home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > **~ Mama, I Love You ~**

**~ Mama, I Love You ~**

Share:
Author : Extr0lution
Published : 03 Mar 2014, Updated : 05 Mar 2014
Cast : Kris EXO-M
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |1487 Views |1 Loves
**~ Mama, I Love You ~**
Synopsis

Kris dan Kate adalah dua saudara kembar yang dari kecil terpisah. Kris dan ibunya tinggal di Korea. Sementara Kate ikut ayah mereka hidup dan tinggal di Hong Kong. Ketika mereka beranjak dewasa mereka di per temukan lagi dan hidup bersama ibu mereka, di karenakan ayah yang selama ini hidup dengan Kate meninggal. Kendala terbesar adalah bahasa, Kate sama sekali tidak bisa berbahasa Korea, dan sebaliknya Kris tidak bisa berbahasa Cantonese. Mampukah Kris dan Kate hidup bersama.

 

Disclaimer : Cuma Fanfic ya. Saya cuma pinjem cast tanpa ijin orangnya. Hehe.. Have fun.. Sayangi saudaramu.. Ok! Pernah tayang di page author Fanfiction Korea 좋은

 

 

**~ Mama, I Love You ~**

 
Chapter 1
Writer : Iljimae Park 
 
 
Cast : Wu Yi Fan (Kris) ~ EXO 
 
Wu Yi Lin (Kate) ~ OC
 
Genre : Family
 
 
 
 
~_~_~_~_~_~//
 
 
"Daofat (rambut/kanton), Meoli..." kata Kris sambil memelintir sedikit rambutnya.
Gadis di depannya tersenyum, "Meoli,"
 
"Ngan cing (mata/kanton), Nun," sambung Kris sambil menatap mata Kate, gadis manis itu seraya menunjuk matanya sendiri.
 
"Ngo cito (aku tahu/kanton), Nun," Kate mengerjapkan matanya. 
Kris menghembuskan nafasnya. Kris dan Kate saling memandang. Beberapa kali Kris mengerjapkan matanya. Kate juga melakukan hal yang sama. 
Akhirnya mereka berdua tertawa.
 
Kris sedang mengajari Kate berbahasa Korea.
 
"Kau sungguh tak bisa berbahasa Korea?" tanya Kris setelah tawa mereka mereda.
Dia tahu, Kate tidak mengerti apa yang baru saja diucapkannya. Tapi Kate pasti tahu maksudnya. 
"Mea? Em sik a. Ngo canhai-canhai emsik kong Hokman. Lei ji ke em sik kong Chungman." (Apa? Tidak bisa. Aku sungguh-sungguh tidak bisa berbahasa Korea. Kau sendiri tidak bisa berbahasa Kanton?)"
 
Kris menggeleng. Dia juga tidak mengerti apa yang dikatakan Kate, tapi dia tahu maksud Kate adalah, dia tidak bisa berbahasa Korea dan menanyakan apa Kris bisa berbahasa Kanton.
 
"Geurom, mari kita lanjutkan..." Kris tersenyum sambil menatap wajah Kate. Wajah yang sama persis dengan wajahnya.
 
Menatap Kate membuat Kris merasa sedang bercermin. Hanya saja, kulit Kate lebih halus dengan bulu mata yang lebih panjang dan lentik. Oh, tentu saja dengan bibir yang lebih merah dan glossy. Wajah di depan Kris adalah wajah Kris dengan make up. Kate adalah saudara kembar Kris. Kembar identik. Serupa dan sama persis. Bedanya hanya di riasan. Kate cantik, sementara Kris tampan.
 
"Peko (hidung/kanton), Ko," Kris menyentuh hidung Kate. 
Kate terdiam.
 
"Kate, kau harus bisa berbahasa Korea. Eomma melarang menggunakan bahasa lain selain bahasa Korea. Dan Eomma adalah wanita yang tegas. Aku takut dia tidak memberi toleransi sedikitpun padamu,"
 
Kate menatap bibir Kris yang sedang berbicara. Dia tidak mengerti apa yang dibicarakan Kris. Kris berbahasa Korea. Sementara Kate berbahasa Kanton. 
Kris tidak bisa berbahasa Kanton dan Kate tidak bisa berbahasa Korea. Parahnya, mereka berdua tidak bisa berbahasa inggris, bahasa internasional yang bisa digunakan untuk menyatukan berbagai macam bahasa.
 
Kemarin Kate datang dari Hongkong. Orang tua Kris dan Kate berpisah saat mereka berdua masih berusia 4 tahun. 
Ayah mereka Wu Xi Hua kembali ke Hongkong dan membawa Wu Yi Lin alias Kate. Sementara Ibu mereka Cho Eun Seo tetap di Korea bersama Wu Yi Fan alias Kris.
 
Selama 13 tahun mereka terpisah. Dan setelah Ayah mereka meninggal dunia, Kate kembali ke Korea untuk tinggal dengan Ibu dan saudaranya, Kris.
 
 
~©~©~©~©~©~©~©~
 
 
Kris baru pulang sekolah. Wajahnya terlihat kusut.
 
"Annyeong! Bagaimana sekolahmu hari ini?" Kate menyapa dengan bahasa korea terbata-bata.
"Buruk," cetus Kris kesal. Hari ini Kris sangat kesal. Seharian di sekolah tadi Kris bertengkar dengan pacarnya Hyeon Jo.
 
Kris bergegas masuk ke kamarnya. Kate terdiam. Dia bingung dengan sikap Kris yang tiba-tiba mengacuhkannya.
 
Kris menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Dia kesal sekali. Hyeon Jo sengaja membuatnya kesal dan akhirnya mereka bertengkar lalu putus.
 
"Aarghh!! Ternyata semuanya benar! Dia yang selingkuh. Kenapa aku yang dituduh selingkuh. Aisshhh!!" Kris melempar pigura foto yang menampilkan wajah manis seorang gadis.
 
Tok tok tok...
 
Kris bangkit dari ranjang dan membukakan pintu kamarnya. Kate tersenyum. Gadis itu memandang Kris dengan ragu.
 
"Wae geurae?" tanyanya hati-hati.
 
"Aniya," sahut Kris pelan, "Tidak ada apa-apa. Aku hanya lelah. Aku mau beristirahat sebentar,"
 
Kate masuk ke kamar Kris, lalu duduk di tepi ranjang.
 
"Kate, aku bilang aku mau istirahat sebentar. Jebal, kau keluarlah.."
 
Kate menatap Kris dengan bingung.
"Ngo...Siong...Fenkau!" (Aku.. Mau... Tidur!) cetus Kris dengan bahasa kanton seadanya.
 
"Oh!" Kate sedikit terkejut. Dia mengira Kris tadi mempersilakannya masuk. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Kris saat membukakan pintu tadi.
 
"Arrasseo. Aku akan keluar," Kate segera beranjak pergi dengan wajah sedih. 
 
"Mian..." bisik Kris lemah. Kris tidak bermaksud membuat Kate sedih. Kris hanya perlu menenangkan diri untuk sesaat.
 
Kate pergi ke dapur. Eommanya sedang menyiapkan makan siang.
 
"Ayo Kate, kita makan bersama. Kulihat Kris sudah pulang. Panggilah Kris,"
 
Kate hanya terpaku di tempatnya, "Mom, ngo em ci to. Tu em ci..."(Eomma, aku tidak mengerti. Mianhe..) Kate tertunduk.
 
Eomma menghembuskan nafasnya kesal. 
"Timkai lei Daddy em kau lei kong Hokman a?" (Kenapa Appamu tidak mengajarimu berbahasa Korea, eoh?)
 
Kate tercekat. Tiba-tiba ia rindu ayahnya. Air mata Kate mulai menetes.
 
"Aigoo.. Tidak usah menangis. Uljima," Eomma mendatangi Kate dan memeluknya sekilas.
 
"Lei yateng yu cun fai hok Hokman. Cito ma." (Kau harus belajar bahasa korea secara kilat. Ara?)
 
Kate mengangguk. "Lei yika kiu Kris. Ngotei yat jae sik ngan." (Sekarang kau panggil Kris. Kita makan siang bersama)
 
Kate tersenyum dan bergegas pergi ke kamar Kris. Sejenak Kate ragu mengetuk kamar Kris. Apakah Kris masih tidur?
 
Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Tampak Kris terkejut melihat Kate berdiri di depan pintu.
 
"Oh! Kate!" serunya kaget.
"Waktunya makan siang," kata Kate gugup.
Kris tertawa, " Ngotei yat jae sik fan." (Ayo kita makan)
 
Kate tersenyum senang. Dia senang kalau Kris berbahasa kanton, walaupun hanya sedikit.
 
Kate, Kris dan Eomma makan dengan lahap. Sesekali Kris menggunakan bahasa kanton seadanya agar Kate bisa ikut mengobrol. Sementara Eomma terus menggunakan bahasa korea.
 
Kate sedikit kecewa karena Eomma tidak mau tahu. Eomma terus saja menggunakan bahasa korea yang tidak dimengertinya.
 
 
~©~©~©~©~©~©~©~
 
 
Eun Seo baru pulang bekerja. Wanita cantik itu sangat mandiri. Dia bekerja sebagai arsitek pengawas di perusahaan real estate selama bertahun-tahun. Sebagai single parent, Eun Seo dikenal sangat tegas. Dia bisa menjadi ibu sekaligus ayah bagi Kris, putra satu-satunya.
 
Tapi sekarang, Eun Seo sedikit kelabakan saat putrinya yang tinggal di Hongkong datang dan menetap di Korea bersamanya.
 
