home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > [Kyuhyun] Series - Warm Boys (Part 1)

[Kyuhyun] Series - Warm Boys (Part 1)

Share:
Author : SJFF_INA
Published : 18 Feb 2014, Updated : 18 Feb 2014
Cast : Cho Kyuhyun -Lee Gyu Nemi -Other cast
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |719 Views |0 Loves
[Kyuhyun] Series - Warm Boys (Part 1)
CHAPTER 1 : [Kyuhyun] Series - Warm Boys (Part 1)

SJFF/CHO KYUHYUN/SERIES/WARM BODYS/ part 1

 

Tittle       : Warm Bodys

Genere      : Fantasy, Romance

Length      : Series

Main cast   : -Cho Kyuhyun

                 -Lee Gyu Nemi

                 -Other cast

Author      : https://www.facebook.com/diana.rahma.716

Twitter     : https://twitter.com/DianaRahma56

 

 Haloo.. para readers tercinta! Huft, akhirnya keinginan saya buat e pep terkabul juga. Meski gak bisa jamin dengan hasilnya, tapi sedikit memberikan rasa puas tersendiri di saya., kenapa saya gak sebut diri saya sebagai author? Saya katakana jangan, karena saya disini masih abal-abal. Ini e pep pertama saya, saya terfinspirasi dari filem karya submit ent. Tapi sedikit ada perubahan!  Terimaksih buat yang udah mau baca, kritik dan saran selalu saya terima.mohon maaf bila ada typo bertebaran dimana-mana. Jangan lupa tinggalkan jejak ne (?) RCL xD

 

-happy reading-

 

 

 

Ada apa dengan hidupku? Apa yang terjadi pada hidupku? Apa tujuan hidupku? sebenarnya siapa aku?

 

 

“haaaehh…”

 hanya kata-kata yang tak jelas lah yang selalu keluar dari bibirnya. Entahlah kehidupannya bahkan tak bisa di sebut dengan sebuah kehidupan, bagi siapa yang melihatnya pasti akan berlari sebisa yang ia mampu. Karena berdektan dengannya itu sama dengan bunuh diri, dan siap menjadi salah satu bagian dari mereka.

Tinggal di sebuah kota mati , sebuah bandara. Kota mati, hampir tak ada manusia yang berani menginjakkan kaki di sini. Sebuah kota yang hanya di tinggali oleh segerombolan manusia berwajah pucat pasi, tubuh sdingin es, tatapan  mata yang kosong, tak pernah tidur, tak mengenal kata lelah. Apa seperti itu dapat dikatakan sebagai kehidupan? Jika iya, lalu apa yang mereka makan ? daging? Ramen? Sup? Bukan semua itu. melainkan Darah.

 

 

 

“Nem? Apa yang akan kau lakukan? Kau tidak serius bukan? Ini sama sekali tidak lucu. Lagipula sudah ada badan pengawas dan pelaksanaan tersendiri yang akan menanganinya.”

 Entah sudah berapa kali prof.Lee memberitau dan mencegah agar Nem membatalkan misi gila nya itu.

 

“aku tak bisa berdiam diri terus prof, sedangkan ayah tengah berjuang memusanahkan zombie-zombie keparat itu.”  Terus seperti itu  alasan yang di berikan Nem kepada prof.Lee agar ia di ijinkan untuk ikut serta dalam kegiatan yang bertarung dengan nyawa itu. Sesekali Nem mencoba menekan pelatuk dari pistol tersebut, dan mengarahkannya keudara seolah-olah angin adalah mangsanya.

 

“Nem? Ayo !” ajak Song yang tak lain adalah kesasihnya, merekabedua  bersama untuk membantu ayah Nem dalam memusnahkan kawanan zombie yang menyerang manusia. Dengan cepat Nem segera memasukkan berbagai macam pistol dengan tipe yang berbeda-beda, dan peluru sebanyak yang tasnya muat.

*cekrekk, Nem menarik pelatuk pistol yang telah ia isi peluru dan itu berarti ia siap.

 

“ ayo!” dengan melangkah tergesa ia menarik pergelanggan tangan Song keluar dari ruangan prof.Lee. yang Nem fikirkan hanya zombie,zombie dan zombie. Ia selalu berpikiran bahwa zombie adalah makhluk yang menjijikkan, selagi mereka tak hidup dan bisa di sebut dengan mayat lebih  tepatnya, mereka akan memangsa jiwa yang bernafas. Ya! Seperti itulah deskripsi zombie menurut Nem. Dan tujuan hidupnya sekarang adalah membantu ayahnya untuk memusnahkan mereka dari korea .

 

“ tunggu, tunggu, ,,, aishhh!”  teriakan prof.Lee sama sekali tak di gubris oleh Nem dan seketika itu pula Nem telah menghilang dari jarak pandangnya.

 

 

“ prof.Lee, diamana Nem?” teriak Mei  kepada prof.Lee! Mei telah mengetahui rencana gila sepupunya itu,  dan dengan cepat ia segera meminta pasukan atas dirinya kepada ayah Nem yang notabenya adalah kepala dari badan penanganan dan pengawas perbatasan kota itu sendiri.

 

 

Segerobolan manusia dengan jalan yang tertatih-tatih layaknya orang yang menggangkat beban berton-ton di punggungnya  mencium  bau asing di indera penciuman mereka itu sedikitmenggugah indera pemangsa mereka.

Seolah memberikn kode kepada teman yang lainnya merka berjalan bersama ke satu titik arah yang mereka yakini di sanalah terdapat sesuatu yang akan menjadi santapan serta menjadikannya salah satu bagian dari mereka.

 

“ disana ! “ dengan menggerakkan telunjuk tangan kanan ke  arah sebuah ruangan yang ia yakini asal dari bau tersebut. Dan

*BRAAKK!!!!!!!!!

 

Dengan sekali sentakan pintu itu terbuka, menampilkan dua orang yang tengah terperajat kaget melihat apa yang tengah ia hadapi kini. Seolah dibutakan oleh nafsu segeromolan zombie tersebut segera menyerang dua manusia yang tak lain adalah Nem dan Song. Dengan keterkejutan Nem dan Song, mereka segera mengarahkan pistol yang sedari tadi ia genggam kearah zombie-zombie tersebut. Bunyi tembakan pun tak terhiraukan lagi berapa banyak peluru yang telah mereka habiskan, namun terlihat sia-sia karena dengan jumlah yang lumayan besar higga membuat Nem dan Song tak bisa mengarahkan peluru mereka tepat sasaran , kepala. Karena hanya bagian tubuh itulah yang bisa memusnahkan zombie-zombie tersebut.  hingga tembakan yang terakhir  memberi kode bahwa peluru mereka kosong. Seketika  itu rasa panic menyelimuti mereka ,

*srettt….

 

Satu dari zombie itu menarik paksa kearah belakang hingga membuat Song jatuh terungkur tanpa keseimbangan , sekuat tenaga Song memberikan perlawanan agar zombie tersebut tidak menghisap darahnya, Nem yang tanpa sadar telah kehilangan kekasihnya masih dengan peluru sisa yang ia miliki terus menembaki satu persatu zombie-zombie yang mendekat kearahnya.

 

Dengan mendorong keras tubuh manusia tak bernafas ini membuat Song kehaisan tenaga, bagaimana tdiak? Ia yang notabeya adalah seorang manusia melawan benda mati dengan apapun ia tak akan mampu. Tangan kanan yang memegangi leher zombie tersebut sedang tangan kirinya bergerak gusar seolah mencari apaun yang ia temui untuk menghantam keras-keras kearah zombie tersebut, setelah dirasa dapat dengan keras sekali sentakan Song menghantamkan benda tersebut yang tak lain adalah kayu balok ke lengan zombie tersebut hingga membuat nya jatuh tersungkur, namun entah datang darimana tanpa ia sadari ketika Song akan bangkit , tiba-tiba ada yang meariknya lalu menghantamkan keras tubuhnya kelantai. Membuat Song merigis kesakitan! Tapi itu belum seberapa ketika tangan dari zombie berjaket biru tua itu menarik dan menghantamkan kepalanya berkali-kali kelantai hingga membuatnya tak sadarkan diri selamanya.

*krakkk!

 

 

Zombie berjaket biru tua tersebut memecahkan kepala Song dan memakan otak Song, beberapa detik kemudian bayangan-bayangan aneh muncul bergiliran di otaknya, entahlah! Ia merasa aneh dengan itu semua , namun seketika bayangan seorang gadis melintas di matanya yang kosong. Gadiss ini, ia yakin adalah kekasih Song, dengan memejamkan mata ia teringat! Gadis itu, gadis itu ‘disini’.

