Author POV
Seorang yeoja cantik berkulit putih susu dengan rambut panjang terurai, terbaring di tempat tidur bersprei putih. Ditemani seorang lelaki paruh baya berumur sekitar 50-an yang duduk termenung disampingnya. Park Young Goo, nama dari seorang ayah yang sudah gagal menjaga putri satu-satunya itu yang bernama Park Min Gi. Sudah kesekian kalinya, air mata Young Goo jatuh dengan derasnya di permukaan wajahnya yang sudah mulai mengkerut. Dia benar-benar merasa sangat menyesal dengan keputusan yang diambil dengan sepihak itu.
Memaksanya menikah dengan seorang namja yang sebenarnya tidak dicintai anaknya itu. Keputusan yang sangat bodoh dan saat ini dia hanya bisa menangis melihat Min Gi koma. Setiap harinya hanya terbaring di sebuah ruangan di rumah sakit dengan alat-alat yang entah apa namanya, yang dapat membantunya hidup sampai detik ini. Sudah bulan keenam, Min Gi belum juga menunjukkan tanda-tanda ingin kembali ke alam sadarnya. Mungkin ini hukuman untuk Young Goo walau bukan sepenuhnya merupakan kesalahannya.
‘Kreeeekk’
Pintu ruangan terbuka pelan dan terlihat seorang namja tampan yang baru datang dengan membungkukkan badannya, memberi hormat pada Young Goo dan tidak lupa senyum manis yang selalu menghiasi wajahnya. Hanya dengan memakai T-shirt putih berleher V dipadu dengan celana jeans hitam dan sweater berwarna senada dengan celananya, sudah memancarkan aura ketampanan namja tersebut.
“Ooohh kau.. Masuklah! Kau datang lagi pagi ini, Hae?” sapa Young Goo. Lee Donghae, namja tampan itulah yang ingin dijadikan menantunya. Entah apa yang membuat Min Gi sampai menolak namja tampan nan baik hati itu, yang menurut kebanyakan yeoja di luar sana, sangat perfect di mata mereka.
#flashback on#
Park Min Gi POV
From: My Baby Kyu
‘Tunggu aku di jembatan Sungai Han jam 3 PM. Aku bicara sesuatu dengamu. JANGAN TERLAMBAT!!’
Aku mengetuk-ngetukkan high heels-ku di atas permukaan jembatan Sungai Han. Sangat menyebalkan rasanya menunggu selama dua jam di tempat umum seperti ini. Banyak orang berlalu-lalang memperhatikanku. Entah mereka terpesona dengan kecantikanku atau mungkin saja, merasa aneh melihatku berdiri seorang diri di sini dengan wajah yang mungkin bisa di bilang tidak enak di pandang.
“Cho Kyuhyun... Namja setan itu! Akan kuhabisi kau nanti. Haaassshhh jinjja!!” gerutuku, emosiku sudah mencapai ubun-ubun(?). Lihat sekarang siapa yang datang terlambat??? Kepalaku menunduk ke arah air sungai yang mengalir dan menghela nafas berkali-kali berharap emosiku menguap dan hilang walau hanya sedikit.
‘Grep’
Mwo??? Gelap. Tangan siapa ini?? Apa ada orang yang berniat menculikku di tengah keramaian, eoh?? Andweeee....
Tunggu... Sepertinya aku kenal dengan tangan ini. Lembut dan hangat. Dan apa ini? Dia bernafas di leherku! Ya Tuhan... Dasar namja setan!! Sudah datang terlambat, sekarang dia ingin menggodaku. Awas kau Cho Kyuhyun!!
“Yaaak!! Cho Kyuhyun! Lepaskan tanganmu...” teriakku dengan meronta seperti anak kecil yang ingin diculik. Dia melepas tangannya sambil terkekeh pelan dan langsung membalikkan tubuhku agar menghadap ke arahnya.
“Bagaimana kau bisa tau kalau ini aku??” tanyanya terkejut. Ekspresi wajahnya saat ini sungguh membuatku ingin tertawa. Membuat aegyo yang sangat tidak cocok dengan kepribadian itu. Tapi...
Tumben sekali dia berpakaian rapi seperti ini. Biasanya hanya jika berangkat kerja saja untuk mengurus perusahaan ayahnya, dengan jabatan CEO yang baru di jalani selama dua tahun itu. Kemeja hitam, jas dan celana berwarna putih. Rambutnya??? Ya Tuhan... Kenapa warna cokelat sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih susu dan menambah ketampanannya?? Aigoo... Aku menggeleng-gelengkan kepala, berusaha menyadarkan diriku sendiri ke alam nyata. Kenapa dia terlihat lebih tampan dari biasanya? Apakah ini efek samping karena terlalu lelah menunggunya???
“Wae?? Kau terpesona dengan ketampananku, eoh??” tanyanya dengan menatapku lekat. Saking lekatnya, sampai-sampai aku menjauhkan wajahku ke belakang karena takut dia berbuat hal yang dapat membuatku malu setengah mati. Untung saja ada penyangga di punggungku.
“A..pa yang i...ngin k..kau lakukan? C..cho.. Kyu...hyun... Ini di tempat umum... Ja..uh..kan wa..jahmu!” perintahku dengan gugup. Tapi dasar keras kepala! Dia tetap saja menggodaku dengan mendekatkan wajahnya, menatapku lembut bahkan menurutku sangat lembut. Mataku terpejam tidak dapat menatapnya lama-lama. Ini sungguh menggodaku untuk menendangnya jauh dariku. Sebenarnya ada apa dengannya?? Kenapa sikapnya berbeda sekali dari biasanya?? Sampai aku lupa dengan emosi yang sempat memuncak karena dia datang terlambat.
Apa ini??? Nafasnya yang berhembus hangat semakin dapat kurasakan di wajahku. Dan... Sesuatu yang lembut dan sedikit basah menyentuh bibirku. Astaga!! Ini bibirnya kan?? Dan hal itu jelas membuat jantungku berdetak kencang walau hanya ciuman singkat saja. Kurasakan wajahku menghangat padahal cuaca di sekitarku dingin. Ini memang bukan yang pertama kalinya kami berciuman tapi pertama kalinya di tempat umum seperti sekarang ini. Aigoo... Cho Kyuhyun! Kau ingin membuatku mati berdiri, eoh??
“Min~ah... Menikahlah denganku!!” ujarnya, setelah melepas ciuman dengan menatapku sungguh-sungguh.
Mwo???? Apa yang dia katakan tadi?? Menikah?? Mungkin telingaku bermasalah. Aku diam mencerna kata-katanya tadi. Kutatap matanya, berusaha mencari kebenaran. Ternyata dia tidak sedang bercanda atau menjahiliku seperti biasa.
“Kau serius, Kyu?? Kau... ingin menikah denganku??” tanyaku karena masih belum percaya dengan pernyataannya.
“Aku tidak pernah bercanda untuk hal seperti ini, Min~ah. Ini kedua kalinya aku serius dalam meminta sesuatu padamu. Pertama, saat aku memintamu menjadi yeojachingu-ku dan kedua... Hari ini, tepat tiga tahun kita berpacaran dan di tempat yang sama, aku memintamu untuk menjadi istriku sampai akhir hidupku. Aku hanya ingin kau yang menjadi pendamping hidupku. Dan, ini...”
Rasanya aku ingin sekali menangis melihat Kyuhyun mencoba bersikap romantis karena dia sangat jarang bersikap seperti itu padaku atau mungkin tidak pernah? Bahkan untuk memanggilku sayang, honey, baby, atau apa pun itu, belum pernah dilakukan olehnya. Dia lebih suka memanggil namaku dengan Min~ah.
Tapi saat ini, dia menyodorkan sebuah cincin yang sangat indah berhiaskan berlian yang bersarang di kotak kecilnya. Dia melamarku di tempat umum dan tentu saja menjadi tontonan banyak orang yang sedang berjalan melewati kami. Ya Tuhan... Walau aku malu, tapi tidak kupungkiri aku sangat bahagia saat ini. Aku benar-benar beruntung memiliki namjachingu sepertimu, Kyu...
“Mianhae... Tadi aku terlambat karena harus mencari cincin dulu. Dan apa jawabanmu, Min~ah??”
“Bagaimana jika aku menolakmu??”
“Aku akan tetap mengejarmu sampai kau bilang ‘iya’. Kau tau kan, aku sangat keras kepala.” Jawabannya membuatku mau tak mau harus menerimanya. Aaahh tanpa dipaksa pun, aku pasti akan menerimanya. Terlebih hubungan kami yang sudah berjalan lama.
“Aku tidak mungkin bisa menolakmu, Cho Kyuhyun. Kau tau itu kan??” Kyuhyun menarikku ke dalam pelukannya yang hangat setelah mendengar jawabanku. Dikecupnya puncak kepalaku tanpa melepas pelukan dan bahkan dia mengeratkan pelukannya seakan-akan ingin pergi jauh dariku.
“Gomawo Min~ah... Saranghae, jeongmal saranghaeyo... Kajja! Kita ke rumahmu, aku ingin melamarmu di depan ayahmu!”
Cho Kyuhyun POV
Aku senang sekali saat Min Gi menerima lamaranku. Perjalanan cintaku selama ini ingin aku akhiri dengan sebuah pernikahan yang indah sampai tua dan memiliki buah hati yang lucu-lucu dari hasil pernikahan kami. Selama tiga tahun ini aku selalu memikirkannya, rencana untuk menjadikan yeoja dihadapanku ini sebagai istri seorang Cho Kyuhyun. CEO dari Kyu Corporation.
‘bruuuumm’
‘tiiiin tiiiin tiiiiiinn...’
Seorang pembantu rumah Min Gi dengan segera membukakan gerbang setelah mendengar klakson mobilku. Kulajukan mobil ke halaman rumahnya dan kumatikan mesin mobil.
“Kajja! Sepertinya appa-ku belum pulang, aku tidak melihat mobilnya di garasi. Kita tunggu di dalam saja, ne?” bujuknya. Sepertinya dia tau, aku sangat gugup sekarang. Dia menenangkanku dengan menggenggam tanganku yang dingin. Memang aku sudah pernah bertemu dengannya beberapa kali dan appa-nya menyambutku dengan sangat hangat. Dia sangat menerimaku saat mengenalkan diri sebagai namjachingu Min Gi.
Dan disinilah aku. Menunggu di ruang tamu mewah bergaya minimalis, bercat cokelat muda terang dipadu dengan putih yang lebih mendominan, lukisan-lukisan besar yang tertata rapi di dinding, dan beberapa foto keluarga. Seorang wanita muda cantik terlihat sedang memangku putri semata wayangnya dengan senyum mengembang. Wanita itu adalah Park Min Jung. Eomma Min Gi yang telah meninggalkan dunia ini selamanya dua tahun yang lalu.