Sejujurnya Eun Seo senang dan bahagia. Dia begitu gembira saat mengetahui keputusan Kate untuk kembali ke Korea dan tinggal bersamanya. Hanya saja, Eun Seo sedikit kecewa karena Kate sama sekali tidak bisa berbahasa Korea.
 
Eun Seo mengajarkan sedikit bahasa kanton pada Kris. Tapi karena bahasa kanton tidak pernah mereka gunakan, Kris jadi tidak fasih dan kurang mengerti.
 
Sudah 1 bulan Kate tinggal di Korea. Gadis itu selalu saja kebingungan dan menangis.
 
Eun Seo mengeluh dalam hati. Dia sering menyuruh Kate pergi membeli sesuatu. Tapi selalu saja Kate tidak bisa melakukan dengan benar, karena Kate tidak bisa berbahasa Korea.
 
Eun Seo masuk ke kamar Kate. Kate sedang pergi berbelanja ke pasar swalayan.
 
Eun Seo melihat sesuatu terselip di kamus bahasa korea di atas meja belajar Kate.
 
Perlahan Eun Seo mengambil dan membacanya. Sebuah surat berbahasa kanton.
 
Eun Seo duduk dan membaca surat itu. Wajahnya sedikit tegang. Ternyata surat itu ditujukan untuk dirinya. Eun Seo menatap surat berbahasa kanton itu dengan dada berdebar. Perasaannya tidak enak.
 
 
Mom, I love U..
Mom, aku sangat bahagia bersamamu. Aku sangat bahagia tinggal bersamamu dan Kris. Aku ingin selamanya bersama kalian. Bertahun-tahun aku merindukanmu, Mommy..
 
Jangan salahkan Daddy yang tak mengajariku berbahasa Korea. Neneklah yang melarang Daddy mengajariku berbahasa Korea.
 
Sekarang Daddy telah tiada. Walaupun nenek melarangku menemui Mommy, tapi aku tetap ingin bertemu denganmu..
 
Mom, setelah menemuimu, aku sungguh-sungguh tidak ingin berpisah lagi denganmu. Aku memutuskan untuk meninggalkan Hongkong dan menetap bersamamu, bersama Kris. Aku sungguh bahagia, Mom.
 
Tapi mengapa, kau tidak mengerti aku? Mom, aku akan belajar menggunakan bahasamu. Bahasa Korea. Tapi aku perlu waktu Mom..
Mom, sepertinya aku tidak sanggup lagi.. Hari-hariku penuh dengan kebingungan dan kesalah pahaman.
 
Mom, bolehkah aku pergi? Aku akan kembali pada Nenek di Hongkong. Mungkin benar apa yang dikatakan Nenek. Mommy adalah wanita egois yang tidak mau menuruti Daddy. Mommy rela berpisah dengan Daddy daripada meninggalkan Korea yang lebih kau cintai.
Mom, maafkan aku.. Aku sudah menghubungi Nenek, dan Nenek mau menerimaku kembali.
 
Mom, I Love You..
Kris, Wo Ai Ni..
 
-----
 
 
Eun Seo tertegun. Wanita paruh baya itu merasakan sesak di dadanya. Putri yang disayanginya akan pergi meninggalkannya. Kate akan kembali ke Hongkong! Shiro! Aku tidak mau putriku kembali ke Hongkong! Jerit Eun Seo dalam hati.
 
Air matanya menetes satu demi satu. Surat Kate seolah membuka pandangannya terhadap diri Kate. Putrinya yang sudah dewasa, yang dianggapnya bisa dengan gampang mempelajari bahasa korea karena berdarah Korea, ternyata memerlukan waktu yang cukup untuk bisa menguasai bahasa Korea seperti yang diharapkannya.
 
"Eomma!" Eun Seo menoleh. Kris ada di depan pintu.
 
"Kate, odi?" tanya Kris sambil melayangkan pandangannya ke sekelling ruangan kamar.
 
Eun Seo menghapus air matanya.
"Kate, tadi Eomma suruh membeli kebutuhan rumah. Dia ke pasar swalayan,"
 
"Mwo? Eomma, kenapa Eomma menyuruhnya lagi? Seharusnya Eomma menungguku pulang. Kasihan Kate. Dia masih belum mengerti bahasa Korea!" Kris menaruh tas sekolahnya ke sembarang tempat, lalu bergegas keluar rumah, "Aku akan menyusulnya. Aku pergi dulu!" seru Kris sambil berlari keluar.
Kembali Eun Seo menitikkan air matanya. Bahkan Kris lebih mengerti Kate daripada dirinya, Eommanya.
 
"Aku Eomma yang kejam," keluhnya sedih.
 
----------
 
"Eomma, aku tidak menemukan Kate!"
 
Eun Seo menggenggam ponselnya dengan tangan gemetar.
Kris menelponnya dan mengatakan sesuatu yang membuatnya berdebar-debar.
 
Kate hilang?
 
~©TBC©~

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK