Wanita menyimpan cinta pertamanya di masa lalu, sedangkan pria menyimpan cinta pertamanya di dalam hati. – Princess Hours
*2007*
“Donghae-ya ireona! Kita harus bangun pagi untuk latihan.”
“Lima menit lagi hyung. Lima menit.”
“Ini sudah lima menit ketiga yang kau minta. Palli! Kita akan terlambat.”
Donghae bangkit dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Ia menyikat giginya dengan mata yang masih tertutup. Membasuh mukanya untuk menghilangkan kantuk. Dia baru tidur dua jam, dan sekarang dia harus pergi lagi untuk berlatih.
“Apa kau akan kembali ke dorm lagi hyung?” Tanya Donghae pada seorang namja yang tengah duduk membereskan tasnya.
“Ani, aku ada siaran radio hari ini bersama Hyuk. Kau ada jadwal lain?” Namja yang di panggil itu menjawab sambil mngecek kembali jadwalnya.
“Aku sedang tak ada jadwal apapun hari ini, aku akan kembali ke dorm.”
***
Di dalam dorm yang tidak terlalu besar itu, hanya tersisa dua orang namja. Donghae barusaja datang dari berlatih dance dan tidak menyadari ada seorang namja lain yang berada di dalam dorm.
“Ya! Kyuhyun-ah, kau mengagetkanku!.”
“Ah jeongseonghamnida hyung, aku tak tahu bahwa kau ada disana.”
“Ku pikir hanya aku sendiri yang sedang tak ada jadwal hari ini, kau juga?”
“Ne, aku juga.”
“Jika kau mau tidur, gunakanlah tempat tidurku, kau berlatih sangat keras tadi. Jangan tidur di tenda hingga mengagetkanku seperti itu lagi.”
Kyuhyun hanya mengangguk mendengarkan apa yang dikatakan oleh Donghae. Bagi Kyuhyun, Donghae seperti malaikat. Ketika hampir semua anggota lain menolak kehadirannya, Donghae lah yang menerimanya dengan baik.
***
Donghae baru saja selesai mandi setelah berlatih dance sendiri di dorm. Ia selalu berlatih dimana saja. Ini adalah bulan yang cukup sibuk bagi Donghae. Ia adalah anggota Super Junior. Mereka akan melakukan comeback bulan depan, jadi berlatih adalah hal yang paling sering ia lakukan sekarang.
Disamping menjadi anggota boygrup, anggota lain juga telah memiliki kesibukan masing-masing. Donghae disiapkan untuk menjadi seorang aktor, dia bukan orang yang cukup banyak bicara untuk menjadi mc.
Donghae memasuki ruang tengah, Ryeowook dan Hangeng baru saja datang. Ini masih terlalu sore untuk makan malam. Donghae memutuskan untuk menonton tivi. Drama.
“Ini drama baru?” Tanya namja bernama Hangeng yang langsung mengambil tempat disamping Donghae.
“Mollayo, aku belum pernah menonton drama ini.” Jawab Donghae.
Donghae sedang sibuk dengan ponselnya ketika ia menyadari ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
“Ya, waeyo? Kenapa kau terlihat terkejut seperti itu?” Hangeng yang merasa heran dengan tingkah Donghae bertanya.
“Gadis itu.”
“Nuguya? Gadis yang ada dalam drama itu?”
“Nde, dia...”
“Wae? Kau mengenalnya? Tapi sepertinya dia aktris baru.”
“Apa judul drama ini? Ah, tak bisakah kau mencatatnya?”
The Return of Iljimae
Donghae tak bisa terlelap. Ia masih terpikirkan oleh seorang gadis yang ada dalam drama tadi. “Mungkinkah dia?” tanya Donghae dalam hati.
*2009*
Super junior hampir saja menyelesaikan promosi untuk lagu mereka. Mereka akan tampil disebuah acara musik hari ini.