‘kreeeek’
Park Young Goo, appa Min Gi terlihat memasuki ruang tamu di mana aku dan Min Gi sedang menunggunya.
“Appa... Akhirnya kau kembali. Tumben sekali appa lama di kantor. Apa terjadi sesuatu?” tanya Min Gi setelah melepas pelukan appanya. Raut wajah appanya menyiratkan sesuatu yang buruk terjadi. Min Gi terlihat sangat cemas sekali. Dia menuntun appanya, duduk di sebelahnya. Appanya menatapku dan Min Gi sendu. Sebenarnya apa maksud dari tatapannya itu??
“Min~ah... Kyuhyun~ah... Sebelumnya appa minta maaf pada kalian. Kalian pasti akan kecewa dengan keputusanku. Jeongmal mianhae... Appa mohon kalian berdua berpisah!” jelas appa Min Gi yang membuatku terkejut dan tidak mengerti permasalahannya.
“Waeyo abeoji?? Apa aku melakukan kesalahan sampai abeoji meminta kami berpisah? Aku tidak bisa melepaskan Min Gi, abeoji! Aku sangat mencintainya dan aku ingin menikah dengannya! Jelaskan padaku, abeoji!” kataku dengan penuh emosi.
“Appa...” ucap Min Gi lirih.
“Abeoji ingin menikahkan Min Gi dengan putra relasiku, Kyuhyun~ah! Kau tau?? Perusahaanku hampir terkena penipuan dan Hae Corp yang membantuku. Dia ingin putriku menjadi menantunya. Abeoji tidak punya jalan lain, Kyu... Mianhae...” ujarnya, menatapku dengan penuh harap agar bersedia meninggalkan putrinya.
Tidak ada pilihan lain? Benarkah itu? Bukankah di kehidupan ini selalu ada pilihan? Lalu apakah para pepatah itu hanya membual saja? Pilihan terbaik. Jika aku meninggalkan Min Gi, apakah itu yang terbaik untuk semua? Aku melihat di depanku terdapat dua jalan. Jalan pertama, aku melihat pelaminan tertata indah dengan senyum kedua pengantin yang mengembang tapi ada seseorang yang terluka saat menyaksikannya? Sedangkan jalan kedua, jalan penuh duri yang harus kulewati setelah pergi meninggalkan Min Gi?
Author POV
“Appa... Aku tidak mau menikah dengan namja lain selain Kyuhyun! Hiks... Hiks...” ucap Min Gi diiringi dengan tangisnya.
Sejam berlalu dengan keheningan di ruang tamu yang besar itu. Mereka hanya terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Entahlah, apa yang mereka pikirkan. Hanya mereka saja yang tau. Tidak ada candaan atau obrolan hangat yang biasa terjadi seperti dulu.
“Haaaaahh... Baiklah abeoji. Aku akan melepas Min Gi demi abeoji. Aku rasa ini memang jalan terbaik untuk kita semua. Semoga namja itu bisa membahagiakan Min Gi. Setelah kejadian ini, aku mohon jangan mencariku atau bertanya kabarku. Abeoji... Maaf jika selama ini aku ada salah.” Akhirnya, suara Kyuhyun berhasil memecahkan keheningan. Keputusannya sudah bulat. Tidak biasanya dia bersikap bijak seperti ini karena sifat egois begitu dominan melekat di dirinya.
Min Gi membelalakan mata saat mendengar keputusan yang diambil Kyuhyun. Dia sungguh tidak percaya Kyuhyun melepaskannya. Timbul rasa benci di hati Min Gi. ‘Mengapa dia seenaknya saja mengambil keputusan tanpa bertanya padaku terlebih dahulu? Apa dia sudah tidak menanggapku karena masalah ini?’ batinnya geram.
“Min~ah... Mianhae... Semoga kau bahagia dengan namja pilihan abeoji. Aku mohon, jangan memintaku untuk kembali padamu. Ikuti keinginan abeoji...” pinta Kyuhyun lirih.
“Apa kau sungguh-sungguh dengan permintaanmu itu, Kyu?? Kau tidak mempertimbangkan bagaimana perasaanku setelah kau pergi, hah?! Kau sudah melamarku dan aku hanya ingin menikah denganmu! Dan sekarang kau memintaku untuk menikah dengan namja lain yang bahkan belum aku kenal sama sekali!! Bagaimana kau bisa berbicara seperti itu, Kyu?!!” amarah Min Gi meledak seketika. Emosi sudah menguasai Min Gi saat ini.
“Mianhae Min~ah... Tapi aku tidak bisa memaksakan keadaan jika pada akhirnya akan banyak yang terluka. Aku yakin, kita akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu. Mengertilah Min~ah... Pikirkan juga abeoji!” ujar Kyuhyun dengan nasehat-nasehatnya.
“Bagaimana bisa aku baik-baik saja, Kyu?!! Apa aku tidak pantas untuk kau pertahankan??”
“Park Min Gi!! Bukankah kau sudah mendengar keputusan Kyuhyun?!! Lebih baik kau bersiap untuk pernikahanmu bulan depan... Kyuhyun~ah, jeongmal gomawoyo! Andai saja abeoji bisa merubah semua ini, pasti abeoji lebih memilihmu untuk menjadi menantuku. Tapi abeoji bukan Tuhan, yang bisa mengendalikan kehidupan dan takdir.” ujar Young Goo.
“Kalau begitu, aku pamit. Semoga pernikahan putri Anda nanti berjalan lancar.” Kyuhyun membalikkan badan setelah sebelumnya membungkukkan badan, memberi hormat. Tanpa memandang Min Gi, Kyuhyun terus berjalan keluar ruang tamu dan bergegas menuju mobilnya. Perasaannya sudah kacau dan hatinya hancur berkeping-keping. Di dalam mobil, airmata yang sedari tadi ditahannya mengalir tanpa bisa dibendung. Hancur sudah impiannya selama ini. Kyuhyun menyalakan mesin mobil dan langsung menginjak pedal gas, meninggalkan rumah yeoja yang dicintainya.
~back to Min Gi house
“Appa... Apa kau benar-benar menginginkan semua ini terjadi?? Demi perusahaanmu, kau menghancurkan hati dan hidupku juga Kyuhyun!! Kenapa appa jahat padaku?!!” tanya Min Gi dengan berteriak, membuat Young Goo harus memalingkan wajahnya.
“Sudahlah Min~ah... Appa mau istirahat. Lebih baik sekarang kau juga pergi tidur, besok kita akan makan siang dengan calon suamimu,” perintah Young Goo.
Park Min Gi POV
Seandainya saja aku bisa mempercepat ajalku, pasti akan kulakukan itu. Kenapa? Pasti banyak yang bertanya padaku seperti itu. Terlahir sebagai putri keluarga kaya dan tentu saja beruang banyak, tidak menjadikan perasaanku senang atau bangga. Aku bangga dengan appaku bahkan bisa dibilang sangat bangga tapi itu sebelum kejadian semalam.
Siang ini, kami sudah ditunggu keluarga calon suamiku. Dress biru safir selutut, ditemani mantel tebal hangat yang melekat tubuhku, high heels 5cm berwarna senada dengan dress, make up minimalis dan rambut yang sengaja kuurai. Kurasa ini tidak terlalu mencolok untuk acara makan siang.
Aku berjalan beriringan dengan appa, masuk ke dalam restaurant. Entahlah, hatiku sangat ini berdetak sangat cepat dan pastinya masih ada rasa kacau yang mengganjal. Kutarik nafas dan membuangnya dengan gusar saat melihat appa tersenyum kearah relasinya itu.
“Annyeonghaseyo... Maaf kami datang sedikit terlambat,” sapa appaku, dia terlihat sumringah sekali. Membuatku sangat muak dengan sikapnya ini.
“Aaaahh ne... Gwaechannayo Tuan Park. Dan gadis disamping Anda, pasti Park Min Gi kan?? Lebih cantik dari yang diceritakan appamu, Min Gi~ssi,” pujinya, menatapku penuh kagum. “Dia cocok sekali jika bersanding dengan Lee Donghae. Hae~ya... Perkenalkan dirimu!”
“Annyeonghaseyo... Lee Donghae imnida, bangapseumnida.”
Jadi namja ini yang akan dijodohkan denganku. Tampan tapi tidak membuat hatiku luluh dalam sekejap atau bahkan sampai kapanpun. Karena aku hanya mencintainya. Mencintai seorang Cho Kyuhyun. Haaaaahh Kyu... Kau sedang apa sekarang?? Aku sangat merindukanmu. Aku sangat tersiksa di sini. Melihat semua orang dihadapanku tertawa dengan riang tanpa peduli betapa kacaunya perasaanku. Membosankan, memuakkan, dan menyakitkan. Mataku terasa panas, sepertinya airmataku ingin keluar dari pelupuk mata. Aku harus bisa menahannya agar tidak merusak suasana walau sebenarnya aku ingin sekali merusak acara ini.
Kualihkan pandangan keluar jendela restaurant untuk menghilangkan suntuk. Tepat aku menengok ke jendela samping yang tak jauh dariku, terlihat siluet seorang namja yang sangat kukenal. Cho Kyuhyun! Sedang apa dia disini?? Apa mungkin dia....??
“Maaf, aku permisi keluar sebentar...” pamitku, langsung saja aku berlari keluar tanpa mempedulikan teriakan appaku dan mencari-cari sosok namja yang kurindukan itu. Entahlah, tapi aku memang sangat merindukannya saat ini. Dan mungkin saja, dia berubah pikiran untuk membawaku pergi jauh dari sini.
“Kyu!!!” teriakku kencang, orang-orang yang berada disekitarku menatap sinis tapi aku tidak peduli. Aku hanya ingin mengejarnya. Sayang sekali, jarakku dengannya sangat jauh dan juga langkahku terhambat karena banyak orang yang berlalu-lalang. Kulihat dia menghentikan taksi dan masuk ke dalamnya setelah sebelumnya memasukkan sebuah koper besar ke dalam bagasi.
“KYUUUU!!!” panggilku lagi tapi terlambat, taksi itu sudah melaju kencang. Aku hanya bisa memandangnya yang semakin lama semakin jauh. Kakiku gemetar dan terasa lemas bahkan untuk menopang tubuhku saja tidak sanggup.
“Min Gi~ssi... Neo gwaechannayo??” tanya seorang namja di belakangku. Lee Donghae. Untuk apa dia mengikutiku sampai sini?
“Oh ne... Gwaechannayo...” jawabku lirih, menahan tangis yang bisa meledak kapan saja karena aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Perlahan airmataku turun mengalir membuat aliran sungai kecil di pipiku. Dadaku terasa begitu sesak bahkan untuk bernafas saja rasanya sangat sulit. Donghae memapahku ke mobilnya yang ternyata tidak jauh dari tempat kami berdiri.
“Kajja! Aku akan membawamu ke tempat yang lebih sepi lagi jika ingin menangis...” ajaknya sepihak.
Author POV
Donghae mengajak Min Gi ke sebuah taman kecil dengan air mancur di tengahnya. Hening dan sepi, hanya suara gemericik air yang memecah kesunyian di antara mereka. Min Gi masih enggan mengeluarkan suara sedangkan Donghae memperhatikannya, tanpa melepas pandangannya ke arah Min Gi walau sedetik saja.
“Kenapa kau terus melihatku seperti itu? Apa aku terlihat harus dikasihani oleh orang yang belum kukenal, hah?? Pandanganmu itu sungguh menjijikkan!” ucap Min Gi tanpa mengalihkan tatapan matanya ke air mancur yang ada di hadapannya. Donghae hanya tersenyum kecil karena akhirnya Min Gi mau bicara.
“Apa aku tidak boleh memandangi wajah calon istriku??” tanya Donghae yang membuat Min Gi sontak menoleh ke arahnya.
“Calon istri?? Ciiihh... Dalam mimpi pun jangan harap bisa terjadi, Donghae~ssi!! Kau tidak tau?! Karena perjodohan bodoh ini, aku harus kehilangan namja yang sangat aku cinta! Seharusnya aku menikah dengannya, bukan denganmu!!” ujar Min Gi gusar.
“Bagaimana jika aku tidak mau melepasmu??” tanya Donghae yang membuat sebelah alis Min Gi mengangkat, tidak mengerti.
“Apa maksudmu, Donghae~ssi???”
“Selama dua tahun ini, aku selalu menunggumu. Mungkin kau lupa atau bahkan kau tidak tau keberadaanku. Tapi asal kau tau, yang mencintaimu bukan hanya Cho Kyuhyun. Aku juga mencintaimu! Aku sudah cukup bersabar saat melihat kau dan Kyuhyun bermesraan. Selama ini aku selalu memperhatikanmu dan bermimpi bisa menjadi suamimu. Sekarang mimpiku sudah di depan mata dan aku tidak akan pernah melepasmu. Lagi pula, bukankah Kyuhyun sudah pergi jauh?? Kau tidak tau, hari ini dia berangkat menuju Jerman?? Wae??? Kau merasa aneh, aku bisa mengetahui semua?? Karena aku selalu mengintaimu diam-diam. Aku mohon Park Min Gi... Lupakan Kyuhyun dan menikahlah denganku!” ujar Donghae, membuat Min Gi semakin emosi mendengar pernyataannya itu.
“Kau pikir semudah itu melupakan Kyuhyun? Dan... Punya hak apa kau mencampuri urusan pribadiku selama ini, hah?!! Aku sangat membencimu, Lee Donghae~ssi!! Kau harus ingat kata-kataku, sampai mati pun aku tidak akan menikah denganmu. Aku hanya ingin menikah dengan Cho Kyuhyun!! Kau ingat itu, Lee Donghae~ssi!! Aaaaarrrggghhhh....” katanya sambil memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sakit. Donghae dengan sigap membawa Min Gi yang sudah tak sadarkan diri ke mobilnya dan segera pergi ke rumah sakit.
#flashback end#
“Abeoji. Sepertinya kau tidak tidur malam ini? Matamu berkantung dan hitam begitu. Apa perlu malam ini aku yang menjaga Min Gi??” ujar Donghae yang menatap calon ayah mertuanya dengan cemas.
“Tidak usah. Biar aku saja yang menjaganya. Abeoji tidak ingin menjadi appa yang lebih buruk lagi, Hae. Abeoji ingin melihatnya membuka mata. Ini sudah setengah tahun dia terbaring koma karena serangan jantung waktu itu. Kenapa dia belum membuka matanya? Apakah dia masih marah padaku, Hae?” tanya Young Goo lirih.
Donghae mengerti dengan keadaan calon ayah mertuanya itu. Dia menatap Young Goo miris. “Abeoji... Haruskah aku mencari namja itu?? Namja yang selama ini dicintai Min Gi? Apa aku harus mencari Kyuhyun?? Mungkin hanya dia yang dapat membantunya sadar. Bukankah kau ingin sekali melihatnya sehat lagi? Jeongmal mianhaeyo... Aku tidak bisa menjadi calon menantumu. Lagi pula bukankah dia sudah melamar Min Gi?? Pasti saat itu Min Gi sangat bahagia sekali. Kau harus bisa menerimanya. Mengenai ayahku, aku akan bicara dengannya. Dia pasti akan mengerti.”
Young Goo menatap tajam ke arah Donghae. Entah apa yang dirasakannya setelah mendengar permintaan Donghae yang dirasakan sangat sulit untuk disetujui. Bukan karena tidak suka dengan Kyuhyun tapi Young Goo tau bagaimana perasaan Donghae pada Min Gi.
“Kau serius dengan perkataanmu, Hae?? Bukankah kau mencintai anakku??” tanyanya.
“Ne, abeoji. Aku memang mencintainya selama dua tahun ini tapi... Aku ingin menyerah saja. Aku tidak bisa menikah jika Min Gi masih mencintai orang lain. Sudah kupikirkan dan kuputuskan, aku akan melepas Min Gi. Jeongmal mianhaeyo, abeoji... Seharusnya aku lakukan hal ini dari awal dan Min Gi tidak akan terbaring di rumah sakit.”
Young Goo hanya menganggukkan kepalanya, mengerti dengan keputusan Donghae. Dia tidak bisa memaksakan kehendaknya lagi. Dan sekarang Tuhan berencana lain, entah apa yang sebenarnya ditakdirkan pada hidup Min Gi. Hanya Tuhan yang mengetahui semua itu.
Park Min Gi POV
Asap putih apa ini? Dan di mana aku?? Biasanya hanya gelap yang menemaniku selama ini. Aku tidak ingat apa yang terjadi padaku. Apa ini mimpi? Tapi kenapa terlihat begitu nyata?? Pintu apa itu?? Bolehkah aku masuk ke dalamnya?? Kakiku melangkah sendiri tanpa komando dariku.
“Park Min Gi!!!” panggil seorang namja di belakangku. Kutengok ke arahnya dan terlihat seorang namja tampan dengan jas, kemeja, dan celana putih. Cho Kyuhyun??? Benarkah itu Cho Kyuhyun??? Dia kembali padaku??? Tangannya terulur dan aku langsung menyambutnya dengan senang hati. Senyum manisnya mengembang di wajahnya. Senyum yang sangat kurindukan.
Perlahan cahaya putih datang menyilaukan mataku. Sosok Kyuhyun pun ikut memudar akibat cahaya itu. Samar-samar terdengar suara seseorang memanggil-manggil namaku. Entah suara siapa itu, tapi aku merasa sangat tidak asing mendengarnya. Mataku menangkap sosok yang sudah lama rasanya, tidak kulihat. “Appa....” panggilku lemah.
Appaku tersenyum dan menitikkan airmata saat mendengar suaraku. Dia langsung memeluk tubuhku yang terbaring di tempat tidur. Kuedarkan pandangan ke ruangan, tapi tidak menemukan sosok yang ada dalam mimpiku tadi. Kyuhyun, di mana dia??? Bukankah tadi dia yang menemuiku?? Pintu ruangan terbuka dan... Dia??? Lee Donghae???
Dia tersenyum saat melihatku bangun dari tidur panjangku. “Kau sudah sadar, Park Min Gi?? Ya Tuhan... Terima kasih Kau tidak mengambil Min Gi dari kami,” katanya penuh syukyur. Entah aku harus merasa senang atau apa saat melihatnya lagi dihadapanku, lebih tepatnya dihidupku.
“Appa tinggal mencari dokter sebentar, Min~ah... Hae, tolong jaga Min Gi!”
“Bagaimana kabarmu, Min Gi~ssi?? Kau sudah puas tidur dan mengerjai appamu kan?? Kau tau, dia selalu menemanimu setiap malam. Apa kau masih marah dengannya??” tanyanya.
“Setelah aku sadar pun, kau tetap menyebalkan Donghae~ssi... Pertanyaanmu itu, apa perlu aku menjawabnya??” jawabku dengan suara serak. Donghae yang menyadarinya, langsung membantuku minum air putih yang tersedia di samping tempat tidurku.
“Aku sudah membatalkan rencana pernikahan kita. Kau mau memaafkanku kan??”
“Sudahlah... Aku tidak ingin membicarakan masalah pernikahan. Lagi pula bagus kalau kau mau melepasku karena aku tidak bisa mencintai orang lain selain Kyuhyun dan aku sudah memaafkanmu. Gomawo Hae~ya... Mianhae... Aku sudah berkata kasar padamu waktu itu,” kataku dengan menggenggam tangannya, aku merasa sangat bersalah sudah menyakiti hatinya.
“Kau tidak ingin tau keberadaan Kyuhyun?? Apa kau tidak ingin mengejarnya lagi, Min~ah??” tanyanya yang membuat luka itu muncul kembali di hatiku. Setelah sekian lama, aku tidak pernah mengingatnya lagi dalam tidurku. Bukan karena aku tidak mencintainya atau membencinya tapi... Apakah mungkin aku dan Kyuhyun bisa bersama kembali seperti dulu?
“Entahlah... Aku tidak tau dia ada di mana sekarang... Dia yang pergi meninggalkanku tanpa kata perpisahan. Apakah dia masih mencintaiku juga aku tidak tau, Hae...”
“Bagaimana jika dia masih mencintaimu dan ingin kembali padamu?? Apa kau mau menerimanya lagi?? Jika tidak, lebih baik kau menerimaku saja... Hahahaha...” candanya.
“Dasar bodoh! Tentu saja itu hal yang sangat mustahil! Hahahaha...”
Cho Kyuhyun POV
Satu tahun sudah kulewati tanpanya disisiku. Aku berhasil dengan tetap menjalani kehidupanku seperti biasa di Jerman tapi tidak dengan hatiku. Aku masih tetap mencintai Park Min Gi. Dua hari yang lalu, aku putuskan untuk kembali ke negaraku. Setelah kupikir sia-sia saja aku pergi jauh hanya untuk melupakannya, nyatanya tidak sedikitpun memori tentangnya terhapus dari otakku.
Aku kembali menjabat sebagai CEO di Kyu Corporation atas ijin appaku. Banyak karyawan yang menyapaku dan menanyakan keadaanku, sekedar basa basi. “Cho Kyuhyun~ssi, selamat datang,” sapa sekretarisku, aku memang membiasakan karyawanku dengan panggilan seperti itu. Tidak memanggilku dengan jabatanku.
“Ne, kamsahamnida. Apa kau bisa memberiku laporan selama aku tidak ada?”
“Untuk masalah pekerjaan, tidak ada karena ayah Anda yang menyelesaikannya. Tapi, kira-kira dua bulan yang lalu ada yang mencari Anda. Seorang lelaki bernama Lee Donghae. Dia berpesan jika suatu hari Anda kembali, Anda harus membaca surat yang dititipkan pada saya. Ini suratnya, Kyuhyun~ssi...” jelasnya dengan memberikan surat tersebut padaku. Aku memintanya untuk meninggalkanku sendiri. Kubuka surat itu dan mulai kubaca.
‘Cho Kyuhyun... Perkenalkan aku, Lee Donghae. Aku calon suami Park Min Gi. Pasti kau terkejut membacanya kan? Atau mungkin kau ingin marah setelah tau yang mengirim surat ini adalah calon suami dari yeoja yang kau cintai itu? Tapi jangan gegabah Tuan Cho... Aku hanya ingin memberitahu, pernikahan kami tidak akan pernah terjadi. Kenapa? Kau pasti bertanya-tanya.
Karena Park Min Gi masih sangat mencintaimu. Setiap detiknya hanya kau seorang yang selalu diingatnya, yang selalu dihatinya. Sedangkan aku? Sedikit pun tidak ada ruang untukku. Bagaimana aku bisa menikah dengannya dan melihatnya sangat tersiksa? Aku yakin kau juga pasti tersiksa karena perjodohanku dengan Min Gi. Tapi kau tenang saja, aku sudah ikhlas untuk melepasnya. Aku tidak ingin melihatnya terbaring koma lagi. Itu sungguh menyiksaku karena rasa bersalah yang sangat dalam. Kau baru tau kan keadaannya selama ini?
Aku mohon padamu, kembalilah padanya. Jangan kau lepas lagi cintamu itu. Kau sungguh beruntung memiliki Min Gi dan menikahlah dengannya.
Oh ya, jika kau mencariku kau bisa datang ke hae Corporation. Lee Donghae’
Apa aku harus kembali padanya? Ya Tuhan... Kenapa hidup harus penuh dengan pilihan? Jika aku bersikap egois, apakah aku tidak akan melukai orang lain nanti? Tanpa pikir panjang lagi, aku mengambil kunci mobil dan berjalan keluar kantor.
~skip~
Hae Corporation. Aku berdiri dan menarik nafas lalu membuangnya. Mungkin lebih baik aku bertemu dengan Lee Donghae. Banyak pertanyaan yang memenuhi kepalaku. Aku melangkahkan kaki cepat dan segera saja aku bertanya pada reseptionist di mana keberadaan Lee Donghae.
‘Tok tok tok’
Kuketok pintu ruangannya dan kudengar suara seorang namja dari dalam mempersilahkanku masuk. Segera kubuka dan masuk ke dalam ruangannya.
“Annyeonghaseyo Lee Donghae~ssi. Cho Kyuhyun imnida...” sapaku dengan sikap sedikit angkuh. Kulihat matanya terbelalak kaget saat aku menyebutkan namaku.
“Cho... Kyuhyun...?? Kau... Apa kau mencari Park... Min Gi...??” tanyanya dengan gugup, sepertinya dia masih belum percaya bahwa aku datang menemuinya. Aku tersenyum miring mendengar pertanyaannya tadi.
“Aku bukan mencari keberadaan Park Min Gi. Aku mencarimu. Hanya ingin tau apa maksudmu mengirimkan surat itu padaku? Kau tidak berhak mencampuri urusan pribadiku, Donghae~ssi. Aku sudah melupakan semuanya dan jika kau ingin menikah dengannya, silahkan saja! Tidak perlu kau pedulikan perasaanku! Semua sudah terlambat, Donghae~ssi. Permisi.”
“Belum Kyuhyun~ssi!!” teriaknya hingga aku menghentikan langkahku. “Semua belum terlambat, kau masih bisa memperbaikinya. Jangan bertindak konyol seperti itu! Jika kau salah mengambil keputusan kali ini, aku pastikan kau menyesal seumur hidupmu! Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu, kau masih mencintainya tapi kenapa menutupinya? Kau ingin menjadi seorang pahlawan yang membantu orang lain dengan menyakiti dirimu sendiri, hah?! Bukan seperti itu caranya, Cho Kyuhyun! Jika kau membohongi perasaanmu karena diriku, berarti kau orang terbodoh di dunia ini!” jelasnya.
Aku langsung membuang muka dan pergi meninggalkannya yang sempat kudengar dia mendengus. Pilihan terbaik kali ini, pasti aku tidak akan salah. Mungkin ini memang sudah menjadi garis takdir hidupku yang harus kupilih dari awal.
Author POV
Saat di halaman parkir, Kyuhyun tak sengaja berpapasan dengan Min Gi. Hidup sepertinya memang penuh ketidaksengajaan yang sudah diatur dari Tuhan. Mereka bertatapan satu sama lain. Meresapi kerinduan yang menyerang hati mereka selama ini. Airmata Min Gi mulai jatuh setetes demi setetes, sedangkan Kyuhyun mulai melangkahkan kaki ke arah Min Gi. Pendiriannya untuk melupakan Min Gi runtuh seketika melihat yeoja yang selama ini dia cintai.
‘Ternyata aku memang tidak bisa meninggalkannya. Aku terlalu mencintainya.’ Batinnya.
Kyuhyun langsung merengkuh tubuh mungil Min Gi dalam pelukannya. Tidak dipungkiri, Kyuhyun ingin sekali memeluk yeoja yang sudah lama tidak dilihatnya. Tangis Min Gi semakin menjadi saat dalam pelukan Kyuhun. Mereka berpelukan sangat erat, seakan-akan tidak ingin terpisah lagi. Dari kejauhan, terlihat Donghae sedang memperhatikan pemandangan yang selama ini ditunggu-tunggu olehnya. Dia tersenyum lega, usahanya selama ini tidak sia-sia dan dia berhasil mempersatukan mereka kembali. Walaupun hatinya sakit tapi dia yakin akan bahagia jika sudah waktunya.
~skip~
“Bagaimana kabarmu? Aku dengar kau sempat koma karena sakit?” tanya Kyuhyun, basa basi karena tidak tau apa yang harus dibicarakan. Di taman tak jauh dari perusahaan Donghae, di sinilah mereka berada.
“Hmmm aku memang sempat koma tapi sekarang aku sudah sembuh. Kau sendiri, bagaimana kabarmu?” rasa canggung memang mendominan saat ini. Kyuhyun hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Min Gi. Hanya lebih banyak diam dan lamunan yang mengisi pertemuan mereka kali ini.
“Mianhae... Aku pergi tanpa pamit padamu. Seharusnya aku mengucapkan kata perpisahan saat itu,” kata Kyuhyun memecahkan suasana hening.
“Dan sekarang kau ingin mengucapkan kata perpisahan lagi, Kyu??” tanya Min Gi, cemas jika Kyuhyun akan pergi meninggalkannya lagi.
“Aniyo... Aku... Aku ingin...” jawabnya gugup.
“Apa yang kau inginkan, Kyu?”
“Aku ingin memperbaiki semuanya, Min~ah... Memulai hubungan denganmu dari awal lagi karena aku sungguh tidak bisa menghilangkan rasa cinta ini. Dan kali ini, aku benar-benar tidak akan melepasmu untuk orang lain bahkan jika itu appamu sendiri yang memintanya lagi. Hidupku sangat kacau selama setahun ini. Kau mau menerimaku lagi kan??”
Park Min Gi POV
“Min~ah... Kau ini lama sekali sih! Aku lelah menunggumu. Ppaliwa!!!” teriak Donghae dari luar ruang riasku. Gaun pengantin ini memperlambat langkahku karena sangat berat. Yaaahh hari ini adalah hari pernikahanku dengannya. Aku sangat bahagia sekali.
“Haaassshhh kau ini cerewet sekali! Menungguku selama dua tahun saja bisa, kenapa untuk hari ini kau tidak bisa??” tanyaku yang lebih tepatnya mengejeknya.
“Sudahlah! Aku tidak ingin berdebat denganmu!! Kita bisa terlambat. Kajja!”
Donghae terlihat sangat tampan hari ini. Lebih tampan dari hari biasanya. Tuxedo dan kemeja putih melekat sempurna di tubuhnya yang dipadu dengan celana berwarna senada. Terlihat sempurna sekali.
Aku dan Donghae mulai memasuki altar pernikahan, disambut dengan tepukan meriah dari para tamu undangan. Aku tersenyum melihat appaku yang berdiri di barisan paling depan.
“Cho Kyuhyun, aku serahkan padamu yeoja yang sudah kuanggap dongsaengku sendiri. Kau harus menjaganya baik-baik! Jangan sekali-kali kau menyakitinya lagi! Awas kau jika melanggarnya!” kata Donghae yang terdengar lebih ke sebuah ancaman. Kyuhyun hanya tertawa mendengar ancamannya.
Donghae ingin sekali menggantikan posisi appaku hari ini. Dia memohon pada appa, agar dia yang mengantarku menuju pengantin pria dan appaku menyetujuinya. Kenapa Donghae ingin melakukan hal itu? Alasannya karena ingin menunjukkan pada Kyuhyun bahwa dia sudah bisa melepasku dan tidak ada rasa sakit hati yang Donghae rasakan. Semoga saja dia cepat mendapatkan kebahagiaannya.
Prosesi pernikahanku dengan Kyuhyun berjalan lancar sampai akhir. Walau badanku terasa lelah sekali tapi aku senang. Senyum Kyuhyun juga tidak pernah lepas walau banyak tamu yang datang menghadiri undangan. Akhirnya, saat-saat terpuruk kami terbayar dengan kebahagiaan hari ini.
Mimpi kami akhirnya menjadi kenyataan. Aku yakin pada takdir yang memang sudah digariskan pada hidup masing-masing manusia. Walau harus mengalami kenyataan pahit sekali pun dan kita menyangkal dengan berkata mustahil tapi Tuhan sudah mengaturnya dengan jalan keluar yang terbaik. Seperti perjalanan hidupku ini. Aku bahagia dengan suamiku. Cho Kyuhyun, saranghae...
~END~