Author : Red Berries
Genre : Romance, AU
Rating : 15
Length : Series
Casts : Cho Kyuhyun
Kim Aerin
Lee Donghae
Cho Ahra
Disclaimer :
Hello semuaaa~ Aku kembali lagi!! semoga masih mau ya baca fanfic ini. Aku berharap kali ini bisa lebih baik. FF ini sendiri masih tentang Romance tapi berasal dari imaginasi gilaku tentang pertemuan dua orang yang punya sifat keras kepala dipertemukan. Dan tetap, aku butuh apresiasi dari kalian^^
Happy Reading!!
Aerin memasang wajah kesal sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya malam itu. Yang jelas, mood-nya sudah hancur hari ini. Ia terus diam sambil mencibir kesal dalam hati. Awalnya ia sudah bahagia karena kedua orang tuanya yang sangat sibuk itu mau meluangkan waktu pulang ke Korea untuk anaknya tapi nyatanya? Justru masalah baru yang Aerin tak pernah harapkan.
“Aerin-ah... Kenapa kau dingin begitu pada eomma?” Tanya ibu Aerin saat mereka memasuki rumah. Gadis itu tetap diam dan berjalan menuju tangga.
“Aerin-ah, setidaknya kau bisa mengobrol dulu dengan kita ‘kan? Kami merindukanmu” Bujuk sang ayah.
“Mwo? Merindukanku? Jika begitu seharusnya kalian tidak membuat masalah untukku” Timpak Aerin kesal.
“Masalah bagaimana?” Tanya ibu Aerin.
“Eomma lupa dengan perbincangan bodoh saat makan malam tadi?!” Aerin mulai hilang kesabaran.
“Ah itu... Itu ‘kan untuk kebaikanmu, Rin-ah”
“Kebaikan? Hahaha.. Lucu sekali, putrimu tidak tahu apa-apa tetapi eomma sudah merancang sesuatu di luar dugaan. Apa yang eomma katakan tadi bukan hal sepele!”
“Siapa bilang itu sepele? Kami pun serius dengan itu” Timpal ayah Aerin.
“Karena itu hal serius! Terutama menyangkut kehidupanku, setidaknya kalian bicarakan denganku dulu. Aku masih punya karir, dan aku masih ingin menjalaninya”
“Siapa bilang kau tidak bisa melanjutkan karirmu?” Tanya ibu Aerin.
“Tapi kalian menghalangiku lebih jauh” Desis Aerin. Ia benar-benar ingin berteriak dan menumpahkan air matanya. Tapi ayolah... Aerin tidak secengeng itu. Harga dirinya tinggi bahkan pada dirinya sendiri, ia tak mau menangis untuk hal-hal rendah seperti ini.
Aerin merasa tak mampu mendengarkan lagi celotehan orang tuanya. Sekeras apapun mereka membujuk gadis itu akan nihil hasilnya. Aerin adalah gadis keras kepala dan tak mau diatur. Ukuran kesenangannya adalah hal-hal yang sesuai dengannya, di luar itu ia tak segan-segan mengibarkan bendera perang untuk siapa saja yang memaksanya. Akhirnya gadis itu berlari menaiki tangga dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat.
***
Seorang pria memakai dasi hitamnya dan memandang dirinya di depan cermin, memastikan tidak ada yang kurang darinya. Bodoh sebenarnya jika ia masih berpikir seperti itu, toh dengan keadaan paling berantakan sekalipun tetap banyak kaum wanita yang tergila-gila padanya. Ah, tidak lupa bukan? Ia orang yang perfeksionis. Ia selalu menginginkan semua sempurna di tangannya, sedikit ambisius untuk mendapatkan apa yang dia mau. Tidak selamanya sifat itu bagus untuk seseorang, tapi nyatanya sifat pada pria itu membuatnya seakan tak memiliki cela sedikitpun.
Dialah Cho Kyuhyun. Tumbuh sebagai anak bungsu di sebuah keluarga penggila bisnis dan masuk dalam urutan lima besar orang terkaya di dunia. Umurnya boleh saja baru 26 tahun tetapi di tangannya ia sudah memegang sebagian besar saham perusahaan-perusahaan berpengaruh di dunia dan menjadi CEO untuk perusahaannya sendiri yang bergerak dalam bidang entertaiment. Managementnya menjadi besar karena menghasilkan artis-artis yang tidak bisa di remehkan kemampuannya. Ia juga baru saja meresmikan tempat yang sengaja di jadikan surga bagi fans artis-artisnya dan jelas hal tersebut menghasilkan keuntungan besar tanpa perlu susah payah memperkerjakan artisnya tak kenal waktu. Ia cukup bijak untuk satu ini.
Cukup membahas Kyuhyun karena tak akan ada habisnya. Sekarang, pria itu menuruni tangga dan melihat kakak perempuannya-Cho Ahra-sudah duduk di ruang makan sambil melahap roti bakarnya.
“Appa sudah kembali ke Amerika pagi tadi” Ujar Ahra.
“Aku tahu” Sahut Kyuhyun datar.
“Jadi dia akan benar-benar tinggal di sini?”
“Seperti yang kau tahu semalam. Aku tak suka menjelaskan hal yang sama dua kali”
“Cih, aku ‘kan hanya memastikan. Apa kau harus sedingin itu pada nuna-mu? Kau benar-benar berubah Kyuhyunnie”
“Berubah bagaimana?”
“Kau sangat dingin dan datar, selalu pekerjaan saja yang kau pikir, kau juga jadi semakin ambisius hanya pada targetmu saja”
“Lalu aku harus bagaimana?”
“Perhatikan sekitarmu, termasuk aku”
“Nuna, aku bisa melihat kau makan dengan baik, mempunyai karir baik, dan kehidupan yang baik, apa yang perlu kucemaskan?”
“Aish! Lupakan. Kau takkan mengerti maksudku”
Kyuhyun hanya mengangkat bahu dan meminum kopinya sedikit kemudian mulai membaca-baca informasi ekonomi online di smartphone-nya.
“Jadi, kau setuju atau tidak dengan semalam?” Tanya Ahra lagi.
“Memang jika aku tidak setuju appa akan membatalkannya? Kurasa kau tahu jawabannya nuna”
“Jadi?”
“Jalani saja. Apa susahnya”
“Aish! Kau itu! Memang ini sama sekali bukan hal sensitif bagimu hah? Iya, aku tahu memang banyak wanita tergila-gila padamu tapi bukan berarti kau seenaknya ‘kan?”
“Kau saja yang terlalu sensitif nuna, makanya cepatlah mencari pendamping. Aku pergi” Ujar Kyuhyun santai sambil berlalu meninggalkan Ahra yang terpaku. Tak lama kemudian gadis dua tahun lebih tua dari Kyuhyun itu berteriak kesal pada adiknya yang tak bisa menjaga mulut itu.
***
“Suasana hatimu tidak terlihat baik, kenapa?” Tanya seorang pria yang gerah melihat Aerin hanya diam dengan wajah badmood.
“Sedang malas saja” Timpal Aerin sekenanya.
“Kau pikir aku tidak tahu? Hey, kau lupa aku adalah managermu lima tahun ini jadi aku sudah tahu kau sedang dalam suasana hati baik atau tidak”
“Aku malas membahasnya Donghae-ssi”
“Katakan saja, kau tidak mungkin memasang wajah seperti itu di depan kamera ‘kan?” Ujar Donghae yang membuat Aerin menghela nafas. Memang selama ini, Donghae yang menjadi sasaran tumpahan isi hati Aerin. Pria itu sudah mengenal sifat Aerin. Ia akan dengan sabar mendengarkan gadis itu mengomel atau marah-marah seenak kepalanya dan biasanya Donghae hanya bisa mengela nafas lega ketika gadis itu sudah reda. Percuma saja Donghae memberi reaksi berlebih atau saran, karena gadis itu tak akan mau mengikutinya dan tetap memilih jalannya sendiri.
“Ini menjijikkan sebenarnya... Tapi tak ada kata yang bisa memperhalus pengucapannya lagi... Aku dijodohkan” Kata Aerin yang membuat mata Donghae membulat dan mulutnya terbuka tanpa sadar. Ia sedang mimpi, Donghae meyakinkan dirinya. Bagaimana hal itu terucap dari mulut Aerin? Perjodohan adalah satu kata penuh pemaksaan dan aturan, setidaknya itu yang dipikirkan banyak orang. Itu jelas bukan kata yang pernah terlintas di benak seorang Aerin.
“Kau bercanda! Mana mungkin kau... Ya Tuhan, aku tak bisa membayangkan kalau kau....”
“Aku jelas menolaknya! Kau pikir aku sudah tidak waras, huh?!”
“Tapi bagaimana bisa...?”
“Orang tuaku pulang dari pekerjaan pentingnya semalam dan langsung mengatakan akan menjodohkanku. Jika begitu lebih baik mereka tak pulang!” Ujar Aerin dengan penekanan pada ‘Pekerjaan pentingnya’.
“Siapa pria itu?!”
“Mana kutahu. Memang aku peduli?!”
“Setidaknya kau sudah dengar namanya ‘kan?”
“Aku malas membahasnya. Sudahlah....”
“Aniyo, Rin-ah... Katakan padaku sekarang. Siapa dia?”
Aerin menoleh dan memandang Donghae yang masih menatapnya dengan ekspresi syok. Gadis itu sudah memperkirakan sebenarnya. Tapi masa bodoh,
“Cho Kyuhyun” Kata Aerin sambil beranjak pergi menghampiri fotografer yang memanggilnya tadi. Dan pria itu? Donghae hanya bisa terbengong dan mengalami syok yang lebih parah.
Aerin tetap berpose manis sesuai tema Valentine untuk suatu majalah internasional. Ia berusaha untuk bersikap profesional. Benar, Aerin adalah model terkenal dan karirnya sudah bukan lagi hanya di dalam negeri tetapi merambah pada dunia Internasional. Ia memulai karirnya 6 tahun lalu. Saat itu ia merasa tidak di pedulikan di management dan selalu terabaikan. Ia sudah putus asa dan hampir mengubur mimpinya menjadi model namun ia bertemu dengan Donghae. Pria itu benar-benar membantunya. Aerin semakin berusaha keras untuk mewujudkan mimpinya dan membuat Donghae bangga. Kini diusia Aerin yang baru menginjak 23 tahun ia bisa dikenal di masyarakat dunia.
Fisik Aerin adalah hal yang tidak patut di ragukan. Bentuk tubuh yang bagus sesuai dengan kriteria seorang model dan kulit putih susu yang halus. Rambutnya berwarna coklat keemasan terurai panjang dan lembut. Di samping itu, gadis ini mempunyai mata yang indah dan menjadi daya tarik bagi setiap orang. Wajahnya memang terkesan dewasa dan tatapan yang tajam. Itulah yang banyak orang sukai. Kemampuan akademiknya juga tak bisa di remehkan, di tengah kesibukannya ia juga sedang menjalani program pascasarjana di sebuah universitas.
“Jadi jangan lupa untuk datang ke acara valentine yang di adakan kami. Minggu malam pukul tujuh” Ujar salah satu pihak majalah setelah selesai pemotretan.
“Ne, tentu saja. Terima kasih atas undangannya”
“Kau akan menjadi tamu spesial kami”
“Sekali lagi terima kasih. Kalau begitu saya bisa pergi sekarang” Aerin membungkuk sopan sebelum mengenakan mantelnya dan keluar dari kantor majalah tersebut. Ia menghampiri mobilnya dimana sudah ada Donghae di dalamnya.
“Ibumu mengirim pesan padaku” Kata Donghae.
“Apa katanya?” Aerin merasa punya firasat buruk ketika Donghae menyebut ibunya. Apa sekarang ibunya juga mencampuri karirnya? Batin Aerin.
“Katanya kau mulai sekarang tidak pulang ke apartmenmu lagi”
“Apa maksudmu?”
“Kau... Ehem... Pu-Pulang ke rumah Kyuhyun...”
“MWOOOO.....???!!!!!!”
Donghae memundurkan wajahnya ketika Aerin berteriak tepat di depannya. Ia sudah menduga gadis ini akan marah besar dengan perintah ibunya. Jujur saja, Donghae tak bisa membayangkan jika Aerin tinggal serumah dengan orang yang tidak dikenalnya.
“Kenapa dia mengatakan itu hah?! Atau ini hanya leluconmu?! Katakan!!” Aerin menarik kerah kemeja Donghae dengan kedua tangannya. Matanya tajam manatap Donghae penuh kekesalan.
“Ng... I-itu... Kau baca sendiri saja pesannya!” Donghae tidak berani ikut campur lagi jika gadis di depannya sudah mengamuk seperti ini.
Aerin beralih pada ponsel Donghae dan mengutak-atik benda itu untuk mencari pesan ibunya.
Mulai sekarang beri tahu Aerin jika ia harus tinggal di rumah Kyuhyun, calon menantuku. Ia akan lebih terjaga di sana karena kami tidak bisa menjaganya. Kami tidak bisa membayangkan kehidupan Aerin bisa saja tidak teratur jika tidak ada yang menjaganya. Dan kami yakin Kyuhyun bisa. Kukirimkan alamatnya segera.
Aerin memegang kepalanya yang terasa pening. Ia melepas cengkramannya pada Donghae dan mencoba mengatur nafas. Berusaha meyakinkan apa yang terjadi hanyalah mimpinya saja. Seakan tidak puas dengan perjodohan gila yang dilakukan orang tuanya semalam, kini mereka ingin mengatur kehidupan putri tunggalnya itu juga.
“Eommamu juga bilang jika kau tidak mau...” Donghae mencoba bicara sehalus mungkin supaya tidak terkena amukan gadis di sampingnya itu.
“Katakan!” sergah Aerin.
“Dia... Akan menghentikan karirmu dan memaksamu untuk ikut dengan mereka di London”
“M-mwo? Aish... EOMMAAAAAAA....!!!!!!!”
***
Aerin menyibakkan rambut coklatnya gusar. Ia meremas tangannya yang terbungkus sarung tangan putih. Maklum saja cuaca sedang buruk seburuk hatinya. Ia dan Donghae kini telah berdiri di depan rumah megah, siapa lagi kalau bukan rumah Kyuhyun.
Aerin menekan bel dan tak berapa lama seorang gadis lebih tua darinya membukakan pintu. Ia cantik, batin Aerin.
“Kau... Kim Aerin ‘kan?” Tanya gadis itu.
“Ne... Annyeong!”
“Ah... Aerin-ssi. Aku sudah menunggumu sejak tadi. Kupikir kau tidak jadi datang, apa Kyuhyun tidak menemuimu?”
“Tidak, aku datang bersama managerku, Lee Donghae”
“Salam kenal. Lee Donghae imnida” Sapa Donghae.
“Ahra Imnida... Aku adalah kakak Kyuhyun. Benar, aku sudah banyak tahu tentang Aerin. Dia sangat hebat dan profesional dalam karirnya. Bagaimana kalau kita bicara di dalam?” Sahit Ahra.
“Tidak perlu. Aku ada urusan jadi lebih baik aku pergi sekarang. Semoga bisa mampir lain waktu” Kata Donghae sopan.
“Baiklah kalau begitu” Ujar Ahra akhirnya sebelum Donghae pergi. Aerin hanya memandang kepergian Donghae pasrah, seperti seseorang yang harus masuk ke penjara yang mengerikan.
“Kajja, kita bawa masuk barang-barangmu. Omong-omong maafkan adikku karena tidak menjemputmu” Kata Ahra.
“Gwenchana...”
“Eonni, panggil saja Eonni”
“Ah, baiklah... Ahra Eonni”
Aerin menempati kamar di lantai dua rumah ini. Sebenarnya tempat ini cukup nyaman, hanya saja Aerin masih memikirkan nasibnya harus tinggal di rumah ini. Memangnya ia anak kecil yang tak bisa mengurus diri sendiri? Gadis itu melihat sekeliling dan kamar ini jujur saja membuatnya jatuh cinta. Wallpaper dinding berwarna dasar pastel dengan bunga-bunga baby pink membuatnya nyaman.
“Aku dengar kau suka warna pastel. Jadi kusuruh Kyuhyun mengganti wallpaper. Dia tak mau tahu dan langsung menggantinya dengan ini. Apa kau suka?”
“Tentu saja Eonni. Kau tidak perlu memperlakukan aku seperti itu”
“Supaya kau betah tinggal di sini. Aku akan mempersiapkan makan malam, kau bersiaplah” Ujar Ahra antusias sambil beranjak pergi.
***
Kyuhyun baru saja mengeringkan rambutnya. Sejujurnya ia cukup senang karena kakaknya yang cerewet itu memintanya untung pulang kerja lebih cepat. Ia tak mampu jika harus lembur malam ini, terlebih besok adalah hari Minggu. Ia ingin menikmati waktu luangnya yang berharga dan jarang ia dapatkan.
Pria itu memakai kaos hitamnya dan segera menuju ruang makan. Banyak hidangan tertata rapi. Ia juga melihat gadis lain tengah membantu kakaknya. Kyuhyun tahu siapa dia. Keputusan bodoh ayahnya yang membuat gadis itu sekarang ada di sini.
“Kyuhyunnie ucapkan salam pada Aerin” Ujar Ahra yang melihat Kyuhyun langsung duduk di ruang makan.
“Annyeong” sapa Kyuhyun datar tanpa melihat Aerin.
“Yaaakk!! Siapa yang mengajarimu bertindak seperti itu?!”
Kyuhyun menoleh malas dan menarik kedua sudut bibirnya manis.
“Annyeong, Aerin-ssi semoga kau betah tinggal di sini”
Cih, mengajakku bersandiwara rupanya. Memangnya aku luluh dengan wajahmu yang sok tampan itu?!
Aerin membantin kesal namun sedetik kemudian ia pun mengeluarkan senyuman manisnya, “Annyeong Kyuhyun-ssi”
“Aish... Kalian manis sekali. Kajja, kita mulai saja makan malamnya” Ujar Ahra yang duduk di samping Kyuhyun dan Aerin di seberang meja makan.
“Kau harus memperlakukannya dengan baik, Kyuhyun-ssi” Ujar Ahra.
“Memang seharusnya begitu ‘kan? Bukankah Kim ahjumma mengirimnya ke sini supaya memperbaiki hidupnya?” Timpal Kyuhyun.
“Mwo? Memang ada apa dengan hidupku?! Kurasa aku sudah hidup dengan baik, lihatlah kehidupanmu sendiri” Cibir Aerin kesal.
“Kalau kau hidup dengan baik pasti Kim ahjumma tidak mungkin menyuruhmu ke sini”
“Itu hanya pemikirannya. Kenapa kau tidak memberikan kesan baik padaku, huh?”
“Aku hanya berkata sejujurnya”
“Kau... Jika kau tak ingin aku ada di sini aku akan dengan senang hati keluar”
“Kau itu cerewet sekali”
“Oh, Kyuhyun yang banyak dibicarakan orang itu ternyata setajam ini bicaranya?!”
“Aku tidak berkata tajam, Aerin-ssi!”
“Kau melakukannya, Kyuhyun-ssi!”
“Yaakkk... Yakkk....! Kenapa kalian ini malah bertengkar?!” Ahra mulai pusing dengan sikap kedua orang itu. Ia mulai bisa menyimpulkan jika keduanya memiliki sifat yang sama persis, keras kepala. Dan itu berarti pekerjaan baru bagi Ahra untuk dengan sabar melerai mereka dan menjadi penengah nantinya. Membayangkan itu, Ahra sudah merasa lelah.
“Lebih baik sekarang kita makan saja. Kyu, kau bisa memilih makanan kesukaanmu. Aerin-ssi, cobalah semua makanan di sini. Semoga kau suka” Lanjut Ahra.
“Terima kasih Eonni” Ujar Aerin lembut-berbeda dengan sikapnya barusan. Sedangkan Kyuhyun hanya mengendikkan bahu dan mengambil makanannya, tak mau ambil pusing.
***
“Bangun!” Aerin mendengar sebuah suara mengusik tidurnya namun berusaha acuh.
“Hei, bangun gadis pemalas!” lagi-lagi suara menyebalkan itu mengusik Aerin. Gadis itu menggeliat sebentar di balik selimut tebalnya dan mencoba membuka mata. Sosok yang ditangkap bola matanya adalah Kyuhyun yang berdiri di samping ranjangnya. Sontak gadis itu segera bangun.
“A-apa yang kau lakukan di sini huh?!” Ujar Aerin ketus.
“Tak kusangka kau seorang pemalas. Seharusnya sekarang kau berolah raga”
“Ini baru jam enam. Aku tak ada tugas dan pekerjaan, jadi aku bisa istirahat. Kau tak tahu betapa lelahnya aku?!”
“Memang hanya kau yang lelah? Pantas bila Kim ahjumma mengirimmu ke sini”
“Ya! Mengirimku ke penjara!”
“Yak! Jaga bicaramu, kau pikir rumah ini seburuk itu?!”
“Tidak dengan rumahnya, tetapi penghuninya!” Ujar Aerin lalu kembali menyelimuti diri dan membelakangi Kyuhyun. Tapi bukan Kyuhyun namanya jika ia menyerah atas kemauannya sendiri. Dengan cepat ia menyingkap selimut Aerin dan mengangkat tubuh ramping gadis itu.
“Yaaakkk!! Yaaakkk!! Turunkan akuuuu!!!” Aerin memukul-mukul Kyuhyun supaya menurunkannya. Namun pria itu tetap berekspresi datar dan berjalan ke arah kamar mandi.
“Apa yang kau lakukan, yaakkk lepas...AAAAA....!!!!!”
BYUURRRR...!!!!!
Kyuhyun menceburkan Aerin ke dalam bath tub. Selanjutnya, Pria itu hanya memandang gadis yang sedang kalap itu. Tak ada yang dilakukan Kyuhyun, sedangkan Aerin berusaha untuk duduk dalam bath tub.
“Bersiaplah, pergi ke ruang olah raga setengah jam lagi. aku menunggu” Ujarnya sebelum pergi begitu saja meninggalkan Aerin yang tengah menahan keinginannya untuk menjambak rambut pria itu sekuat-kuatnya. Ia sudah basah kuyup di dalam bath tub.
“Yaakkkk.... Kau.... CHO KYUHYUUUUNN....!!!!!!” Serunya kesal.
“Baik... Baik jika ini permainan yang ingin kau buat. Kita lihat, Kyuhyun-ssi!” Gerutu Aerin dengan emosi membuncah. Ia memukul-mukul air dengan kesal dan beberapa kali berteriak.
Dengan wajah bersungut-sungut, akhirnya Aerin menghampiri Kyuhyun yang sedang melakukan treadmill. Pria itu menggunakan earphone di telinganya. Yang dilakukan Aerin hanya berdiri di belakangnya sambil mengumpat tanpa suara.
“Jangan hanya mengumpat, mulailah berolah raga” Ujar Kyuhyun tanpa menoleh.
“Berhenti menyuruhku, tuan Cho!” Ujar Aerin sambil ikut melakukan treadmill di samping Kyuhyun.
Pria itu hanya diam. Ia kembali fokus pada olah raganya. Justru Aerin yang kini memperhatikan pria itu. Kyuhyun tampak serius seperti memperhatikan sesuatu, tetapi di depannya hanyalah taman belakang rumah. Jika ia mendengar lagu dari earphone, seharusnya Kyuhyun tak perlu seserius itu ‘kan? Aerin tiba-tiba mengambil salah satu earphone dari telinga Kyuhyun dan memakainya.
Keadaan ekonomi hari ini akan terjadi lonjakan pada harga barang Elektronik. Hal ini di karenakan berkurangnya distribusi barang elektronik dari produsen Korea...
Aerin membelalak dan segera melepas earphone itu. Ia bergidik ngeri memandang pria itu.
“Tidak ada orang yang melakukan treadmill sambil mendengarkan berita... Kurasa lagu-lagu Korea masih bagus.. Dasar penggila bisnis!” Ujarnya sambil memandang Kyuhyun tajam.
“Jika kau tak mendengarkan berita kau akan ketinggalan informasi penting”
“Apa hidupmu sangat kaku huh? Membosankan”
“Ini bukan tentang hidup kaku atau tidak, tetapi rasa tanggung jawab bahwa kita hidup perlu informasi dan pembelajaran”
“Maksudku apa kau tak pernah melakukan hal-hal yang menyenangkan? Apa di otakmu hanya bekerja dan bisnis? Aku heran kenapa kau tidak bosan membeli saham-saham. Setiap berita televisi yang muncul pasti kau yang membuka perusahaan baru, membeli saham, atau melakukan sesuatu pada managemenmu”
“Atasanmu juga pasti bekerja tidak jauh seperti yang kulakukan. Itulah persaingan”
“Aku bisa gila denganmu”
“Kau tak merasa bosan menjadi model? Hidup hanya dari sinar blitz. Tersenyum, menggunakan kostum yang mereka inginkan, berpose sesuai keinginan mereka. Apa kau tak berpikir kau seperti boneka?”
“Tentu saja tidak, aku senang melakukannya!”
“Itulah jawaban dari pertanyaanmu”
“Maksudmu?”
“Kesenanganmu adalah menjadi model dan kesenanganku adalah menjalani bisnis. Aku tidak perlu mencari kesenangan lain jika aku sudah merasa senang dengan apa yang kulakukan. Bukankah kesenangan tidak selamanya mengenai hal-hal tentang gemerlap dunia dan uang saja?”
“Tapi pekerjaanmu menghasilkan banyak uang tuan Cho!”
“Aku tak mengharapkannya. Aku tak tahu harus kupakai apa uang itu”
“Dasar gila” Gumam Aerin dingin sambil menghentikan kegiatannya dan segera pergi meninggalkan Kyuhyun.
“Sabtu nanti kau akan pergi denganku ke acara valentine itu” Ucap Kyuhyun tanpa menoleh.
“Berhenti mengaturku, aku tak akan jadi robotmu”
“Terserah kau saja kalau bisa lari”
“Omong kosong!” Ujar Aerin seraya keluar dari ruang olah raga. Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Satu pesan masuk dari Ahra yang kini sedang mengurus coffee shop-nya.
Besok Sabtu kau pergilah dengan Kyuhyun. Kalian punya acara yang sama ‘kan? Aku sudah menyiapkan gaun yang cocok untukmu di kamar^^
Untuk kesekian kalinya, Aerin berteriak kesal hari ini.
***
“Kau tidak ingin pulang Aerin-ah?” Tanya Donghae seusai pemotretan untuk sebuah produk parfum hari itu.
“Bawa aku pergi saja, Donghae-ah” Ujar Aerin dingin.
“Apa maksudmu? Kau harus bersiap karena malam ini kau ada acara valentine itu. Kau sudah di promosikan akan hadir”
“Haruskah Kyuhyun yang membawaku ke acara itu?”
“Mwo? Kau mau membuat gempar warga Korea?! Bagaimana jadinya jika berita beredar ‘Aerin berkencan dengan CEO Cho Kyuhyun’... Ya Tuhan, siapa yang tidak kenal Cho Kyuhyun?”
“Yaah... Dan aku akan jadi sasaran pembunuhan dari fans penggila Kyuhyun”
“Haruskah kau pergi dengannya?”
“Aku benar-benar terpenjara sekarang. Orang tuaku dan kakak Kyuhyun sepertinya merencanakan sesuatu. Pria itu juga mulai mengatur hidupku. Mereka menyeretku dalam permainan mereka”
“Apa yang bisa kulakukan Aerin-ah?” Donghae memandang iba pada gadis itu. Ia tahu benar gadis itu tidak suka di atur. Aerin hidup atas keinginan hatinya.
Aerin tak membalas. Wajahnya masih menunjukkan ekspresi dingin. Gadis itu hanya segera pergi dari hadapan Donghae yang masih terus memandangnya.
Kyuhyun memakirkan mobilnya di depan rumah. Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya sejenak sebelum berjalan memasuki rumah. Keadaan tampak sepi. Ahra memang tidak ada di rumah saat ini. Pria itu melihat alunan musik lagi berasal dari kamar Aerin. Kyuhyun memilih untuk menunggunya, toh masih ada waktu 30 menit sebelum acara malam ini akan di mulai.
“Kau sudah datang ternyata” Ujar Aerin yang sedang menuruni tangga.
Kyuhyun menoleh dan mendapati Aerin dengan balutan dress putih dari bahan brokat yang sederhana. Rambutnya bergelombang dengan hiasan pita kecil untuk menahan helaian rambutnya jatuh menutupi wajah. Riasan yang tidak terlalu tebal cukup menonjolkan bagian mata dan bibir tipisnya.
“Kurasa Ahra eonni sangat pas memilihkan ukuran dress untukku” Kata Aerin.
“Kau tak perlu ragu tentang hal itu pada nuna” Kata Kyuhyun bangkit dari duduknya “Kajja, kita bisa terlambat”.
Aerin sibuk dengan pikirannya sendiri selama perjalanan. Jika nanti semua orang melihatnya dnegan Kyuhyun pastilah para wartawan itu takkan tinggal diam. Ini juga pertama kali Aerin muncul bersama seorang pria.
“Jika Wartawan itu mengejar kita....”
“Tidak perlu katakan apapun pada mereka jika kau merasa bingung” Kyuhyun memotong perkataan Aerin.
“Mereka akan menyerang kita, memang wartawan mau melepaskan sasarannya dengan mudah?”
“Menyerang kita berarti bukan hanya kau tapi juga aku. Apa yang perlu kau takutkan? Kau tidak sendiri” Ujar Kyuhyun sambil mengarahkan kemudi untuk memarkirkan mobil. Aerin hanya diam dan melihat banyak orang sudah hadir di sana. Sebelum keluar gadis itu mengambil ponselnya dan bersiap melakukan selca. Sudah kebiasaannya, melakukan selca sebelum tampil di acara tertentu dan mengunggahnya ke jejaring sosial. Para fans-nya akan dengan senang hati memberikan komentar-komentar pada Aerin. Sepersekian detik sebelum Aerin memotret dirinya sendiri, pintu mobil terbuka dan Kyuhyun menarik tangannya.
“Yaaakkk!!!!!” seru Aerin karena gagal sudah selca-nya.
“Mau sampai kapan di situ? Mau kutinggal rupanya” Ujar Kyuhyun santai.
“Aku hanya ingin melakukan selca, apa salah?!”
“Kau tahu acara akan di mulai bisa-bisanya kau melakukan hal tidak penting”
“Tidak penting katamu?!”
“Sudahlah, aku tak mau bertengkar denganmu” Kyuhyun hanya mengendikkan bahu sedangkan Aerin dengan kesal keluar dari mobil dan berjalan beriringan dengan Kyuhyun. Pria itu selalu menghancurkan kesenangan Aerin. Gadis itu mencoba menarik nafas dalam, mencoba untuk tenang dan tidak bersikap menakutkan di acara itu nanti.
Benar saja. Tatapan para tamu segera berpusat pada Kyuhyun dan Aerin. Walaupun mereka tak saling bergandengan tangan tapi tetap saja hal langka tersebut menjadi pusat perhatian. Sinar blitz dengan cepat segera menghujani mereka. Aerin bisa mendengar bisikan orang-orang tentangnya dan nada iri dari para gadis.
Mereka berdua hanya diam dan memilih duduk hingga akhirnya Donghae menghampiri mereka berdua.
“Annyeong, Lee Donghae imnida. Aku adalah manager Aerin” Sapa Donghae.
“Kyuhyun imnida. Senang bertemu denganmu” Jawab Kyuhyun.
“Tak kusangka kalian tampil berdua di depan publik. Apa kalian berniat membagi kabar bahagia dengan publik?”
“Yaakk... Donghae-ssi, tentu saja tidak” Ujar Aerin.
“Memang kenapa? Bukankah kalian sebentar lagi akan bertunangan?”
“Bertunangan? Kau tak usah mengarang cerita. Kami tak pernah mengatakan status hubungan kami... Tak ada apa-apa. Jadi berhentilah membual” Aerin memutar bola matanya, malas membahas ini. Sedangkan Kyuhyun hanya terdiam dengan perkataan Aerin. Gadis itu bertingkah seolah tak menginginkan Kyuhyun di depan pria lain. Kyuhyun merasa terluka harga dirinya. Bukan masalah jika gadis itu menolaknya atau apa, tetapi perlu diingat bahwa Kyuhyun mempunyai harga diri yang tinggi dan ia merasa diremehkan keberadaannya saat ini.
“Jadi? Apa yang akan kita lakukan di sini?” Tanya Aerin masih asyik berbincang dengan Donghae.
“Hum... Sepertinya kau perlu memberi tanda tangan pada tamu yang beruntung malam hari ini” Kata Donghae.
“Benarkah pasti menyenangkan!”
“Kalau bisa kau menyanyikan sebuah lagu juga untuk kami semua. Bukan begitu, Cho Kyuhyun-ssi?” Tanya Donghae beralih pada Kyuhyun.
“Mungkin saja” Ujar Kyuhyun dingin sambil berdiri dan pergi menjauh dari Donghae dan Aerin.
“Dasar aneh” cibir Aerin.
“Kau terlalu dingin padanya”
“Aku? Yaakk, aku sedang membicarakan pekerjaan. Kenapa dia hanya diam? Bukankah dia juga orang sibuk?” Timpal Aerin santai.
“Kau... Sungguh tak melihatnya? Barang sedikitpun?” Tanya Donghae.
“Aku? Tidak. Justru aku merasa terpenjara dengan orang itu, bahkan keluargaku sangat mendukungnya! Aku tak mengerti apa yang eomma dan appa lihat dari pria dingin dan suka mengatur itu” Aerin menerawang ke beberapa malam lalu dimana ia mengalami hal yang tak pernah terbesit dalam pikirannya sama sekali. Ia pikir hal seperti itu hanya akan terjadi pada drama-drama televisi saja.
Aerin sangat senang, setelah sekian lama akhirnya kedua orang tuanya yang sibuk itu pulang. Bahkan mereka mengajak Aerin untuk makan malam bersama. Gadis itu segera bergegas memasuki restaurant Eropa untuk menemui ibu dan ayahnya. Namun sesampainya di sana, ia tak hanya menemui ibu dan ayahnya tapi juga seseorang yang tak ia kenal.
“Aerin-ah, kemarilah! Perkenalkan, dia adalah tuan Cho” Kata Ibu Aerin.
“Annyeonghaseyo, Cho ahjussi” Sapa Aerin.
“Ah, karena Aerin sudah datang kita langsung bicarakan saja inti masalahnya” Kata ayah Aerin. Gadis itu memandang ayahnya tak mengerti.
“Sebelumnya, maafkan aku karena putraku Kyuhyun tidak bisa datang” Kata tuan Cho dan Aerin rasanya mulai mengerti bahwa pria tua di depannya ini adalah ayah Kyuhyun. Aerin jelas tahu siapa Kyuhyun, ketenaran dan banyaknya fans membuat pria itu tak kalah popular dibanding artis-artis di bawah naungan managementnya. Itu tidak berarti Aerin mengidolakan pria itu juga. Toh, Aerin tidak peduli. Yang menjadi pertanyaannya, apa hubungan tuan Cho dengan keluarganya?
“Aerin-ah, aku yakin kau tahu tentang Kyuhyun. Percayalah, jika kau mengenalnya lebih jauh, dia adalah orang yang menarik” Kata ibu Aerin.
“Lalu?”
“Kami berencana menjodohkan kalian berdua. Tuan Cho adalah teman ayah semasa SMA, kami sangat dekat dan punya keinginan untuk bisa menjalin hubungan kekeluargaan” Sahut ayah Aerin yang di balas dengan wajah syok gadis itu.
“A-apa? Di jodohkan?”
“Benar. Aku juga yakin Kyuhyun bisa menjaga putri anda selagi anda sedang berada di luar negeri, tuan Kim” Ujar tuan Cho dengan wajah sumringah dan berbanding terbalik dengan hilangnya nafsu makan Aerin seketika.
“Ah, benar juga. Aku jadi ingin segera menyelesaikan pekerjaanku dan kembali lagi. setelah aku kembali kita bisa segera laksankan pertunangan anak-anak kita” sahut ayah Aerin.
“Appa... Kau bahkan tidak meminta pertimbanganku” Sergah Aerin.
“Aerin-ah, kami tahu yang terbaik untukmu. Kyuhyun jelas yang terbaik, dan kau tidak perlu berpendapat soal ini” Balas ayah Aerin yang membuat gadis itu melotot tajam. Ayahnya bisa bicara begitu tentang hal yang menyangkut masa depan putrinya sendiri. Gadis itu merasa dunia sudah berputar 180 derajat saat itu juga. Jika ia bisa mengamuk dan memporak-porandakan restaurant itu untuk menolak, ia akan lakukan. Sayangnya, ia masih punya sopan santun.
“Kau tidak pulang?” Suara datar itu memasuki telinga Aerin saat ia telah selesai memberikan tanda tangan pada tamu yang beruntung. Gadis itu menoleh dan melihat Kyuhyun dengan wajah tampannya-yang ingin disingkirkan Aerin dari hadapannya.
“Aku pulang sendiri”
“Kau ingin citraku di depan publik menjadi jelek ya?”
“Maksudmu?”
“Kita datang berdua dan jika kau pulang sendiri apa yang mereka tentang Cho Kyuhyun? Pria tidak bertanggung jawab, begitu?”
“Apa peduliku tentang citramu?” Aerin berdiri kesal namun dengan cepat Kyuhyun menahan pergelangan tangannya. Aerin melotot pada pria itu karena lagi-lagi mereka jadi pusat perhatian.
“Kita pulang sekarang” Ujar Kyuhyun tanpa bisa dibantah. Pria itu tanpa aba-aba menarik Aerin keluar dari gedung di sertai ratusan pasang mata yang menyaksikan dengan tatapan iri dan juga penasaran.
“Kyu... Lepaskan!” Bisik Aerin penuh penekanan.
“Diamlah!” Ujar Kyuhyun terus berjalan di tengah kerumunan orang. Mereka keluar gedung dan banyak wartawan yang masih mengejar. Kyuhyun buru-buru membukakan pintu untuk Aerin dan menyuruh gadis itu masuk. Aerin bisa aman sekarang, sedangkan Kyuhyun yang masih di luar harus menghadapi kerumunan wartawan haus berita itu. Pria itu nampak kesusahan menghindar, untungnya petugas keamanan datang dan Kyuhyun bisa segera memasuki mobilnya.
***
Aerin memandang sup jagung di depannya tanpa minat sama sekali. Ia hanya mengaduk-aduk sup yang mulai mendingin itu dengan sendok. Pagi ini mood-nya tidak begitu baik, ia sibuk memikirkan masalah yang akan datang menimpanya mulai hari ini. Berita di media online pagi ini sudah membuatnya pusing. Artikel-artikel yang membahas tentangnya dan Kyuhyun yang datang berdua semalam menjadi pembicaraan hangat. Account jejaring sosialnya pun diributkan dengan hal yang sama. Para wartawan itu akan mengejarnya dan meminta penjelasan lebih lanjut. Oh, Aerin sungguh benci keaadaan seperti ini.
“Kau tidak makan?” Tanya Ahra yang bingung dengan sikap Aerin.
“Tidak eonni, aku tidak lapar”
“Kau ada kegiatan hari ini?”
“Aku harus mengikuti pemotretan dan syuting produk kosmetik. Donghae akan menjemputku”
“Hmm... Kira-kira kapan kau ada waktu hari ini?”
“Sekitar.... Pukul 3 Sore. Memang ada apa eonni?”
“Baiklah, pukul 3 sore kutunggu di Butik daerah Myeondong”
“Untuk apa aku kesana?”
“Ya Tuhan Aerin... Kau lupa atau bagaimana? Tentu saja untuk membeli gaun pertunanganmu”
Aerin melotot. ‘Tuhan, cobaan apa lagi yang kau beri untukku?’ batin Aerin kemudian. Pertunangan? Oh ayolah, ia bahkan belum berpikir sejauh itu.
“Tapi Eonni... orang tuaku akan kembali untuk waktu yang lama. Ke-kenapa terlalu buru-buru?” Sergah Aerin.
“Kim ahjumma bilang ia sudah tidak sabar dan memutuskan untuk datang akhir bulan ini”
“A-apa?” Aerin merasa tecekat. Kenapa sepertinya ia menjadi orang bodoh di sini? Ibunya bahkan tak pernah berkata apapun. Tapi kenapa Ahra lebih tahu dari Aerin?
“Aerin-ah? Kau tidak apa-apa ‘kan?” Ahra mengguncang pelan tangan Aerin untuk menyadarkan gadis yang tampak syok itu. Aerin buru-buru menggeleng.
“A-aku tidak apa-apa... Eonni, sepertinya aku tidak bisa karena Donghae mengajakku bertemu dengan rekan-rekannya” Sergah Aerin. Ia segera berpamitan pada Ahra dan segera beranjak pergi.
“Tidak bisa ditunda?” Bujuk Ahra.
“Ah, maaf sekali eonni...”
“Baiklah, kau serahkan saja padaku. Kau bekerjalah dengan baik”
“Ne, Eonni, sepertinya itu lebih baik. Gomawo. Sepertinya aku harus pergi sekarang” Ujar Aerin dan kali ini ia benar-benar pergi keluar rumah. Ia melihat mobil Donghae sudah menunggunya di depan rumah, gadis itu segera memasukinya.
“Kau masih sehat ‘kan?” Komentar Donghae.
“Otakku yang tidak sehat” Balas Aerin.
“Memangnya kenapa?”
“Donghae-ssi...” Aerin menoleh pada pria itu dan menatapnya sendu. Jujur saja Donghae merasa kaget karena ini baru pertama kalinya gadis itu menatapnya dengan sendu.
“Apa yang harus kulakukan?” Tanya Aerin.
“Maksudmu?”
“Kenapa mereka semua seperti mempermainkan aku? Aku bahkan tidak tahu apa-apa tapi semuanya memperlakukan aku seenaknya. Aku tidak ingin bertunangan dengan pria itu... Apa yang harus kulakukan?”
“Kau akan bertunangan?”
“Tidak, itu tidak boleh terjadi... Aku tidak boleh terlihat lemah di depan pria itu. Dia tidak bisa seenaknya menjadikan aku robotnya yang menuruti perintahnya”
“Setahuku Aerin yang kukenal memiliki sifat keras kepala. Haruskah ia kalah pada masalahnya sendiri? Aerin-ah, aku tidak tahu apa yang terjadi pada keluargamu. Aku juga tidak tahu harus melarangmu bertunangan atau tidak. Tapi aku tahu bahwa kau tidak selemah ini” Ujar Donghae meyakinkan sambil memegang kedua pundak Aerin.
“Maukah kau membantuku?” Aerin sesungguhnya dengan cepat telah kembali. Tatapannya kembali dingin dan angkuh, menunjukkan dirinya yang tak mau diremehkan.
“Apa?” Tanya Donghae was-was.
“Membuat pria itu muak dan melepaskanku. Saatnya aku membuat permainanku sendiri, dan dia adalah robotnya supaya dia tahu kehidupan seseorang bukan sebuah permainan dan bisa dia atur sesukanya”
Donghae menganga tak bisa berkomentar. Pria itu bisa merasakan aura gelap gadis di depannya itu. Sungguh ia iba dengan Kyuhyun yang tidak mengenal Aerin dulu sebelumnya. Kyuhyun perlu tahu Aerin punya sifat keras kepala dan aura membunuh yang Donghae sendiri merinding dibuatnya.
