home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Cinderella Story

Cinderella Story

Share:
Author : karimaalkaff
Published : 18 Feb 2014, Updated : 24 Sep 2015
Cast : Song Joong Ki, Krystal Jung (fX), Kang Minhyuk (CNBlue), Jessica Jung (SNSD)
Tags :
Status : Ongoing
12 Subscribes |333952 Views |30 Loves
Cinderella Story
CHAPTER 21 : Don't Touch Her!

Seoul High School

 

Kantin pada jam makan siang di sekolah ternama itu langsung dipadati dengan para siswa yang kelaparan. Krystal dan teman-temannya masuk ke area kantin, mengambil makanan dan segera menempati satu ruas kursi  meja yang ada disana.

Seperti kebiasaan mereka setiap hari, mereka selalu bersenda gurau disela jam makan siang mereka untuk memulihkan mood mereka setelah mengikuti pelajaran yang cukup membuat jenuh.

Dari kejauhan, seseorang yang dikenal tidak ‘akrab’ dengan mereka tiba-tiba mendekati meja Krystal dan teman-temannya. Seorang yeoja bertubuh tinggi langsing dan berambut pendek, Choi Soo Young. Sentak kehadirannya yang tidak biasa membuat suasana kaku dan canggung di meja itu. Semua terdiam dan melihat ke arah Soo Young ketika ia berdiri tepat di sudut meja, di samping kursi Krystal. Bahkan beberapa teman seangkatan mereka ikut memperhatikan karena kejadian beberapa waktu lalu yang sempat jadi tontonan beberapa siswa.*1

“Mwoya?” seru Baekhyun memecahkan keheningan di meja mereka.

Soo Young menyerahkan sebuah paper bag yang ia bawa kepada Krystal yang masih tidak mengerti tujuan Soo Young. “Berikan ini pada Minhyuk sunbae.” Ucap Soo Young dengan nada tinggi seraya melipatkan kedua tangannya di depan dada. Ya, Soo Young memang pecinta sunbae tampan, sama seperti Sunny, tapi setidaknya Sunny lebih tahu aturan ketimbang Soo Young yang terlalu berani.

“Mwo?” ucap Krystal yang masih bingung.

“Kau tidak mengerti apa yang barusan aku bilang, eoh? Berikan ini pada Minhyuk sunbae! Aku tidak mau tau, hadiah ini harus sampai dengan selamat ke tangannya, arasseo?!” seru Soo Young yang setelah itu langsung berlalu meninggalkan meja itu.

“Choi Soo Young!” seru Krystal. Soo Young berhenti dan membalikan tubuhnya yang saat itu juga hadiah Soo Young dikembalikan dengan kasar oleh Krystal. “Dimana sopan santunmu?! Aku tidak akan memberikan itu pada Minhyuk oppa kalau kau tidak mau bilang ‘juseyo’!”

“Heoh, shireoyo! Aku hanya ingin kau segera memberikannya pada Minhyuk sunbae, dan jangan panggil dia ‘oppa’ di depanku!” ujar Soo Young yang menaruh kembali paper bag ke atas meja.

“Aku tidak akan memberikannya!” seru Krystal dengan nada menantang.

“Aku akan membuatmu mengantarkannya!”

“Jinjja? Aku akan membuat hadiahmu jadi sampah bagi Minhyuk oppa!” ucap Krystal yang semakin menantang Soo Young yang mulai mengancam.

Krystal mengeluarkan ponselnya dan mencari sebuah nama untuk ditelpon. Kang Minhyuk.

“Yeoboseyo, oppa!” sapa Krystal setelah panggilannya diangkat. Terdengar cukup keras percakapan mereka karena loud speaker yang diaktifkan Krystal.

Eoh, wae?” jawab namja tampan yang ada di seberang sana dengan singkat.

“Bisakah hari ini kau menjemputku di sekolah jam setengah delapan? Ki Ho ahjussi tidak bisa menjemputku hari ini karena mengantar eomma.”

Shireo. Aku sibuk.

“Ahhhhh jebal oppa, untuk sekali ini. Kalau kau mau menjemputku, sesampainya di rumah, kita bisa diskusi tentang apapun yang kau inginkan tapi tidak diberikan eomma. Eottae? Aku akan membuat eomma memberikannya untukmu.”

Hmm.. baiklah! Kau harus menepati janjimu setelah ini!”

“Oh YEAH!” seru Krystal gembira seraya menatap wajah Soo Young yang geram karena sunbae yang ia incar akan pergi berdua dengan seseorang yang tidak ia suka. “Eoh, oppa. Ada satu permintaan lagi.”

Apa lagi, eoh?!

“Kau ingat CHOI SOO YOUNG?” ucap Krystal dengan menekankan nama Soo Young. “Dolores si penyihir jahat?!”

Ne, wae?

“Jika ia menghubungimu atau memberikanmu hadiah, tolong, TOLONG! Tolak semua pesan, telpon, hadiah, bahkan jika ia mengajakmu bicara!” ucap Krystal dengan bersemangat seraya melihat wajah Soo Young yang mulai merah padam karena kesal ditambah malunya ia karena hal itu dilakukan didepan banyak orang.

Aish, arasseo! Sudah, aku mau mandi. Jangan telpon aku. Aku tutup telponnya.” Ucap Minhyuk mengakhiri panggilan.

Krystal dengan senyum penuh kemenangan memasukan ponselnya kembali kedalam saku dan menatap Soo Young yang kesal. “Bagaimana? Sudah dengar percakapan tadi? Aku hanya ingin kau bicara dengan baik padaku dan teman-temanku. Minta tolong dan ucapkan terima kasih. Setelah itu, aku akan membuatnya menerima kembali hadiah dan pesanmu, eoh?”

Soo Young mengerutkan bibir dan dahinya, antara berpikir tentang image-nya atau menuruti permintaan yeoja yang sedang tersenyum penuh kemenangan di depannya. “Krys, berikan ini pada Minhyuk sunbae. Juseyo.” Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Soo Young yang seketika itu juga langsung membalikan tubuhnya dan segera menghilang dari balik ruangan.

“Woahahahaha, kau hebat, Krys!” ucap Chen yang sedaritadi memperhatikan.

“Eoh! Dia memang harus diberi pelajaran sesekali! Dia merasa jagoan di angkatan kita!” sambung Sunny.

“Yak, sudah! Hiburannya sudah berakhir, Krys, sekarang habiskan makananmu.” Ucap Kai.

 

 

***

 

 

Jam dinding di Seoul High School menunjukkan waktu pukul 5 sore, masih dua jam lagi seluruh siswa kelas XI Social 3  bisa meninggalkan sekolah karena jam tambahan hari itu.

Sambil menopangkan kepala pada tangannya, Krystal berusaha mengumpulkan konsentrasi yang sedaritadi semakin sulit ia dapat karena kepalanya yang tiba-tiba semakin sakit. Sesekali ia hanya melirik jam seraya berharap waktu cepat berlalu. Rona wajahnya berubah menjadi pucat pasi dan berkeringat.

“Krystal-ya, gwaenchanhayo?” bisik Seohyun yang sadar jika temannya sedang tidak baik-baik saja.

“Eoh, hanya sedikit pusing.”

“Kau harus minum obatmu sekarang.” Ucap Seohyun seraya mengeluarkan sebotol air mineral. “Igeo, minumlah. Kim seonsaeng-nim sedang keluar, sepertinya dia ke toilet.”

“Gomawo.” Krystal meraih botol air yang diberikan Seohyun dan segera meminum obatnya.

 

---

 

7.p.m KST

 

Tepat pukul tujuh malam seluruh siswa di kelas itu segera mengemasi barang mereka dan bergegas pulang.

Walau sudah minum obat, kepala Krystal tidak segera membaik. Ia masih merasakan sakit di kepalanya, baju seragamnya-pun basah karena keringat padahal di ruangan berpendingin.

Krystal jalan perlahan bersama tiga orang temannya yang masih tersisa di koridor sekolah, Seohyun, Chanyeol, dan Sehun.

“Apa kau mau aku antar? Sungguh, kau terlihat tidak sangat baik!” ujar Chanyeol seraya memegang kening Krystal. “Yak! Tubuhmu sama panasnya dengan panci ramyeon!”

“Eoh, sebaiknya kau antar dia. Apa kau yakin oppa-mu itu akan menjemputmu?!” sambung Sehun.

“Ne, lagipula, kau harus segera sampai di rumah, kondisimu sedang seperti ini.” Ucap Seohyun.

“Aniya, gwaenchanha. Aku hanya pusing. Aku yakin dia menjemputku, aku sudah membuat perjanjian dengannya.” Ujar Krystal yang masih memegangi kepalanya yang terasa hampir lepas dari posisi.

“Hah, baiklah. Aku akan menunggumu sampai ia datang.” Ucap Sehun sambil memegang lengan Krystal yang sudah terlihat sangat lemas.

“Nado!” sambung Seohyun dan Chanyeol bersamaan.

“Kalian pulang duluan. Aku bisa menunggunya sendiri. Percaya padaku! Aku tidak selemah seperti yang kalian pikirkan. Aku masih bisa berdiri sendiri, aku juga tidak takut pada siapapun. Jadi percayalah padaku!”

“YAK! Coba kau lihat cermin dirimu sekarang!” Seru Chanyeol kesal. “Kau terlihat lebih kurus, lemas, dan wajahmu sangat pucat! Bahkan bajumu sekarang basah karena keringat. Aku tahu ini musim panas tapi kau tidak habis marathon. Jangan memaksakan diri, Krystal Jung! Kami menyayangimu, kami tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu.”

Krystal menatap wajah Chanyeol, Seohyun, dan Sehun secara bergantian, ia meraih tangan Chanyeol dan Seohyun. “Percayalah padaku. Aku baik-baik saja. Aku tau kalian lelah. Pulanglah. Jika setelah kalian pulang, lalu terjadi sesuatu denganku, aku janji, itu terakhir kalinya aku memaksa kalian untuk tidak menemaniku. Sekarang, pulanglah lebih dulu. Aku akan duduk disini menunggu Minhyuk oppa.”

Seohyun, Chanyeol, dan Sehun menghempaskan nafas dengan kasar, tidak habis pikir bahwa teman mereka yang satu ini bisa sangat begitu keras kepala.

Mereka melempar pandangan satu sama lain. “Arasseo. Kami akan pulang. Tapi ingat, kau harus duduk tenang disini. Aku akan menelpon Minhyuk sunbae agar datang lebih cepat. Ini.” Ucap Seohyun seraya memberikan sebotol air. “Pegang ini, minum lagi obatnya.”

“Ingat Krys, jika terjadi sesuatu denganmu, kami tidak akan mengampuni diri kami sendiri, dan kau!” sambung Chanyeol.

“Eoh, arasseo.”

“Hah, baiklah, kami duluan.” Ucap Sehun dan yang lainnya seraya meninggalkan Krystal seorang diri duduk di kursi koridor sekolah.

Krystal melirik jam tangannya dan kemudian meninggalkan koridor menuju toilet dengan langkah gontai. Ia mencuci tangan dan wajahnya di westafel. Dilihat pantulan wajahnya sendiri di cermin yang terlihat sangat pucat. Dan berdarah!

Darah mulai keluar dengan deras dari hidungnya. Krystal panik dan langsung mencuci hidungnya yang semakin banyak mengeluarkan darah. Ia keluar dari toilet dan tersungkur di pilar koridor.

“NUNA!” teriak seseorang yang melihat Krystal jatuh perlahan dan tidak sadarkan diri.

“Nuna! Nuna! Ireona! Eoh, darah?!” ujar Myung Soo yang juga baru saja keluar dari kelas setelah mata pelajaran tambahan. “Omo, jebal! Apa yang harus aku lakukan?! Nuna, ireona!” sambungnya seraya mengguncang tubuh Krystal dan menghusap darah yang belum berhenti mengalir dari hidung Krystal dengan tangannya.

Myung Soo mulai panik dan melihat ke sekelilingnya yang sudah kosong. Ia meraih tas Krystal dan membuka ponselnya. “Ah! Sial! Dia pakai kata sandi!”

Ia kembali mencari sesuatu yang bisa menolong Krystal dan menemukan sebuah dompet berwarna hitam. Myung Soo mengambil kartu siswa Krystal dan melihat alamat rumah Krystal. “Gangnam?! Nuna, bertahanlah!”

 

***

 

Sebuah taksi berhenti tepat di depan sebuah rumah mewah. Supir taksi keluar dan ikut membantu Myung Soo membawa seorang gadis yang tidak sadarkan diri sejak tadi.

Myung Soo menekan bel rumah itu yang segera disambut oleh pekerja disana. “Annyeonghaseyo.” Sapa Myung Soo dengan napas tersengal.

“Annyeong.. eoh?! Nona muda?!” seru pekerja rumah itu ketika melihat majikannya sudah tidak sadarkan diri dengan berlumur darah di baju dan wajahnya.

“Tolong bantu aku membawanya masuk. Tadi dia pingsan di sekolah.” Ucap Myung Soo yang segera dibantu oleh pekerja rumah itu.

Di halaman rumah, Minhyuk yang baru saja ingin masuk ke mobil untuk menjemput dongsaeng-nya terkejut melihat siapa yang baru saja datang dalam keadaan tidak sadar. Ia langsung mengejar dan melihat siapa yang dibawa oleh seorang anak berseragam dan pekerja rumah. “Yak?! Kenapa dia bisa seperti ini? Aku baru saja ingin menjemputnya!” serunya dan langsung menggendong Krystal ke dalam kamar.

Minhyuk dan Myung Soo berdiri mematung di depan kamar Krystal saat yeoja itu sedang dibersihkan. Keringat terus bercucuran dari tubuh Myung Soo karena takut. Sedangkan Minhyuk sendiri tegang karena panik.

“Nuguya?” ujar Minhyuk memecahkan keheningan.

“Eoh?”

“Neo, nuguya?!” ucap Minhyuk kembali mengulang pertanyaannya yang dituju pada Myung Soo.

“Ah, Myung Soo, Kim Myung Soo. Aku adik kelas Krystal nun..sunbae.” jawab Myung Soo pelan.

“Bagaimana dia bisa seperti ini?”

“Aku tidak tahu. Aku hanya melihat ia jatuh di koridor sekolah, lalu ia tidak sadarkan diri. Apa dia akan baik-baik saja?”

“Yak, aku tidak tahu! Kenapa tanya itu padaku?! Yang harus kau tahu, kau, atau siapapun, tidak boleh ada yang menyakitinya. Arasseo?!” seru Minhyuk memperingati Myung Soo.

 

KLEK

 

Pintu kamar Krystal terbuka, seorang pekerja rumah keluar sambil menangis setelah membersihkan Krystal. “Aku sudah membersihkannya dan memberitahu nyonya besar.” Ucapnya terisak seraya membungkuk pada Minhyuk dan Myung Soo.

Dua namja itu memasuki ruangan bernuansa biru dan melihat seorang yeoja terbaring lemah dengan wajah pucat di atas kasur mewah. “Aku tidak tahu. Kadang aku sangat membencimu, tapi melihat kau terbaring lemah seperti ini membuatku merasa sangat sedih.” Ucap Minhyuk yang langsung menggenggam tangan Krystal.

“Krystal-ya?! Omo, what’s going on?! Kenapa dia bisa seperti ini?!” seru Emma yang baru saja masuk dengan raut wajah panik.

“Mollasoyo. Aku baru saja ingin menjemputnya, tapi ia tiba lebih dulu di rumah dalam keadaan tidak sadar bersama anak itu.” ujar Minhyuk seraya member tahu keberadaan Myung Soo yang semakin tegang.

Who are you?” tanya Emma.

“Ah, Kim Myung Soo imnida. Aku adik kelas Krystal sunbae. Aku menemukannya terjatuh di sekolah.” Jelas Myung Soo.

Emma segera mengeluarkan ponsel dari tasnya dan menelpon seseorang. “Yeoboseyo?!”

Ne, yeoboseyo?” jawab seseorang di seberang sana.

“Dokter Choo, bisa kau ke rumahku sekarang? Aku pikir penyakit anakku kambuh lagi. Tolong segera datang kesini, berikan anakku pengobatan yang paling baik!”

Ne, saya usahakan. Saya akan sampai disana 15 menit lagi.

 

---

 

Tidak lama setelah ditelpon, dokter yang menangani Krystal datang dan segera memeriksa kondisi yeoja itu.

“Apa dia melakukan aktifitas berat akhir-akhir ini?” tanya dokter Choo pada Emma yang berdiri di sampingnya.