“Ya, Donghae-ya! Apa kau sudah bertemu dengan girlgrup rookie dari YG?”
“Belum, wae?”
“Mwoya.. Mereka bahkan telah melakukan promosi bersama Bigbang sebelum mereka resmi debut, dan belum tahu?”
“Aku hanya belum sempat melihatnya.”
“Kau harus menonton penampilan mereka. Hampir semua orang membicarakan tentang girlgrup rookie itu. Mereka benar-benar memiliki karisma yang sangat kuat.”
Awalnya memang Donghae tak terlalu tertarik dengan girlgrup baru itu. Tapi mendengar apa yang di katakan Eunhyuk barusan, membuatnya penasaran untuk melihat penampilan mereka.
Betapa terkejutnya Donghae ketika menonton penampilan dari girlgrup bernama 2NE1 itu. Matanya tak berkedip. Salah satu anggotanya adalah gadis yang ada dalam drama tahun lalu.
Donghae mencoba mencari tahu tentang girlgrup baru itu. Ia datang ke backstage dan mencari ruang ganti 2NE1. Tapi tak semudah itu. Meski adalah seorang idola juga, ia tak bisa seenaknya masuk ke ruang ganti grup lain.
“Kau barusaja melihat mereka dan kau tiba-tiba saja ingin bertemu dengan mereka? Kau ini kenapa Donghae-ya? Kau pasti juga sudah tersihir oleh mereka kan? Mengaku saja. Aku juga begitu.”
“Sepertinya aku mengenal salah satu anggotanya Hyuk.”
“Jinjjayo? Yang mana? Apa dia teman lamamu? Tapi yang aku tahu kebanyakan dari mereka dulunya sempat tinggal di luar negeri.”
“Park Sandara. Gadis yang paling mungil itu. Dia sunbae ku di sekolah menengah dulu. Aku mengenalinya.”
“Mwo, sunbae? Dia lebih tua darimu? Ku pikir dia adalah maknae.”
“Dia masih tak berubah. Masih secantik dulu. Dia telah kembali.”
***
Donghae masih belum bisa menyadari apakah Sandara sunbaenya di sekolah menengah dulu adalah cinta pertamanya. Yang ia tahu hanyalah, hatinya masih bergetar ketika melihat gadis itu. Rasanya masih sama seperti sembilan tahun yang lalu.
Kecantikan alami memang tak akan pernah pudar. Donghae masih ingat benar bagaimana ia dulu diam-diam melihat gadis itu. Ia masih menunggunya. Donghae tak pernah melupakan janjinya.
Donghae datang pada Yunho hanya untuk memastikan, apakah mata dan hatinya tidak salah. Benarkah gadis itu adalah gadis yang dulu ia sukai.
“Sandara Park.”
“Kau benar, dia Dara teman sekelasku dulu. Aku tak menyangka sekembalinya dari Filipina dia akan menjadi seorang idola juga. Dia tidak berubah.”
“Ne, dia masih secantik dulu.”
“Kau masih menyukainya? Apa kau datang kemari hanya untuk memastikan? Ah, kau benar-benar masih menyukainya bahkan setelah hampir sembilan tahun berlalu?”
“Hyung, kecilkan suaramu! Jangan membuatku malu.”
“Haha, aniyo, aku hanya tak percaya bahwa kau benar-benar menunggunya.”
***
Hal yang paling sulit dilakukan Donghae adalah untuk mengakui perasaannya. Dia masih menyukai cinta pertamanya. Sembilan tahun bukanlah waktu yang singkat. “Haruskah aku menunggu lagi?” Tanya Donghae dalam hati.
Tak sulit bagi Donghae untuk mendapatkan nomor ponsel Dara. Yang paling sulit adalah untuk mengumpulkan keberanian untuk menghubunginya. “Dia pasti sudah melupakanku.” Batin Donghae.
Donghae bimbang karena Sandara barusaja debut. Ia tak mau mengganggu konsentrasinya walau hanya untuk sekedar mengirim pesan.
“Kau sudah menghubunginya?” Tanya Leeteuk yang tiba-tiba berbisik dari jok belakang tepat di telinga Donghae.
“Aissh.. hyung! Kau mengejutkanku!”
“Ya, aku hanya bertanya! Aku sudah susah payah membantumu untuk mencari nomor ponselnya.”
“Jangan khawatir, aku akan menghubunginya, tapi nanti hyung.”
“Kau selalu saja begitu. Terserah kau saja.”
***
Jangankan untuk menghubunginya, untuk menatap matanya secara langsung saja aku masih belum bisa. Tatapan mata itu. Dia yang selalu bisa membuat hati ini bergetar. Aku bahkan tak menyangka setelah lebih dari sepuluh tahun, perasaan itu masih sama. Tak berubah. Apa mungkin dia benar cinta pertamaku.
***
“Park Sandara”
“Dara sunbaenim”
“Apakah kau mengingatku?”
“Aku Super Junior Donghae”
“Benar ini Super Junior Donghae”
“Ah, Donghae sunbaenim ada apa?”
“Ani, aku hanya ingin memastikan apa ini benar nomor ponsel 2NE1 Sandara.”
“Ini benar nomor ponselku, darimana kau mendapatkannya?”
“Ini terasa aneh, tapi apa kau benar-benar tak mengenaliku?”
“Tentu saja aku mengenalimu. Bukankah kita beberapa kali bertemu disebuah acara musik.”
“Bukan itu maksud ku, tapi, ah sudahlah. Maaf jika aku mengganggu waktumu.”
“Tentu tidak sama sekali.”
***
“Chaerin-ah, apa kau mengenal member Super Junior?” Dara barusaja keluar dari kamarnya. Dengan ponsel yang masih di tangannya.
“Hanya beberapa, tapi tak terlalu akrab. Waeyo?” Jawab gadis yang di panggil Chaerin yang tengah asyik dengan ponselnya juga.
“Aniyo, salah satu dari mereka mengirim pesan padaku.”
“Nuguya? Shindong? Atau Heechul?”
“Donghae. Dia memanggilku sunbaenim. Dia juga bertanya apa aku benar-benar tidak mengenalinya.”
“Bukankah sejak pertama kali kau debut di Korea, banyak idola pria yang mengirimu pesan singkat sepeti itu? Mereka hanya ingin berkenalan denganmu Unnie, biarkan saja.”
“Ne, kau benar.”
Tapi tetap saja, dalam hati Dara ada sesuatu yang aneh. Teringat sesuatu? Ia masih tak bisa mengingatnya. Dia baru kembali ke Korea tiga tahun. Chaerin benar, bukan sekali Dara mendapat pesan singkat seperti itu. Mengaku salah satu idola K-Pop juga. Pernah juga ada yang mengaku bahwa sebagai mantan pacar Dara.
***
“Kau menghubunginya?”
“Ne, dia melupakanku.”
“Lalu kau menyerah? Suatu hari nanti dia juga pasti akan ingat.”
Donghae masih memendam perasaan yang begitu besar. Setidaknya ia merasa lega karena ia telah berani menghubungi Dara, walau hanya melalui pesan singkat.
Menjadi seorang idola tak selalu menyenangkan. Kau tak bisa leluasa melakukan apa yang kau inginkan. Banyak mata dan telingah yang mengikutimu. Donghae memang mendapat izin untuk berkencan, tapi dengan syarat, publik tak boleh mengetahui hubungannya. Itu sama saja bagi Donghae. Apa artinya berkencan jika harus diam-diam.
***
“Yunho? U-know DBSK? Dia teman sekelas kita dulu?” Dara sedang makan bersama teman gadisnya di sebuah restoran Jepang yang berada di sekitar Gangnam. Tapi mereka tak hanya berdua, ada dua orang lelaki dan seorang wanita lainnya yang juga duduk makan bersama mereka.
“Nde. Kau pasti sudah lupa. Tapi kurasa dulu kita cukup akrab dengannya.” Jawab gadis berambut hitam itu.
“Hanbyul-ah, apakah Dara dulu adalah murid yang populer di sekolah?” Sekarang pria yang duduk di samping Dara ikut bertanya.
“Ya, Seungri-ya! Panggil dia noona, kau lebih muda!” Seorang pria yang duduk disamping Hanbyul sedikit geram karena Seungri memanggil kekasihnya tak sopan.
“Aissh.. Kau diam saja hyung. Dia belum menjawab pertanyaanku.”
“Kami selalu bersama dulu. Aku dan Dara bukanlah murid yang terlalu populer, tapi tak sedikit pula yang menyukai kami dulu.” Jawab gadis bernama Hanbyul itu.
“Jijjayo? Kau cukup percaya diri untuk mengatakan itu Park Han Byul.” Seorang wanita berambut kecoklatan terkekeh mendengar pernyataan Hanbyul barusan.
“Tapi memang itu kenyataannya! Dan kalian tahu, dulu ada seorang hoobae kami disekolah yang sangat menyukai Dara. Dia sering diam-diam mengikuti Dara, mengirim pesan, dan menunggu diluar rumah Dara.” Ujar Park Hanbyul.
“Hoobae? Apakah dia sejenis sasaeng fans?” Seungri menghentikan makannya dan bertanya.
“Aku tak tahu karena aku tak memperhatikannya. Dia memang sering mengirim pesan singkat padaku tapi aku tak pernah menjawabnya.” Jawab Dara yang juga kemudian meletakkan sumpitnya.
“Lalu benarkah dia menunggu di depan rumahmu?” Sekarang giliran pria yang duduk disamping Park Han Byul itu yang bertanya.
“Ku dengar seperti itu, aku tak mengeceknya. Saat itu adalah musim dingin, salju turun cukup lebat, aku sedang mengemasi barang-barangku dan bersiap untuk pergi ke Filipina. Dia mengirimi pesan tapi ku pikir itu hanya gurauan.” Kenang Dara.
“Bagaimana kau tahu kalau dia benar-benar menunggumu di luar?” Lanjut Seungri.
“Kerabatku yang mengatakan bahwa ada seorang namja kecil menunggu di luar rumahku. Saat aku mengetahui itu aku sangat menyesal karena aku tak menemuinya. Aku juga tak sempat meminta maaf karena aku harus segera berangkat. Aku sangat menyesal, harusnya aku meminta maaf untuk itu.”
“Semua sudah terjadi, kau tak akan bisa memutar waktu kembali.” Ujar wanita berambut kecoklatan itu menepuk punggung Dara ringan.
“Aku sempat bertemu dengan Yunho dan mengobrol singkat. Yang mengejutkan adalah Yunho mengatakan bahwa namja yang dulu menyukai Dara itu sekarang telah tumbuh menjadi seorang pria dewasa yang menawan.” Ucap Hanbyul sambil memasukan potongan sushi kecil kedalam mulutnya.
“Nuguya?”
“Super Junior Donghae!”
“Mworago.. Su-super Junior Donghae adalah Lee Dong Hae kecil itu?” Dara tak bisa menunjukan raut muka terkejutnya. Hanbyul menjawab dengan anggukan mantap. Seungri dan namja yang lain itu ikut histeris.
Dara teringat dengan pesan singkat yang ia dapatkan dari seorang yang mengaku Donghae itu. Pantas saja Donghae memanggil Dara dengan sebutan Sunbaenim dan mengatakan apa Dara mengingatnya.
Dara terdiam dan larut dalam pikirannya. Ia tak pernah menyangka bahwa namja kecil yang pantang menyerah dulu itu adalah Super Junior Donghae. Perasaan menyesal itu kembali menyelimuti hatinya. Dara tak tahu harus berbuat apa.
***