“Bagaimana, Donghae-ssi?” Tanya Aerin dengan seringaian mengerikan.
“I-itu... Terserah kau saja” Ujar Donghae cepat.
***
Donghae dan Aerin sampai di kantor management untuk melakukan rapat rutin mingguan. Tapi kali ini agak berbeda sepertinya. Belasan wartawan tampak menunggu di depan kantor management dan tampaknya mereka sudah menunggu di sana. Donghae menghela nafas di dalam mobil, ia bisa membayangkan bagaimana lelahnya menyingkirkan manusia haus berita itu.
“Sepertinya ada masalah yang harus kuselesaikan” Ujar Donghae dibalas gelengan Aerin.
“Aku hadapi mereka”
“Kau gila? Bukankah kau malas berhubungan dengan wartawan jika itu menyangkut tentang gosip tentangmu?"
“Kau diam saja”
“M-mwo? Tapi kau ‘kan... Y-yaakk... yaakk! Aerin-ah!” Donghae buru-buru melepas sabuk pengamannya karena gadis itu sudah lebih dulu keluar menghampiri para wartawan itu. Aerin yang sekarang ini sedang mengenakan jumpsuit tosca dan kaca mata hitam dengan cepat menarik perhatian. Belasan orang tersebut segera menghampiri gadis itu dan menghujaninya dengan sinar blitz kamera.
“Aerin-ssi bisa anda jelaskan hubungan anda dengan CEO Cho Kyuhyun?”
“Apa benar anda akan bertunangan?”
“Berapa lama anda berhubungan dengan CEO Cho?”
“Apakah anda berniat untuk melangsungkan pernikahan di waktu dekat?”
Aerin hanya diam dan mengeluarkan senyum miringnya mendengar pertanyaan yang bertubi-tubi. Sepertinya gosip tentangnya sudah menyebar luas.
“Sayangnya... Sepertinya kalian semua salah paham” Ujar Aerin yang membuat para wartawan terhenyak.
“Kalian perlu tahu, aku tidak ada hubungan apapun dengan CEO itu. Untuk masalah kemarin malam... Dia yang memintaku bersamanya”
“J-jadi CEO Cho sendiri yang meminta anda?”
“Bukankah CEO Cho tidak pernah terlihat mengajak wanita bersama?”
“Aku tidak tahu masalah itu. Itu di luar kehendakku, jujur saja aku lebih senang jika harus pergi dengan managerku sendiri. Tetapi apa CEO Cho bisa ditolak? Bukankah ia seorang yang suka memaksakan kehendak?” Ujar Aerin santai.
“Apakah CEO Cho benar-benar memaksa anda?”
“Aku tak bisa menemukan kata-kata yang tepat selain itu. Terima kasih. Aku harap gosip yang salah tak lagi beredar” Aerin membungkuk sekilas kemudian segera berjalan memasuki gedung meninggalkan para wartawan yang termangu. Donghae yang mengikuti Aerin hanya bisa mengacak rambutnya. Sungguh, gadis itu tidak bisa di hentikan lagi. Donghae segera menghentikan langkah Aerin.
“Kau tidak berpikir sebelum bicara hah?”
“Berpikir? Aku sudah memikirkannya”
“Kau tidak tahu citra Cho Kyuhyun di mata publik. Seorang yang perfeksionis dan mandiri. Maksudku, kau baru saja merusak citra itu dengan mengatakan Kyuhyun yang memintamu bersamanya. Terlebih lagi.... Kyuhyun tak pernah bersama wanita selama ini”
“Memang nyatanya begitu ‘kan? Dia yang memintaku lebih dulu untuk pergi bersama”
“Tapi kau bisa merusak..”
“Merusak apa? Citra Cho Kyuhyun yang keren itu? Publik juga perlu tahu tidak ada orang yang sempurna, dan Kyuhyun tidak selamanya memiliki kesempurnaan itu”
“Sepertinya Cho Kyuhyun dan Aerin punya kesamaan... Sama-sama keras kepala dan tidak waras” Gumam Donghae lesu sambil memandang punggung Aerin yang semakin menjauh.
***
Aerin membuka pintu rumah dan menutupnya kembali pelan. Ia mengendap berjalan menuju tangga. Ia sengaja pulang larut malam dan menghabiskan waktu bersama teman-teman management juga Donghae. Ia bersyukur karena keadaan rumah sudah gelap, itu berarti penghuni rumah ini telah terlelap. Aerin bersiap menaiki anak tangga ketika ia merasakan sorot lampu menyinarinya. Gadis itu melihat ke sumber cahaya dan melihat Kyuhyun yang duduk di sofa ruang tengah sambil mengarahkan lampu di meja ke arah Aerin.
“Baru pulang, nona?” Tanyanya datar.
“Seperti yang kau lihat” Ujar Aerin malas. Kyuhyun beranjak menghampiri gadis itu dan menatapnya tajam.
“Kemana saja sampai kau lupa waktu huh? Seorang artis tidak bekerja selarut ini”
“Memangnya aku harus mengatakannya padamu?” Ujar Aerin dingin sambil mulai menaiki tangga.
“Kau meremehkanku rupanya”
“Apa maksudmu?” Aerin berhenti dan berbalik memandang Kyuhyun. Pria itu mulai menaiki tangga dan berhenti tepat satu tangga di bawah gadis itu.
“Kuakui kata-kata yang kau lontarkan pada wartawan itu sangat bagus” Aerin hanya tersenyum miring mendengar perkataan Kyuhyun yang jelas menyindirnya.
“Kau sesungguhnya mempermainkan seorang Cho Kyuhyun yang tidak suka direndahkan. Tapi kau malah merusak citraku. Kau akan mendapat balasan karena itu” Desis Kyuhyun penuh penekanan.
“Kau yang lebih dulu mempermainkan Kim Aerin. Mengatur sesukamu, kau pikir aku hanya diam? Kau yang belum mengenal Kim Aerin dengan baik tuan Cho”
“Baik, kita buktikan pada akhirnya siapa yang bisa mempertahankan harga diri masing-masing”
“Setidaknya bisa membatalkan perjodohan konyol itu” Aerin segera berbalik dan memasuki kamarnya dengan segera meninggalkan Kyuhyun yang masing menatap tajam pintu kamar Aerin.
Bersambung....