home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Love In Cheongdamdong

Love In Cheongdamdong

Share:
Author : Monie47
Published : 29 Jan 2014, Updated : 03 Nov 2014
Cast : Lee Jonghyun CNBLUE, Choi Hyurin (OC)
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |191175 Views |15 Loves
Love In Cheongdamdong
CHAPTER 1 : Part 1

 

Title:
Love in Cheongdamdong [Part 1]

Author:
Monie Akakuro / @Jonghyunaaa

Rating:
Masih PG-13 part ntarnya berubah

Genre:
Romance

Main Cast:
- Lee Jonghyun CNBLUE
- Choi Hyurin (OC)

Other Cast:
- CNBLUE
- FT Island
- CEO FNC Han Sung Ho
- Semua makhluk di FNC Entertainment

Disclaimer:
Bikin FF gara2 nontonin reality show nya FNC yang Cheongdamdong 111 itu~ yang ngeliatin artis2 agensi FNC disana kayak gimana sih kegiatannya.

Note:
FF ini juga aku post di wordpress ku Monie's World Selamat baca! :D

 

 

***

4 tahun sebelumnya.

“Permisiiii! Permiiisiiii!!”

Kaki Hyurin berlari dengan cepat diantara kerumunan orang-orang di stasiun kereta bawah tanah. Dia sedang diburu waktu. Dia tidak boleh datang terlambat. Ini menyangkut kehidupan masa depannya. Jadi dia tidak perduli dengan tatapan kesal orang-orang yang sudah ditubruknya agar ia bisa menyalip jalan ke pintu masuk.

Salah Hyurin juga. Kenapa dia memepetkan waktunya untuk datang ke panggilan kerja. Mematikan jam beker yang sudah distel dan tidur kembali. Stasiun kereta bawah tanah di Seoul pada saat jam kerja di pagi hari begini selalu sangat ramai dan padat oleh orang-orang yang akan berangkat kerja ke kantor mereka. Sama seperti dirinya. Walaupun belum.

Hyurin menempelkan tas nya ke atas sensor pintu masuk stasiun dan langsung terbuka. Agak sedikit berbangga hati ia menjadi warga negara Korea Selatan yang mempunyai peralatan yang serba canggih. Hanya dengan menempelkan tas nya saja sensor pintu masuk ini langsung mendeteksi chips kartu perjalanan kereta Hyurin yang berada di dalam dompet yang ia simpan di kantong depan tas nya. Sangat dibutuhkan oleh orang yang sedang terburu-buru seperti Hyurin sekarang ini. Dan juga untuk mereka yang malas mengambil kartunya didalam tas. Dia kembali berlari lagi agar tidak ketinggalan kereta yang menuju daerah Cheongdamdong.

2 anak tangga sekaligus Hyurin menapaki kakinya menuruni tangga menuju peron. Telinga nya mendengar suara informasi kereta akan tiba 3 menit lagi. Hati Hyurin bersorak lega karena dia tidak akan terlambat sampai di tempat panggilan kerjanya nanti. Hyurin berdiri dibelakang garis putih menunggu kereta yang akan segera tiba sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena dia berlari tanpa henti sejak ia turun dari bus menuju kesini.

Kepala kereta sudah menampakkan wujudnya menuju peron dimana Hyurin sudah menunggu. Tubuh dan mental Hyurin sedang bersiap melawan orang-orang yang akan berdesakan masuk ke dalam kereta. Walaupun tubuhnya kecil tapi Hyurin tidak akan mau kalah dengan kedua pria yang ada disampingnya. Ia memicingkan matanya melirik ke arah pria-pria yang berdiri disamping kiri dan kanannya. Tubuh bapak-bapak disamping kirinya itu sangat besar sekali. Mungkin sekali senggol Hyurin bisa langsung jatuh. Dan pria disamping kanan nya jauh lebih tinggi dari nya. Tapi yang lebih membuat Hyurin khawatir adalah pria itu membawa gitar di punggungnya. Pasti itu akan menghambat pria itu masuk dan akan menghambat ia masuk juga. Lagipula kenapa pria ini membawa gitarnya disaat akan berdesakkan di dalam kereta sih? Kesal Hyurin dalam hati. Kaki Hyurin semakin siap-siap melangkah dan tangannya juga bersiap-siap akan menyikut pria-pria yang ada disampingnya jika keadaan sudah darurat.

“Oh sial!”

Telinga Hyurin mendengar umpatan suara pria disamping kanannya saat pintu kereta sudah terbuka. Ini saatnya! Hyurin semakin siap mempertahankan tubuhnya agar tidak jatuh dari senggolan bapak-bapak besar ini.

Tapi mata Hyurin sempat melirik ke arah pria yang ada disamping kanannya. Pria itu tidak ikut berdesakan dan tidak mendorong-dorong tubuhnya seperti yang dilakukan bapak-bapak besar disamping kirinya ini. Ia melihat pria tersebut sedang kesusahan menarik-narik tas gitarnya yang tersangkut di papan iklan yang menempel di tiang ditempat tadi ia bersandar.

Hyurin tidak mau memperdulikan pria itu. Ia masih terus berusaha mendorong tubuhnya agar bisa masuk kedalam kereta. Namun mulutnya tidak tersinkron dengan hati nularinya saat melihat wajah pria itu benar-benar sangat kesusahan. “Kau bisa tidak?” Akhirnya Hyurin bertanya ke pria itu.

Wajah pria itu menoleh ke arah Hyurin dan menggeleng kuat tanpa menghilangkan ekspresi kesulitan dia menarik-narik tasnya. Keringat diwajah pria itu mulai bercucuran dipelipis dahinya.

Hyurin membuka tasnya mencari sesuatu yang ada didalam. Ia ingat masih membawa gunting bekas dia merajut kemarin. Tanpa berpikir panjang Hyurin menggunting tas gitar pria itu yang tersangkut di papan iklan, memasukkan kembali guntingnya dan menarik tangan pria itu disaat tubuhnya terbawa arus oleh orang-orang yang berebutan masuk kedalam kereta. Akhirnya mereka berdua berhasil masuk kedalam.

Setelah pintu kereta terbuka kaki Hyurin langsung melesat berjalan cepat ke arah luar. Waktunya sudah sangat mepet. Lagi-lagi ia harus menabrak beberapa bahu orang-orang yang sedang berjalan di peron. Ketika ia mengantri di pintu keluar, ia melihat pria yang membawa gitar tadi ada di barisan sampingnya. Hanya berjarak 2 orang didepannya Hyurin bisa melihat robekan yang ada di belakang tas gitar pria itu. Cukup besar juga robekkannya yang ia gunting tadi sehingga lubang gitar yang ada didalam terlihat keluar.

Pelan-pelan Hyurin membuang mukanya kesamping. Tidak kearah pria itu lagi. Ia takut pria tadi mengenalnya karena ia telah merusak tas gitarnya sampai robek seperti itu.

Namun sepertinya pria tadi tidak akan tahu Hyurin ada disamping barisannya. Hyurin melirik lagi. Pria itu sedang sibuk berbicara dengan pria yang ada didepannya. Sama-sama membawa gitar juga di punggungnya. Tapi tas gitar pria itu jauh lebih bagus dari tas yang Hyurin robek tadi.

Saat Hyurin menempelkan tas nya lagi diatas sensor, telinganya menangkap pembicaraan mereka. “Oh! Kenalkan namaku Jung Yonghwa” kata si teman pria yang tas nya di robek oleh Hyurin tadi. Tanpa menoleh lagi Hyurin langsung meluncur berlari keluar ke arah tempat tujuannya di Cheongdamdong.

Mata Hyurin tidak pernah berpaling dari mata pria yang ada didepannya. Dari buku yang Hyurin baca tadi malam, mata kita harus selalu tetap melihat mata si pewawancara. Dan Hyurin sekarang melakukan yang disuruh oleh buku itu.

“Lalu apa yang membuat mu memilih ingin bekerja dengan perusahaan ini? Kau tahu kan perusahaan kita ini bergerak di bidang agensi entertainment, dan terbilang perusahaan ini baru berdiri di Korea”

Hyurin menimbang-nimbang jawaban di otaknya. “Karena aku bisa design grafis dan aku juga lulusan jurusan komputer” ucapnya. Hyurin bingung harus menjawab apa untuk pertanyaan ini. Seketika itu juga Hyurin pasrah dengan nasibnya. Dengan jawaban seperti itu sepertinya pewawancara tidak puas dengan dirinya.

Hyurin diam seribu bahasa. Ia hanya memandangi pria itu melihat-lihat lembaran dokumen lamaran miliknya sambil mengangguk-angguk. “Kau cerdas juga dilihat dari hasil nilai mu..” Kata pewawancara pelan masih melihat dokumen milik Hyurin.

Setelah Hyurin menjawab beberapa pertanyaan lagi dari si pewawancara, akhirnya interview dia selesai juga.
“Baiklah cukup sampai sekian, untuk hasil wawancara ini kau bisa menunggu sekitar 2 minggu kita akan menghubungi mu lagi. Oh iya, tadi kau terlambat 5 menit dari jadwal yang kita janjikan”

Kepala Hyurin semakin tertunduk lesu saat membuka pintu ruangan. Ia mengerutuki dirinya sendiri yang selalu bangun tidak tepat waktu. Dan dia pasrah dengan nasibnya.

***

Sementara itu diwaktu yang sama, di gedung yang sama tapi di ruangan yang berbeda terdapat antrian cukup panjang oleh beberapa orang yang sedang mengikuti audisi.

“Lee Jonghyun-ssi, silahkan…”

Merasa namanya di panggil Jonghyun masuk kedalam ruangan. Dilihatnya ada 3 orang duduk dibalik meja juri. 2 pria dan 1 wanita. Ia membuka tas nya yang robek lalu mengeluarkan gitarnya. Perlahan ia mendekati mereka dan membungkuk memberi salam.

“Lee Jonghyun-ssi..” Kata pria yang di tengah. Jonghyun melihat papan nama ‘Han Sung Ho’ didepannya. “Silahkan tunjukkan bakat apa yang kau punya…”

“Aku akan menyanyikan lagu yang aku ciptakan sendiri” Jawab Jonghyun membungkuk lagi sebelum ia mulai memetikkan gitarnya.

Suara merdu Jonghyun dan keahlian bermain gitarnya membuat 3 juri terpaku. Mereka tidak menghentikan Jonghyun bernyanyi. Mereka mendengarkan lagu Jonghyun sampai selesai.

“Terima kasih..” Jonghyun membungkuk lagi saat dia selesai menunjukkan bakat yang dia miliki.

Ketiga juri itu langsung bertepuk tangan. Terlihat wajah kepuasan dari pria yang bernama Han Sung Ho itu. “Boleh ku tahu apa judul lagunya? Ini benar kau yang menciptakan sendiri?” Tanyanya masih tidak percaya.

“Teardrops in the rain.. Benar itu buatanku” Jawab Jonghyun sambil tersenyum ragu. Sejak tadi jantungnya berdetak sangat kencang sekali. Ia sangat nervous.

Han Sung Ho-ssi tersenyum lebar memandang Jonghyun. “Kau tampan, kau pintar bernyanyi dan bermain gitar, dan kau juga pintar menciptakan lagu!” Ia menoleh kesamping kanan kirinya meminta pendapat. Dan keduanya mengangguk bersemangat. “Oke! Kau kita terima jadi trainee disini, selamat!”

Mulut Jonghyun tersenyum sangat lebar sekali. Ia tidak menyangka akan lulus audisi. Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada sekarang. Ini sangat luar biasa!

Jonghyun membungkuk berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada 3 juri yang masih tersenyum kepadanya sebelum keluar. Ia meraih tas nya lalu keluar ruangan dengan perasaan lega yang luar biasa.

Senyumnya masih mengembang saat ia berjalan di koridor. Ia ingin cepat-cepat memberitahu kabar gembira ini kepada orang tuanya.

“Oh!?”

Jonghyun menghentikan langkahnya dan mulutnya membulat menghilangkan senyumnya saat melihat seorang wanita tertunduk lesu keluar dari sebuah ruangan. Ia sangat mengenali penampilan wanita itu. Ia tidak mungkin lupa dengannya. Wanita yang telah menggunting tas nya sampai robek di stasiun tadi. Ia harus berterima kasih sekarang. Jika wanita itu tidak melakukan tindakannya yang tadi mungkin ia akan terlambat naik ke kereta. Terlambat ikut audisi. Dan ia akan kehilangan impiannya. Wanita ini sudah menjadi penyelamat bagi Lee Jonghyun.

“Hey, tadi terima kasih kau sudah menyelamatkanku!” Kata Jonghyun menepuk bahu wanita itu.

Wanita itu menoleh ke arahnya. Dan Jonghyun sedikit terkejut melihat wajahnya saat menoleh. Muram seperti tidak ada kehidupan. Jonghyun jadi teringat pada salah satu novel terkenal yang pernah ia baca, Harry Potter. Disana diceritakan ada makhluk bernama Dementor yang suka menghisap jiwa pada manusia. Akibatnya hanya raga kosong saja yang tersisa. Dan Jonghyun yakin pasti wanita ini telah dihisap oleh Dementor di ruangan tadi. Jonghyun membaca papan di pintu wanita itu baru saja keluar, ‘Interview Room’. Apakah dia gagal? Pikir Jonghyun.

Wanita itu mendesah panjang dan berbalik memunggungi Jonghyun. Kepalanya masih tetap tertunduk lesu berjalan ke arah pintu keluar. Jonghyun memandang wanita itu menjauh. Sepertinya dia lupa denganku. Atau pikirannya sedang tidak fokus? Jonghyun mengangkat bahu kemudian berjalan keluar gedung ini.

Saat di pintu gerbang Jonghyun dikejuti oleh suara erangan wanita. Jonghyun mencari ke arah sumber suara. Ternyata suara wanita si penyalamat Jonghyun tadi. Jonghyun menghampiri dia yang sedang menginjak-injakan kaki saking kesalnya terhadap sesuatu.

“Kau tidak apa-apa?” Jonghyun bertanya dengan hati-hati kepada wanita itu.

Dia menoleh ke arah Jonghyun sambil menahan tangis. “Aku tidak apa-apa..”

Jonghyun melihat wanita itu sibuk membersihkan cat merah yang mengotori tas ranselnya yang berwarna putih. Tadinya Jonghyun bingung kenapa ada cat merah di tas wanita itu. Tapi ketika Jonghyun mendongak dia mengerti sekarang. Karena Jonghyun melihat bacaan ‘FNC ENTERTAINMENT’ yang menempel di pintu gerbang ada beberapa hurufnya yang berwarna merah menjadi pudar. Sepertinya wanita itu bersandar di huruf-huruf yang baru saja di cat.

Wanita itu menahan isakannya lalu pergi meninggalkan Jonghyun lagi tanpa pamit. Dan lagi-lagi Jonghyun hanya memandangi punggung wanita itu menjauh menyusuri trotoar jalan. Jonghyun mengingatkan kepada hatinya untuk mengucapkan terima kasih lagi jika ia bertemu dengan wanita itu.

***

Bersambung…

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK