home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Seoul, I Think I'm In Love

Seoul, I Think I'm In Love

Share:
Author : harnds2308
Published : 08 Mar 2014, Updated : 13 Apr 2015
Cast : yura (OC), JB, Mark, Park Joon Ha (OC), GOT7 member
Tags :
Status : Ongoing
7 Subscribes |61367 Views |14 Loves
Seoul, I Think I'm in Love
CHAPTER 3 : Part 3

Author POV

Sudah hampir dua minggu Yura memilih untuk mencoba bertahan di Korea. Satu-satunya alasan Yura untuk bertahan karena kehadiran Bibi Kim yang ampu menggantikan peran mamanya. Perhatian yang diperoleh Yura dari Bibi Kim sama seperti perhatian yang dulu pernah diberikan mamanya. Yura sendiri merasa kalau dia menemukan keluarga baru di negara yang sangat dibencinya.

*  *  *

Di tempat lain, Joon Ha terlihat sedang mengotak-atik handphonenya tanpa memperdulikan orang yang sedang duduk semeja dengannya. Hingga akhirnya, Joon Ha melakukan suatu panggilan dengan raut wajah yang susah ditebak orang.

"Yoboseyo, Hyung!" serunya girang begitu panggilannya diterima seseorang di seberang sana.

"Hyung, aku mau menagih janjimu dulu. Kau pernah bilang kalo kau akan membantuku, kan?" kata Joon Ha lagi.

"Bantu aku untuk menemukan seseorang" kata Joon Ha dengan nada yang tidak pernah digunakannya selama dia hidup.

*  *  *

Yura POV

"Bi, aku pamit" ujarku dari arah pintu sambil memastikan bibi Kim mendengarku.

"Ne. Hati-hati" jawab Bibi Kim seraya menoleh sebentar ke arahku dan kembali menatap kertas-kertas yang berserakan di meja.

Di balik kesederhanaan Bibi Kim, Beliau ternyata CEO dari sebuah perusahaan media cetak. Aku sendiri mengetahuinya setelah seminggu tinggal bersamanya. Walau hanya sebuah perusahaan kecil tapi Bibi Kim selalu serius melakukan pekerjaannya. Sifat Bibi Kim itu yang kadang membuatku sering menyamakannya dengan mama.

Aku melangkahkan kakiku dengan santai. Setelah berjalan cukup jauh, aku baru menyadari kalau dari tadi banyak orang yang menatapku heran. Bagaimana tidak, aku punya kulit yang jauh dari kata bening dan putih. Aku berusaha untuk tidak memperdulikan mereka dengan memasang earphone dan melanjutkan langkahku yang tak tahu mau kemana.

Tiba-tiba langkahku terhenti begitu mendapati suatu book cafe yang mampu menarik perhatianku. Aku masuk ke dalam dan mendapati suasana cafe yang begitu ramai. Banyak cewek seumuranku bahkan yang lebih muda berkerumun di salah satu sudut tempat itu. 'Rame juga tempat ini' ujarku dalam hati sambil berusaha mencari penyebab keramaian ini.

"Maaf, fans yang tidak memiliki eventcard dilarang keras mengikuti event ini" kata seorang pria berbadan besar yang kelihatan seperti tukang pukul di Indonesia. Aku melihat pria berbadan besar itu dengan tatapan bingung. Seperti mengerti tatapan mataku, pria itu menunjuk ke arah dimana ada 6 pria dengan rambut berwarna-warni sedang briefing.

"Hul! Maaf juga. Tapi saya tidak punya keinginan untuk mengikuti acara seperti ini" kataku kesal seraya menepis kasar tangan besarnya dari pundakku.

*  *  *

Aku berjalan ke arah kasir dengan kesal yang masih menempel. Belum juga aku sampai ke kasir, ada seorang cowok yang menubrukku. Untung saja aku tidak terjungkal -,-

"Mianhaeyo" ujarnya sambil berusaha menyembunyikan wajahnya dariku. Tanpa mencoba mencari tahu keadaanku selaku korban disini, si cowok malah pergi begitu saja tanpa menoleh. Aku yang melihat tingkahnya yang seperti artis hanya bisa terdiam. 'Dasar cowok Korea, gabisa ya minta maafnya pake hati?' gumamku kesal.

Mataku tiba-tiba melirik ke bawah kakiku, disitu teronggok hp yang sepertinya punya cowok tadi. Aku menoleh ke arah cowok itu pergi tadi, tapi tak menemukannya disitu. Aku juga tidak melihat wajahnya dengan jelas. Yang aku ingat dengan pasti hanya rambut berwarna cerahnya. Aku sendiri bingung kenapa cowok korea senang mewarnai rambutnya dengan warna-warna cerah. 'Nanti juga dicari' batinku sambil menyimpan hp itu.

*  *  *

Author POV

"Kau yakin tadi membawanya, Hyung?" tanya cowok berbadan mungil sambil mengaduk bibimbap di depannya.

"Bam, aku belum cukup tua untuk alzheimeir" kata cowok yang daritadi sibuk mengobrak-abrik seisi ruangan.

"Mungkin kau menjatuhkan" ujar cowok berambut merah sambil menyusun bungkusan kado yang berserakan di lantai.

*  *  *

Jaebum POV

Aku mengeluarkan semua isi tasku bahkan aku juga sudah mencari hp itu ke seluruh sudut dorm GOT7, tapi tetap saja tak kutemukan. Aku sudah hampir gila. Disana banyak foto-foto yang belum waktunya untuk dipublish. Kami memang dilarang JYP untu mempublish selca ato sejenisnya dengan alasan kami masih rookie yang masih perlu membangun image di mata netizen.

"Mungkin kau menjatuhkannya" kata Mark tanpa menoleh ke arahku.

Begitu mendengar ucapan Mark, mataku membulat begitu membayangkan hp itu jatuh ke tangan netizen yang tidak bertanggung jawab. Yang celaka bukan hanya aku tapi GOT7 juga menjadi taruhannya.

Aku berusaha untuk mengingat semua pergerakanku dari aku bangun sampai saat ini. Tiba-tiba ingatanku kembali saat fansigning tadi siang.

-Flashback-

Aku memaksa manager GOT7 untuk menemaniku ke kasir untuk membeli minuman. Saat itu manager melarangku dengan keras.

"Jaebum-ah, disana banyak fans kalian. Biar aku saja yang membelinya" ujar manager.

"Hyungggg, kau tau aku itu pemilih. Ayolaahh, temani aku sebentar saja" rengekku sambil meniru kebiasaan BamBam kalau menginginkan sesuatu.

Akhirnya manager pun au menemaniku dengan syarat aku harus bisa menyamarkan identitasku. Begitu mendapat pesanan yang sesuai dengan seleraku, aku coba membuka hpku sebentar untuk melihat apakah ada pesan ato sejenisnya. Aku melirik manager yang masih memesan untuk member yang lain, aku memilih untuk kembali ke venue sendirian.

Aku berjalan sambil tetap berusaha menyembunyikan wajahku. Tapi karena saat itu, aku jalan dengan menunduk, aku menabrak seorang cewek. Secepat kilat aku langsung berusaha menyembunyikan wajahku.

"Mianhaeyo" ujarku. Tapi tidak ada jawaban dari cewek yang kutabrak tadi. Karena takut identitasku ketahuan, aku langsung pergi begitu saja dari hadapannya.

-Flashback end-

"Hpmu aktif tidak hyung?" tanya Yugyeom membuyarkan lamunanku.

"Sepertinya" kataku ragu.

"Coba hubungi, siapa tau dia mau mengangkat" kata Yugyeom seraya menyodorkan hpnya.

Aku menekan nomorku dan menghubunginya. Untuk beberapa saat, aku merasa waktu berhenti berdetak. Member yang lain juga memandangku dengan tatapan berharap. Hingga akhirnya penantian kami membuahkan hasil, panggilanku dijawab.

*  *  *

Yura POV

Aku merenggangkan otot punggungku karena kelamaan duduk di cafe ini. Aku melirik ke arah jendela dan mendapati hari sudah beranjak sore. Aku merapikan beberapa buku yang kupinjam tadi. Memang sudah jadi penyakitku kalau sudah melihat buku, aku terkadang sampai lupa waktu. 

Ketika aku beranjak, aku mendengar dering hp dari tasku. Aku merogoh hpku dan mendapatinya dalam keadaan mati.

"Ya iyalah mati, wong belum bisa dipake juga disini" gumamku dalam bahasa sambil memukul pelan jidatku.

"Trus punya siapa dong?" tanyaku pada diri sendiri.

Tiba-tiba aku teringat hp cowok yang menabrakku tadi siang, aku merogohnya dan benar saja dugaanku. Di layar hpnya tertera nama 'Yugyeom'.

Tadinya aku berencana untuk mengabaikannya dan kemudian menitipkannya ke kasir. 'tapi bagaimana kalau ini telfon penting?' tanyaku dalam hati yang lagi-lagi ditujukan kepada diri sendiri. Aku pun menekan tombol hijau.

"Yobo..." jawabku yang langsung dipotong.

"Yoboseyo, kau orang yang menemukan hp ini?" kata seorang cowok diseberang sana.

"Ne" jawabku singkat.

"Namaku Jaebum. Aku pemiliknya"

"Aku akan me..." ujarku dan kemudian dipotongnya lagi.

"Tolong jangan dititipkan ke kasir. Aku sendiri yang akan mengambilnya darimu. Bisa kita bertemu sebentar di daerah sungai Han?" ucapnya panjang lebar dengan nada yang memohon.

"Okay" kataku singkat, takut kalau panjang akan dipotongnya lagi.

*  *  *

Jaebum POV

Begitu panggilan terputus, aku langsung menyambar jaket yang terletak di dekatku tanpa tahu siapa pemiliknya. Tak lupa pula aku mengenakan kacamata dan topi untuk menyamarkan identitasku.

"Kau mau kemana hyung?" tanya Youngjae yang baru keluar dari toiet.

"Sungai Han" jawabku sambil sibuk merapikan penyamaranku.

"Aku ikut" kata Youngjae lagi.

"Ok. Kajja" kataku tanpa berpikir.

*  *  *

Author POV

Yura menyusuri taman yang tak jauh dari sungai Han sambil sesekali melihat keadaan taman yang masih saja ramai untuk jam segini. Begitu melihat ada bangku yang kosong, Yura berlari kecil dan duduk disitu.

Sayup-sayup terdengar alunan musik dari earphone Yura. Yura menengadahkan kepalanya menatap langit. Malam itu banyak bintang yang bersinar terang. Tiba-tiba dari sudut matanya bergulir air mata

"Aku kangen, ma" kata Yura dalam bahasa indonesia.

*  *  *

Jaebum dan Youngjae sudah sampai di taman yang sama. Pandangan Jaebum tertuju pada seorang cewek yang duduk sendirian sambil menatap langit dengan tatapan sedih. Tiba-tiba Jaebum melihat cewek itu mengucapkan sesuatu dengan bahasa yang tidak diketahuinya.

*  *  *

TO BE CONTINUE...

maaf kalo agak lama ngepost chapter ini, agak susah memanage waktu belakangan :(

Selamat Membaca

Kritik dan Saran sangat diperlukan demi kemajuan ff ini

Peace, Love and Enjoy it

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK