CHAPTER 1 : One
◈◈●Taemin Goes School●◈◈
Author : Iljimae Park
Cast:
Kim Jong In (Kai) ~ EXO
Kim So Eun ~ Actrees
Lee Taemin ~ Shinee
Etc...
҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉
Annyeong readers,
Kali ini saya memenuhi janji (walaupun sudah seabad, hehehe) untuk membuatkan sequel EST dengan story Taemin Masuk Sekolah.
Sesuai tema, hanya menceritakan tentang Taemin ya. Yang lain juga ada sih, tapi hanya sebagai pelengkap.
Untuk sequel EST lain, akan ada di EXtrOllusion. EXtrOvaganza session 2.
Tapi hanya tayang di IFF ya. Yang belum 17 tahun harap sabar ya.. Orang sabar disayang Tuhan..
#digampar readers
Oke deh, cekidot aja langsung.
Jangan lupa RCL nya ya, biar saya semangat bikin EXtrOllusionnya...
҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉
Kai melarikan Silver Hawknya menuju Rumah Sakit.
Dengan terburu-buru Kai melangkah menuju ruang bersalin.
Kai sedang berada di kampus saat Eommanya menelpon kalau Soeun akan melahirkan. Tanpa memperdulikan kuliahnya, Kai secepat kilat meninggalkan kampus dan bergegas menuju Rumah Sakit.
"Ottokhe? Ottokkhe??" seru Kai saat melihat Eommanya sedang menunggu di depan ruang bersalin.
"Sudah mau melahirkan. Tadi sudah bukaan tujuh.."
"Bukaan tujuh? Apa itu?"
"Hana, dul, set, ne, daseos, yeoseos, ilgob.." Taemin menghitung dengan tangannya, "Igo.. Tujuh, Appa.." Taemin menunjukkan tujuh jarinya pada Kai.
Kai tersenyum kecut, "Ne Taemin sayang. Itu namanya tujuh.."
"Sebentar lagi Soeun akan melahirkan. Kita berdoa saja semoga Soeun dan bayinya selamat.." kata Ibu Kai sambil duduk memangku Taemin.
"Halamoni, kata Eomma, kalau Taemin nanti punya adik balu, belalti Taemin sudah besal dan sudah bisa sekolah sepelti Kuyuyun.."
Ibu Kai tersenyum sambil membelai rambut Taemin, "Geurae. Nanti Taemin akan masuk sekolah. Kan sekarang Taemin sudah 4 tahun, jadi sudah bisa masuk ke Taman Kanak-Kanak,"
"Kelas belapa?" tanya Taemin kepo.
"Kelas nol kecil,"
"Kelas nol kecil? Shiloo! Taemin mau kelasnya yang besal, yang ada pelosotannya, yang banyak temannya, telus ada ayunan sama jungkat jungkitnya!!" jerit Taemin histeris.
"Ssstt... Taemin, jangan berisik. Nanti dimarahi dokter.." bujuk Kai sambil menunjuk bibirnya sendiri, memberi kode agar Taemin tidak menjerit.
"Tapi..."
"Iya.. Iya.. Nanti Taemin masuk sekolah yang banyak mainannya, sekolah Taemin besaaar sekali," ucap Kai sebelum Taemin mengoceh lagi.
Taemin tersenyum senang.
"Annyeonghaseyo,"
Kai menoleh ke belakang. Tampak para EXtrOvert datang dengan nafas tersengal.
"Hosh... Hosh... Kai.. Apa Seoun Noona... Hosh.. Hosh... Sudah melahirkan?" tanya Sehun sambil mengatur nafas.
"Belum. Sebentar lagi,"
"Kai, kenapa tidak memberitahu kami?" cetus Suho kesal, "Untung tadi aku melihatmu keluar kampus. Saat kutanya pada Yoon Hee, katanya kau pergi ke Rumah Sakit karena istrimu akan melahirkan,"
"Mianhe.. Mianhe.. Aku tidak sempat memberi tahu kalian. Bahkan aku tidak minta ijin pada Mr. Chen. Aku hanya sempat bilang pada Yoon Hee yang duduk di sebelahku. Aku benar-benar terkejut saat menerima telepon dari Eomma," Kai menjelaskan panjang lebar.
"Kai, kau pasti gugup sekali, santai saja bro," kelakar Baekhyun sambil menepuk pundak Kai.
"Kita semua mendoakan agar Soeun Noona dan bayinya selamat," Luhan ikut menepuk pundak Kai.
"Aigoo.. Uri Taemin sudah besar... Katanya mau masuk sekolah TK?" sapa Tao pada Taemin yang duduk di pangkuan Ny. Kim.
"Geulae. Taemin mau masuk sekolah. Kata Appa, sekolahnya besaaaaal..." Taemin merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.
"Kai, jangan lupa. Kalau anakmu yeoja, maka harus dijodohkan dengan uri Jin Go!" Sehun kembali mengingatkan Kai.
Saat Jiyoung, istri Sehun melahirkan 2 bulan yang lalu, Kai mendesak Sehun agar menjodohkan anak Sehun dengan Taemin. Tapi ternyata, anak Sehun laki-laki. Sehun memberinya nama Oh Jin Go. Terpaksa perjodohan itu batal.
Dan sekarang, gantian Sehun yang mendesak Kai untuk menjodohkan anaknya -kalau yang lahir nanti adalah perempuan- dengan Jin Go, putranya yang baru berusia 2 bulan.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara tangis bayi yang baru lahir.
"Anakku! Anakku sudah lahir! Syukurlah, terima kasih Tuhan!" jerit Kai bahagia.
Eomma dan teman-teman Kai ikut mengucap syukur.
"Semoga saja yeoja!" doa Sehun terdengar oleh Baekhyun.
"Tsk.." decak Baekhyun sinis.
"Wae?" ketus Sehun pada Baekhyun.
"Ani.." sahut Baekhyun malas.
Seorang suster cantik membawa seorang bayi mungil keluar kamar.
"Mana ayahnya?" tanyanya manis, "Selamat, bayi anda perempuan. Dia sangat manis.." suster itu memberikan bayi mungil yang digendongnya pada Kai.
Ibu Kai menurunkan Taemin dari pangkuannya, lalu merebut bayi itu dengan lembut. "Biar Eomma yang menggendongnya,"
Kai tidak marah. Justru dia sangat senang dan terus menatap bayinya dengan perasaan bahagia yang luar biasa.
Setelah puas mencium bayinya, Kai diizinkan masuk menemui Soeun.
"Aigoo.. Manis sekali.. Mirip Taemin.." seloroh Luhan sambil melirik Taemin yang berdiri sendirian.
Semua orang sibuk ingin melihat bayi. Semua orang berebut ingin menggendong bayi. Bahkan Sehun berteriak kegirangan saat tahu bayi itu berjenis kelamin perempuan.
Untuk beberapa saat Taemin diabaikan.
"Aigoo uri Taemin.. Jangan sedih sayang.. Kita semua tetap sayang Taemin kok.." hibur Baekhyun sambil berjalan mendekati Taemin. Saat Baekhyun berada di depan Taemin, Taemin terlihat seperti mau menangis.
"Huaaaa...." Taemin akhirnya menangis.
"Taemin sayang... Uljima.. Ayo kita lihat adik bayi.." Baekhyun menggandeng Taemin dan membawanya mendekati bayi yang digendong Ibu Kai.
"Sudah dong.. Jangan menangis lagi.. Cup cup.." Baekhyun menghapus airmata Taemin.
Tak lama Kai keluar dari kamar bersalin. Kai menarik tangan Taemin dan mengajaknya masuk ke kamar menemui Soeun.
"Taemin, sekarang Taemin sudah punya adik lagi. Taemin harus sayang sama adik ya?" ucap Soeun sambil membelai rambut Taemin. Taemin mengangguk. Air mata masih meleleh di pipinya.
"Taemin kenapa menangis?" tanya Kai.
"Tadi kaki Taemin diinjak Baekhyun Hyung... Hiks.. Hiks.. Appo.."
҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉
Sudah sebulan setelah kelahiran Kim Yoo Jung, putri Kai dan Seoun. Rumah keluarga Kim semakin ramai dengan kehadiran bayi mungil itu. Ayah dan Ibu Kai selalu saja ribut ingin menggendong dan bermain bersama cucu mereka.
“Yoojung baru tidur. Sana, kau pergi saja ke kantor! Selama ada Yoojung, kau malas sekali ke kantor!” kata Ny. Kim pada suaminya.
“Aigoo... Kenapa kau curang sekali, eoh? Seharusnya aku duluan yang menggendongnya sampai dia tertidur,” kesal Tn. Kim karena batal menggendong Yoojung yang baru saja dimasukkan ke dalam box bayi berenda pink yang cantik.
Taemin bersiap-siap pergi sekolah. Jung Ahjussi menggandeng tangan Taemin sambil menenteng tas sekolah Taemin.
“Taemin mau pergi sekolah?”
”Ne, Halaboji...”
“Belajar yang rajin ya,”
“Ne,”
Tiba-tiba Jung Ahjussi berjalan sempoyongan.
“Aigoo.. Wae geurae? Kau kenapa?” Tn. Kim buru-buru menangkap Jung Ahjussi agar tidak jatuh.
“Ah, mianhe.. Kepala saya pusing..”
“Mwo? Sebaiknya kau ke dokter. Wajahmu pucat,”
“Ah, Ne, Sajangnim. Saya antar Taemin sekolah dulu,”
“Andwae! Kau istirahat saja. Biar aku yang mengantar Taemin, lagipula sudah seminggu Taemin sekolah, aku ingin melihat sekolah Taemin,”
“Eoh, baiklah Sajangnim. Kamsahamnida..”
Jung Ahjussi menyerahkan tas sekolah Taemin pada Tn. Kim.
Ayah Kai itu menggandeng Taemin dengan perasaan senang, “Taemin, biar Haraboji yang mengantar Taemin sekolah ya? Taemin senang?”
Taemin mengangguk kuat-kuat.
“Yeaaay.. Halaboji yang mengantal Taemin! Nanti kita main jungkat jungkit ya?” seru Taemin senang.
Tn. Kim tertawa. Dengan bersemangat, pria paruh baya itu mengiringi langkah Taemin keluar rumah menuju mobil yang sudah menunggu di halaman depan rumah.
҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉
Joh-Eun Yuchiwon 좋은 유치원 (Taman Kanak-kanak Joh-Eun)
Taemin tidak mau ditinggal. Tn. Kim terpaksa menunggu Taemin di sekolahnya.
Berkali-kali Taemin menengok ke arah jendela kelas, memastikan kakeknya itu tidak pergi meninggalkannya.
“Ne, Aku masih sibuk, hari ini aku tidak pergi ke kantor. Kau urus saja semuanya, dan laporkan padaku,” kata Tn. Kim pada sekretarisnya melalui telepon.
Tn. Kim melambaikan tangannya untuk kesekian kalinya saat melihat Taemin yang sedang duduk di dalam kelas menoleh padanya.
“Aigoo, pantas saja Jung Ahjussi selalu lama kalau mengantar Taemin,” keluh Tn. Kim. Taemin menangis dan menjerit histeris saat kakeknya itu akan pergi meninggalkannya di sekolah. Anak itu tidak mau berhenti menangis sebelum kakeknya berjanji tidak akan meninggalkannya sendiri di sekolah.
Tn. Kim terkikik geli melihat Taemin yang kesulitan melipat kertas yang berwarna-warni..
Semua murid sedang belajar origami. Seni melipat kertas.
Ada yang bisa, ada juga yang gagal.
Taemin termasuk yang gagal.
Berkali-kali bocah itu membolak balik kertas berwarna biru di depannya, tapi tidak bisa terbentuk.
“Biasanya, kalau mereka gagal, mereka akan menangis,” celetuk seorang ibu yang juga sedang menunggui anaknya.
“Benarkah? Aigoo... Sepertinya cucuku itu gagal melipat kertasnya,” sahut Tn. Kim kuatir.
Dan benar saja, saat Ibu guru menyuruh murid-murid mengumpulkan hasil origaminya ke depan kelas, beberapa murid yang gagal membuat bunga mawar dari kertas itu mulai menangis.
“Ottoke??? Huaaaaaa......!!!”
Terdengar jerit tangis bocah-bocah lucu itu memenuhi ruang kelas.
“Kwaenchanna... Kwaenchanna...! Yang tidak bisa membuat bunga mawar kertas, boleh mencobanya di rumah.. Uljima.. Tidak boleh menangis, arachi?”
Taemin menyeka airmatanya. Dengan mulut mengerucut, Taemin menoleh pada kakeknya yang mengintip diluar jendela.
Tn. Kim tersenyum sambil mengangguk, membujuk Taemin agar berhenti menangis.
Setengah jam kemudian, bocah-bocah itu berhamburan keluar kelas. Mereka diizinkan bermain selama setengah jam.
Para orangtua yang menunggu, hanya boleh duduk cafetaria yang disediakan di tepi taman bermain.
Sekolah ini sangat luas. Joh-Eun Yuchiwon termasuk Taman Kanak-Kanak terbesar di Seoul.
Selain taman bermainnya yang luas, sekolah ini juga memiliki kolam renang yang besar, waterboom dengan fasilitas mewah, lapangan sepakbola, taman bunga, kolam ikan studio mini untuk bermacam-macam kegiatan kesenian murid, dan masih banyak lagi fasilitas mewah yang disediakan.
“Taemin, mau permen?”
Seorang bocah perempuan menghampiri Taemin dan menyodorkan permen.
Taemin mengambilnya dan tersenyum, “Gomawo. Kau siapa?”
Gadis kecil itu tersipu malu, “Aku Na Eun. Kau mau bermain bersamaku?”
Taemin mengangguk, “Kajja, kita main jungkat-jungkit,”
Mereka berdua berlari ke arah permainan jungkat-jungkit.
Seorang gadis kecil bersembunyi memperhatikan Taemin dan Na Eun. Gadis itu mempoutkan bibirnya lalu melempar es krim yang dipegangnya.
“Go Eun Jin, kau kenapa? Es krimnya jatuh?” seorang guru muda menyapa gadis cilik yang bersembunyi di balik pohon tadi.
Gadis kecil itu menggeleng, “Itu eth klim buat Taemin. Tapi Taeminnya thudah pelgi..”
“Ooooh... Kalau begitu, kau temui saja Taemin, katakan kalau kau mau memberinya es krim. Nanti ibu berikan es krim baru untuk mengganti es krim yang jatuh, eoh?”
Go Eun Jin, gadis cilik itu mengangguk. Ibu guru itu pergi sebentar lalu kembali dengan membawa 2 cone es krim coklat.
Gadis berkepang dua itu lalu berlari menemui Taemin.
“Taemin, ini eth klim untukmu...”
Taemin yang sedang asyik main jungkat-jungkit bersama Na Eun terkejut.
“Es Klim?? Yeaaaayyy!!”
Taemin meninggalkan Na Eun yang masih duduk di permainan jungkat-jungkit.
Na Eun menatap Taemin dengan mata berkaca-kaca, “Taemin.. Jangan pergi...” gumamnya sedih.
Taemin dan Eun Jin duduk di kursi taman sambil makan es krim.
Setelah es krim habis, Eun Jin mengajak Taemin bermain ayunan.
“Kajja, aku yang duduk di ayunan, kau yang dolong ya!” seru Eun Jin sambil tertawa-tawa.
“Ne!!” seru Taemin bersemangat.
Mereka berdua berlari ke arah permainan ayunan.
Taemin lebih dulu sampai dan langsung duduk di ayunan.
“Ayo dolooongg...!” seru Taemin senang.
Go Eun Jin segera mendorong ayunan yang diduduki Taemin.
Mereka bermain dengan gembira. Eun Jin terus mendorong ayunan Taemin sampai waktu bermain habis.
*ini Eun Jin dimodusin sama Taemin #Ngakak
҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉
“Aigooo... Sebenarnya bagaimana membuat bunga mawar dari kertas?!” seru Tn. Kim kesal.
Dari tadi kakek ini membantu Taemin mengerjakan ‘pr’ nya melipat kertas menjadi bunga mawar.
Taemin tidak mau tahu, kakeknya sudah berjanji untuk membuatkan bunga mawar kertas untuk dikumpulkan besok di sekolahnya.
“Ya!! Siapa yang bisa membuat bunga mawar dari kertas? Palli! Buatkan 10 buah!” seru Tn. Kim pada para pelayannya.
Taemin menciut. Dia takut melihat wajah kakeknya yang mulai kesal.
“Halaboji, jangan malah.. Taemin takut...”
Tn. Kim tersenyum kecut, “Haraboji tidak marah. Sekarang haraboji mau membantu Yongmin dan Kwangmin membuat pr dulu ya? Kasihan Youngmin dan Kwangmin tidak ada yang membantu menngerjakan pr nya. Nanti mereka dihukum kalau tidak menyelesaikan pr nya,” modus Tn. Kim agar bisa terhindar dari tugas pr Taemin.
Taemin mengangguk.
Kwangmin dan Youngmin yang duduk di meja sebelah Taemin saling menatap heran.
Biasanya mereka berdua mengerjakan pr sendiri, tapi sekarang, Tn. Kim berkata mau membantu mengerjakan pr sekolah mereka.
“Mana pr kalian?” tanya Tn. Kim sambil mengambil buku Youngmin.
Pelajaran sejarah.
“Yang ini, kami bingung, jawabannya apa?” ucap Youngmin pasrah.
Tn. Kim membaca soal di buku itu, “Apa nama buku sastra karya Pangeran Sado, putra kedua dari raja Yeong Jo dinasty Joseon?”
“Apa jawabannya?” tanya Kwangmin sambil menatap Tn. Kim penuh harap.
“Judul buku karya Pangeran Sado?” tanya Tn. Kim bingung.
Kwangmin dan Youngmin mengangguk.
Tn. Kim membuka buku sejarah yang bertumpuk di hadapannya.
Selama setengah jam mencari jawaban, tapi belum menemukan jawabannya.
Akhirnya Tn. Kim membuka internet dari smartphonenya. Sampai kakek itu berkeringat, tetap saja dia tidak menemukan jawabannya.
“Ya! Siapa nama guru sejarah kalian?” seru Tn. Kim kesal.
“Mr. Park Chanyeol...”
“Kau! Cepat cari nomer ponsel Mr. Park Chanyeol!” teriak Tn. Kim pada pelayan yang ada di dekatnya.
“Mwo? Untuk apa menelpon Mr. Park?” tanya Kwangmin bingung.
“Tentu saja untuk menanyakan jawaban pr kalian!” seru Tn. Kim jengkel.
҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉
Jung Ahjussi masih sakit. Taemin tidak mau diantar sekolah dengan supir lain.
Kai sudah membujuk agar Taemin pergi sekolah diantar supir Kang. Tapi Taemin tetap tidak mau.
"Taemin, ayo pergi sekolah dengan Kang Ahjussi. Jangan rewel.." kata Soeun sambil melotot pada Taemin.
"Shilooo... Sama Appa aja yaa.." rengek Taemin sambil menarik tangan Kai.
"Tidak bisa Taemin, Appa harus pergi kuliah..." bujuk Kai sambil membelai rambut Taemin.
"Sama halaboji aja deh yaa..." rengek Taemin sambil memeluk kaki Ayah Kai.
"Taemin, kalau tidak mau pergi dengan Kang Ahjussi, Taemin tidak usah sekolah saja!" cetus Soeun marah. Soeun tidak suka sikap Taemin yang mulai manja.
"Andwaeee...! Taemin mau sekolaaah..! Huhuhu..." Taemin mulai menangis.
"Kalau mau sekolah, pergi sama Kang Ahjussi saja. Ayo cepat, nanti terlambat," Soeun membujuk Taemin dengan lembut.
"Aaa.... Shilooo... Sama halaboji ajaa...!" Taemin kembali rewel.
Soeun kesal. Taemin benar-benar membuatnya geregetan.
"Ya sudah, kalau Taemin tidak menurut, lebih baik Taemin tidak usah sekolah saja. Dan jangan menangis. Kalau masih menangis akan Eomma pukul pantatnya pakai kayu!" ancam Soeun sambil melotot galak.
"Huaaaa...!!!" tangis Taemin semakin menjadi.
"Ya!Kenapa kau mengancam anak kecil? Awas saja kalau kau memukul Taemin!" seru Tn. Kim marah.
"Halaboji..." Taemin bersembunyi di balik tubuh kakeknya.
Kai menghembuskan nafasnya dengan berat. Sejak memiliki adik, Taemin menjadi manja dan rewel. Sepertinya bocah itu sedang mencari perhatian, karena sejak adiknya lahir, semua orang lebih memperhatikan bayi mungil itu.
"Haraboji, kami juga sering dijewer Soeun Noona," Kwangmin dan Youngmin ikut mengadu.
"Kalau kalian nakal,tentu saja dijewer!" sahut Tn. Kim membuat Kai terkekeh geli.
Kai ingat saat masih kecil dia juga sering dijewer ayahnya.
"Taemin pergi sekolah dengan haraboji saja.. Kajja," Tn. Kim menarik tangan Taemin mengajaknya pergi.
"Kamsahamnida Aboji.."seru Soeun mengiringi langkah Taemin.
Taemin menghapus airmatanya dan tersenyum menggandeng tangan kakeknya.
Kai hanya tersenyum kecil. Dia sangat bahagia melihat ayahnya yang sangat menyayangi anak-anaknya.
"Chagy, aku pergi kuliah dulu. Baik-baik di rumah ya, jaga uri Yoojung," Kai mengecup kening Soeun dengan sayang.
Soeun memeluk pinggang Kai. Menghirup aroma tubuh Kai yang sangat disukainya.
Kai kembali mengulum senyum. Kali ini senyumnya sedikit pervert.
Setelah melirik ke kanan dan kiri memastikan tidak ada yang melihat, Kai mencium bibir Soeun dan melumatnya sekilas.
Setelah puas mencium istrinya,Kai bergegas pergi.
Soeun mengantar Kai sampai depan pintu.
"Soeun..! Yoojung menangis!" seru Ny. Kim.
Soeun segera berlari menuju kamar bayi. Dengan sigap Soeun menggantikan Ny. Kim menggendong bayinya.
"Dia menangis dari tadi. Mungkin dia haus.." bisik Ny. Kim sambil terus membelai cucunya dengan sayang.
"Eoh. Ne Eommoni. Sepertinya begitu," sahut Soeun sambil bersiap menyusui bayinya.
҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉∞҉
"Halaboji, apa halaboji punya pacal?"
"Mwo?"
"Yeoja Chingu,"
Tn. Kim terkekeh, "Tidak. Haraboji tidak punya yeojachingu. Wae?"
"Yaaa.. Halaboji kalah sama Taemin! Taemin punya yeojachingu. Dua!" Taemin mengacungkan dua jarinya.
"Muahahahaha... Taemin punya dua yeojachingu?" tanya Tn. Kim geli.
"Ne. Namanya Go Eun Jin dan Son Na Eun. Meleka beldua cantik sekali," pamer Taemin.
"Woahahahaha..." tawa Tn. Kim semakin kencang.
"Taemin, Taemin masih kecil. Tidak boleh pacar-pacaran ya. Berteman saja,"
"Tapi kata Na Eun, kalau sudah besal, dia mau menikah sama Taemin," tukas Taemin.
"Ya.. Ya.. Ya.. Terserah Taemin saja. Asal jangan seperti Kai Appa ya! Jangan menikah saat masih sekolah! Ingat itu!" kecam Tn. Kim sambil menunjuk wajah Taemin.
Taemin hanya diam tak mengerti.
------------
Lima belas menit kemudian mereka sampai di sekolah Taemin.
"Halaboji jangan pelgi ya. Tunggu sampai Taemin pulang sekolah..."
"Ne..." sahut Tn. Kim pasrah.
Seorang gadis manis mnghampiri mereka.
"Annyeonghaseyo, Taemin sudah datang. Anak pintar.." gadis itu meminta tas sekolah Taemin pada Tn. Kim.
"Taemin, nanti biar Bu Guru yang menjaga ya? Kasihan Haraboji mau bekerja. Nanti kalau haraboji tidak bekerja, Haraboji tidak punya uang untuk membelikan Taemin mainan..."
Tn. Kim menatap gadis muda itu dengan bingung. Gadis muda itu hanya tersenyum dan memberi kode.
Taemin menatap kakeknya dengan ragu.
"Halaboji kalau pelgi kelja nanti uangnya buat beli mainan untuk Taemin?"
Tn. Kim mengangguk lucu.
Taemin tampak berpikir, "Ya sudah, Halaboji pelgi kelja aja. Tapi nanti jemput Taemin pulang sekolah ya!"
Tn. Kim tersenyum lega. Akhirnya Taemin mau ditinggal.
"Siapa namamu, Ibu guru?" tanya Tn. Kim pada Guru Taemin.
"Chonen, Choi Shioli imnida," jawab gadis itu dengan sopan.
"Geurom. Aku titip Taemin. Jaga dia baik-baik."
"Algesseumnida, Tn. Kim," sahut Shioli sambil membungkuk hormat.
Seorang gadis cilik datang dan langsung menggandeng tangan Taemin.
"Eun Jin, kau sudah datang duluan?" seru Taemin senang.
"Ne. Ayo kita mathuk. Kita main ayunan dulu yuuk.." ajak gadis mungil itu sambil menyeret Taemin masuk ke taman bermain.
"Taemin tungguuu...!" seorang gadis manis yang super imut tampak berlari mengejar Taemin.
" Na Eun.. Awas jangan lari, nanti jatuh.." tegur Shioli cemas.
Tn. Kim terbahak.
"Jadi mereka itu Go Eun Jin dan Son Na Eun yeojachingu Taemin? Hahahaha...." Tn. Kim tertawa geli.
Pria paruh baya itu terus tertawa sampai ke dalam mobil.
"Aigoo... Uri Kai, kau lihat anakmu Taemin. Masih kecil tapi sudah pandai menggoda wanita..
Aigooo.. Aigoo..."
Taemin bermain bersama Eun Jin dan Na Eun.
Mereka bermain dengan gembira.
Kepolosan mengakrabkan mereka. Tidak ada perasaan lain selain bergembira.
Mereka tertawa bersama. Belajar bersama. Bahkan saling bantu saat bermain dan belajar.
Taemin membantu Eun Jin menuangkan cat warna ke dalam piring catnya. Lalu Na Eun membantu mengambilkan kertas gambar Taemin yang terbang dan jatuh ke lantai.
Belajar dan bermain.
Taemin sangat suka sekolah. Bocah imut itu selalu bersemangat saat pergi sekolah.
Taemin, Eun Jin dan Na Eon tidak sadar saat seorang guru memotretnya.
Semua murid sangat sibuk. Para guru mengabadikan kegiatan murid dengan memotret mereka dan mengirimkan hasil jepretannya ke situs khusus sekolah.
Kai tergelak saat melihat postingan guru TK di situs tersebut. Beberapa foto murid TK, diantaranya ada foto Taemin dengan keterangan 'Taemin & 2 yeojachingu'
"Wae?" tanya Sehun.
"Igo.. Igo.. Lihatlah, ini Taemin dan 2 yeojachingunya, hahaha..."
Sehun ikut tertawa saat melihat postingan itu.
"Untung saja anakku laki-laki dan tidak jadi dijodohkan dengan Taemin. Lihat, bocah ini masih kecil saja sudah playboy. Hahahaha..." kekeh Sehun sambil menunjuk wajah Taemin di layar ponsel Kai.
"Taemin bersemangat sekali. Apa dia sangat menyukai sekolah?" tanya Luhan gemas.
"Ne. Dia sangat suka sekolah," sahut Kai bangga.
"Taman Kanak-Kanak memang taman yang paling indah.." celetuk Suho.
"Tapi... Siapa ini?" Baekhyun menunjuk seorang gadis yang berdiri di samping Taemin. Gadis manis itu adalah Choi Shioli, ibu guru Taemin.
"Itu gurunya. Wae?" tanya Kai curiga.
"Eoh.. Aniya.. Hanya bertanya. Hehehe.. Eoh Suho, kau benar. Taman yang paling indah adalah Taman Kanak-Kanak. Eoh, Aku pergi dulu. Sebentar lagi aku ada kelas," Baekhyun lalu pergi meninggalkan teman-temannya yang masih berkumpul di cafe.
Baekhyun bernyanyi sambil keluar dari cafe...
Taman yang paling indah hanya taman kami...
Taman yang paling indah hanya taman kami..
Tempat bermain, berteman banyak.
Itulah taman kami Taman Kanak-kanak...
҉∞҉∞҉∞END∞҉∞҉∞҉