 

 

‘ya Tuhan , tolong aku!‘ teriaknya dalam hati. Nem yang bersusah payah untuk memusnahkan zombie-zombie tersebut seketika panik setelah mengetahui pistol yang di genggamnya tak mengeluarkan apapun! Dengan melangkah mundur tangannya bergerak gusar untuk menemukan benda apapun itu yang bisa ia gunakan. Tapi nyatanya Nem sudah terpojok, tak ada jalan lain untuk nya melarikan diri.

 Nem menganggis tersedu ketika zombie tersebut semakin mendekat kearahnya, ia merasa ketakutan hingga dengan perlaahan menurunkan tubuhnya dan bertelungkup layaknya seorang bayi yang kehilangan orangtuanya di pojokkan.

 

“ Gadis manis, tenanglah aku tak akan membuatmu sakit! “

Kata-kata manis namun penuh kutukan buat Nem, bagaimana tidak setiap kata yang ia tangkap seolah-olah memberitau jika zobie tersebut akan membunuhnya secara perlahan agar tak merasakan sakit, berbanding terbalik jika itu benar terjadi maka akan menjadi hal yang paling menaykitkan sepanjang hidupnya.

 

“ kumohon, jangan! “ teriaknya ketika dirasa lengannya hampir tertarik. Lebih tepatnaya ditarik.

 

“ aghhh….” Merasa lengannya di tarik paksa dan di hempaskan ke dinding tembok dengan kaca-kaca gelas disana membuat Nem meringis kesaitan bahkan membuat pandangan matanya nanar. Nem menanggis sembil terus memeganggi lengannya yang terluka akibat serpihan-serpihan kaca yang melukai tubuhnya.

 

*buukkk

Zombie berjaket biru tua itu justru menyerang temannya sendiri, ini sulit di percaya tapi Nem melihat dengan mata kepalanya sendiri. Ia cukup bersyukur karena ada yang menolongnya, tunggu dulu? Apa in ini bisa dikatakan sebagai kata menolong? Jika iya maka seharusnya yang menolongnya adalah manusia. Sedangkan yang dihadapannya ini adalah sejenis dengan makhluk yang menyerangnya. Seolah teringat sesuatu, ‘Song, diamana Song’ teriaknya dalam hati.

 

Dengan sisa tenaga yang ia miliki, di tambah dengan luka-luka yang ia alami sungguh mustahil jika Nem bisa melarikan diri dari tempat terkutuk ini. Rencana awal yang ia rencanakan untuk memusahkan zombie-zombie tersebut malah berakibat buruk bagi dirinya sendiri. Ketika Nem mencoba kabur disaat kedua zombie tersebut berkelahi hingga menimbulkan dentuman-dentuman keras seolah tengah memperebutkan dirinya. Dalam arti memangsanya! Dengan sedikit melirik kearah kedua zombie tersebut ia berjalan tertatih dengan mata yang bergerak gusar keseluruh ruangan seolah mencari objek yang memenuhi isi kepalanya saat ini.

 

“ song … “ teriaknya tak percaya .

 

          “ song, siapa yang melakukan ini padamu Song?  “ Nem menanggis memilukan ketika matanya menemukan Song yang notabenya adalah kekasihnya tengah tergeletak tak bernyawa dengan kondisi yang bisa dikatakan jauh dari kata normal. Dengan darah berceceran disekujur tubuh , kepala yang hampir lepas dari tubuhnya dan tengkorak kepala yang terpecah menjadi dua bagian.

 

Lemas, serasa tubuh ini tak ada gunanya lagi untuk melanjutkan hidupnya, untuk apa ia hidup juka pada akhirnya orang yang menjadi tujuan hidpnya telah pergi meninggalkan dirinya. Dengan perasaan yang kacau tak terbentuk Nem mencoba pasrah, tak ada aperlawanan apapun yang dia berikan ketika dia rasa seseorang mendekatinya. Tidak! Bukan manusia, di tempat ini hanya dialah yang manusia, dan dia sendiri tak ada yang lain.

 

          “ikutlah bersamaku maka kau akan aman!” mencoba sedikit mencerna apa yan baru saja di dengarkannya, Nem tak mungkin salah dengar, dengan sedikit keberanian ia menoleh kebelakang. Sungguh ini pertama kalinya ia berada jarak sedekat ini dengan kawanan zombie, tidak pria yang berada di depannya kini tak terlihat menyeramkan, hanya warna kulit putih pucat, berjalan sempoyongan, tubuh yang sedikit tak terawat, tatapan mata yang kosong, dan tampan. Jika ia kira-kira usianya seumuran dengan dirinya, hanya sedikit lebih dewasa mayat ini.sedikit.

