“Bagus, kita ke apartementnya nanti malam saja ya, Dania juga belum pulang, tidak enak jika tidak ada dia, mari kita jalan – jalan saja “, kata Marsha di rumah biru
“Ihirrrrr asik , ayok kak , mau kemana kita ?”, tanya Bagus dengan semangat
“Ke duniamu , ambil raketmu “, jawab Marsha singkat
“Duniaku?ASIKKK ”, kata Bagus sambil tertawa
“YA KAK MARSHA MEMANG YANG TERHEBAT !!! “, kata Bagus saat sampai di pusat olahraga di Seoul
“Didepan sana juga ada gor, sepertinya banyak yang bermain bulutangkis di tempat itu “, kata Marsha
“Jinjja unni, wah aku berharap bisa bertemu Lee Youngdae”, kata Bagus sambil memilih beberapa raket
“Omo unni? noona Babo! , gaya bicaramu membuatku terkejut, hahahaha jinjja, kajja , jangan lama – lama , unni ingin istirahat di gor sana , ayooo “, kata Marsha sambil menarik tangan adiknya
“Ahh sebentar to kak, aku belikan raket dulu “, kata Bagus dengan manja
“Kajja kita pulang saja “, kata Marsha singkat.
“Kak, ayolah belikan aku “, pinta Bagus namun Marsha ya jelas mengabaikannya
Lalu mereka menuju sebuah gor yang cukup besar, merekapun masuk ke dalam gor itu.
“Kak, aku tidak ada lawan mainnya, kakak jadi lawan mainku ya, plisss “, pinta Bagus
“Iya mana mana ?”, kata Marsha sambil meminta raket.
“Ah kakak payah sekali, tidak bisa main “, omel Bagus setelah beberapa saat bermain bersama.
“Diam kamu “, kata Marsha dengan nafas tidak beraturan
“Apa aku boleh main ?”, tanya Park Jin Young yang tiba – tiba berdiri di belakang Marsha
“Siapa kamu ?”, tanya Marsha datar
“Aku Park Jin Young “, kata Park Jin Young sambil tersenyum manis
“Oh, silahkan, aku lelah “, kata Marsha lalu memberikan raketnya pada
“Hi nice to meet you “, kata Bagus sambil tersenyum
“Oh hi, aku sering melihatmu “, kata Park Jin Young sambil membalas senyuman Bagus
“Really ? oh gamshahamnida “, kata Bagus sambil menunduk, terlihat Marsha yang tiduran di lantai gor, astaga. Menyedihkan.
Tretttertttretttrett bunyilah ponsel Marsha.
“Ya Luhan oppa “, kata Marsha, Jrpun melirik Marsha
“Oh jadi dia menitipkannya denganmu, okay, nanti malam ya, memangnya EXO sedang tidak ada acara ? Arraseo, anniyo, aku belum dihubungi olehnya, memangnya ada apa dengannya ? oh, iya oppa, aku juga merasa ada yang menganjal, entahlah, perasaanku tidak enak. Oh saat ini aku sedang bersama adikku, dia datang dari Indonesia, hahaha oke, bye “, kata Marsha lalu kembali tiduran di lantai
“Wah kamu cukup hebat “, kata Bagus pada
“Hahaha kamu jauh lebih hebat, tidak salah jika kamu itu altet”, kata
‘‘Tokkio, kamu tahu jika dia itu atlet, oh dia Bagus, adik saya “, kata Marsha sambil mengenalkan adiknya
“Yes, aku melihatnya di tv satelit, dia sangat hebat, mungkin dia akan menjadi atlet hebat sebentar lagi, oh siapa namamu ?”, tanya
“Jinjja, aku bahkan tidak pernah melihatnya bertanding , oh Aku Marsha “,kata Marsha sambil menunduk
“Oh , senang berkenalan dengan kalian, jika ada waktu mari kita bermain bersama lagi Bagus “, kata Jr
“Oh nde hyung. Aku memanggilmu Jinyoung hyung saja ya “, kata Bagus
“Oke tidak masalah, Marsha ssi, tadi sepertinya kamu mengatakan tentang EXO ? kamu mengenalnya?”, tanya Park Jin Young tanpa basa basi
“Oh excuse me, maaf kakakku memang berlebihan dengan boy band EXO, tolong dimaklumi, aku saja sampai angkat tangan, obsesinya itu sungguh menyedihkan“, kata Bagus dengan gaya pasrah
“Terserah “, celoteh Marsha, JPark Jin Youngpun tersenyum
“Lalu siapa kamu ?”, tanya Bagus
“Oh aku hanya warga negara ini , hehehe, apakah boleh aku meminta nomor ponselmu, aku pikir kamu butuh teman bermain disini “, kata Park Jin Youngsambil tersenyum, sangat manis
“Oh oke oke oke , senang bertemu denganmu, mampirlah di tempat kami, kami tinggal di samping gereja yang dekat sungai Han, taukan ?”, kata Marsha
“Oh iya, aku tahu, baiklah, oh aku harus pergi dulu, “, kata Park Jin Young sambil menggunakan Masker
“Setiap melihat orang menggunakan masker, aku selalu berpikir jika dia adalah publik figure”, batin Marsha lalu memasa bodohkannya