Dibalik pintu itu, Wooyoung masih memperhatikan seorang yeoja yg sedang bermain piano di ruang musik sekolahnya.
Wooyoung menyukai saat yeoja memainkan piano. Wooyoung menyukai saat yeoja itu memejamkan mata, meresapi setiap alunan nada yg ditekannya. Ahh tidak....Wooyoung memang menyukai yeoja itu.
Wajah yeoja itu selalu memaksa sepasang mata Wooyoung untuk terus menerus menatap wajahnya. Bahkan, sampai yeoja itu menyelesaikan permainan pianonya, Wooyoung masih terpaku menatap yeoja itu.
Akhirnya, Wooyoung tersadar saat yeoja itu beranjak dari kursinya, hendak pergi.
“Baek Yerin...” panggil Wooyoung. Yeoja bernama Baek Yerin itu menoleh.
“Kau....mau pulang?”
“Ya.. Kenapa?” tanyanya sambil menyisip minuman kotak. Apa itu? Ah, Heavenly Blush yogurt. Wooyoung tersenyum melihat minuman kesukaannya yang selalu diminum setelah latihan.
“Ini sudah malam, sebaiknya aku mengantarmu pulang.”
“Ahhh..tidak usah, Wooyoung-ahh. Aku tidak ingin merepotkanmu.”
“Tidak...ini sama sekali tidak merepotkanku. Kajja!”
“Tapi.....”
Wooyoung malah memasang tampang memohonnya, membuat Baek Yerin tertawa kecil.
“Ya..baiklaah....”
Wooyoung tersenyum dan langsung menarik tangan Baek Yerin menuju mobilnya.
* * * * * *
Wooyoung masih sibuk menekan tuts piano. Mencari nada yg pas untuk menciptakan lagu baru.
Sebenarnya ia nyaris frustasi. Sudah dua jam duduk didepan piano, dan mencoba menciptakan sebuah lagu, namun ia belum menemukan nada yg pas. Padahal pertunjukkan musik tahunan di sekolahnya tinggal dua hari lagi. Wooyoung mengacak acak rambutnya.
“Wooyoungie...”
Wooyoung menoleh ke arah sumber suara. Dan saat ia menoleh, Baek Yerin sudah berada tepat dibelakangnya dan tersenyum.
“Kau sedang apa? Sedang menciptakan sebuah lagu baru kah?”
Baek Yerin duduk disebelah Wooyoung, membuat dada Wooyoung berdesir. Ada perasaan hangat yg menyelimuti dirinya.
“Yaa aku sedang membuat lagu baru, namun..aku belum juga mendapatkan nada yg sesuai..”
Yerin mengangguk mengerti. Ia juga pernah berada di posisi Wooyoung saat dirinya sedang membuat sebuah lagu.
“Ahh..aku tahu. Coba kau pejamkan matamu.”
“Mwo??”
“Ayoo cepat pejamkan matamu..”
Walau tak mengerti dgn maksud Yerin, Wooyoung mengikutinya.
Saat Wooyoung memejamkan mata, Baek Yerin memegang jemari Wooyoung, menuntunnya untuk menekan tuts piano. Wooyoung hanya mengikutinya.
“Sekarang...coba kau bayangkan sesuatu yg sangat berharga dalam hidupmu. Dan biarkan jemarimu ini bergerak dgn sendirinya.”
Yerin melepas tangan Wooyoung, membiarkan tangan itu bergerak dengan sendirinya.
Masih dengan memejamkan mata, Wooyoung mulai membayangkan sesuatu yg sangat berharga dalam hidupnya.
Wajah itu.....
Senyum itu....
Yeoja itu...
dan bahkan minuman yogurt yang selalu dipegangnya....
Seiring dengan imajinasi Wooyoung yg berputar indah dipikirannya, jemarinya pun menari indah diatas tuts piano. Menemukan nada-nadanya.
Melihat Wooyoung tenggelam dalam dunianya sendiri, membuat Yerin tersenyum. Karena ia dapat merasakan apa yg Wooyoung rasakan.
* * * * * *
Tepuk tangan penonton bergemuruh saat Wooyoung menyelesaikan lagu pertamanya pada pertunjukkan musik tahunan, malam ini.
Kini ia siap untuk memainkan lagu kedua. Lagu ini.... Lagu yg baru saja ia ciptakan dua hari lalu.
Intro lagu mulai terdengar.
(Only Girl - Jang Wooyoung)
Wooyoung memainkan lagu ini dengan penuh penghayatan, membuat penonton yg menyaksikannya juga ikut larut dalam alunan musiknya.
Tak terkecuali seorang yeoja yg juga ikut menyaksikan penampilan Wooyoung di salah satu kursi penonton.
Baek Yerin memejamkan matanya, menikmati setiap nada yg dimainkan Wooyoung.
Di sela permainan pianonya, Wooyoung teringat ucapan Baek Yerin.
“Bayangkan sesuatu yg sangat berharga di dalam hidupmu...”
Dan seketika bayangan itu muncul dipikirannya.
Wajah itu...
Senyum itu...
Yeoja itu...
Yaa...yeoja itulah yang menginspirasinya. Dan yeoja itulah sesuatu yg sangat berharga dalam hidupnya.
Lagu kedua pun berakhir diiringi dengan tepuk tangan yg lebih meriah dari penonton.
Wooyoung berdiri dan membungkuk, memberi tanda penghormatan.
“Terima kasih, untuk semua perhatiannya....
Wooyoung berdiri, dan matanya mencari seseorang yg paling ingin dilihatnya. Dan saat matanya menemukan sosok yg dicarinya, ia kembali bicara.
“Malam ini, aku hanya ingin mengucapkan sesuatu untuk seseorang yg telah menginspirasiku dalam membuat lagu ini....”
Baek Yerin menahan nafasnya. Jantungnya berdebar kencang. Apalagi kini Wooyoung sedang melihat kearahnya dari atas panggung. Jangan-jangan dirinyalah yang...
“Baek Yerin... You”re my inspiration… And you”re my only girl. Would you be my girlfriend?”
Baek Yerin tak bisa menahan senyumnya dan ia hampir saja menangis, merasa sangat terharu dengan perlakuan Wooyoung.
Dan saat melihat Baek Yerin tersenyum, Wooyoung juga ikut tersenyum lebar.
“Baek Yerin-ahh... Aku hanya untuk kamu...”
* * * END * * *
Tentang Penulis:
Namaku adalah Ismi Chairani. Aku lahir di Jakarta, 4 Maret 1996. Aku adalah seorang Hottest. Twitter: @ismomos