 

          “Dengan ini kau akan aman!” Perlahan tapi pasti zombie berjaket biru tua tersebut sedikit menggoreskan darah yang ada pada ujung bibirnya kepipi sebelah kanan Nem menggunakan tiga jarinya, sedikit bergetar dan menatap penuh waspada ketika Nem merasa bau anyir tercium pada indera penciumannya, seolah ingin menolak tapi seolah tubuhnya sama sekali tak sikron dengan kerja otaknya saat ini. Dan mendekatkan wajah kearah Nem untuk memastikan jika apa yang dilakukannya berhasil, menghilangkan aroma darah kehidupan dari tubuh Nem.

 

          Sebelum akhirnya Nem sadar apa alasan zombie berjaket biru tua tersebut melakukan hal itu pada dirinya, ternyata dengan bersamaan datang dua zombie yang terlihat sedikit berumur lebih dari dirinya kearah mereka, seketika membuat bulu Nem meremang dan jantungnya bekerja di luar batas normal, namun seketika perasaan itu sedikit memudar saat ia merasa dingin, benar sangat dingin ketika tanggannya di genggam oleh zombie berjaket biru tua tersebut, menuntunya perlahan , membawanya keluar dari tempat yang menyisakan luka perih pada hatinya saat-saat dimana ia kehilangan orang yang berharga bagi dirinya, dan tanpa sadar ia hanya mengikuti kemanapun ia di bawa, sekalipun ia akan di jadikan santapan para zombiepun mungkin ia sudah tak perduli lagi dengan hidupnya, toh sekarang ia sendiripun sudah ada di tangan pemangsa tersebut.

 

          “kau? Jika ingin memangsaku! Lakukanlah sekarang, aku tak akan mencoba untuk melarikan diri lagi.”  Terlihat nada  keputus asaan lah yang terdengar dari kata-kata yang diucapkan Nem. Membuat zombie tersebut menghentikan langkahnya dan mentap Nem tajam.

 

          “nanti, akan kulakukan itu nanti.” Menjawab permohonan Nem yang terkesan memaksa untuk mengakhiri hidupnya saat ini juga.

 

          “kau,, berhentilah mengulur takdir hidupku jika pada akhirnya aku akan mati! Kau bisa melakukannya sekarang, karena aku mengharapkan itu!” ucapNem lirih pada akhir kalimatnya, namun masih bisa terdengar jelas oleh zombie yang membawanya saat ini, membuat zombie tersebut menatap tajam Nem yang tengah menekuk wajahnya.

 

          “aku memiliki nama! Namaku kyuhyun,kyuhyun……. Cho Kyuhyun!”

Mebuat Nem membelalakkan mata tak percaya. Zombie memiliki nama itu adalah suatu keajaiban, bukan? Bukan keajaiban melainkan anugerah, zombie ini juga memiliki marga, dia bermarga Cho, berarti sudah pasti dulu dia memiliki keluarga seperti dirinya, kehidupan yang semestinya, hanya saja takdir yang membedakannya. mendengar penuturan zombie berjaket biru tua itu serasa menohok hatinya. Ia kembali teringat kekasihnya.

 

“kyu…” tanpa kendali mulut Nem bergumam sendiri , namun menghasilkan suara terdengar jelas oleh kyuhyun, membuat kyuhyun yang berjalan dua langkah di depannya berbalik dan menatapnya datar, entahlah. Membuat Nem merinding ketika harus bertatap dengan sorot mata tajam yang seolah memancarkan keputusasaan, tapi Nem  masih tak mengerti keputusasan apa yang ia lihat. Seolah tersadar seseorang tengah menanti jawabannya membuat Nem kalang kabut, padahal sungguh sebenarnya ia tak bermaksud untuk memanggil kyuhyun, tapi dasar mulutnya tak bisa di dikendalikan membuatnya kelabakan sendiri.

 

          “mau kau bawa kemana aku?” akhirnya dengan sedikit perasaan lega, akhirnya Nem menemukan kalimat yang pas untuk dia ucapkan, meski terdengar sedikit konyol di benak kyuhyun.

 

          “penyembelihan manusia!”

Damn!

TBC

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK