home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > **~ Mama, I Love You ~**

**~ Mama, I Love You ~**

Share:
Author : Extr0lution
Published : 03 Mar 2014, Updated : 05 Mar 2014
Cast : Kris EXO-M
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |1475 Views |1 Loves
**~ Mama, I Love You ~**
CHAPTER 2 : Mama I Love You

**~ Mama, I Love You ~**

Part 2
 
Writer: Iljimae Park
 
Cast : 
 
Wu Yi Fan (Kris) ~ EXO
 
Wu Yi Lin (Kate) ~ OC
 
 
Genre : Family
 
Disclaimer : Cuma Fanfic ya. Saya cuma pinjem cast tanpa ijin orangnya. Hehe..
 
Have fun
 
 
 
҉҉҉҉il҉ji҉mae҉҉҉҉
 
 
 
"Eomma, aku tidak menemukan Kate!" 
 
Eun Seo menggenggam ponselnya dengan tangan gemetar.
 
Kate hilang?
 
"Kris, cari yang benar! Tadi Eomma menyuruhnya ke Lottemart. Dia pasti ada di sana!" seru Eun Seo di telepon.
 
"Opso. Aku sudah berkeliling di sini. Tapi Kate tidak ada!"
 
"Ya Tuhan, kemana Kate?" Eun Seo berdebar. Perasaannya tidak enak.
 
Tiba-tiba ponsel Eun Seo berdering. 
Kris menelponnya lagi.
 
"Eomma, aku menemukan tas Kate di semak-semak halaman belakang Lottemart. Tapi isinya kosong. Sepertinya Kate dirampok. Dan.. aku belum menemukan Kate!"
 
Eun Seo semakin panik.
Kemana Kate? Apakah dia baik-baik saja?
 
 
 
҉҉҉҉il҉ji҉mae҉҉҉҉
 
 
 
Kate membuka matanya dengan pelan. Dia merasakan sakit di daerah perutnya.
 
"Apa yang terjadi padaku?" keluhnya dalam hati.
 
Kate merasa tangannya sedikit keram. Dia bingung melihat ada plester kecil menempel di tengah lengan kirinya.
 
"Dimana aku?" batinnya bingung. 
Dia berada di sebuah tempat tidur. Sepertinya rumah ini kosong. 
Kate melayangkan pandangannya ke segala arah. Terakhir yang diingatnya adalah dia sedang bingung karena tas nya di curi dan tersesat masuk ke gang sepi. 
Saat itu ada seseorang yang menyapanya dan mengajaknya berbicara. Kate menyahuti dengan bahasa kanton karena dia tidak mengerti apa yang dikatakan orang itu. Kate mengatakan kalau dia kehilangan tas dan ponselnya lalu tersesat karena tidak ingat jalan pulang. Tiba-tiba orang itu tersenyum lalu membiusnya dengan menutup hidung Kate memakai saputangan.
 
Kate mengerjapkan matanya. Perutnya terasa sangat nyeri.
Matanya menangkap sehelai kertas di atas selimut yang dipakainya.
 
Kate lega. Tulisan di kertas itu menggunakan bahasa cantonese.
 
"Selamat sore. Anda sudah bangun? 
Maaf, kami mengambil satu ginjal anda secara paksa. Semoga anda kembali sehat. Terima kasih atas ginjalnya"
 
Wajah Kate memucat. Gadis itu segera membuka selimut dan memeriksa perutnya.
Ada verban memanjang di bagian perutnya.
 
Ya Tuhan. Ginjalnya dicuri!
Tubuh Kate melemas. 
Rupanya plester di lengannya adalah bekas tusukan jarum infus. Kate telah dioperasi tanpa sadar.
 
Perlahan Kate turun dari tempat tidur. Peluhnya bercucuran. Wajahnya pucat pasi menahan sakit.
Ada obat analgesik di atas meja, lengkap dengan air putih. Kate segera menelan tablet anti nyeri itu.
 
Beberapa saat kemudian Kate merasa sedikit baikan. Dengan terhuyung-huyung dia melangkah keluar dari rumah kosong itu.
 
Kate berjalan terseok-seok. Dia tidak tahu sedang berada dimana.
Kate terus berjalan dan berharap bertemu dengan seseorang.
 
Kate tiba di sebuah kompleks tak jauh dari rumah yang tadi ditinggalkannya. 
Seorang ahjumma mendekatinya. Tiba-tiba Kate pingsan saat ahjuma itu menyapanya.
 
 
 
҉҉҉҉il҉ji҉mae҉҉҉҉
 
 
 
Kate duduk cemas di dalam bis. Ahjumma tadi tidak mengerti bahasa kanton. Dia menanyakan tempat tinggal Kate. Kate hanya mengingat nama jalannya. Ahjumma itu tidak mengerti daerah tempat tinggal Kate.
 
Untung Kate ingat nama sekolah tempat dia didaftarkan. Ahjumma itu menuliskan nama sekolah Kate lalu mengantar Kate ke halte bus. 
Daerah yang dimaksud Kate cukup jauh. Butuh waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke sana dengan naik bus.
 
Kate turun dari bus dan berjalan dengan bingung. Saat bertemu seseorang, dia menunjukkan tulisan nama sekolahnya.
Orang itu menunjukkan arah yang harus dituju Kate.
 
Kate terus berjalan dan akhirnya dia tersenyum saat melihat bangunan yang dikenalinya.
Sekolah putri Youngsong Girl's High School.
 
Kate duduk di depan gerbang sekolah. Sekolah sudah sepi. Tentu saja, ini sudah pukul 8 malam. 
Untung saja tadi Kate sudah makan di rumah Ahjumma baik hati yang ditemuinya sore tadi.
 
"Nuguseyo?"
 
Suara seseorang.
Kate mengangkat wajahnya. Seorang wanita sedang menatapnya. Kate mengingat-ingat. Sepertinya dia pernah bertemu wanita itu.
 
"Kau, murid baru yang tidak bisa berbahasa korea itu?" 
 
Ah, Kate mengangguk. Sekarang dia ingat. Wanita ini adalah Mrs. Nari Kim, wali kelas yang dikenalkan padanya beberapa hari yang lalu, saat Eomma membawanya ke sini untuk mendaftarkannya sekolah.
 
"Waeyo? Mengapa kau ada di sini? Ini sudah malam,"
 
"Aku..." Kate berusaha menggunakan bahasa korea, "Aku.. Tersesat,"
 
"Oh, kau tidak ada ponsel? Tahu nomer ponsel Ibumu?"
 
Kate menggeleng.
 
Mrs. Nari Kim mengajak Kate masuk ke sekolah.
Mereka masuk ke ruang guru. Wanita itu membuka arsip, mencari berkas pendaftran Kate beberapa hari yang lalu.
 
"Ini dia. Namamu Katerine Cho, Wu Yi Lin. Benar?"
"Ne. Benar bu," sahut Kate senang.
Guru itu menelusuri info di berkas Kate. Dia menemukan nomer ponsel orang tua Kate.
Cho Eun Seo.
 
 
҉҉҉҉il҉ji҉mae҉҉҉҉
 
 
Kris memarkirkan mobilnya di tepi jalan. Eommanya bergegas turun dari mobil dan berlari menuju gedung sekolah. Dari jauh dia melihat Kate dan seorang wanita berdiri di depan gerbang sekolah.
 
"Kate! Kate! Putriku!" teriak Eun Seo yang langsung memeluk Kate. 
Kate menangis dipelukan ibunya.
 
"Kamsahanmida Seonsaengnim," Eun Seo membungkuk pada Ibu guru yang telah membantu Kate, "Untung saja anda menemukannya. Saya cemas sekali,"
 
"Chonmanneyo, kebetulan saya ada perlu ke sekolah. Beberapa berkas tertinggal sehingga saya harus mengambilnya. Dan saya menemukan Katerine sedang duduk sendiri di depan gerbang sekolah,"
 
"Ne, sekali lagi terima kasih," ucap Eun Seo tulus.
 
Kris memeluk Kate. Dia benar-benar lega bisa bertemu dengan Kate.
 
"Ohya, apa Kate sudah siap untuk bersekolah? Jangan khawatir, walaupun dia belum bisa berbahasa korea, kami akan membimbingnya,"
 
"Ah, ye. Besok atau lusa Kate akan pergi ke sekolah. Mohon bantuannya," Eun Seo kembali membungkuk sopan. 
Kris dan Kate ikut membungkuk.
 
Mrs. Nari Kim, guru cantik itu tersenyum dan membungkuk sekilas, membalas salam hormat Eun Seo, Kris dan Kate.
 
 
 
҉҉҉҉il҉ji҉mae҉҉҉҉
 
 
 
"Kate, Mami hou tam sam. Lei mou mesi ma? Mommy hou keng mou co lei a. Mom cau le ji sin..." ("Kate, Eomma cemas sekali. Apa yang terjadi padamu? Eomma takut kehilanganmu. Eomma hampir gila...")
 
Eun Seo memeluk Kate. Sesekali Eun Seo menghapus airmata di pipi Kate. Kate terus menerus menangis.
 
"Kate, Mami hou tu em ci. Mou lei hoi Mami. Mou fan hoi Hong Kong. Mami gao ha..." ("Kate, maafkan eomma. Jangan tinggalkan eomma. Jangan kembali ke Hongkong. Eomma mohon..")
Eun Seo memeluk erat Kate.
 
"Eomma.." Kate merasa dadanya sesak. Tadinya ia mau menceritakan tentang penculikan dan ginjalnya yang telah dicuri, tapi dia tidak bisa bicara. Pelukan hangat eommanya membuatnya tidak tega membuat eommanya sedih dan kembali cemas.
 
"Lei moye a ma?" ("Kau baik-baik saja?") Eun Seo memperhatikan sekujur tubuh Kate.
 
Kate mengangguk lemah.
 
"Biarkan Kate beristirahat dulu, Eomma," saran Kris saat melihat wajah pucat Kate.
 
Eun Seo dan Kris mengantar Kate ke kamarnya.
Beberapa saat kemudian Kate tertidur.
 
 
 
҉҉҉҉il҉ji҉mae҉҉҉҉
 
 
 
"Aku mengejar orang yang mencuri tasku. Aku terus berlari mengejarnya sampai orang itu menghilang dan aku tersesat," Kate menceritakan kejadian yang dialaminya. 
Saat ini mereka sedang sarapan pagi.
 
Eun Seo mengulang kata-kata Kate dengan bahasa korea agar Kris mengerti.
 
"Aigoo.. Ini bukan Hongkong. Berani sekali kau mengejar pencopet di daerah yang tidak kau kenal, tentu saja kau tersesat," Kris menanggapi lalu mereguk susu coklatnya sampai habis.
 
Kate menatap Kris. 
Eun Seo menghembuskan nafasnya, lalu kembali mengulang kata-kata Kris dengan menggunakan bahasa kanton.
 
Kris tertawa dalam hati. Dia sedikit kasihan melihat eommanya bolak balik mentranslate hangul-cantonnese. Tapi mau bagaimana lagi, Kate sudah dibebaskan memakai bahasa kanton saat di rumah dan Kris yang tidak mengerti memaksa eommanya menjadi translator.
 
"Kau sudah siap?" Eun Seo menatap Kate yang sudah mengenakan seragam sekolah. 
Kate menangguk.
 
"Hwaiting!" seru Kris memberi semangat pada Kate di hari pertamanya sekolah di Korea.
 
 
 
҉҉҉҉il҉ji҉mae҉҉҉҉
 
 
 
Kate masuk ke kelasnya ditemani Mrs. Nari Kim. 
 
"Namanya Katerine Cho. Dia pindahan dari Hongkong. Dia belum bisa berbahasa Korea, jadi saya harap kalian semua bisa membantunya. Jangan mempersulit Katerine. Ara?"
 
Para siswi di dalam kelas menyanggupi. 
Kate duduk di sebelah siswi berkepang dua.
 
"Annyeonghaseyo, aku Song Hyena. Senang berkenalan denganmu. Kau tinggi sekali. Kau pemain basket?" Gadis yang duduk di sebelah Kate tampak antusias. 
Kate hanya tersenyum manis. 
Gadis disebelah Kate tersenyum kecut setelah menyadari kalau Kate tidak mengerti bahasa Korea.
 
Saat istirahat, beberapa siswi mendekati Kate.
 
"Apa kau bisa basket? Basket Ball?" seorang gadis memperagakan mendribble bola basket.
 
Kate mengangguk kuat. Dia memang suka basket. 
"Whoaa.. Kelas kita bisa jadi juara kelas kalau Katerine jago basket!" seru seorang siswi dengan semangat. 
Kate bertubuh tinggi. Membuatnya berbeda dengan siswi lainnya.
"Kalau begitu, besok kita bermain basket. Besok kan ada jadwal olahraga!"
 
"Besok.. Hey, ada yang tahu bahasa kantonnya 'besok'?" Hyena bertanya pada teman-temannya.
 
Tidak ada yang tahu.
Akhirnya Hyena menggunakan ponselnya, mentranslate bahasa korea ke bahasa kanton.
"Igo.." Hyena menyodorkan ponselnya.
 
"Besok kita bermain basket" Kate membaca tulisan di ponsel Hyena.
Kate tersenyum lalu mengangguk.
 
Semua siswi bersorak. Mereka gembira mendapatkan pemain basket dengan tubuh tinggi menjulang seperti Kate.
 
 
 
҉҉҉҉il҉ji҉mae҉҉҉҉
 
 
 
Kate mengeluh. Perutnya terasa nyeri. Kate sudah membeli obat pereda nyeri. Untuk beberapa saat memang rasa nyeri itu mereda. Tapi sesekali rasa sakit di perutnya kembali menyerangnya.
 
"Kau sakit?" Kris menyentuh kening Kate.
 
Kate menggeleng. Dia masih merahasiakan tentang ginjalnya yang hilang.
 
"Kris..." panggil Kate pelan. 
"Hmm?" Kris mengernyitkan keningnya.
 
Kate menulis sesuatu di ponselnya, lalu mentranslatenya ke bahasa korea dengan menggunakan aplikasi transtool. Walaupun translatenya sedikit kacau, tapi Kris mengerti maksud Kate.
 
"Besok kau tidak mau sekolah? Wae?"
 
Kate terdiam. Dia takut. Besok harus bermain basket, tapi perutnya sedang sakit. Saat browsing tentang operasi ginjal, Kate jadi tahu kalau orang bisa hidup dengan satu ginjal asal ginjalnya sehat. Dan pasca operasi sang pasien harus banyak beristirahat. Agar cepat pulih.
 
"Aku belum siap sekolah. Aku masih belum percaya diri," tulis Kate di transtool ponselnya.
 
"Lalu mengapa kau menyanggupinya saat eomma menyuruhmu sekolah?" balas Kris di transtoolnya.
 
Mereka berkomunikasi melalui transtool di ponsel.
 
"Aku tidak mau eomma kecewa padaku,"
"Lalu bagaimana? Besok eomma akan mengantarkanmu sekolah,"
"Kau katakan saja kalau kau yang akan mengantarku sekolah. Aku mohon,"
"Kau akan membolos?"
 
Kate mengangguk.
Kris menghembuskan nafasnya dengan berat.
 
 
҉҉҉҉il҉ji҉mae҉҉҉҉
 
 
"Baiklah, Kris yang akan mengantarkanmu sekolah besok. Aku akan menelpon Mrs. Nari Kim untuk memastikan kau sampai di kelas," Eun Seo kembali mengatakan hal yang sama dalam dua bahasa.
 
Kate dan Kris mengangguk. Saat ini mereka sedang makan malam bersama.
 
Setelah makan, Kate menarik Kris ke kamarnya.
 
Kris tersenyum, "Tenanglah, aku akan memikirkan solusinya. Jangan cemas. Oke?"
 
Kate menatap Kris penuh harap. Dia benar-benar tidak bisa pergi sekolah. Dia harus beristirahat.
 
 
----------
 
 
Keesokan paginya...
 
 
Eun Seo pergi bekerja lebih dulu. Dia mengingatkan Kris untuk mengantar Kate pergi sekolah.
 
Setelah mobilnya menghilang dari pandangan mata, Kris menatap Kate dengan wajah aneh.
 
"Eomma akan menelpon Mrs. Nari Kim. Eottokhe?" kata Kate cemas.
 
"Jankanman. Kau tunggu disini," Kris segera masuk ke kamarnya.
 
Beberapa saat kemudian Kris keluar dari kamarnya.
 
"Eottoke? Annyeonghaseyo, chonen, Katerine Cho imnida..."
 
Kate terkejut. 
Kris memakai seragam sekolah wanita dengan rambut panjang palsu di kepalanya.
Kris menyamar menjadi Kate!
 
 
҉҉҉҉il҉ji҉mae҉҉҉҉
 
 
Kris hanya tersenyum saat Song Hyena menyapanya.
Menurut Kate, selama di sekolah, Kate tidak banyak bicara. 
 
"Kajja Kate, kita ganti pakaian olahraga," Hyena menarik tangan Kris mengajaknya ke ruang ganti saat pelajaran olahraga dimulai.
 
"Mwo?!" batin Kris dalam hati. 
Dengan langkah ragu, Kris mengikuti Hyena yang bersemangat menyeret Kris masuk ke ruang ganti.
 
"Heol!" kembali Kris membatin. 
Di dalam ruangan itu tampak beberapa gadis sedang berganti baju dengan cueknya.
 
 
҉҉҉҉TBC҉҉҉҉
 
POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK