumi baru saja selesai mandi dan berganti pakaian dengan piyama tidurnya. Yumi datang ke balkon untuk menghirup udara malam dan melihat bintang. Selama beberapa saat Yumi teringat kejadian di kafe saat Minji memeluk Heechul. Kelihatannya dua orang itu cukup akrab meskipun Heechul berusaha menghindari Minji.
“Sedang apa disini? Aku mencarimu ke kamar, rupanya kau disini,” Heechul tiba-tiba muncul dengan pakaian rajutnya. Ia langsung memeluk Yumi dari belakang dan membenamkan dagunya di bahu Yumi.
Yumi tersenyum tanpa menoleh pada Heechul, “Aku ingin melihat bintang. Bukankah legenda di negaramu bilang kalau orang yang sudah meninggal akan berubah jadi bintang?” ujar Yumi. “Ya, itu yang mereka katakan. Hei, lihat itu! Bintang yang itu sinarnya terang sekali. Menurutmu apakah bintang itu adalah Park Jung Soo?” seru Heechul.
Yumi mendecak, “Aku tidak percaya cerita seperti itu,” timpal Yumi membuat Heechul langsung terdiam. Heechul melepaskan pelukannya dan kali ini ia menyejajarkan dirinya dengan Yumi, “Maafkan aku soal di kafe tadi. Aku tidak tahu kenapa Minji bisa sampai muncul disana,” ujar Heechul yang merasa menyesal.
“Untuk apa meminta maaf? Kau tidak berbuat kesalahan apapun,” timpal Yumi sedikit cuek. Padahal ia juga sebelumnya sedang memikirkan hal itu.
Heechul memperhatikan Yumi lekat-lekat, “Aku tahu kau sebenarnya ingin tahu siapa Minji. Minji itu adiknya Kyuhyun. Dia... dia itu mantan kekasihku. Itu sudah lama sekali. Aku harap kau mau memaklumi tingkahnya tadi, karena dia memang selalu kekanak-kanakkan dan manja. Jadi, aku katakan padamu agar tidak usah cemburu pada gadis seperti dia,” ujar Heechul berusaha menjelaskan siapa Minji pada Yumi.
Yumi menahan tawa, “Cemburu? Apa kau pikir aku sedang cemburu? Hh, kau lucu sekali!” Yumi menepuk-nepuk pelan pipi kanan Heechul lantas ia meninggalkan Heechul begitu saja. Namja itu tertegun memandangi punggung yeoja yang bergerak semakin menjauhinya. “Sebenarnya kau mencintaiku atau tidak?” Heechul bergumam sendiri.
Sementara itu, di kediaman Kyuhyun.
“Sebenarnya kau masih punya malu atau tidak, huh? Apa yang kau lakukan tadi di depan Yumi? Kau tidak memikirkan perasaannya saat kau merengek-rengek manja pada tunangannya? Kau membuatku malu!” racau Kyuhyun mengomeli adiknya.
Minji terkesan tidak peduli, “Buktinya tadi dia diam saja. Kenapa malah oppa yang protes?” timpal Minji. Kyuhyun menggeram kesal, “Tentu saja Yumi diam saja. Kau pikir dia akan memarahimu di depanku? Kau saja yang tidak tahu diri. Lagi pula untuk apa kau kembali ke Korea?”
“Memangnya kenapa kalau aku kembali kesini? Ini, kan rumahku juga! Kenapa? Oppa tidak suka melihatku? Sebenarnya kau ini oppa-ku atau oppa-nya perempuan itu, sih?” sahut Minji dengan nada tinggi. Ia sampai-sampai ngos-ngosan setelah mengomeli oppa-nya. Minji mendengus kesal lalu berlari ke lantai dua meninggalkan Kyuhyun.
“Hh, kenapa dia harus kembali hanya untuk membuat masalah, sih?” geram Kyuhyun seraya mengepalkan tangannya.
***
Jam istirahat kantor. Heechul dan Yumi makan siang di luar kantor. Mereka makan di sebuah restoran. Tapi Heechul sepertinya sedang tidak nafsu makan. Ia sejak tadi hanya memandangi Yumi yang sedang makan di hadapannya.
Kau..., sebenarnya bagaimana perasaanmu padaku? Aku bisa bahagia hanya dengan melihatmu tersenyum. Tapi kenapa rasanya sakit saat semalam kau mengatakan itu. Pernahkah kau merasa cemburu padaku? Atau bahkan kau tidak pernah merasa peduli padaku? Aku tahu hubungan kita dimulai dengan suatu kebohongan, tapi tidak bisakah kau melupakan kekasihmu yang sudah tiada itu dan mencoba untuk menerimaku? Bagaimanapun juga perasaanku padamu itu sungguhan, bukan sebuah kebohongan seperti perjanjian yang kita buat dulu. Apa yang harus aku lakukan agar kau mau melihatku? -Heechul-
Yumi rupanya memperhatikan Heechul yang sejak tadi melamun ke arahnya, “Kau tidak makan? Bukankah kau mengajakku kesini untuk makan siang? Tapi kau bahkan belum menyentuh makananmu sama sekali,” tanya Yumi seraya ia memperhatikan Heechul yang mulai terbangun dari lamunannya.
“Aku sedang tidak bersemangat,” ujar Heechul yang memang menunjukkan reaksi demikian. Yumi refleks langsung menggerakkan tangannya dan meletakkannya di kening Heechul, “Apa kau sakit? Tapi sepertinya kau tidak demam. Kau makanlah supaya tidak sakit!” Yumi memperlihatkan perasaan khawatirnya pada Heechul.
Heechul tersenyum. Ia sedikit tersipu karena perhatian Yumi, “Aku tidak apa-apa. Kau tidak usah khawatir,” ucap Heechul. “Aku sangat senang melihatmu mengkhawatirkanku,” ucap Heechul dalam hatinya.
Yumi melepaskan tangannya dari kening Heechul, “Ya, sudah. Ayo, habiskan makananmu! Kita, kan masih ada rapat jam dua nanti,” perintah Yumi.
Di lain tempat, di kafenya Jung Soo. In Young dan ibunya sedang membicarakan Yumi dengan Heechul. Beberapa waktu lalu Yumi dan Heechul pernah mengundang mereka makan malam di kediaman Kim Heechul. In Young dan ibunya memuji-muji keramahan Kim Heechul dan Yumi pada mereka.
Terdengar suara seseorang membuka pintu kafe.
“Bos! Bagaimana bisa?” suara salah seorang pekerja membuat semua mata tertuju pada orang itu. Mulut In Young dan ibunya sampai menganga saat melihat sosok pria di hadapan mereka saat ini. Sang Ibu langsung berlari menghambur untuk memeluk puteranya yang telah lama hilang.
“Benar ini kau, nak? Kau masih hidup?” tanya Sang ibu dengan berlinangan air mata. Jung Soo hanya diam dan tersenyum. In Young yang penasaran juga menghampiri pria yang tengah dipeluk oleh ibunya itu, “Kau benar-benar Jung Soo? Benarkah kau Jung Soo adikku?” tanya In Young yang masih tidak percaya kalau sosok pria yang kini hadir di hadapannya adalah sosok Jung Soo, adiknya yang dikatakan telah meninggal selama dua tahun ini.
“Iya, ini aku Jung Soo. Aku merindukan kalian!” Jung Soo melebarkan tangannya untuk memeluk In Young dan ibunya sekaligus. Mereka menangis bersama. Para pekerja yang menonton adegan ini sangat terharu, ternyata bos mereka masih hidup dan terlihat sehat, bahkan terlihat lebih jantan setelah ia menjalani wajib militer. Suasana di kafe itu menjadi penuh haru.
Kali ini Jung Soo, In Young dan ibunya berada di dalam ruang kerja Jung Soo. Jung Soo banyak menceritakan pengalamannya selama di tempat militer termasuk bagaimana ia sampai dikira tewas karena ditembak oleh teroris. In Young dan ibunya merasa lega karena putera dan adik tercinta ternyata masih diberikan keselamatan oleh Tuhan. Mereka semua merasa sangat bersyukur masih bisa bertemu dengan Jung Soo.
“Lalu dimana Yumi? Kenapa aku tidak melihatnya sejak tadi? Apa dia tidak masuk hari ini? Kalau begitu aku akan meneleponnya,” Jung Soo terlihat bersemangat sekali. Mungkin ia sudah sangat merindukan gadisnya.
In Young dan ibunya saling melirik. Mereka lupa tentang Yumi. Jung Soo tidak mengetahui kalau Yumi sekarang sudah memiliki kehidupan yang baru. Kurang lebih sebulan lagi Yumi akan menikah dengan Kim Heechul. Apa jadinya kalau Jung Soo sampai mendengar kabar ini?
In Young akhirnya buka suara, “Jung Soo, Yumi sudah lama tidak bekerja disini,”
Jung Soo yang sudah memegang ponselnya untuk menelepon Yumi akhirnya tidak jadi melakukannya, “Apa maksud nuna? Dimana dia sekarang?” tanya Jung Soo penasaran. “Yumi tadinya tinggal di tempatmu, tapi karena merasa tertekan setelah kehilanganmu akhirnya dia meninggalkan rumah itu,” ujar In Young.
“Mungkin dia sudah kembali ke Indonesia! Tidak ada yang tahu dimana Yumi berada sekarang,” timpal ibu tiba-tiba. In Young langsung menoleh pada ibunya. In Young tidak menyangka ibunya akan berbohong, tapi ia tahu betul itu untuk menjaga perasaan Jung Soo.
“Maldo andwae. Tidak mungkin dia kembali ke Indonesia. Apa dia menganggapku benar-benar sudah mati? Tahun ini seharusnya kami menikah,” Jung Soo terlihat bersedih. “Eomma, nuna, aku harus mencari Yumi. Mungkin saja dia masih ada disini dan belum kembali ke Indonesia. Aku yakin dia akan senang bertemu denganku! Aku juga sudah sangat merindukannya,” ujar Jung Soo berapi-api.
Ibu dan In Young benar-benar tidak tega untuk mengatakan yang sebenarnya pada Jung Soo, hanya dengan mengatakan Yumi sudah kembali ke Indonesia saja sudah cukup membuat Jung Soo sedih apalagi kalau harus mengatakan yang sejujurnya bahwa Yumi sudah bertunangan dengan pria lain.
***
Jung Soo berjalan-jalan seorang diri. Sekembalinya ia dari wajib militer, yang ingin ditemuinya adalah ibu, kakak dan juga Yumi. Tapi nyatanya ia tidak bisa menemukan Yumi. Jung Soo berpikir ingin mencari Yumi, tapi ia tidak tahu harus mencari kemana. Jung Soo berpikir apa Yumi benar-benar sudah kembali ke Indonesia.
Mobil Heechul kebetulan terjebak macet. Tidak jauh dari mobil Heechul ada sebuah halte. Mata Heechul sempat menangkap sosok Jung Soo yang sedang duduk termenung di halte tersebut. Heechul memperhatikan orang itu, Jung Soo. “Orang itu... sepertinya aku pernah melihatnya. Ah, benar-benar! Wajah itu sepertinya tidak asing bagiku,” gumam Heechul.
Ponsel Heechul berbunyi pertanda ia mendapatkan panggilan masuk. Heechul meraih ponselnya dari sakunya. Rupanya In Young yang menelepon. “Yeoboseyo! Nuna, museun iriya?” sapa Heechul saat menjawab teleponnya. Beberapa detik kemudian Heechul tercengang setelah mendengar kabar dari In Young.
Mobil lain di belakang mobil Heechul memberi bunyi klakson berkali-kali pada Heechul. Heechul kembali melajukan mobilnya dengan perasaan tidak tenang.
“Aku bukannya ingin menjadi kakak yang jahat bagi Jung Soo, tapi mau bagaimana lagi... Yumi sudah bertunangan denganmu. Heechul-ssi, maaf aku harus mengabari ini, tapi aku dan ibuku merasa kau perlu mengetahuinya. Untuk sementara mungkin ini masih bisa diatasi karena ibuku berbohong pada adikku kalau Yumi sudah kembali ke Indonesia. Tapi kalau sampai mereka tidak sengaja bertemu di jalan, aku tidak tahu akan bagaimana jadinya,” tutur In Young.
“Baiklah. Aku mengerti. Mungkin aku akan mengajak Yumi pergi dari kota ini sementara waktu,” ujar Heechul lantas menutup teleponnya.
“Jadi benar... orang yang tadi aku lihat adalah Park Jung Soo,” gumam Heechul.
Sementara itu di kediaman In Young.
“Ibu, aku bingung harus bagaimana. Aku jadi serba salah,” keluh In Young terlihat hampir depresi sampai-sampai ia mengacak-ngacak rambutnya sendiri. “Lalu apa kata Heechul tadi?” tanya ibu penasaran. “Katanya ia akan membawa Yumi pergi dari kota ini. Mungkin sampai mereka benar-benar menikah baru mereka akan kembali,” kata In Young seraya menebak-nebak.
“Aku merasa tidak adil pada anakku sendiri. Bagaimana bisa aku membiarkan wanita yang dicintai anakku menikah dengan pria lain? Aku telah merusak kebahagiaan anakku sendiri. Aku ini ibu yang buruk,” ibu merutuki dirinya sendiri.
In Young mendengus kesal, “Lalu bagaimana denganku? Aku juga sama buruknya. Seharusnya kita tidak usah berbohong saja sejak awal. Kita katakan saja pada Jung Soo yang sebenarnya. Aku yakin Yumi juga lebih memilih untuk bersama Jung Soo dari pada dengan Heechul,” racau In Young.
“Iya kalau dia memang memilih adikmu, bagaimana kalau dia memilih Heechul, huh? Mungkin saja perasaan Yumi pada Jung Soo sudah berubah,” timpal ibu.
_____
Di swalayan. Yumi tengah berbelanja sembari menunggu Heechul menjemputnya. Yumi mendorong troli ke bagian camilan. Tangan Yumi bergerak untuk mengambil sebungkus snack, tapi ada tangan lain yang juga mengambil bungkus snack yang sama dengan yang diambil oleh Yumi.
“Omo, Yumi-ssi? Oh, mianhae. Seharusnya aku memanggilmu eonni, ya?” seru si pemilik tangan yang ternyata adalah Cho Minji. Gadis manis itu mengenakan terusan selutut yang membuatnya tampak semakin anggun.
“Minji-ssi, kau dengan siapa? Kyuhyun-ssi?” tanya Yumi. Minji tersenyum, “Aniyo. Aku sedang bertengkar dengan oppa-ku,” jawab Minji.
“Bertengkar?”
“Iya, gara-gara masalah di kafe itu. Hh, bagaimana hubunganmu dengan Heechul oppa? Apakah baik-baik saja?” tanya Minji. Gadis muda ini sangat suka berterus terang. “Baik-baik saja,” jawab Yumi seadanya.
Minji tampak melirik Yumi dengan memicingkan matanya, “Bagaimana perasaanmu pada Heechul oppa? Apa kau benar-benar mencintainya?” tanya Minji seolah menyelidik. “Apa maksudmu dengan menanyakan itu?” Yumi tampak tidak suka pada pertanyaan Minji yang terkesan terlalu mencampuri kehidupan pribadinya.
“Aku tanya bagaimana perasaanmu padanya? Aku lihat kau bahkan tidak terpengaruh saat aku memeluk Heechul oppa. Kalau aku tebak sebenarnya kau tidak mencintainya. Iya, kan? Lalu untuk apa kalian bertunangan? Apa kau mengincar sesuatu? Apa kau menginginkan harta keluarga Kim?” racau Minji seraya menuduh Yumi.
“Astaga, bicara apa kau ini? Kau bahkan baru mengenalku, tapi kau sudah langsung menilaiku seperti itu. Apa menurutmu aku terlihat seperti akan mengeruk harta keluarga Kim?” tantang Yumi tidak mau kalah oleh bocah itu. Tiba-tiba ponsel Yumi mendapat pesan dari Heechul yang memberitahu kalau pria itu sudah menunggu di halaman depan swalayan itu.
Minji seperti berpikir sejenak, “Aku tidak tahu,” padahal ia juga dalam hatinya merasa tidak yakin kalau Yumi adalah tipe perempuan yang suka memoroti harta orang. Hanya saja Jessi setiap hari selalu memanasi Minji hingga timbul perasaan tidak suka pada Yumi di hati Minji.
“Aku permisi. Aku harus segera pergi. Tunanganku sudah menungguku di depan,” kata Yumi seraya mendorong troli belanjaannya menjauhi Minji. Minji menghela nafas, “Bahkan Heechul oppa mau menjemputnya kemari. Padahal dia bukanlah orang yang mau bersusah-susah untuk hal seperti ini. Sepertinya aku memang sudah salah sangka pada perempuan itu,” gumam Minji.
***