“Dia selalu memberitahuku jika ingin melakukan sesuatu, aku pikir ia tidak melakukan kegiatan berat apapun, tapi akhir-akhir ini dia memang selalu pulang malam karena mata pelajaran tambahan di sekolah. Apa itu berpengaruh?”

“Ne, itu juga berpengaruh. Secara fisik dia tidak melakukan pekerjaan berat, tapi otaknya yang melakukan pekerjaan berat. Ia baru jatuh pingsan dan mimisan lagi setelah sekian lama tidak terjadi. Ini karena stress berat yang dialaminya. Ia hanya butuh istirahat beberapa hari dan katakan padanya jangan memaksakan diri jika sudah lelah.” Jelas dokter Choo. “Aku berikan resep obat dan surat dokter untuk sekolah agar memberinya izin istirahat beberapa hari.”

“Ne, terima kasih, dokter Choo.” Ucap Emma setelah menerima resep obat dan sebuah surat. Ia mengantarkan dokter Choo keluar dan kembali ke kamar anaknya yang masih terkapar. “Kau, keras seperti ayahmu dan aku.” Bisik Emma seraya memijit keningnya yang sedikit pusing karena pekerjaan dan anaknya yang sakit.

Setelah beberapa saat menunggu anaknya, Emma baru ingat ada seorang siswa yang masih berdiri di dekat jendela dengan kaku. “Myung Soo-ssi?” tegur Emma yang memecahkan lamunan Myung Soo.

“Ah, ne?”

“Gomawoyo.” Ucap Emma. “Terima kasih kau sudah menolong Krystal.”

“Ah, ye. Cheonmaneyo, ahjumma.” Jawab Myung Soo singkat.

“Eoh, by the way, apa kau sudah makan malam? Sekarang sudah jam Sembilan, kau pasti belum makan setelah mengantar anakku. Mari makan bersamaku, dan anakku. Bajumu juga kotor, ibumu pasti khawatir melihat darah di bajumu. Kang Min Hyuk, kau bisa meminjamkannnya bajumu.”

“Eoh, suruh Min Ah ahjumma ambilkan baju untuknya. Aku ke meja makan duluan.” Ucap Minhyuk seraya keluar dari ruangan.

“Ah, ahjumma. Aku pikir, aku langsung pulang saja. Aku..” ujar Myung Soo yang langsung disela Emma.

“Aku tidak menerima penolakan, anak muda.” Jawab Emma seraya tersenyum kecil dan menghampiri Myung Soo. “Kau harus ganti pakaian, setelah itu makan bersamaku. Setelah itu aku akan menyuruh supirku untuk mengantarmu pulang.”

“Gwaenchanayo, ahjumma. Aku bisa pulang sendiri.”

“Arasseo, tapi kau harus makan dan bersihkan tubuhmu di sini. Aku tidak mau ibumu khawatir. Ayo ikut aku, biarkan Krystal istirahat sekarang.” Ujar Emma seraya jalan keluar ruangan yang disusul Myung Soo dari belakang.

Myung Soo berhenti di ambang pintu dan memperhatikan Krystal dari sana. ‘Aku harap kau baik-baik saja, nuna. Jangan tinggalkan aku lagi.’ Batinnya.

 

 

***

 

 

KRRIINNGG

 

Terdengar nyaring suara bel di sekolah favorit itu dengan disusul para siswa yang dengan rapih mengisi bangku-bangku kosong di setiap kelas. Kecuali satu kursi di kelas XI Social 3.

Seohyun menatap kursi kosong yang ada di sebelahnya. Sama halnya dengan Chanyeol yang duduk tepat di belakang kursi kosong itu. “Aku sudah tau hal ini akan terjadi. Dasar gadis keras kepala!” ucap Chanyeol pelan.

“Aku coba menelponnya sebelum masuk kelas, tapi tidak diangkat.” Sambung Sehun seraya memasukan ponselnya ke dalam saku.

“Pulang sekolah kita jenguk dia, bagaimana?” usul Seohyun pada dua temannya.

“Baiklah.”

 

***

 

DING DONG

 

Suara bel memenuhi seisi rumah besar itu. Seorang pengurus rumah keluar dan membuka pagar. “Annyeonghaseyo.” Sapa Kai dan yang lainnya ketika pintu gerbang dibuka.

“Annyeong. Apa kalian teman nona muda?” tanya wanita paruh baya itu.

“Ne, kami teman Krystal. Sejak kemarin ia sakit, dan hari ini tidak masuk sekolah. Kami ingin menjenguk dia sekarang.” Jelas Chen.

“Ah, baiklah. Silahkan masuk.” Pengurus rumah mempersilahkan mereka masuk dan mengantarnya ke kamar Krystal.

Satu persatu dari mereka masuk dan mengelilingi tempat tidur yang diisi salah satu dari sahabat mereka. Tidak ada yang berbicara, mereka berkumpul dalam keadaan hening yang diselimuti rasa sedih.

Sunny dan Seohyun tidak bisa menahan kesedihannya menangis di samping temannya. Bahkan Baekhyun dan Chen tidak berselera menghabiskan hidangan yang dibawa ahjumma untuk camilan mereka.

 

KLEK

 

Pintu kembali terbuka. Seorang namja berseragam masuk ke ruang kamar Krystal seraya membawa seikat bunga di tangannya membuat teman-teman Krystal menatapnya dengan tajam.

“Sedang apa kau disini?” tanya Kai pada orang itu.

Ia hanya terdiam dan sedikit terkejut karena banyak orang di ruang itu.

“Yak, Myung Soo-ya! Kami tanya, kenapa tidak dijawab. Sedang apa kau disini?” sambung Baekhyun.

“Eoh, itu. Ke..kemarin aku yang membawanya pulang. Ia pingsan di sekolah. Aku khawatir, makanya hari ini aku menjenguknya.” Jelas Myung Soo dengan gugup.

Chanyeol dan Sehun saling bertatapan dan merunduk, menyesali apa yang kemarin terjadi karena meninggalkan Krystal sendirian di sekolah. Sedangkan Seohyun kembali terisak merasa bersalah.

“Sudahlah, tidak apa.” Ucap Sunny menenangkan temannya. “Myung Soo-ya, gomawo.”

 

 

***

 

 

Pagi di hari berikutnya masih sama seperti kemarin. Krystal masih terbaring di kamarnya, kali ini karena efek obat penenang agar ia bisa istirahat.

Minhyuk dengan semangat membuka pintu rumahnya dan segera memasuki mobil sport miliknya.

 

DDRRTT..DRRTT

 

Ponsel namja itu bergetar. Dilihat siapa yang pagi-pagi menghubunginya. Emma eomma.

Kau hari ini bisa tinggal di rumah? Tolong jaga adikmu. Hari ini dokter Choo akan memeriksanya kembali. Aku ingin kau yang menemuinya. Tidak sopan jika aku menyuruh pembantu untuk menyambutnya. Bisa?

“Aish! Kenapa tidak kau saja? Aku sibuk. Harus bertemu teman-temanku. Sebentar lagi aku akan mulai kelas di universitas, jadi harus memanfaatkan waktu dengan baik.” Jawab Minhyuk dengan nada malas. Ia menggenggam ponselnya dengan keras karena kesal.

Listen to me. Aku dari pagi-pagi sekali sudah berangkat ke kantor ayahmu, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, ini semua untukmu. Dan jika kau menuruti perintahku yang satu ini, aku berjanji, akan membuatkan pesta untukmu dan teman-temanmu sebelum kau masuk kelas nanti. Bagaimana?

“Apa kau serius?”

Apa aku pernah mengingkari janjiku?

“Hah.. baiklah! Akan kutagih janjimu! Aku tutup telponnya.”

Minhyuk menghempaskan nafasnya dengan kasar dan kembali keluar dari mobilnya menuju kamar Krystal.

Ia memasuki kamar Krystal dan mendekati adiknya yang tertidur pulas di tempat tidurnya yang nyaman. Minhyuk menatap wajah Krystal sesaat dan menghusap rambut Krystal yang terurai. “Kau.. secantik ini saat tidur. Pantas si Joong Ki curi kesempatan menciummu saat teater dulu.”

 

 

***

 

 

New York

 

Pukul sebelas malam. Joong Ki membalik buku yang ia baca dengan gusar. Sesekali ia melihat ke ponselnya, melihat e-mail dan chat Line yang tidak ada pesan, lebih tepatnya tidak ada pesan balasan dari Krystal sejak kemarin.

Joong Ki coba menelpon dan tidak ada jawaban. Ia kembali mengalihkan perhatiannya pada buku yang ia baca. Tapi semakin ia paksa untuk membaca, perasaanya semakin tidak enak seakan memaksanya terus menghubungi yeoja itu.

Akhirnya, ia kembali mencoba menelpon dengan video call. Sekali tidak diangkat, dua kali, dan yang ke tiga kali, ada yang angkat.

 

***

 

Seoul

 

Ponsel Krystal terus berdering. Karena terganggu dengan suara yang sedaritadi mengisi ruang hening itu, ia memutuskan untuk mematikan ponsel adiknya. Tapi ketika melihat siapa yang menelpon. Terbesit di benaknya untuk mengerjai orang yang cukup membuatnya kesal di masa SMA.

Minhyuk menekan layar ponsel untuk mengangkat sebuah panggilan dan tersenyum pada seseorang yang terpampang jelas di layar ponsel seraya menyapanya. “Annyeong!”

Terkejut bercampur kesal tergambar jelas dalam raut wajah orang itu. “Apa yang kau lakukan dengan ponsel Krystal?! Dimana dia?!”

“Hey, tenang dulu, Joong Ki, temanku! Kita sudah lama tidak saling bicara. Bagaimana kabarmu disana? Aku pikir Amerika tempat yang baik untukmu. Selama itu tidak di dekatku.”

“Aish! DIMANA KRYSTAL?!”

“Ehm, baiklah, pasti kau sudah sangat merindukan adikku. Sekarang aku sedang bersenang-senang dengannya.” Ucap Minhyuk. Ia sedikit menggeser posisinya hingga Krystal terlihat dalam layar. “Ini dia adikku. Cantik bukan? Tapi sayang, saat ini ia tidak bisa menyapamu. Makanya aku sekarang mewakilkan dia untuk mengangkat panggilanmu.” Lanjutnya seraya mengembangkan senyum meledek.

“Aku peringatkan kau, jauhi dia, SEKARANG?!” seru Joong Ki mulai berteriak karena semakin kesal. Ia sangat tidak rela melihat orang yang paling ia sayang dekat dengan orang seperti ‘teman’nya dulu.

“Kalau aku tidak mau, bagaimana?” Minhyuk semakin mendekati wajahnya ke wajah Krystal yang masih terlelap dalam tidurnya.

“YAK! KANG MINHYUK!”

Terpampang jelas di layar ponsel Joong Ki apa yang dilakukan Minhyuk. Wajah Joong Ki memerah karena kesal. Tubuhnya berkeringat dan bergetar.


 

BRAK!

 

Joong Ki melempar ponselnya hingga membentur tembok yang berjarak empat meter di depannya. Dadanya sesak, seakan paru-parunya berhenti bekerja. Emosinya memuncak, Joong Ki mulai melempar barang yang ada di sekitarnya. “Sial! Apa yang dia lakukan?! Kenapa Krystal tidak bangun?! Wae?! WAE?!”

 

 

***

 

 

New York

 

Joong Ki menyenderkan tubuhnya di ruang yang sudah tidak rapih seperti semula. Terasa lemas dan tidak bisa habis pikir apa yang baru saja terjadi di depan matanya. Otaknya terus bekerja mencari alasan kenapa Minhyuk seberani itu pada gadisnya. Dan kenapa Krystal tidak bangun dan melawan.

Setelah menarik napas panjang dan menenagkan pikirannya, Joong Ki kembali meraih ponsel yang ia lempar dan mencoba menghubungi salah satu nomor seseorang yang ia kenal.

 

***

 

Seoul High School

 

 

DRRTT…DRRTTT

 

Posel di saku Chanyeol bergetar. Ia mencoba mengabaikan panggilan yang sedaritadi tidak berhenti mengganggunya karena dia masih di dalam kelas jam pelajaran. ‘Aish, siapa yang menelpon pada jam segini, sih?!’ batinnya seraya mengeluarkan ponselnya dan melihat siapa yang menelpon. ‘Eoh? Siapa ini? Nomor panggilan luar negeri?

“Wae?” bisik Sehun ke teman sebangkunya.

“Ada yang menelponku. Nomornya panggilan internasional. Aku tidak mungkin angkat sekarang, tapi orang ini terus menelponku.”

“Yasudah, kau izin ke toilet dan angkat di sana. Mungkin itu penting.”

“Arasseo.”

Chanyeol izin meninggalkan kelas dengan getaran yang masih terasa di sakunya. Ia kembali mengeluarkan ponselnya saat berada di toilet dan mengangkat panggilan mengganggu itu.

“Hallo?” ujar Chanyeol member salam.

Chanyeol-a?! Apa yang terjadi pada Krystal?

“Mworago? Chakkaman, nuguseyo?” ucap Chanyeol bingung mendapat telpon yang tiba-tiba bertanya tentang temannya.

INI AKU, JOONG KI. APA YANG TERJADI DENGAN KRYSTAL? KENAPA DIA TIDAK BANGUN?!

“Yak! Kau tidak perlu berteriak, aku tidak tuli! Kau menelponku ditengah jam pelajaran, tahu?!”

Kenapa tidak jawab langsung pertanyaanku?

“Dia sakit lagi. Kemarin lusa setelah pulang sekolah ia sakit dan pingsan di sekolah. Dia belum dizinkan masuk sekolah karena masih lemah. Sekarang ia masih tidur karena harus istirahat total. Sudah puas?!” jelas Chanyeol pada sunbae-nya yang keras kepala. “Eoh? Yeoboseyo? Joong Ki sunbae? Yeoboseyo?! Arrggghhh!”

“Kenapa sunbae ini selalu seenaknya, eoh?! Menelpon tidak berhenti, memberikan pertanyaan dengan memaksa, sekarang ia mematikan telpon begitu saja!” gumam Chanyeol kesal dan langsung kembali ke kelasnya dengan wajah masam.

 

***

 

New York

 

Setelah mendengar penjelasan dari Chanyeol, air mata yang sedaritadi membendung mulai mengalir membasahi pipinya. Dadanya mulai merasakan sakit akibat sesak yang ia rasakan.

Dia benci menangis dan merasa tak berdaya.

Oh, Tuhan.. kenapa aku begitu lemah?

Kenapa aku tidak bisa melindungi orang yang aku cintai?

Bahkan aku tidak bisa di sampingnya saat ia tidak berdaya

Tolong aku, Tuhan..

Tolong aku dan jaga Krystal..

Jauhkan dia dari penyakit dan segala sesuatu yang mencoba menyakitinya

Jaga dia untukku..’

 

 

 

o0o To Be CONTINUE o0o

 

 

 

 

merasa bersalah sekali sama readers karena selalu lama updatenya. jeosonghamnida^^

mau cerita sedikit. kalo cerita ff ini makin panjang, gimana? setiap kali author nulis, ide-ide baru tiba-tiba aja nongol dan bikin ceritanya makin panjang. padahal rencana awal cuma sampe 20 chapter (di rangkuman yang author buat dulu juga gitu). bikin kesel T_T

terus author juga bikin cerita baru, udah 4 fanfiction yang tinggal dibuat. tapi karena ini belom selesai, author udah niatin, sebelum ini selesai ga akan bikin ff baru. dan author bingung ini selesainya kapan. di rangkuman baru udah sampe chapter 30. kalo hayalan author berkehendak lain, bisa nambah nih -_-

author bakalan terusin walau sesibuk apapun (dan makan waktu buat ngupdatenya). tapi apa kalian masih mau baca ff ini? haha..

oya, kemarin author coba baca lewat hp, ternyata tanda garis miring (selain kata-kata dalam bahasa Inggris) ga keliatan disana, takutnya kalian jadi bingung karena ga ada tanda khusus untuk menyatakan kalimat tertentunya. tapi semoga aja kalian tetep ngerti.

udah ah curhatnya. terakhir, author pengen banget dapet LOVE yg banyak biar semangat nulis walau emang ff ini gak sebagus kayak ff lainnya yang ada disini. plus KOMENTAR  kalian. setiap kali liat komentar ga berkembang, author bingung harus nulis kayak gimana karena author sendiri gatau perasaan kalian pas baca ff ini.

terakhir dan terpenting, TERIMA KASIH BANYAK untuk kalian yang udah sabar dan setia, nungguin chapter berikutnya dan terus ikutin cerita Krystal-Joong Ki. dan untuk yang udah kasih komentar dan saran, serta love-nya.

 

 

salam hangat, Karima Alkaff :*

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK