Happy Reading^^
ѽѽѽѽѽѽѽѽѽѽѽ
"Berhenti berharap pada orang yang tidak menghargaimu.
Jika dia cukup bodoh untuk meninggalkanmu,
Maka kamu harus cukup pintar untuk melepaskannya!!!"
ѽѽѽѽѽѽѽѽѽѽѽ
…. First sign….
Author POV
“Aissss jinjja, kenapa aku bisa terlambat di hari pertama masuk kuliah. Benar benar memalukan.”
Terlihat seorang yeoja yang sedang menyusuri koridor kampus sambil megetuk-ngetukkan bolpoin ke kepalanya dan merutuki keterlambatannya masuk kuliah di hari pertama. Yeoja itu bernama Park Min Ra. Yeoja blasteran Indonesia-Korea yang memutuskan menetap di Korea untuk melanjutkan pendidikannya, sedangkan kedua orangtuanya tinggal di Indonesia karena bisnis ayahnya yang ada di Indonesia tidak bisa di tinggalkan. Minra sendiri dulu pernah tinggal di Korea selama 10 thn, dan lagi-lagi karena pekerjaan ayahnya mau tidak mau Minra harus meninggalkan negeri tempat kelahirannya –Korea- untuk mengikuti sang Ayah.
Sekarang dia telah kembali lagi ke negeri Kelahirannya, menghirup udara yang sama di saat pertama kali dia melihat dunia. Negara Korea.
Minra terus melakukan aksi gerutuannya –yang di tujukan entah untuk siapa-, tiba-tiba menghentikan langkahnya tepat di depan ruangan yang bertuliskan ‘Music Room'. Minra menyibak rambut yang menutupi telinga sebelah kanannya dan menempelkan telingganya di pintu dan memejamkan matanya untuk menikmati suara dentingan piano yang samar-samar terdengar dari dalam ruangan musik tersebut.
“Wahh…..ini benar-benar indah.” Guman Minra dengan terus meempelkan telinga di depan pintu tersebut.
“Aku jadi penasaran dengan orang yang bisa memainkan musik seindah ini.” Minra merubah posisinya menjadi berdiri dan mengintip dari balik kaca yang terdapat di pintu.
Seakan tersihir dengan apa yang dilihatnya, Minra berdiri mematung mengamati sosok namja yang menekan tuts-tuts piano sambil memejamkan matannya. Seakan-akan namja tersebut menumpahkan seluruh perasaanya kedalam rangkaian nada yang membuat orang lain yang mendengarnya seakan ikut terseret merasakan luka yang di tanggung namja tersebut.
Minra yang sudah benar-benar tersihir dengan pesona namja tersebut, tanpa di sadarinya ternyata namja yang sejak tadi di perhatikannya sudah mengakhiri permainan pianonya dan melangkahkan kaki keluar. Saat namja tersebut membuka pintu, betapa terkejutnya dia saat tiba-tiba terdapat yeoja yang jatuh terjungkal tepat di hapannya.
Namja yang memiliki nama Cho Kyuhyun itu hanya menatap Minra –yeoja yang jatuh terjungkal- dengan pandangan penuh Tanya.
Sedangkan Minra yang merasa kalau dirinya di perhatikan segera berdiri dan segera memperbaiki penampilannya.
“Ohh annyeonghaseyo.” Sapa Minra kikuk sambil membungkukkan badannya.
“Nuguseo?” Tanya Kyuhyun dengan tatapan menyelidik.
“Naneun Park Minra. Saya mahasiswi baru.” Minra memperkenalkan dirinya yang di akhiri dengan membungkukkan badan.
“Apakah kamu sunbae di sini?” Tanya Minra hati-hati karena menyadari tatapan Kyuhyun yang mengintimidasi dirinya, seakan-akan dirinya adalah pencuri yang tertangkap basah.
“Apa yang kamu lakukan di sini?” Tanpa memperdulikan pertanyaan Minra, Kyuhyun melanjutka pertannyaanya.
“Ahhhh itu, tadi aku hanya.. hanya… aku hanya..” Kyuhyun yang mendengar jawaban Minra yang gugup langsung melangkahkan kaki meninggalkan Minra tanpa menunggu gadis itu menyelesaikan ucapannya.
Sedangkan Minra yang melihat Kyuhyun melangkahkan kaki meninggalkan dirinya, memandang punggung Kyuhyun yang semakin menjauh dengan senyum menggembang “Inikah yang di sebut dengan ‘Cinta pada pandangan pertama’.” Guman Minra pelan dengan meletakkan tangan kanannya di dada.
♫♫♫
…Mencoba terlihat olehmu…
Sejak pertemaun pertamanya dengan kyuhyun di depan ruang musik, Minra selalu mengikuti kemanapun kyuhyun pergi, menyelidiki tentang semua hal yang menyangkut kehidupan seorang namja yang telah berhasil memikat hatinya pada pandangan pertama.
Setelah perjuangannya selama 1 bulan mengumpulkan informasi, Minra telah mendapatkan hasil yang memuaskan. Nama namja tersebut adalah Cho Kyuhyun. Namja yang di kenal evil, penggila game dan juga seorang namja yang suka menebarkan senyum di setiap langkahnya.
Tetapi itu sosok diri kyuhyun yang dulu, sebelum kejadian 1 tahun yang lalu. Kejadian yang telah membunuh Kyuhyun yang dulu, dan telah melahirkan Kyuhyun yang sekarang. Kyuhyun yang dingin, kyuhyun yang penyendiri, dan kyuhyun yang tidak mempercayai orang Lain.
“Sunbae….” Teriak Minra saat dari kejahuan melihat kyuhyun yang baru datang ke kampus.
Sedangkan kyuhyun sendiri yang mendengar teriakan yang selalu menemaninya selama satu bulan ini hanya mampu mendengus sebal dan terus malangkahkan kakinya tanpa memperdulikan Minra yang berlari berusaha mengimbangi langkah kakinya.
“Selamat pagi sunbae…” Sapa Minra ramah setelah berhasil menyusul kyuhyun.
“Apa sunbae sudah makan? Bagaimana kalau kita ke kantin dulu. Bukankah jadwal sunbae masih satu jam lagi?” Minra terus berbicara tanpa mempedulikan kyuhyun yang acuh tak acuh dengan kehadirannya.
“Ahh apa sunbae akan ke ruang music lagi? Sunbae, bolehkah hari ini aku ikut masuk? Aku mohon, sekali ini saja sunbae. Bolehya…?” Minra mengosok-gosokkan kedua telapak tangannya dengan wajah memohon, berharap orang di depannya –kyuhyun- mengabulkan permintaanya untuk ikut masuk dan melihat permainan indah Kyuhyun.
Secara tiba-tiba kyuhyun menghentikan langkahnya “Bisakah kau berhenti menganggu hidupku?” Tanya kyuhyun dingin dengan tatapan yang tajam.
“Tidak sunbae. Bukankah aku sudah pernah mengatakan pada sunbae kalau aku akan tetap berada di samping sunbae dan akan mengembalikan senyum sunbae yang telah hilang itu.” Dengan senyum mengembang Minra menjawab pertanyaan kyuhyun.
“Senyum seperti apa yang kamu inginkan? Apa yang seperti ini belum cukup?” kyuhyun memperlihatkan senyum emm atau mungkin lebih cocok di sebut sebuah cengiran yang di paksakan.
“Bukan, yang ingin aku lihat itu adalah senyuman yang tulus. Senyuman yang mewakili rasa bahagia dalam diri sunbae. Seperti ini.” Minra juga ikut menunjukkan senyuman terbaiknya yang mengakibatkan matanya tertutup senpurna atau biasa di sebut eyes smile.
“Terserah apa katamu” Kyuhyun melanjutkan langkah kakinya.
Jujur, sebenarnya dia sudah muak terhadap yeoja yang terus mengekorinya kemanapun dia pergi. Tetapi di sisi lain dia juga sudah lelah membentak, memarahi bahkan sampai pernah mendorong Minra agar berhenti mengikutinnya Tapi mungkin memang dasarnya Minra yang keras kepala, walaupun sudah serinkali mendapatkan perlakuan kasar dari Kyuhyun, ia tidak pernah menyerah bahkan selalu tersenyum saat mendapat perlakuan kasar Kyuhyun.
“Bagaimana? Sunbae kali ini mengizinkanku untuk masuk dan melihat sunbae bermain piano kan?” Sekali lagi, Minra menanyakan pertanyaan yang sama yang belum mendapat jawaban dari kyuhyun.
“Tidak.” Jawab kyuhyun tegas.
“Ayolah sunbae, kali ini saja.” Tanpa menyerah, Minra terus mencoba mendapat ijin kyuhyun untuk masuk dan melihatnya bermain piano.
“TIDAK.” Tegas Kyuhyun sekali lagi dan mempercepat langkah kakinya.
“Sunbae..” Minra memanyunkan bibirnya dan tetap mengikuti langkah kyuhyun.
♫♫♫
…Bolehkah aku Berharap??…
Sudah lebih dari enam bulan Minra terus melakukan aktifitas yang entah sejak kapan menjadi kebiasaan gadis itu. Begitu pula dengan kyuhyun yang mulai terbiasa dengan benalu –sebutan kyuhyun untuk Minra- yang selalu menempel kemanapun langkah kakinya melangkah, dan kyuhyun juga sudah mengijinkan Minra masuk keruang music untuk melihanya bermain piano dan mendengarnya bernyanyi dengan syarat Minra harus berdiri dengan jarak satu meter dari kyuhyun.
Bagaiman perasan kalian seandainya kalian berada di posisi Minra? Apa kalian akan menyerah dan berbalik membenci Kyuhyun karena sudah memperlakukan kalian seperti itu, yang notabenya kalian adalah orang yang sudah 6 bulan selalu berada disisinya dan memberi perhatian lebih padanya?. Aku rasa sebagian dari kalian atau bahkan mungkin semuanya akan menjawab “YA”. Benarkan apa yang aku katakan?
Tapi itu semua tidak berlaku untuk Minra, bahkan hanya mendapatkan perlakuan kyuhyun seperti itu, Minra sudah sangat senang. Menurutnya itu adalah suatu anugrah yang sangat besar.
Dentingan Suara piano mulai terdengar di iringi dengan kyuhyun yang mulai memejamkan matanya dan semakin licah gerakan jari-jemarinya menekan tuts-tuts piano.
♫♫Haengbokhaesseo neowaui shigandeul♫♫
Aku sangat bahagia saat bersamamu
♫♫Amado neoneun himdeureogetji♫♫
Tapi mungkin itu sulit untukmu
♫♫Geureohke bakke♫♫
Tidak ada yang bisa kulakukan
♫♫Hal su eobdeon niga weonmangseureoweo♫♫
Aku harus membiarkanmu pergi
♫♫Wae mal anhaetni anim mothangeoni♫♫
Mengapa kau tak mengatakan apapun? Atau kau tak bisa mengatakannya?
♫♫Jogeumdo nal saenggakhaji anhatni♫♫
Tidakkah kau memikirkanku, walaupun sedikit?
♫♫Johahandamyeo saranghandamyeo ♫♫
Jika kau menyukaiku, jika kau mencintaiku
♫♫Ireohke kkeutnaelgeomyeonseo wae geureonmareul haetni♫♫
Mengapa kau mengatakan kata-kata itu dan mengakhirinya seperti ini?
♫♫Neol miwohaeyaman haneungeoni♫♫
Apakah aku harus membencimu?
♫♫Animyeon naetaseul haeyaman haneungeoni♫♫
Atau aku harus menyalahkan diriku sendiri?
♫♫Shiganeul dollilsuman itdamyeon♫♫
Jika aku bisa memutar waktu
♫♫Dashi yejeoneuro doragago shipeun maeum ppuniya♫♫
Yang kuinginkan hanyalah kembali ke masa itu
♫♫Neol manhi geuriweohalgeotgata♫♫
Aku pasti akan sangat merindukanmu
♫♫Chamayamanhagetji ijhyeojilsu itdeorok♫♫
Tapi aku akan menjalaninya sampai aku melupakanmu
♫♫Dashi saranggateungeo haji anheullae♫♫
Aku tidak ingin mencintai lagi
♫♫Nae majimak sarangeul ♫♫
Aku hanya ingin memberikan cinta terakhirku
♫♫doraseon neoege jugo shipeoseo♫♫
Padamu yang telah meninggalkanku
♫♫Haengbokhagilbarae ♫♫
Aku harap kau bahagia
♫♫Naboda joheunnamja mannagireul♫♫
Aku harap kau bertemu dengan pria yang lebih baik dariku.
(Yesung_Resignation)
“Wahhhh… hebat. itu benar-benar sangat indah sunbae….” MinRa bertepuk tangan dengan hebohnya begitu kyuhyun mengakhiri permainannya.
“Sunbae, bolehkah aku bertanya tentang sesuatu?” lanjut Minra hati-hati.
“Apakah jika aku bilang TIDAK maka kamu akan berhenti untuk bertanya?” jawab Kyuhyun sinis.
Mendengar tanggapan Kyuhyun, Minra hanya memamerkan senyuman polosnya.
“Emm begini, kenapa Sunbae selalu membawakan lagu Yesung – Resignation”
“Jika kamu memang bosan, jangan pernah mengikutiku lagi.” Kyuhyun berdiri dari tempatnya duduk dan mulai beranjak meninggalkan tempat tersebut dan juga meninggalkan Minra.
“Bukan,,, bukan itu maksudku. Hanya saja, hanya saja sunbae ketika membawakan lagu itu selalu meneteskan air mata?” walaupun sempat ragu, akhirnya pertanyaan yang selalu menganjal hati Minra dapat terlontar juga.
Saat mendengar pertanyaan Minra, dengan seketika Kyuhyun menghentikan langkah kakinya dan berbalik menatap Minra tajam.
“Jika kamu masih ingin mendengarkan permainan pianoku, tutup mulutmu dan jangan banyak Tanya.” Jawab Kyuhyun dengan penekanan di setiap katanya.
“Ba..baik sunbae.” Jawab Minra takut.
“Ehh sunbae, jika sunbae menjadi seorang pianis sunbae pasti akan menjadi pianis yang sangat terkenal dan mempunyai banyak penggemar. Permainan piano sunbae benar-benar mengagumkan bahkan sudah setara dengan permainan para pianis professional.” Minra mencoba mencairkan suasana canggung yang tercipta di antara mereka.
“Sudah berapa kali kamu mengatakan hal yang sama setiap kali aku mengakhiri permainan pianoku?” Dalam hati Minra bersyukur, usahanya untuk mengalihkan pembicaraan tadi telah berhasil dengan di tandai kembalinya nada sinis dari suara kyuhyun. Bukan nada dingin dan penuh penekanan seperti tadi.
Inilah salah satu hal yang sangat di sukai Minra setelah sekian lama mengekori kyuhyun. yups, kyuhyun sekarang sudah ‘sedikit’ banyak bicara dengan Minra walaupun nada dingin dan sinis tidak pernah lepas dari setiap kata yang terucap dari bibirnya.
“Tapi memang benar, permainan piano sunbae selalu mengagumkan..” Minra memandang kyuhyun dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya.
“Apa kamu tidak bosan selalu mengikutiku dan mendengarkan permainan pianoku?”
Minra mengelengkan kepala dengan pasti. “Aku tidak akan pernah bosan dengan semua hal yang semua bersangkutan dengan sunbae.”
“Sebegitu cintanyakah kamu denganku?”
Kali ini Minra menganggukkan kepalanya dengan pasti. “Bahkan sangat Cinta.” Lagi-lagi senyuman indah terlukis di bibir Minra.
“Cihh…” dengus Kyuhyun dan mempercepat langkah kakinya meninggalkan Minra yang kerepotan mengimbanggi langkah kyuhyun yang lebar.
“Berhentilah di sana, aku ingin ke kamar mandi.” Lanjut kyuhyun begitu menyadari Minra sedikit berlari dan mengekor di belakangnya.
Minra dengan cepat menghentikan langkahnya dan tampak memikirkan sesuatu. Kyuhyun juga menghentikan langkahnya dan menatap Minra.
“Kau tidak sedang memikirkan cara untuk ikut masuk dan mengikutiku ke toiletkan?” Tanya kyuhyun dengan memincingkan matanya.
Dengan segera Minra mengibaskan tangannya.
“Ahh anni..anniyo.. aku hanya ingin mengatakan pada sunbae kalau aku tidak bisa menunggu sunbae, karena 2 menit lagi aku ada jam kuliah.” Jawab Minra dengan memperhatikan jam yang terdapat di lengan kirinya.
“Ohh baguslah kalau begitu.” Jawab kyuhyun acuh dan melanjutkan langkahnya menuju toilet.
“Baiklah, sampai bertemu lagi sunbae.” Seakan tidak mendengar yang di ucapkan kyuhyun, Minra melambaikan tangan dengan semangat sambil memperhatikan punggung kyuhyun yang semakin menjauh.
“Aku akan mencoba tetap bertahan, Kyuhyun oppa.” Guman Minra lirih dan tersirat kesedihan dan keputus asaan dari sorot matanya. Dan dalam detik berikutnya senyum Minra kembali mengembang indah.
♫♫♫
…Pria Es…
Park Min Ra POV
“Aku akan mencoba tetap bertahan, Kyuhyun oppa.” Gumanku lirih. Sejujurnya aku sudah sangat muak dengan semua sikapnya, aku sangat ingin pergi menjahuinya.
Tapi apa daya, bukankah Cinta itu merupakan titik lemah dari setiap manusia. Orang sejenius apapun akan menjadi bodoh jika sudah berurusan dengan Cinta, orang sekuat dan sekekar apapun akan meneteskan air mata jika Cintanya terluka. Bukankah CINTA memang benar-benar menyiksa.
Aku masih berdiri mematung memandang punggung Kyuhyun oppa yang semakin menjauh. Setelah sekian lama terdiam, lagi-lagi senyuman bodoh ini terukir di bibirku. “Dasar gadis bodoh.” Makiku pada diriku sendiri.
Setelah beberapa saat, tanpa sengaja aku melihat jam yang melingkar indah di pergalangan tanganku, dan dalam hitungan detik aku sudah seperti orang kesetanan yang berlari dan menabrak siapapun yang ada di depanku. Yang terlintas dalam benakku hanyalah “Aku harus cepat sampai kekelas sebelum si Pria Es itu menghukumku karena terlambat mengikuti materi kuliah yang dia berikan.” Ngomong-ngomong soal Pria Es, kalian jangan heran ya jika aku memanggil dosen Bahasa Jermanku dengan panggilan yang bisa di bilang ‘Tidak Sopan’.
Baiklah, sambil menungguku sampai keruang kelas, aku akan bercerita sedikit tentangnya. Sebenarnya aku sudah lama mengenal Pria Es itu, dikarenakan Oppaku tercinta menjalin hubungan ‘Sahabat Karib’ dengannya. Karena ‘Hubungan’ itu pula Jung Soo oppa memaksaku untuk kuliah di sini supaya Sahabat Karibnya itu bisa memantau setiap gerak gerikku dan akan melaporkan semua kesalahanku yang berhasil di tangkap indra penglihatannya kepada Jung Soo oppa. Dan karena itulah Jung Soo oppa mengetahui semua kejadian yang aku alami selama kuliah di sini, termasuk juga tentang aku dan kyuhyun. Bukankah dia Kakak yang menyebalkan?
Dengan nafas ngos-ngosan, akhirnya aku berhasil mencapai pintu kelasku dan sebelum aku sempat mengatur nafasku , aku sudah di suguhkan dengan tatapan Dingin tapi menusuk itu. Siapalagi kalau bukan dari dosenku, Kim KiBum atau mungkin aku lebih sering memanggilnya si Pria Es. Pria yang mempunyai IQ di atas rata-rata, maka tidak mengherankan di usianya yang baru menginjak 28 tahun sudah bisa menyandang gelar Dosen.
“Sekarang apa lagi yang akan menjadi alasanmu Park Minra~Ssi?” Tanya Pria Es itu tajam.
‘Sekarang apa yang harus kulakukan? Aku harus bilang apa? Aisss pria ini benar-benar, setidaknya berilah sedikit rasa kasihannya padaku yang notabennya adalah adik dari sahabatnya sendiri. Sekarang aku harus apa?’ Aku menggaruk tengkukku sendiri mendengar perdebatan yang ada di hatiku.
“Park Minra…” Sekali lagi aku mendengar teriakan yang berasal dari pria es tersebut.
“Emm begini kansanim, tadi saya membaca buku diperpustakaan dan saya lupa tidak melihat jam.” Aku memainkan jari-jari tanganku dan menunduk.
Sekarang hanya satu harapanku, semoga IQ nya yang di atas rata-rata itu di sewakan atau di gadaikan entah kemana sehingga dia tidak akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bisa membuatku mati kutu.
Pria es itu terlihat memincingkan matanya menatapku, aku hanya bisa semakin menundukkan kepala.
“Duduklah.” Serunya dingin yang mampu membuatku mengangga tak percaya.
Apa benar dia Kim Kibum? Pria berhati es yang mempunyai IQ di atas rata-rata itu? Tidak biasannya dia langsung melepaskanku seperti ini.
Setelah menyadari sesuatu, dengan cepat aku langsung menutup mulutku dengan tangan. Apa..apa benar kalau otaknya yang super jenius itu sedang di gadaikan??
“Kau ingin masuk atau tetap ingin berdiri di situ?” pertanyaan yang terlontar dari mulut pria es itu sukses menyadarkanku dari lamunan konyolku. Dengan segera aku membungkukkan sedikit tubuhku untuk memberi salam dan menuju tempat kursi yang masih kosong.
Setelah sekian lama mendengar pria es itu berceloteh di depan menerangkan materi-materinya yang cukup ampuh membuat Minra mati kebosanan, akhirnya telah berakhir. Minra memilih meninggalkan ruang kelasnya dengan cepat, berharap bisa cepat-cepat terbebas dari belenggu tatapan dingin Kibum yang sesekali tertangkap sedang melirikknya.
“Kau tidak akan selamat di rumah.”
Aku menoleh cepat saat mendengar sebuah bisikan yang mungkin di tujukan untukku.
Setelah mengetahui siapa yang berbisik itu, aku sekarang benar-benar yakin kalau kalimat tadi memang di tujukan untukku.
“Aissss… sekarang apa yang akan dia laporkan ke oppaku.” Aku meringis melihat Kibum yang berlalu dengan tenangnya setelah tadi sempat mengancamku. Aku hanya bisa menghentak-hentakkan kakiku untuk melampiaskan semua rasa kesalku pada Kim KiBum.
♫♫♫
…Memendam perasaan…
“Aku benar-benar masih kesal dengan Pria Es itu, apa mengadu semua keburukanku ke Jung Soo oppa itu sudah menjadi hobinya. Kenapa dia tidak pernah sekalipun melaporkan kebaikanku atau mungkin prestasiku ke Jung Soo oppa. Ehh tunggu dulu, memangnya aku punya prestasi apa??” Minra menjeda aksi gerutuannya
“Tapikan tetap saja, aku mempunyai begitu banyak kebaikan.” Lanjut Minra di iringi dengan dengusan sebalnya.
Aku terus menendang batu-batu kecil yang ada di depanku dan tanpa sengaja pandanganku menangkap sosok namja yang selama ini aku puja, Cho Kyuhyun oppa.
Dengan semangat dan senyum mengembang yang terlukis di wajahku, aku langsung berlari mengejar Kyuhyun oppa.
“Sunbae… senbae tunggu aku.” Aku terus meneriakinnya tapi sepertinya dia memang tak ada niat untuk menghentikan langkah kakinya.
“Apa mungkin aku kurang keras?” fiirku sambil terus berlari berusaha mengejar Kyuhyun oppa.
“SUNBAEEE..” Aku menaikkan beberapa oktaf suaraku berharap dapat menghentikan langkah kaki Kyuhyun oppa.
Yupss.. berhasil. Kyuhyun oppa menghentikan langkahnya.
Menyadari hal itu, aku semakin cepat berlari untuk memperpendek jarakku dan jarak Kyuhyun oppa.
“Mau apa lagi kau kesini Hah.??” Kyuhyun oppa dengan cepat memutar tubuhya menghadapku dan melontarkan kata-kata malasnya tepat sebelum 3 langkah aku benar-benar berdiri tepat di hadapan Kyuhyun oppa.
“Begini sun..”
“Kau tau, aku benar-benar bersyukur selama setengah hari aku terlepas darimu. Tapi sekarang kenapa kau malah muncul lagi di hadapanku. Takbisakah kau membuat hidupku tenang dengan menghilangnya dirimu dari jangkauan mataku??” Sela Kyuhyun oppa sebelum aku benar-benar menyelesaikan ucapanku.
‘Oppa, jangan katakana lagi. Kata-kata itu sungguh menyakitiku.’ Teriakku dalam hati, memendam semua rasa sakit yang entah dengan sadar atau tidak telah Ia tancapkan di hatiku yang sudah beberapa kali terkoyak ini.
“Suatu saat nanti oppa, aku berjanji padamu kalau aku akan pergi. Tapi tidak sekarang.” Ohh tuhan, apa benar ini diriku?. Kenapa aku bisa begitu tenang menjawab semua pertanyaanya. Apa mungkin karena terlalu sering di sakiti hingga membuatku sekuat ini?
“Kenapa harus Suatu saat nanti? Kenapa tidak sekarang saja?” Lanjutnya.
‘Ku mohon hentikan sekarang juga oppa. Jangan bicara lagi. Sungguh, itu benar-benar meyakitiku oppa, ITU MENYAKITIKU.’ Aku hanya bisa memejamkan mata mendengar jeritan hatiku sendiri.
“Sudahlah, aku ingin pulang.” Kyuhyun oppa melangkahkan kakinya meninggalkanku lagi menuju sebuah halte bus.
Sebelum menyusul Kyuhyun oppa ke Halte Bus, aku memejamkan mataku sejenak dan menarik nafasku dalam-dalam untuk menetralkan sedikit rasa sakit yang ada di hatiku. Setelah beberapa saat suasana hatiku kembali ‘sedikit’ membaik. Dengan segera aku menampilkan lagi senyum cerahku dan berlari-lari kecil mengimbangi langkah Kyuhyun oppa.
“Sunbae, sebelum pulang kita jalan-jalan dulu ya.” Aku menampilkan wajah memohonku “Aku malas.” Jawab Kyuhyun oppa tak acuh.
“Ayolah sunbae, kali ini saja. Kumohon..” kali ini aku menunjukkan wajah aegyoku yang biasannya sangat ampuh untuk meluluhkan Jung Soo oppa. Jurus kedua yang kulakukan setelah wajah memohonku di tolak mentah-mentah oleh Kyuhyun oppa.
“Tidak.” Jawab kyuhyun oppa masih tenguh dengan pendiriannya.
Baiklah, inilah cara terakhirku. Jika ini masih belum berhasil maka aku akan menyerah.
“Sunbae….” Aku mulai merengek dan menangis seperti anak kecil yang tidak di belika es cream oleh ibunya.
“Tid… yak yak, jangan menangis. Jangan menagis di sini bodoh.”
Aku sangat ingin tertawa puas melihat reaksi Kyuhyun oppa terlihat sangat bingung dan ketakutan karena orang-orang di sekitar kami mulai menatap tajam kearahnya karena dianggap sebagai tersangka utama yang membuatku menangis. Tapi,,, bukankah itu memang benar. ;)
“BERHENTI MENAGIS.” Aku sempat terkejut melihat teriakan Kyuhyun oppa, tapi apa yang aku lakukan? Aku malah semakin keras menasngis dan membuat orang-orang semakin banyak menatap Kyuhyun oppa tajam.
“Oke oke… kita pergi. Kau puas.”
Aku segera menghapus sisa-sisa air mataku dan dengan cepat mengantikannya dengan senyuman. ‘AKU MENANG’ itulah kata yang sangat ingin aku teriakkan ke dunia.
“Ayo kita pergi.” Dengan segera aku berdiri dan menarik Kyuhyun oppa untuk segera beranjak meninggalkan halte dan membawannya menuju sebuah taman yang lumayan ramai.
“Ckckc dasar, Bagaimana aku bisa tertipu dengan air mata buayamu itu.” Ku denganr dumalan Kyuhyun oppa. Aku hanya bisa menahan senyum dan berpura-pura tidak mendengar ocehannya.
“Oppa, kita dududk di sana.” Aku menarik tangan Kyuhyun oppa dan membawanya untuk duduk di salah satu kursi taman yang masih kosong.
“Lalu kita hanya akan berdiam diri selama berjam-jam di sini?? Hanya untuk ini kau sampai menangis di depan orang banyak dan membuat mereka semua seakan ingin menelanku hidup-hidup.” Tanya kyuhyun oppa dengan pandangan tak percaya. Aku hanya bisa tersenyum semanis mungkin.
“Kau… kau benar-benar yeo-…” sebelum Kyuhyun oppa melanjutkan acara protesnya, aku sgera bangkin dari tempat dudukku dan menghampiri anak kecil yang sedang bermain bola sendirian.
“Yakk, yeoja bodoh. Kau mau kemana? Hei aku bicara denganmu.”
Aku masih bisa mendengar protes Kyuhyun oppa tapi aku tetap memilih bermain dengan anak kecil ini.
♫♫♫
TBC